Anda di halaman 1dari 16

ILMU KESEHATAN KERJA

PENGERTIAN KESEHATAN KERJA


 Pengertian Kesehatan Kerja menurut joint ILO/WHO
Committee 1995 ialah penyelenggaraan dan pemeliharaan
derajat setinggi-tingginya dari kesehatan fisik, mental dan
sosial tenaga kerja di semua pekerjaan, pencegahan
gangguan kesehatan tenaga kerja yang disebabkan kondisi
kerjanya, perlindungan tenaga kerja terhadap resiko faktor-
faktor yang mengganggu kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan tenaga kerja di lingkungan kerja sesuai
kemampuan fisik dan psikologisnya, dan sebagai
kesimpulan ialah penyesuaian pekerjaan kepada manusia
dan manusia kepada pekerjaannya
Ruang Lingkup Kesehatan Kerja

 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja


 Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja
 Pelaksanan P3K (petugas, kotak P3K dan Isi
Kotak P3K)
 Pelaksanaan Gizi Kerja
 Pelaksanaan Pemeriksaan Syarat-Syarat
Ergonomi.
 Pelaksanaan Pelaporan (Pelayanan Kesehatan
Kerja, Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dan Penyakit Akibat Kerja)
Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja

 Sarana dan Prasarana.


 Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga
kerja, dokter Perusahaan dan paramedis
Perusahaan).
 Organisasi (pimpinan Unit Pelayanan
Kesehatan Kerja, pengesahan penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja).
Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja.
 Awal (Sebelum Tenaga Kerja diterima untuk
melakukan pekerjaan).
 Berkala (sekali dalam setahun atau lebih).
 Khusus (secara khusus terhadap tenaga kerja
tertentu berdasarkan tingkat resiko yang
diterima).
 Purna Bakti (dilakukan tiga bulan sebelum
memasuki masa pensiun)
Pelaksanaan Gizi Kerja
 Kantin (50-200 tenga kerja wajib menyediakan
ruang makan, lebih dari 200 tenaga kerja wajib
menyediakan kantin Perusahaan).
 Katering pengelola makanan bagi Tenaga
Kerja.
 Pemeriksaan gizi dan makanan bagi Tenaga
Kerja.
 Pengelola dan Petugas Katering
Pelaksanaan Pemeriksaan Syarat-Syarat
Ergonomi.
 Prinsip Ergonomi:
• Antropometri dan sikap tubuh dalam bekerja.
• Efisiensi Kerja.
• Organisasi Kerja dan Desain Tempat Kerja
• Faktor Manusia dalam Ergonomi.
 Beban Kerja :
• Mengangkat dan Mengangkut.
• Kelelahan.
• Pengendalian Lingkungan Kerja.
TUJUAN KESEHATAN KERJA
 Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental
dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis
pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja
yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi
pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan
pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan
dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas
merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
hakikat kesehatan kerja mencakup dua hal,
yakni:
Pertama : sebagai alat untuk mencapai derajat
kesehatan yang setinggi- tingginya.
Kedua : sebagai alat untuk meningkatkan
produksi, yang berlandaskan kepada
meningkatnya efisiensi dan produktifitas.
tujuan utama kesehatan kerja 
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan
kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.
 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
 Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.
 Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan
serta kenikmatan kerja.
 Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya
pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
 Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang
mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
POKOK-POKOK PIKIRAN DAN
PEMBATASAN DALAM ILMU
KESEHATAN KERJA
Agar tenaga kerja dalam keserasian sebaik
baiknya sehingga terjamin keadaan kesehatan
dan produktivitas kerja setinggi-tingginya
maka perlu ada keseimbangan yang
menguntungkan dari factor yaitu:
• beban kerja
• beban tambahan akibat lingkungan kerja
• kapasitas kerja
Beban kerja

 Setiap pekerjaan merupakan beban


bagi pelakunya. Beban dimaksud baik
fisik, mental atau social.
 Hiperkes membantu mengurangi
beban kerja dengan modifikasi cara
kerja atau perencanaan mesin serta
alat kerja
Beban kerja fisik
Beban tambahan akibat lingkungan kerja
 factor fisik meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban,
cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, dan
tekanan udara.
 factor kimia meliputi gas, uap, debu, kabut, “fume”, asap,
awan, cairan dan benda-benda padat
 factor biologi baik dari golongan tumbuhan atau hewan
 factor fisiologi seperti konstruksi mesin, sikap dan cara
kerja
 factor mental psikologi yaitu suasana kerja, hubungan
diantara pekerja atau dengan pengusaha, pemilihan kerja
dll
kapasitas kerja

 kemampuan kerja seorang tenaga


kerja berbeda dari satu kepada yang
lainnya dan sangat tergantung kepada
keterampilan, keserasian, keadaan
gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran-
ukuran tubuh
kapasitas kerja
 Semakin tinggi keterampilan kerja yang dimiliki, semakin
efisien badan dan jiwa bekerja sehingga beban kerja menjadi
relative sedikit
 kesegaran jasmani dan rohani adalah penunjang penting
produktivitas seseorang dalam kerjanya.
 Tingkat gizi adalah factor penentu derajat produktivitas
kerjanya.
 Perbedaan jenis kelamin berhubungan dengan kemampuan
fisiknya, kekuatan kerja otot.
 Proses menjadi tua disertai kurangnya kemampuan kerja oleh
karena perubahan pada alat-alat tubuh
 Ukuran tubuh, statis atau dinamis harus digunakan pedoman
pembuatan ukuran-ukuran mesin dan alat-alat kerja sehingga
dicapai efisiensi dan produktivitas kerja semaksimal mungkin

Anda mungkin juga menyukai