Anda di halaman 1dari 27

Kelompok 4

1. Adhellia Sekar Nirwana


2. Benedicta Tiara Nindiakristi
3. Fatimah Az Zahra Putri
4. Unga Nur Amalia
01 Identifikasi masalah & inventarisasi jenis-jenis
TTU/TFU
Identifikasi
04 Alternatif solusi
Masalah
STTU 02 Kegiatan pemeriksaan dan
pengawasan
Penyusunan
05 instrument

Inventarisasi, focus
03 permasalahan
06
Penyusunan proposal
praktek lapangan
Identifikasi
Masalah TTU/ TFU
1. Penyediaan air (Water Supply) : Pengawasan kualitas air sesuai
dengan persyaratan. Jumlah kuantitas air yang cukup.
2. Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia
(wastesdisposal sawage, refuse, dan excreta) : Tempat
penampungan sampah sesuai dengan persyaratan, jumlah yang
cukup dan mudah terjangkau. Terdapat Saluran Pengolahan Air
Limbah (SPAL)
3. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation) :
Pencegahan kontaminasi dan keracunan makanan, kebersihan
makanan, penyimpanan makanan, dan kebiasaan penjamah
makanan
4. Perumahan dan kontruksi bangunan (Housing and Contruction)
Lokasi dan konstruksi bangunan, ventilasi udara, pencahayaan
ruang
Identifikasi
Masalah TTU/ TFU

5. Perumahan dan kontruksi bangunan (Housing and Contruction) :


Lokasi dan konstruksi bangunan, ventilasi udara, pencahayaan ruang
6. Pengawasan vektor (Vector Control) : Terbebas dari serangga
pembawa penyakit dan rodentia
7. Pengawasan pencemaran fisik (Physical Pollution) : Pengamanan
sumber pencemaran dan jangkauan cemaran
Kegiatan Pemeriksaan dan
Pengawasan
Kegiatan pemeriksaan yaitu kegiatan melihat dan
menyaksikan secara langsung di tempat serta menilai
tentang keadaan atau tindakan yang dilakukan serta
memberikan petunjuk atau saran - saran perbaikan.
Pemeriksaan dilakukan terhadap faktor lingkungan dan
perlengkapan/peralatan dari TTU dari segi persyaratan dan
kebersihannya, misalnya : lingkungan pekarangan,
bangunan, persediaan air bersih, cara pembuangan
sampah dan air kotor, perlengkapan WC dan urinoir, dan
sebagainya. Dalam kegiatan ini pem eriksa juga
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada
pemilik/pengelola dan pengguna yang melakukan kegiatan
pada TTU, meliputi cara -cara pencegahan penyakit,
kebersihan, kebiasaan dan cara kerja yang baik dan lain
sebagainya. Kegiatan pengawasan yaitu pengamatan
secara terus menerus perkembangan kegiatan di TTU dan
tindakan serta usaha tindak lanjut dari hasil pemeriksaan.

.
Inventarisasi

Inventaris merupakan daftar


yang memuat semua barang milik
perusahaan, institusi, kantor, atau
pabrik yang dipakai dalam
melaksanakan tugas tertentu. Ada
pula istilah inventarisasi yang berarti
penyusunan daftar barang secara
sistematis dan teratur berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Inventarisasi dilakukan dalam
usaha penyempurnaan pengurusan
dan pengawasan yang efektif
terhadap sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh perusahaan.

Contoh inventarisasi
Tiga jenis kegiatan yang harus dilakukan

Pertama, pencatatan
sarana dan prasarana
sekolah dalam buku-
buku sarana dan Ketiga, pelaporan sarana
prasarana. dan prasarana Manajerial ‐
KKKS Page kepada pihak-
pihak yang selayaknya
Add Text
menerima laporan
Simple PowerPoint
Presentation pemerintah, pemberi
sumbangan, stake holder
sekolah, dan sebagainya.
Kedua, pemberian kode
coding terhadap
prasarana dan sarana
yang selesei dicatat
dalam buku- buku
sarana dan prasarana.
Fokus permasalahan sanitasi
yang terjadi di sekolah dasar
Air Bersih - Sekolah memiliki jumlah ketersediaan air yang ckup
disetiap unit jamban dan sarana cuci tangan. Idealnya
ketersediaan air adalah 10 liter/orang/hari.
- Tersedia tempat air dalam jamban untuk menampung air
bersih dan mudah dibersihkan supaya tidak menjadi
tembat berkembangbiaknya jentik nyamuk atau
vector/hewan pembawa penyakit lainnya,atau dapat
menggunakan pancuran/kran khususnya untuk
menampung air hujan.
- Secara kualitas fisik, air tidak berbwarna, tidak berbau dan
tidak berasa serta tidak mengandung racundan logam
berat. Jika air tidak memenuhi syarat maka gunakan alat
filtrasi atau penyaking untuk menyaring air.
- Air mudah dijangkau dan didapat oleh semua warga
sekolah pada saat kegiatan sekolah berlangsung.
Jarak sumber air dari IPAL atau tangka septic minimal 10
meter.
Penyediaan jamban mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
dengan rasio jamban dengan peserta didik laki-laki minimal 1;60
2. jamban sementara rasio jamban dengan peserta didik perempuan adalah 1:50.
Setiap penambahan ruangan kelas baru idealnya disertai dengan
penambahan jamban. Jika sekolah memiliki sumber daya untuk
menyediakan jamban dapat mengacu pada permenkes No. 1429 Tahun
2006 dengan rasio 1:40 untuk peserta didik laki-laki dan 1;25 untuk
peserta didik perempuan.
Standar:
- luas minimum satu unit jamban disarankan sebesar 2 meter persegi
- jamban peserta didik perempuan dan laki-laki harus dipisah
- aktivitas pengguna jamban tidak mudah terlihat dan terdengar dari luar.
- Jamban dilengkapi dengan pintu bermutu baik dan dapat dikunci dan
dibuka untuk keamanan dan keselamatan pengguna jamban.
- Lokasi jamban tidak jauh dan dapat dipantau dengan mudah.
- Jamban harus dalam keadaan bersih sebelum dan setelah digunakan
- Menjaga kebersihan jamban dengan mengatur jadwal piket, baik
peserta didik maupun guru dan staf sekolah lainnya.
- Ruangan jamban mempunyai pencahayaan yang memadai dan ventilasi untuk
pertukaran udara. Apabila tidak ada listrik, Sebagian atap jamban dapat
menggunakan fiberglass atau plastic kaca di atas sehingga jamban tidak gelap.
- Tersedianya air bersih, sabun, tempat sampah tertutup, cermin, gantungan
baju, tempat cuci tangan, wadah penampung air dan gayung disetiap unit
jamban, terutama di jamban perempuan.
- Sekolah memastikan jamban dapat diakses peserta didik berkebutuhan khusus,
apabila sekolah menerima peserta didik penyandang disabilitas, sebgaaimana
diatur dalam permendiknas no. 70 tahun 2009 tentang pendiidikan inklusif bagi
peserta didik yang memiliki kelainan dan potensi kecerdasan dan atau bakat
istimewa.
- Limbah cair dari jamban tidak langsung dibuang ke lingkungan sekolah, namun
diolah terlebih dahulu melalui instalasi pembuangan air limbah atau tangka
septic
- Kontruksi bangunan sesuai dengan ukuran kemiringan untuk menghindari air
menggenang dan material kontruksi dipilih yang berkualitas.
3. CTPS (CUCI TANGAN PAKAI SABUN)
STANDAR
- Satu unit fasilitas CTPS disetiap depan
kelas
- Satu unit fasilitas CTPS untuk ruang guru
- Fasilitas CTPS berjarak 10 langkah dari
jamban
- Satu unit fasilitas CTPS didekat kantin
- Sekolah dapat menyediakan fasilitas CTPS
berkelompok dengan rasio 1 fasilitas untuk
2 ruang kelas (1fasilitas minimal 10 titik air)
- Air bekas CTPS ditambung di resapan air.
4. Pengolahan air limbah
Standar
- Tangka septic adalah suatu kolam atau bak bersekat
sehingga terbagi-bagi dalam beberapa ruang. Biasanya
tangka septic berada dibawah tanah disekitar jamban.
Tangka septic harus memenuhi ketentuan SNI 03-2398-
2002.
- dilakukan penyedotan rutin pada tangki septik dengan
menggunakan jasa sedot tinja
apabila tidak bisa mengakses jasa sedot tinja, sekolah
dapat bekerja sama dengan Dinas Cipta Karya dan Dinas
Lingkungan hidup untuk mencari alternatif teknologi
tangka septic atau IPAL
- jika memungkinkan, sekolah membangun IPAL untuk
mengolah black dan grey water
- pembangunan unit sekolah baru (USB) harus
memastikan sarana prasarana termasuk air limbah.
5. Proses pengolahan sampah
menurut uu no 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,
sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan manusia dan atau
proses alam yang berbentuk padat. Karena sifat, konsentrasi
dan volumenya, diperlukan pengelolaan khusus.
Standar
- tersedianya tempat sampah terpilah dan tertutup disetiap
ruangan dan tempat umum lainnya (halaman sekolah, kantin
dll)
- sampah tertutup dijamban khusus perempuan untuk
membuang pembalut bekas pakai.
- Sampah harus dipilah sebeum diangkut . sampah dipilah
kedalam sampah organic dan anorganik. Sampah organic
dapat dijakikan komposter sementara sampah anorganik
diolah secara komprehensif.
- Disetiap ruang kelas harus terdapat tempat sampah
- Disekolah tersedia tempat pembuangan sampah sementara
(TPS)
- sekolah perlu bekerjasama dengan dinas atau mitra terkait
untuk pengangkutan dan pengelolaan sampah
1. lokasi
a. lokasi bangunan sekolah harus berada di dalam
rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota
b. tidak terletak pada daerah rawan bencana. Bekas
kmk no 1429 TPA sampah dan bekas lokasi pertambangan
tentang pedoman c. jauh dari gangguan atau jariangan listrik tegangan
tinggi, dengan radius minimal 0,5 km.
penyelenggaraan
kesling di 2. konstruksi bangunan
d. atap dan talang
lingkungan sekolah  atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi
tempat perindukan tikus.
 Kemiringan atap harus cukup sehingga tidak
mudah bocor dan tidak memungkinkan terjadinya
genangan air pada atap dan langit-langit
 Atap yang mempunyai ketinggian lebih dari 10m
harus dilengkapi dengan penangkal petir.
 Talang air tidak bocor fan tidak menjadi tempat
perindukan nyamuk.
b. Langit-langit
 Langit-langit harus kuat berwarna terang dan mudah dibersihkan
 Kerangka langit-langit yang terbuat dari kayu harus anti rayap
 Langit-langit yang terbuat dari anyaman bambu tidak boleh dicat dengan kapur tohor
 Langit-langit tingginya minimal 3m dari permukaan lantai, khusus untuk smp ke atas tinggi
langit-langit 3,25m
kmk no 1429
c. Dinding
tentang  Permukaan dinding harus bersig, tidak lembab dan berwarna terang.
pedoman  Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan
penyelenggara kedap air
 Dinding yang terbuat dari tembok tidak mudah retak
an kesling di
 Dinding yang terbuat dari kayu atau anyaman bambu harus rapar dan tidak boleh dicat
lingkungan dengan larutan kapur tohor
sekolah  Warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang
d. Lantai
 Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan tidak retak, tidak
licin dan mudah dibersihkan.
 Pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus/melengkung agar mudah
dibersihkan
 Lantai yang selalu kontak dengan air harus memiliki kemiringan yang cukup kearah saluran
pembuangan air limbah
 Warna lantai harus terang
3. Ruang bangunan
Setiap sekolah harus memiliki beberapa ruang kelas, ruang
bimbingan konseling, ruang UKS, ruang laboratorium,
kmk no 1429 kantin/warung sekolah, toilet, ruang ibadah dan Gudang.
a. Ruang kelas
tentang pedoman  Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 meter persegi/murid
penyelenggaraan  Jarak papan tulis dengan meja siswa paling depan minimal 2,5
meter dan jarak papan tulis dengan meja siswa paling belakang
kesling di maksimal 9m
lingkungan sekolah  Lantai didepan papan tulis ditinggikan 40 cm dari lantai sekitar
 Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir di
depan ruang kelas, minimal 1 tempat cucitangan untuk 2 kelas
 Tingkat kebisingan tidak melebihi 35-45 Db(A)
b. Ruang bimbingan dan konseling untuk SMP/SMK
Harus terpisah denga ruang lainnya
c. Ruang UKS
 Ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air
bersih dan mengalir
 Luas minimal 27 meter persegi
e. Tangga
 Setiap bangunan bertingkat, harus mempunyai tangga yang juga berfungsi sebagai tanga
penyelamat.
kmk no 1429  Lebar anak tangga minimal 30 cm
 Tinggi anak tangga maksimal 20cm
tentang  Pegangan tangan di tangga harus ada untuk keamanan
pedoman  Lebar tangga/luas tangga kurang lebih dari atau sama denga 150 cm.
penyelenggara f. Pintu
an kesling di Terdiri dari dua daun pintu dengan arah bukaan keluar dan mempunyai ukuran sesuai
ketentuan yang berlaku. Antara du akelas harus ada pintu yang berdekatan dengan pintu
lingkungan keluar, untuk memungkinkan cepat keluarnya siswa yang duduk paling belakang.
sekolah g. Jendela
Dapat dibuka dan ditutup dengan arah bukaan keluar. Untuk ruang tertentu seperti: ruang
laboratorium, ruang computer, ruang media, ruang perpustakaan diberi besi pengaman.
h. Pembuangan air hujan
Diresapkan kedalam tanah atau disalurkan ke saluran umum/ sungai
d. Ruang laboratorium
 Tersedia tempat cuci peralatan laboratorium yang dilengkapi
dengan air bersih yang mengalir
 Utnuk laboratorium kimia harus dilengkapi lemari asam dan
kmk no 1429 shower/pancuran air dengan kualitas dan kuantitas air yang cukup
tentang pedoman  Kepadatan ruang laboratorium minimal 4 meter persegi/murid

penyelenggaraan
e. kantin/warung sekolah
kesling di
• Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang
lingkungan sekolah mengalir
• Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung
sekolah
• Tersedia tempat untuk menyimpan bahan makanan
• Tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang
tertutup
• Tersedia tempat untuk menyimpan peralatan makan dan minum
• Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20m dengan TPS.
Program pemerintah untuk meningkatkan sanitasi sekolah
dasar
1. Program sanitasi sekolah harus masuk ke dalam RKAS (Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah) antara lain dengan mengalokasikan dana bantuan operasional
Sekolah (BOS) maupun alternatif sumber pendanaan lain untuk memastikan
terselenggaranya sanitasi sekolah secara berkelanjutan
2. Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) termasuk komponen penting, terkait
dengan rendahnya sarana sanitasi yang layak disekolah, minimnya akses informasi
mengenai cara mengelola kebersihan menstruasi secara baik dan benar, dan
terbatasnya pengetahuan guru tentang MKM. Perilaku hidup bersih dan sehat menjadi
bagian penting dalam mendukung Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
3. Program Trias UKS (Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan
Lingkungan Sekolah Sehat. Memiliki peran yang strategis untuk mengembangkan
budaya perilaku hidup bersih dan sehat kepada peserta didik. Melalui program ini, setiap
sekolah didorong untuk melaksanakan pemenuhan 3 komponen sanitasi yaitu prasarana
sanitasi, managemen berbasis sanitasi, PHBS dan managemen sanitasi.
Alternatif solusi
Penyediaan air bersih
Jika air bersih tidak mencupi di suatu sekolah apalagi tidak tersedia, tentu warga
sekolah bisa terserang penyakit karena tangan siswa akan kotor ketika memakan
sesuatu, atau jika siswa punya hajat BAB/BAK tentu tidak akan di siram, andai itu
terjadi tentu saja aromanya akan mengganggu kosentrasi siswa yang sedang
belajar apalagi WCnya itu dekat dengan ruang kelas.
Untuk mendapatkan air bersih bisa dengan cara memasukan air PDAM kesekolah
jika tersedia, jika tidak tersedia bisa dengan menggali sumur. Untuk
pengelolaannya supaya air tersedia dan mencukupi setiap harinya bisa menunjuk
petugas khusus dan juga tentunya dengan melibatkan seluruh siswa. 
.
Alternatif solusi
Ketersediaan wc yang mencukupi sesuai rasio siswa. Selain WC siswa juga
difasilitasi dengan tempat berwudhuk yang memadai dan juga bersih, serta tempat
ibadah yang mencukupi bagi seluruh warga sekolah. Disamping ketersediaan WC
mencukupi bagi seluruh warga sekolah, kebersihannyapun juga menjadi hal yang
sangat penting, agar semua siswa nyaman menggunakannya. Untuk itu sekolah
seharusnya juga melibatkan siswa dalam menjaga kebersihannya, dengan cara
membuat daftar piket WC dan tempat berudhuk setiap harinya, yang tugasnya
memastikan WC dan tempat berwudhuk dalam keadaan bersih pada waktu
mereka piket.
.
Alternatif solusi
Sampah
Tempat sampah yang terpisah bisa memudahkan pengelolaannya. Ada banyak hal
yang dapat dilakukan untuk pengelolaan sampah tersebut diantaranya : kalau
sampahnya berupa sisa makanan bisa di masukkan ke biofori. Gunanya untuk
merangsang hadirnya cacing dan membuat tanah subur. Sampah yang berupa
daun-daunan dapat di buat pupuk kompos yang bisa di manfaatkan sekolah untuk
pupuk tanaman yang ada di sekolah. Jika komposnya banyak maka bisa dijual
dan mendapatkan uang, uang tersebut dapat digunakan untuk kepentingan
bersama. Kalau sampah yang bisa di daur ulang, maka bisa  di jadikan sebuah
karya yang berguna dan juga dapat dijual untuk menghasilkan uang
.

Drainase
Drainase harus selalu kering dan bebas dari genangan air, supaya tidak bersarang
nyamuk, yang akan menjadi sumber penyakit, maka air hujan juga di alirkan ke
tempat yang tertutup. Minsalnya dengan membuat sumur resapan. Sumur
resapan juga bisa dimanfaatkan airnya, untuk persediaan air bagi tanaman yang
ada disekelilingnya ketika musim kemarau.
.
Alternatif solusi
Kantin
Kelengkapan alat kebersihan, ketersediaan tempat sampah yang terpisah dan
tertutup, ketersediaan alat suci piring yang musti menggunakan air bersih dan
mengalir serta ketersediaan air cuci tangan dan lap tangan. Menu makanan juga
harus menjadi perhatian, makanan yang tersedia di kantin sekolah harus ber gizi,
tidak memakai bahan berbahaya dan pewarna makanan yang terlarang. Makanan
harus terbungkus dan tertutup.  Disamping itu petugas kantinpun harus
berpakaian bersih dan rapi memakai tutup kepala dan cilemek
.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai