berlangsung dengan sopan dan teratur.” SIAPAKAH JETHRO? aka. Rehuel (Kel. 2:18) Mertua Musa Penternak Domba Imam di Midian (Kel. 18:1) Pemimpin di Midian (SRN 290.2) PATRIARCH OF MANAGEMENT JETHRO MANAGEMENT Keluaran 18 Sejarah Para Nabi I, hal 350 Kisah Para Rasul, hal 77 & 78 Sukses Memimpin, hal 107 FUNGSI UTAMA MANAJEMEN adalah mempersatukan dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. 5 FUNGSI MANAJEMEN PLANNING (PERENCANAAN) Proses menetapkan tujuan dan tindakan yang tepat untuk dicapai, dan kemudian membuat strategi apa yang digunakan, tindakan apa yang harus diambil, dan memutuskan sumber daya apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Menetapkan Tujuan & Sasaran Membuat Strategi dan Action Plan ORGANIZING (PENGORGANISASIAN) Proses menyatukan sumber daya fisik, keuangan dan manusia, serta mengembangkan hubungan produktif di antara mereka untuk pencapaian tujuan organisasi. Membentuk departemen-departemen Membuat struktur organisasi pembagian tugas Pendelegasian - pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab Mengkoordinasi STAFFING (PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN)
Proses merekrut dan menyeleksi
karyawan yang tepat untuk mengisi posisi di dalam struktur organisasi. Perencanaan manpower Diklat Remunerasi Promosi & Transfer DIRECTING (MENGARAHKAN/MENGATUR)
Proses yang berhubungan langsung
dengan mempengaruhi, membimbing, mengawasi, memotivasi bawahan untuk pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan Supervisi/pengawasan Motivasi Komunikasi CONTROLLING (PENGENDALIAN) Proses mengukur pencapaian terhadap standar dan mengoreksi jika ada penyimpangan, untuk memastikan tercapainya tujuan organisasi. Pembuatan standar Evaluasi Tindakan korektif ASAS PENDELEGASIAN • Kepercayaan • Keseimbangan • Target Sasaran Wewenang & Tanggung Jawab • Fungsi & Tugas • Efisiensi • Tingkat Wewenang • Kemutlakan • Pembagian Kerja Tanggung JAwab • Kesatuan Komando HKIM-HAKIM 21:25
Pada zaman itu tidak ada raja
di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Sementara Yitro tinggal di tenda-tenda itu, ia melihat bagaimana beratnya beban yang ada di pundak Musa. Untuk mempertahankan tata tertib dan disiplin di antara orang banyak yang jumlahnya besar, yang bodoh dan tidak terlatih itu, sungguh merupakan satu tugas yang berat. Ellen G. White – Sejarah Para Nabi 1, 351.1 Musa adalah pemimpin dan pemerintah yang mereka akui, dan bukan saja untuk kepentingan umum dan mengurus orang banyak itu, tetapi segala permasalahan yang timbul di antara mereka juga dihadapkan kepada Musa. Ellen G. White – Sejarah Para Nabi 1, 351.1 Musa telah membiarkan hal ini berlangsung, karena itu memberikan kepadanya satu kesempatan untuk memberi mengajar mereka; sebagaimana yang dia katakan, “Aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah.” Ellen G. White – Sejarah Para Nabi 1, 351.1 Tetapi Yitro menentang hal ini, dengan berkata, “Pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.” “Engkau akan menjadi sangat lelah,” Ellen G. White – Sejarah Para Nabi 1, 351.1 dan ia menasihati Musa untuk mengangkat orang-orang yang layak sebagai pemimpin atas seribu orang; dan yang lain sebagai pemimpin atas seratus orang, dan yang lain atas sepuluh orang. Ellen G. White – Sejarah Para Nabi 1, 351.1 Mereka haruslah “orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang- orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap.” Ellen G. White – Sejarah Para Nabi 1, 351.1 Mereka inilah yang akan menjadi hakim atas perkara yang kecil-kecil, sementara perkara-perkara yang paling sulit dan penting harus dibawa kepada Musa, yang berhubungan dengan orang banyak, kata Yitro, “kau hadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah”; Ellen G. White – Sejarah Para Nabi 1, 351.1 “kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan- keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani dan pekerjaan yang harus dilakukan.” Ellen G. White – Sejarah Para Nabi 1, 351.1 Nasihat ini diterima, dan ini bukan hanya memberikan keringanan kepada Musa, tetapi telah menyerahkan terciptanya satu tata tertib yang lebih sempurna di antara bangsa itu. Ellen G. White – Sejarah Para Nabi 1, 351.1 Tuhan telah menghormati Musa dan telah mengadakan perbuatan-perbuatan yang ajaib oleh tangan-Nya; tetapi kenyataan bahwa ia telah dipilih untuk memberi petunjuk kepada orang lain, tidaklah menjadikan dia untuk mengambil kesimpulan bahwa ia sendiri tidak memerlukan petunjuk. Ellen G. White – Sejarah Para Nabi 1, 351.2 Pemimpin Israel yang terpilih ini mendengarkan dengan gembira kepada usul-usul imam yang beribadat yang berasal dari Midian itu, dan telah melaksanakan rencana tersebut sebagai cara pengaturan yang bijaksana. Ellen G. White – Sejarah Para Nabi 1, 351.2 …Yitro, imam dan juga pemimpin di Midian, yang juga seorang penyembah Allah.
Ellen G. White – Sejarah Para Nabi 1, 290.2
Kemudian, bila memilih tujuh puluh tua-tua untuk mengambil bagian dengan dia dalam tanggung jawab kepemimpinan, Musa berhati-hati memilih pembantu- pembantunya, orang-orang yang mempunyai martabat, pertimbangan yang sehat, dan pengalaman. Dalam perintahnya kepada tua-tua ini pada waktu mereka diurapi, ia mempelajari beberapa kecakapan yang cocok untuk menjadi pemimpin yang bijaksana dalam perkumpulan. Ellen G. White – Kisah Para Rasul, 78.3 Tanggung jawab yang penuh khidmat terletak ke atas mereka yang dipanggil untuk bertindak sebagai pemimpin-pemimpin dalam jemaat Allah di dunia. Pada zaman teokrasi, ketika Musa mencoba sendiri membawa beban-beban yang begitu berat sehingga tidak lama kemudian ia lelah, ia diberi nasihat oleh Yitro untuk merencanakan pembagian tanggung jawab yang bijaksana. Ellen G. White – Kisah Para Rasul, 77.2 Yitro mengusulkan kepada Musa, “tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya. Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya.” Ellen G. White – Kisah Para Rasul, 77.2 Membagi Tanggung Jawab– Saya merasa agak gelisah terhadap engkau. Saya bermimpi engkau menceritakan pada saya beberapa kesusahanmu, lalu saya berkata, Saudaraku, jika engkau memiliki roh sama seperti yang dimiliki Musa, maka engkau akan memiliki pekerja-pekerja yang baik bersamamu. Ketika Musa memikul banyak beban, Tuhan memunculkan Yitro sebagai seorang penasihat dan penolong… Ellen G. White – Sukses Memimpin, 107.1 Membagi Tanggung Jawab– Nasihat diterima dan beban- beban yang selama ini dipikulnya dibagi-bagi dengan orang lain, dan tujuan dua kali lipat tercapai; Musa menjadi lega dan ia beroleh kesempatan lebih baik untuk kehidupannya, dan orang-orang belajar memikul tanggung jawab untuk melayakkan mereka melakukan pekerjaan dalam jabatan kepercayaan, sehingga Israel tidak akan belajar berharap dan percaya pada satu orang dan merasa bahwa tidak ada orang yang dapat melakukan sesuatu bagi mereka kecuali datang kepada satu orang itu… Ellen G. White – Sukses Memimpin, 107.1 Membagi Tanggung Jawab– Sekarang saya tahu, memang sukar melepaskan beberapa tanggung jawab dan memberi orang lain kesempatan memegang semua keuntungan dan nasihat dari pengetahuanmu untuk menolong mereka. Kecuali ini dilakukan, mereka akan lama sekali harus memikul beban berat tanpa instruksi dan nasihat yang sekarang menjadi hak istimewa untuk mereka miliki. Ellen G. White – Sukses Memimpin, 107.1 Ketika Musa mengeluh di hadapan Tuhan tentang beban dan beban yang bertambah berat yang menimpanya, Tuhan membagi beban itu dan menempatkannya pada tujuh puluh orang, bukan satu. Ellen G. White – 4LtMs, Lt64. 1886, pt4)