Anda di halaman 1dari 11

FISIKA MODERN

“RELATIVITAS KHUSUS”

Disusun oleh ; Selvia (21033041)

Dosen Pengampu : Drs.Hufri, M.Si,


RELATIVITAS KHUSUS
A. Transformasi Galileo
Teori relativitas berhubungan dengan kejadian-kejadian yang diamati dari kerangka
acuan inersial, yaitu kerangka acuan di mana hukum I Newton (hukum inersia)
berlaku.
Hukum I Newton menyatakan bahwa jika pada suatu benda tidak bekerja gaya
resultan (gaya resultan = 0), maka benda akan selamanya diam atau selamanya
bergerak dengan kecepatan konstan pada garis lurus.
Jadi, kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka acuan yang berada dalam
keadaan diam atau bergerak terhadap kerangkn acuan lainnya dengan kecepatan
konstan pada suatu garis lurus.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Galileo dan Newton mengemukakan tentang apa yang sekarang kita sebagai
prinsip relativitas Newton, yaitu hukum – hukum mekanika berlaku sama pada
semua kerangka acuan inersial.
B. Postulat Teori Relativitas Khusus

Pada tahun 1905 Einstein mengemukakan Teori Relativitas Khusus dengan dua postulat yang menjadi
dasar pengembangan Teori Relativitas Umum.
 Postulat I
Hukum-hukum fisik dapat dinyatakan dengan persamaan yang berbentuk sama, dalam semua kerangka
acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap yang lain, artinya bentuk persamaan dalam
fisika selalu tetap meskipun diamati dari keadaan yang bergerak.
 Postulat II
Kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak tergantung dari gerak
pengamat. Artinya laju cahaya tetap c = 3 108 m/s walaupun diamati oleh pengamat yang diam maupun
oleh pengamat yang sedang bergerak, dan tidak ada benda yang kelajuannya = laju cahay
Dilatasi Waktu
Akibat penting postulat Einstein dan transformasi Lorentz adalah bahwa selang waktu antara dua
kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka acuan selalu lebih singkat daripada
selang waktu antara kejadian sama yang diukur dalam kerangka acuan lain yang kejadiannya terjadi
pada tempat yang berbeda.
Pada dua kejadian yang terjadi di x0' pada waktu t1' dan t2' dalam kerangka S ', kita dapat
menentukan waktu t1 dan t2 untuk kejadian ini dalam kerangka S dari persamaan (9). Kita peroleh ;

t2 - t1 = γ (t2' – t1')
Waktu di antara kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka acuan disebut waktu patut.
Dalam hal ini, selang waktu Δtp = t2' – t1' yang diukur dalam kerangka S' adalah waktu patut. Selang waktu Δt yang diukur
dalam kerangka sembarang lainnya selalu lebih lama dari waktu patut. Pemekaran waktu ini disebut dilatasi waktu, yang
besarnya:
Δt = γ.Δtp
Contoh Soal :
Sebelum melakukan perjalanan ke ruang antariksa, seorang astronaut memiliki laju detak jantung terukur 80
detak/menit. Ketika astronaut mengangkasa dengan kecepatan 0,8 c terhadap Bumi, berapakah laju detak jantung astronaut
tersebut menurut pengamat di Bumi?
Penyelesaian:
Kecepatan astronaut terhadap Bumi: v = 0,8 c v/c = 0,8 γ dapat ditentukan dengan persamaan:

Waktu patut, Δtp adalah selang waktu detak jantung astronaut yang terukur di Bumi. Jadi, Δtp = 1 menit/80 detak.
Kontraksi panjang
Kontraksi panjang adalah penyusutan panjang suatu benda akibat gerak relatif
pengamat atau benda yang bergerak mendekati cepat rambat cahaya. Penyusutan
panjang yang terjadi merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan
pemekaran waktu. Panjang benda yang diukur dalam kerangka acuan di mana
bendanya berada dalam keadaan diam disebut panjang patut (panjang benda menurut
pengamat), l.

Gambar 2. Kontraksi panjang.


Kontraksi panjang
Kontraksi panjang
Untuk menentukan panjang tongkat di kerangka S, didefinisikan bahwa l= x2 – x1.
Berdasarkan invers dari persamaan (18) akan diperoleh:
' = γ ( – v) dan ' = γ ( – v)
Kontraksi panjang
Kontraksi panjang adalah penyusutan panjang suatu benda akibat gerak relatif
pengamat atau benda yang bergerak mendekati cepat rambat cahaya. Penyusutan
panjang yang terjadi merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan
pemekaran waktu. Panjang benda yang diukur dalam kerangka acuan di mana
bendanya berada dalam keadaan diam disebut panjang patut (panjang benda menurut
pengamat), l.

Gambar 2. Kontraksi panjang.


. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Thank You
You
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Thank
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Anda mungkin juga menyukai