Anda di halaman 1dari 26

PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI BESI

PADA REMAJA PUTRI

PUSKESMAS JAYAMEKAR
TAHUN 2019
I. PENGERTIAN ANEMIA
Suatu kondisi rendahnya kadar Hb dibandingkan
dengan kadar normal, yang menunjukkan
kurangnya jumlah sel darah merah yang
bersirkulasi. Akibatnya jumlah oksigen yang
diangkut ke jaringan tubuh berkurang.
Klasifikasi Anemia menurut Kelompok Umur
Anemia (mg/dl)
Non
Ringan Sedang Berat
Populasi Anemia
(mg/dl)
Anak 6 – 59 bulan 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Anak 5 – 11 tahun 11.5 11,0 – 11,4 8,0 – 10,9 < 8,0
Anak 12 – 14 tahun 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Perempuan tidak hamil 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
(≥ 15 tahun)
Ibu hamil 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Laki-laki ≥ 15 tahun 13 11,0 – 12,9 8,0 – 10,9 < 8.0

Sumber: WHO, 2011


JENIS ANEMIA
Anemia defisiensi Fe : 62,3%  
Anemia megaloblastik : 29,0%
 Anemia hipoplastik : 8,0%  
Anemia hemolitik : 0,7%
ETIOLOGI:
1.Asupan terbatas
2.Absorpsi abnormal
3.Berkurangnya cadangan
4.Kebutuhan meningkat

Jenis 3 : Def Fe, asam folat dan vitamin B12


II. SITUASI ANEMIA GIZI BESI DI INDONESIA
Proporsi Anemia menurut Umur, Jenis
Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013

*) Nilai rujukan menurut WHO/MNH/NHD/MNN/11.1,2011 dan Kemenkes,1999


MASALAH GIZI PADA SETIAP SIKLUS KEHIDUPAN
DI INDONESIA
LANSIA

- GIZI LEBIH
IBU HAMIL - PTM
REMAJA DAN
- ANEMIA 37.1%
USIA -KEK: 22.4%
PRODUKTIF -KONSUMSI ENERGI
KEK : > 30%
-ANEMIA: > 15% DAN PROTEIN < 70%
AKG: 70% - 80% IBU MENYUSUI
-KURANG KONSUMSI
SAYUR DAN BUAH: > - IMD : 49%
90% - Pemberian ASI
- BBLR : 10.2% Eksklusif: 42%
- WASTING: 12.1%
ANAK
- UNDRWEIGHT: 19.6%
SEKOLAH
- STUNTING: 37.2%
- STUNTING: 31% – 35% - OVERWEIGHT: 11.9%
- WASTING: 8.9% - 10.1%
- KEGEMUKAN: 1.4% - 2.5% BAYI DAN
- USIA PERTAMA KALI MEROKOK : 4.8% BALITA
Tanda-tanda Anemia

• Wajah, terutama kelopak


mata dan bibir tampak pucat

Kurang nafsu makan


Lesu dan lemah
Cepat lelah
Sering pusing dan
mata berkunang-kunang
KONSUMSI PANGAN

INFEKSI DAN PENYAKIT KRONIS

PENYEBAB LAINNYA
POLA KONSUMSI MASYARAKAT
DIDOMINASI PANGAN NABATI (NON HEME)

RENDAHNYA KONSUMI ZAT GIZI MAKRO > 50%


REMAJA (13 – 18 TAHUN)

DEFISIT ENERGI DAN DEFISIT PROTEIN


Prevalensi Remaja yang mengalami
Defisit Energi dan Protein

Sumber: Riskesdas 2010


INFEKSI DAN PENYAKIT KRONIS
SERTA PENYEBAB LAINNYA
 TBC
 KEHILANGAN DARAH AKIBAT INFEKSI PARASIT
(MALARIA)
 KEBUTUHAN MENINGKAT KARENA MASA
PERTUMBUHAN
 MENSTRUASI
DAMPAK ANEMIA GIZI
AKIBAT LEBIH LANJUT
Remaja Anemia

Akan memperparah anemia saat hamil


 Resiko mengalami keguguran
Perdarahan saat melahirkan
Melahirkan Bayi BBLR
Penyebab kematian ibu melahirkan
karena perdarahan : 32 % (profil kes
2012)
DAMPAK LANJUT:

Cenderung menjadi dewasa yang pendek 


melahirkan bayi yang kecil;
Bayi dg BBLR memiliki risiko tinggi menderita:
PTM (Obesitas, Penyakit Jantung, Hipertensi,
dan Diabetes)
Gangguan kecerdasan  prestasi rendah
Pendidikan rendah  status ekonomi rendah

Ref: Chandrakant L. The Lancet Series and Indian Perspective


Indian Pediatrics, Volume 45, April 17, 2008.
Cara Mencegahan dan Penanggulangan Anemia
pada Remaja Putri

A. Pedoman Gizi Seimbang


1. Mengonsumsi aneka ragam pangan
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
3. Melakukan aktivitas fisik
4. Memantau Berat Badan (BB) secara teratur untuk mempertahankan berat badan
normal
B. Fortifikasi Makanan
Contoh bahan makanan yang difortifikasi adalah tepung terigu dan beras dengan
zat besi, seng, asam folat, vitamin B1 dan B2.
C. Suplementasi TTD
Pemberian TTD pada rematri dan WUS melalui suplementasi yang mengandung
sekurangnya 60 mg elemental besi dan 400 mcg asam folat.
Pemberian suplementasi ini dilakukan di beberapa tatanan yaitu fasyankes,
institusi pendidikan dan tempat kerja.
Terapkan Pola Hidup BerGizi seimbang

1. Piring berisi sajian makanan : makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah-
buahan (porsi seimbang) untuk kebutuhan tubuh;
2. Minum air putih;
3. Batasi gula, garam dan minyak/lemah;
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan
Sumber Zat Besi
Pencegahan & Penanggulangan Anemia Gizi
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi
sebaiknya TTD dikonsumsi bersama dengan
buah-buahan sumber vit.C dan sumber protein
hewani.
Hindari konsumsi TTD besamaan dengan teh dan
kopi, tablet kalsium dosis tinggi, obat sakit maag

Apabila ingin mengonsumsi makanan dan


minuman yang dapat menghambat penyerapan
zat besi, sebaiknya dilakukan 2 (dua) jam
sebelum atau sesudah mengonsumsi TTD
PENUTUP
Pencegahan dan penanggulangan anemia
pada Remantri perlu dilakukan secara
berkesinambungan untuk menciptakan
SDM yang berkualitas

Peningkatan status kesehatan dan gizi


merupakan tanggung jawab bersama
antara orang tua dan keluarga serta
perlunya dukungan dari LP dan LS
26

Anda mungkin juga menyukai