Hukum Ohm Blog Ub Universitas Brawijaya
Hukum Ohm Blog Ub Universitas Brawijaya
HUKUM OHM
PERCOBAAN-L.1
Universitas Brawijaya
Malang
2011
1. PENDAHULAUAN
1. Latar belakang
Pada tahun 1827 seorang ahli fisika jerman. George Simon Ohm menemukan
hubungan antara arus listrik (I) yang mengalir melalui suatu rangkain dengan tegangan
yang dipasang dalam rangkaian (V). Hubungan V dan I tersebut diperoleh ohm melalui
sebuah percobaan dan secara empiris ohm menyatakan hubungan antara V dan I
Hukum ohm menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor,
pada suhu tetap sebanding dengan badan potensial antara kedua ujung-ujung
konduktor.
2. Hukum Kirchoff
1. Hukum Kirchoff I
“pada setiap cabang, jumlah arus yang memasuki cabang sama dengan jumlah arus
ynag meninggalkan cabang tersebut” (Gunadarma, 2011)
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3
𝐼1
I 𝐼2
𝐼3
𝐼3
Hukum kirchoff II berbunyi “ dalam rangkaian tertutup jumlah aljabar 666 (E)
dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol ”. maksud dari jumlah
penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang
dalam rangkain tersebeut, atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau
diserap (Aljabar, 2011).
Resistor – resistor paralel ditambahkan secara terbalik karena arus dalam setiap resistor
sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan (Young, 2003).
Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang di susun secara bederet (paralel).
Lampu yang dipasang dirumah umumnya merupakan rangkaian paralel. (Rushell, 2011).
(Google image, 2011)
Disiapkan alat
9 volt 12 volt
Diamati angka yang tertera pada volt meter, ampere meter, nyala lampu
Hasil
3. Gambar Rangkaian
1. Rangkaian Seri
PS R A V
PS R A V
L
4. PEMBAHASAN
1 9 ++ +++ + +
2 9 ++ +++ + +
3 9 ++ +++ + +
4 9 ++ +++ + +
5 9 + ++ + +
1 12 +++ ++++ ++ ++
2 12 +++ ++++ ++ ++
3 12 ++ ++++ ++ ++
4 12 ++ ++++ + ++
5 12 ++ +++ + +
Keterangan :
++++ = sangat terang
+++ =
sedikit terang
++ =
terang
+ = agak
redupTegangan Lampu I Lampu II
NO sumber V I V I
(V)
1 9 8 1,1 7 1,05
2 9 5 1,1 6,5 1,01
3 9 7 1,01 6,5 1,01
4 9 6 1,05 6,5 1
5 9 5 1 6 1
1 12 10 1,1 10 1
2 12 10 1,1 9 1,1
3 12 10 1,1 9,5 1,1
4 12 11,5 1,1 9 1,1
5 12 8 1,08 8 1,05
3. Perhitungan
1. Perhitungan pada rangkaian seri 9 volt
𝑉 8 ∑𝑅
1. 𝑅1 = = = 7,3 ̅𝑅 =
𝐼 1,1 5
𝑉 5 𝑅1
2. 𝑅2 = = = 4,5 =
𝐼 1,1 + 5
7 𝑅2 7,3 + 4,5 +6,9 + 5,7
𝑉
3. 𝑅3 = = = 6,9 = +
𝐼 1,01 5+5
𝑅3
𝑉 6 29,4
+
4. 𝑅4 = = = 5,7 = = 5,88
𝐼 1,05 𝑅45
+
5. 𝑅5 = 𝑉
= 1
5 =5 ∑R = 𝑅57,34 + 4,5 + 6,9 + 5,7 +
𝐼
5
̅𝑅 = ̅𝑅 )
(R- 29,4 (R- ̅𝑅 ) 2
NO R (Ω)
1 7,3 5,88 1,42 2,016
2 4,5 5,88 -1,38 1,9
3 6,9 5,88 1,02 1,04
4 5,7 5,88 -1,18 0,03
5 5 5,88 -0,88 0,77
∑= 5,76
5,76
=√ = 0,537 𝑥 100 %
5 (4) 5,88
5,76
= √ 20 = 9,13 %
- keseksamaan
= √0,288
K = 100% - I
= 0,573
= 100% - 9,13%
= 90,87%
∑𝑅
4.3.2 Perhitungan
1. 𝑅1 = 𝑉 =pada
10 rangkaian seri 12
𝐼 1,1 = 9,09 𝑅̅ = 5
volt
𝑅1
2. 𝑅2 = 𝑉 = 10
𝐼 1,1 = 9,09 + 5
= 𝑅2
3. 𝑅3 = 𝑉𝐼 = 1,1
10 = 9
=
9,09
+ + 9,09 +9,09 + 10,45 +7,4
5
𝑅3
+
𝑅4
+
𝑅5
𝑉 11,5 45,12
4. 𝑅4 = = =10,45 = = 9,02
𝐼 1,1 5
𝑉 8
5. 𝑅5 = = = 7,4 ∑R = 9,09 + 9,09 + 9,09 + 10,45 + 7,4
𝐼 1,08
= 45,12
NO R (Ω) ̅𝑅 (R- ̅𝑅 ) (R- ̅𝑅 ) 2
1 9,09 9,02 0,07 4,9 x 10-3
2 9,09 9,02 0,07 4,9 x 10-3
3 9,09 9,02 0,07 4,9 x 10-3
4 10,45 9,02 1,43 2,0449
5 7,4 9,02 -1,62 -2,624
∑= -0,5644
−0,5644
= 00,168
= 9,02 𝑥 100 %
√ 5 (4)
=√
−0,5644 = 1,86 %
20
- keseksamaan
= √0,028
K = 100% - I
= 0,168
= 100% -
1,86%
= 98,14%
HP1 = ̅𝑅 + A = 9,02 + 0,168 = 9,188 HP2
7 ∑𝑅
4.3.3 Perhitungan
1. 𝑅1 = 𝑉𝐼 =pada rangkaian
= 6,67 paralel =
1,05 ̅𝑅 5
9 volt
6,5 𝑅1
2. 𝑅2 = 𝑉 = 𝐼
= 6,43
1,01
=
+ 5
6,5 𝑅
6,67 + 6,43 +6,43 + 6,5 +
2
𝑉
3. 𝑅3 = = = 6,43 = 6+
𝐼 1,01 5
𝑅3
𝑉 6,5 +
4. 𝑅4 = = = 6,5 = 32,03
= 6,4
𝐼 1,01 𝑅45
+
5. 𝑅5 = 𝑉
= 1
6 =6 ∑R = 𝑅6,67 + 6,43 + 6,43 + 6,5 +
𝐼 5
6
= 32,03
NO R (Ω) ̅𝑅 (R- ̅𝑅 ) (R-Ṝ)2
1 6,67 6,4 0,27 0,0729
2 6,43 6,4 0,03 9 x 10-4
3 6,43 6,4 0,03 9 x 10-4
4 6,5 6,4 0,1 0,01
5 6 6,4 -0,4 0,16
∑= 0,2447
0,2447
= = 0,11 𝑥 100 %
√ 5 (4) 6,4
=√
0,2447 = 1,71 %
20
- keseksamaan
= √0,012
K = 100% - I
= 0,11
= 100% -
1,71%
= 98,29%
HP1 = ̅𝑅 + A = 6,4 + 0,11 = 6,51 HP2
∑𝑅
4.3.4 Perhitungan
1. 𝑅1 = 𝑉 =pada
10 =rangkaian
10 =
̅𝑅 5
paralel 12 volt 𝐼 1
9 𝑅1
2. 𝑅2 = 𝑉 = 𝐼
= 8,18
1,1
=
+ 5
𝑅10
2 + 8,18 +8,63 + 8,18
𝑉 9,5
3. 𝑅3 = 𝐼
= 1,1
= 8,63 + +7,6
5
= 9
𝑅3
42,59
𝑉
= 8,18 = + = 8,51
4. 𝑅4 = 𝐼
= 1,1 𝑅45
8 +
𝑉
5. 𝑅5 = = = 7,6 ∑R = 10𝑅5+ 8,18 + 8,63 + 8,18 + 7,6
𝐼 1,0
5
= 42,59
NO R (Ω) ̅𝑅 (R- ̅𝑅 ) (R- ̅𝑅 ) 2
1 10 8,51 1,49 2,22
2 8,18 8,51 -0,33 0,109
3 8,63 8,51 0,12 0,0144
4 8,18 8,51 -0,33 0,109
5 7,6 8,51 -0,91 0,83
∑= 3,28
3,28
=√ = 0,405 𝑥 100 %
5 (4) 8,51
3,28
= √ 20 = 4,76 %
- keseksamaan
= √0,164
K = 100% - I
= 0,405
= 100% -
4,76%
= 95,24%
HP1 = ̅𝑅 + A = 8,51 + 0,405 = 8,915 HP2
berikut, pada rangkaian seri, dengan tegangan 9 volt diperoleh hasil R1 = 7,3 ; R2 = 4,5 ; R3 =
6,9 ; R4 = 5,7 ; R5 = 5. Kemudian setelah melakukan perhitungan maka didapat ralat mutlak (A)
sebesar 0,537 ; ralat nisbi (I)= 9,13% keseksamaan sebesar 90,87% dan himpunan
penyelesaian antara 6,417 dan 5,343. pada rangkaian seri, dengan tegangan 12 volt
melakukan perhitungan maka didapat ralat mutlak (A) sebesar 0,168; ralat nisbi (I)=
1,86% keseksamaan sebesar 98,14% dan himpunan penyelesaian antara 9,188 dan
8,852.
Kemudian dilakukan percobaan pada rangkaian paralel, dengan tegangan 9 volt
melakukan perhitungan maka didapat ralat mutlak (A) sebesar 0,11 ; ralat nisbi (I)=
1,71% keseksamaan sebesar 98,29% dan himpunan penyelesaian antara 6,51 dan 6,29.
= 8,63 ; R4 = 8,18 ; R5 = 7,6. Kemudian setelah melakukan perhitungan maka didapat ralat
mutlak (A) sebesar 0,405 ; ralat nisbi (I)= 4,76% keseksamaan sebesar 95,24% dan
himpunan penyelesaian antara 8,915 dan 8,105.
Pada praktikum ini, dapat diambil kesimpulan bahwa, jika hambatan pada resistor
semakin besar, maka nilai kuat arus semakin kecil. Jika nilai hambatan pada resistor
kecil, maka nilai kuat arus semakin besar. Selain itu, pada rangkain seri, jika salah satu
resistor putus atau rusak, maka yang lainya ikut padam. Sedangkan pada paralel, jika
salah satu dari resistor rusak, maka yang lain tidak ikut rusak.
5. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari praktikum fisika dasar tentang hukum ohm dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal – terminal penghantar,
berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material.
- Hukum kirchoff I mengatakan bahwa jumlah arus yang memasuki cabang sama
dengan jumlah arus ynag meninggalkan cabang tersebut.
- Hukum kirchoff II adalah hukum kekentalan energi yang diterapkan dalam suatu
rangkaian tertutup.
- Rangkaian seri adalah rangkaian yang arus lisrtiknya mengalir hanya pada satu
jalur.
- Rangkaian paralel adalah rangkaian yang disusun secara berderet (paralel).
- Jika rambatan pada resistor semakin besar, maka nilai kuat arus semakin kecil
dan sebaliknya.
2. Saran
Dalam praktikum fisika dasar tentang hukum ohm, diharapkan praktikan menguasai
materi dengan baik. Lebih teliti dalam mengamati nilai yang tertukar dalam amperemeter
dan voltmeter. Sehingga tidak ada kesulitan dalam menjalankan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, 2010. Hukum kirchoff I dan II. http: // alfian.blogspot.com. diakses pada tanggal 19
oktober 2011 pukul 20.00 WIB.
Edi. 2011. http:// www. Media – bali. Net / listrik dinamis / rangkaian listrik seri. Html. Diakses
pada tanggal 18 oktober 2011 pukul 14.00 WIB.
Medi. 2011. http: // www. Media bali.net / listrik – dinamis / hukum – II – kirchoff. Html.
Diakses pada tanggal 18 oktober 2011 pukul 21.00 WIB.
Purnomo, Sidik. 2011. Hukum kirchoff. http: // sidik purnomo.net / hukum kirchoff – I . html.
Diakses pada tanggal 20 oktober 2011 pukul 14.00 WIB.
Rushell. 2011. http: // isskyline. Blogspot.com /2011/01/ rangkaian. Listrik. Html. Diakses
pada tanggal 21 oktober 2011 pukul 06.00 WIB.