Anda di halaman 1dari 15

Islamic economics

Islamic economic principles


Values ​in Islamic Economics
Basic Principles of Islamic Economics

● Individual Property Control


● Inclusive Income Distribution
● Earning Transactions and Profit Sharing
● Financial transactions are closely related to the real sector
● Social Participation in the Public Interest
● Transactions on Cooperation and Fairness
The main problem of
Islamic economics
Ilmu ekonomi dalam pandangan konvensional merupakan
kajian tentang pemanfaatan sumber daya yang langka atau
terbatas (scarcity) untuk memenuhi kebutuhan manusia
yang tidak terbatas.
The main problems in the economy are
caused by three interrelated factors

• Scarcity of resources
• Unlimited needs
• Limited factors of production
Conventional Economics vs Islamic
Economics

Permasalahan pokok ekonomi konvensional sebagaimana dijelaskan di atas


berbeda dengan pandangan ekonomi Islam. Islam memandang bahwa persoalan
kelangkaan sumber daya dan tidak terbatasnya kebutuhan manusia tidak
sepenuhnya bisa dijustifikasi.
Ajaran Islam menyebutkan bahwa Allah SWT menyediakan sumber daya yang
melimpah bagi manusia untuk diolah dan dimanfaatkan bagi kelangsungan hidup
manusia di muka bumi. Selain itu, Islam juga mengajarkan manusia untuk selalu
merasa cukup dengan bersyukur terhadap apa yang telah Allah SWT berikan.
Scarcity according to Islamic
economics
kelangkaan yang dimaksudkan di sini bukanlah persoalan yang terjadi secara
terus menerus, tetapi hanya bersifat temporer sampai ditemukannya barang
pengganti. Oleh sebab itu, kelangkaan seperti ini disebut sebagai kelangkaan
relatif, yang disebabkan faktor:

• Ketidakmerataan distribusi sumber daya


• Keterbatasan manusia
• Konflik antara berbagai tujuan hidup
The Concept of Assets and Ownership in Islamic
Economic Perspective
● harta (al-maal) yang diartikan diartikan sebagai segala sesuatu yang menyenangkan
manusia, dan mereka pelihara, baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk manfaat.
● Harta juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang digandrungi dan dicintai manusia.
● Harta adalah setiap yang dipunyai dan digenggam atau dikuasai manusia secara nyata,
baik berupa benda maupun manfaat, seperti emas, perak, hewan, tumbuh-tumbuhan,
atau manfaat barang seperti manfaat mengendarai, memakai, dan menempati.
Kedudukan Harta dalam Islam
• Islam has a clear view of the position of property, the absolute owner
of anything on earth – including property – is Allah SWT.
• Ownership by humans is only relative, limited to carrying out the
mandate to manage and utilize in accordance with Allah’s provisions.
STATUS OF ASSETS IN THE ISLAMIC
ECONOMIC SYSTEM
Status harta yang dimiliki manusia :
1. Amanah (titipan) dari Allah SWT. Manusia hanyalah pemegang amanah
karena memang tidak mampu mengadakan benda dari tiada.
2. Perhiasan Hidup yang memungkinkan manusia bisa menikmatinya
dengan baik dan tidak berlebih-lebihan ( Ali Imran: 14). Sebagai perhiasan
hidup harta sering menyebabkan keangkuhan, kesombongan serta
kebanggaan diri.(Al-Alaq: 6-7).
3. Ujian Keimanan. Hal ini menyangkut soal cara mendapatkan dan
memanfaatkannya, apakah sesuai dengan ajaran Islam atau tidak (al-
Anfal: 28)
4. Bekal Ibadah, yakni untuk melaksankan perintahNyadan melaksanakan
muamalah si antara sesama manusia, melalui zakat, infak, dan sedekah.
(at-Taubah :41,60; Ali Imran:133-134).
fungsi harta yang sesuai dengan ketentuan
syara’
1. To complete the implementation of a typical worship
(mahdhah)
2. To pass life from one period to the next,
3. To harmonize (balance) between the life of this world and the
hereafter,
4. To develop and enforce sciences
5. To play the roles of life
6. To cultivate friendship
The Concept of Ownership in Islamic Economics

● Kepemilikan dapat juga diartikan dengan hak milik, dan dalam bahasa Arab disebut
sebagai haq mali, yaitu hak-hak yang terkait kehartaan dan manfaat, atau
penguasaan terhadap sesuatu yang dimiliki (harta)
● Kepemilikan merupakan salah satu dari karakteristik (ciri khas) kebebasan yang
dimiliki Islam. Islam mengakui adanya kepemilikan individu karena Islam adalah
agama yang menghargai fitrah, kemerdekaan dan kemanusiaan.
OWNERSHIP IN ISLAMIC ECONOMIC
SYSTEM
Capitalist Economy
Providing and even guaranteeing individual freedom in managing all sectors of life
Islamic Economic System
Divide ownership into three:
1. Individual ownership (al-milkiyah al-fardiyah) such as: work work, inheritance, grants,
gifts.
2. Public Ownership (al-milkiyah al-'âmmah) such as: public facilities, mining materials
and natural resources whose nature prevents them from being owned by individuals.
3. State ownership (al-milkiyah ad-dawlah) is the property of all Muslims, while its
management is the authority and mandate of the state, so that the state can use it for the
benefit of its people.
The problem of the position of property in Islam, there
are two rules that form the basis for building an Islamic
economy

Pertama penghargaan Islam terhadap Kedua,


harta dan kedudukannya harta dalam Islam bukanlah menjadi
dalam kehidupan tujuan yang esensial, tetapi hanya sebagai
Karena pemahaman agama dan filsafat hidup sarana untuk mencapai
sebagian manusia sebelum datangnya Islam tujuan hidup dan rida Allah SWT
menganggap harta sebagai suatu keburukan, atau
Islam memandang bahwa harta hanyalah sebagai
menganggap segala sesuatu yang berkaitan dengan
wasilah atau sarana untuk mencapai kebaikan dan
kenikmatan materi sebagai kotoran ruhani, seperti
memenuhi kebutuhan hidup.
kecenderungan yang terdapat dalam sistem kerahiban
Nasrani. Sebaliknya, paham baru seperti materialistis
menjadikan perekonomian itu sebagai tujuan hidup
malah menjadikan harta sebagai Tuhannya sehingga
mereka diperbudak oleh harta.

Anda mungkin juga menyukai