Anda di halaman 1dari 8

PRINSIP, ASAS DAN LANDASAN

PELAYANAN BIMBINGAN DAN


KONSELING

Rafidhul Misbah
(43040180192)
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip yang berasal dari asal kata “PRINSIPRA” yang artinya permulaan dengan suatu cara tertentu melahirkan hal-hal lain,
yang keberadaanya tergantung dari pemula itu, prinsip ini merupakan hasil perpaduan antara kajian teoritik dan teori lapangan
yang terarah yang digunakan sebagau pedoman dalam pelaksanaan yang dimaksudkan (Halaen, 2002 :63).
Ada beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya :
• Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
• Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing
• Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik tersendiri.
• Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga hendaknya diserahkan kepada ahli atau
lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
• Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing.
• Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
• Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan program pendidikan pada lembaga
yang bersangkutan.
• Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan, dapat
bekerja sama dan menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga
penyelenggara pendidikan.
• Hendaknya melaksanakan program bimbingan di evaluasi untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan program
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya ialah berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah
klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan. Diantaranya prinsip-
prinsip tersebut adalah :
• Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan
• Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
• Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
• Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan
• Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling disekolah dalam lapangan operasional
• bimbingan dan konseling.
Selain prinsip-prinsip diatas, terdapat juga prinsip-prinsip lain dalam bimbingan dan konseling yang
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu prinsip-prinsip umum dan khusus :
 Prinsip-prinsip Umum
 Dasar bimbingan dan konseling tidak dapat terlepas dari dasar pendidikan dan dasar negara,
yaitu Pancasila.
 Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individual dari individu yang dibimbing.
 Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya individu yang bersangkutan
mampu membantu dirinya sendiri daloam menghadapi kesulitannya.
 Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh
seseorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.
 Program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian teratur untuk mengetahui hasil dan
manfaat yang diperoleh.
 Prinsip-prinsip Khusus
 Program bimbingan harus berpusat kepada siswa.
 Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang dibimbing.
 Pembimbing harus selalu menghormati dan menjaga kerahasiaannya informasi tentang individu
yang dibimbingnya.
 Pembimbing hendaknya menggunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat dalam
melakukan tugasnya.
 Bimbingan harus dilaksanakan secara kontinu.
Asas-asas Bimbingan dan Konseling

Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan. Menurut Prayitno ada
beberapa asas yang harus diperhatikan :

Kerahasiaan Kedinamisan

Keterbukaan Kenormatifan

Kekinian Keahlian

Kemandirian Alih tangan

Tut wuri handayani


Landasan Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan dasar pijakan dan kacamata bagi konselor
dalam melaksanakan dan mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Landasan dalam pelayanan
Bimbingan dan Konseling terdiri 7 landasan, diantaranya :

 Landasan Filosofi, merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi
konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa
dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.
 Landasan Yuridis, Landasan yuridis-formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan perundangan yang
berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling, yang bersumber dari Undang-Undang
Dasar, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri serta berbagai aturan dan pedoman lainnya
yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Indonesia.
 Landasan Religi, Landasan religius bimbingan dan konseling pada dasarnya ingin menetapkan klien/siswa
sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya bimbingan dan konseling
(Prayitno dan Erman Amti, 2015: 233
Lanjutan….

 Landasan Psikologis, Tohirin (2013: 96) menjelaskan bahwa psikologi merupakan tingkah laku individu. Landasan
psikologis dalam bimbingan dan konseling adalah memberikan kepahaman tentang perilaku individu yang menjadi
sasaran layanan. Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang

01.
perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
 Landasan Pedagogis, Bimbingan dan konseling identik dengan pendidikan. Artinya ketika seseorang sedang melakukan
praktek bimbingan dan konseling berarti ia sedang mendidik. Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan
konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan
salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling; dan (c) pendidikan
lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.
 Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran konselor
didalamnya mencakup pula sebagai ilmuwan sebagaimana dikemukakan oleh McDaniel (Prayitno, 2015) bahwa
konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu mengembangkan pengetahuan dan teori
tentang bimbingan dan konseling, baik berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan
penelitian.
 Landasan Sosial dan Budaya, merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang
dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu.
Referensi:

Nasution, Henni Syafriana & Abdillah. 2019. Bimbingan Konseling “Konsep,


Teori dan Aplikasinya”. Medan :LPPPI.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/
195608101981011-D._NUNU_HERYANTO/PRINSIP-PRINSIP_BPx.pdf

Telaumbanua, Kaminudin. 2016. Konsep Dasar Layanan Bimbingan dan


Konseling Di Sekolah Dasar. Jurnal Warta Edisi. No:49.

Anda mungkin juga menyukai