Anda di halaman 1dari 26

Journal Reading:

Dermatitis Atopik

Edsel E. M. Hasibuan
(I4061212030)
Pembimbing:
Dr. Lindayani Halim, Sp. KK
Pendahuluan
Dermatitis Atopik merupakan penyakit kulit inflamasi kronis yang paling umum.
Prevalensi AD dilaporkan yaitu 11.3-12.7 dan 6.9-7.6 pada anak-anak dan
dewasa. Kriteria Hanifin dan Rajka dan American Academy of Dermatology
Consensus Criteria berguna digunakan sebagai alat diagnosis berdasarkan ciri
AD.
Pendahuluan
Patofisiologi AD belum sepenuhnya dipahami, banyak studi yang menunjukan
bahwa disfungsi skin barrier dan disregulasi imun berkontribusi terhadap
patofisiologi AD. Filagrin (FLG), transglutaminm keratin dan protein intrasel
adalah protein kunci yang bertanggungjawab pada fungsi epidermis. Defek pada
protein ini memfasilitasi allergen dan mikrob untuk menembus kedalam kulit.
A. Genetik
Diketahui bahwa mutase null pada FLG mengganggu fungsi barier kulit dan
meningkatkan resiko dari AD. Mutasi FLG, khususnya mutase homozigot,
berkaitan dengan peningkatan resiko dari severe AD dengan onset lebih awal,
persisten dan infeksi kulit. Kira-kira 10% dari populasi Eropa adalah karier
heterozigot dari mutase FLG, yang hasilnya adalah 50% pegurangan ekspresi
protein.
A. Genetik
Polimorfisme dari berbagai jalur gen imun juga dikaitkan dengan peningkatan
resiko AD melalui perubahan pada jalur persinyalan T-helper tipe 2. Upregulation
dari interleukin (IL) 4 dan IL-13 menurunkan ekspresi dari FLG, yang mengarah
pada kerusakan barrier kulit. Polimorfisme fungsional dari reseptor sitokin tipe 2
(IL_4r dan IL-13R) juga diimpikasikan dalam pathogenesis AD.
A. Genetik
Gen terkait imun lainnya yang berkontribusi terhadap perkembangan AD termasuk
IL-31, IL-33, Signal Transducer and Activator of Transcription (STAT) 6, Thymic
Stromal Lympjopoietin (TSLP) dan reseptornya (IL-7R dan TSLPR), interferon
regulatory factor 2, Toll-like receptor 2, dan high-affinity IgE receptor. Sebagai
tambahan, studi terbaru menunjukanbahwa polimorfisme reseptor vitamin D dan
sitokrom P450 subfamily A member 1 (CYP27A1O) diasosiasikan dengan AD.
B. Disregulasi Imun

Studi-studi sebelumnya menunjukan bahwa sitokin imun tipe 2,


IL-4 dan IL-13, memainkan peran penting dalam produksi
kemokin, disfungsi barrier kulit, supresi dari antimicrobial peptide
(AMP) dan inflamasi alergi.
B. Disregulasi Imun

TSLP diekspresikan dengan tinggi pada epidermis pasien dengan


AD dan produksinya dipicu oleh pajanan terhadap factor
lingkungan seperti allergen, mikroorganisme, rokok, asap dan
iritan kimiawi. Studi kohort di korea menunjukan peningkatan
ekspresi TSLP pada kulit bayi usia 2 bulan sebelum pembentukan
AD klinis pada usia 24 bulan.
B. Disregulasi Imun

IL-7 dilaporkan mengurangi ekspresi dari FLG dan involucrin. IL-


22 juga mengalami upregulasi tinggi pada kulit pasien dengan AD
dan diasosiasikan dengan disfungsi dan abnormalitas marker
epidermal seperti keratin 6 dan keratin 16
C. Mekanisme Neuroimunologikal
Himpunan bagian neuron sensori yang mengekspresikan reseptor
histamin H1 dan reseptor histamin H4 diaktivasi oleh histaminm
yang dapat menyebabkan kegatalan dan juga inflamasi alergi.
Antihistamin H1 sudah digunakan luas untukmengobati gatal
disebabkan oleh urtikaria, tapi efeknya terbatas pada kegatalan
kronik pada pasien AD.
D. Disfungsi Epidermal

IL-4, IL-3, IL-31, IL-33 dan high-mobility group box


1 menurunkan regulasi produksi dari barrier
epidermal protein, termasuk FLG, keratin, locicrin,
involukrin, dan molekul adhesi sel. Barier epidermal
yang rusak tidak hanya mengarah pada pembentukan
AD tapi juga meningkatkan sensitisasi terhadap
allergen.
D. Disfungsi Epidermal

Defek pada protein barrier epidermis seperti FLG,


transglutamin, keratin dan protein interselular,
memfasilitasi disregulasi respon imun terhadap
antigen eksternal dan memicu inflamasi kulit dan
sistemik
D. Disfungsi Epidermal

AMP termasuk cathelicidin (LL-37) dan human ß-defensins, diproduksi


oleh keratinosit dan memainkan peran penting terhadap pertahanan dan
juga sebagai control pada fungsi fisiologis host, seperti inflamasi dan
penyembuhan luka. Ekspresi AMP dihambat oleh Th2-cytokine yang
diproduksi tinggi pada kulit AD. Penurunan ekspresi dari AMP dikaitkan
dengan peningkatan predisposisi terhadap kolonisasi S. aureus yang dapat
memperberat AD
E. Lipid

Perubahan pada komposisi lipid diamati pada


AD lesi dan non-lesi. Secara khusus, seramid
EO rantai panjang penting karena berikatan
secara kovalen dengan protein cornified-
protein envelope dan menutupi permukaan
dari setiap korneosit
E. Lipid

Sitokin Th2 menurunkan tingkat dari FFA


rantai panjang dan seramid EO dengan
STAT6-dependent manner. Tingkat dari
seramid rantai panjang berkurang pada
pasien dengan AD dan yang mengalami
kolonisasi S. aureus saat dibandingkan
dengan mereka yang tidak mengalami
kolonisasi
F. Microbiome
Investigasi kelas-spesies pada AD
menunjukan keunggulan pada S. aureus
pada pasien dengan penyakit lebih parah
dan melimpah dari S. epidermidis pada
pasien yang penyakit tidak parah.
F. Microbiome
S. Aureus dapat menginduksi ekspansi T-
cell-independent B cell expansion;
meregulasi sitokin proinflamasi seperti
TSLP, IL-4, IL-12 an IL-22; dan
menstimulasi degranulasi sel mas yang
hasilnya adalah inflamasi pada kulit.
Aplikasi Klinis
Aplikasi pelembab yang Aplikasi Petrolatum
01 baik
02
Campuran lipid fisiologis dan lipid Meningkatkan regulasi AMP;
seramid-dominan (mengurangi TEWL, induksi marker barrier kunci spt
meningkatkan hidrasi kulit, mengurangi
FLG; dan mengurangi infiltrasi T-
kolonisasi dan meningkatkan fungsi
barrier kulit) cell

03 Emollients Liver X Agonist receptor


04 (VTP-38543)
Aplikasi regular dilaporkan Studi terbaru menunjukan aplikasi
mengurangi resiko topical meningkatkan diferensiasi
perkembangan AD sebagai epidermis dan lipid pada pasien dengan
pencegahan primer pada bayi AD ringan-sedang.
beresiko tinggi
Aplikasi Klinis

Topical calcineurin inhibitor Imunosupresan sistemik


Hambat aktivasi calcinerium- Cyclosporine, methotexate dan
dependent T-cell. Mengarah pada azathioprine digunakan pada
turunnya regulasi sitokin pasien yang berat
proinflamasi

Bleach Bath Transplantasi topikal


Studi terbaru menunjukan Dengan Roseomonas mucosa
bleach bath efektif untuk perbaikan keparahan AD dan
restorasi dari mikobioma kulit mengurangi kolonisasi S. aureus
dan perawatan AD
Probiotik
Studi terbaru memperlihatkan probiotik
yang baik dapat menguntungkan dalam
pencegahan dan perawatan AD melalui
modulasi dari respon imun host
Kesimpulan
Faktor multiple termasuk mutase gen epidermis, disfungsi barrier kulit, disregulasi
imun, neuroinflamasi, perubahan kompoisisi lipid dan ketidakseimbangan mikro
dapat berkontribusi pada pembentukan AD. Upaya substantial dilakukan untuk
pengembangan opsi terapi baru termasuk transplantasi mikrobio dan biologic.
Sebagai tambahan, pelembab dan probiotik dapat mencegah perkembangan dari
AD pada bayi resiko tinggi. Kemajuan yang lebih dalam pemahaman patofisiologi
AD akan memperbolehkan kita mencapai pendekatan medis yang tepat pada
pencegahan dan penanganan AD.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai