Anda di halaman 1dari 12

Global Environmental

Regime

MK Politik Lingkungan 2021


Prodi HI
Hellatsani W.R
01 Perlindungan Paus

Negotiated Global
Environment
Regimes
02 Perdagangan Internasional untuk Spesies Langka

03 Perdagangan Limbah Berbahaya

04 Polusi Udara

05 Perlindungan Ozon

06 Pencemaran Laut
No regimes yet
Biological
Diversity
belum ada instrumen legal yg dinegosiasikan,
ditandatangani, atau diratifikasi

negara potensial veto power menghindari agreement Deforestation


krn beresiko

perbedaan pendapat terlalu tajam


Antartics Minerals
negara maju vs berkembang

Ocean Pollution
from land-based
sourced
Structural Approach
Kekuatan hegemonic

Negara terkuat mendominasi

Aktor / pemimpin negara sbg penentu formasi dan perubahan


rezim

Menentukan rules of the game

Rezim gagal tanpa negara hegemonic >< rezim efektif jika


negara hegemonic mengendalikan negara lemah

Pendekatan Rezim International


Coercive Power Public Goods

rezim dibentuk negara hegemonic negara hegemonic mengadopsi /


membuat kebijakan utk menciptakan
memakai kekuatan militer dan barang publik
ekonomi utk mengajak negara lain
bergabung dalam rezim manfaat hanya bisa dirasakan yg
terlibat dlm rezim
contoh:
??? contoh:
???
Utilitarian Approach

Fokus pada beragam strategis yg bisa dinegosiasikan

Small group lebih efektif krn tiap negara bisa lebih mudah memahami bargaining
position & strategi yg dibutuhkan negara lain

Veto power jadi kendala: inisiatif small group utk mengajak negara lain bergabung
demi kemudahan menyelesaikan masalah ttp bisa ditolak veto power

ex: G7 membuat agreement on climate change dan berencana menambah negara tapi
ditolak AS
Epistemic Community Model

Negara-negara perlu sama2 belajar memahami masalah lingkungan secara ilmiah


Agreement dibuat berdasarkan fakta masalah, bukan kepentingan politik, ekonomi, dll

menekankan pentingnya scientific evidence shg melibatkan scientific expertise

melibatkan expertise dan ilmuwan sebagai elit rezim, bersama para state actor dan
menjadi komunitas epistemik transnasional
Pembentukan rezim:

Memperhatikan struktur/dinamika sosiopolitik negara yg terlibat,


krn negosiasi yg ditawarkan state actor mencerminkan kondisi domestik.
Pertumbuhan ekonomi & elit-elit birokrat merepresentasikan arah kebijakan
suatu negara.

Membutuhkan kepekaan, taktik & strategi cerdas utk memanfaatkan relasi antara
ekonomi internasional dg dinamika politik dlm suatu isu lingkungan.
Relasi tsb menentukan veto power, veto coalition dan alasan mem"veto" rezim
Rezim Lingkungan Hidup

Isu lingkungan hidup bisa menekan Gap Utara-Selatan makin lebar


negara utk terlibat dlm kerjasama yg lebih
masif

UN krisis legitimasi krn negara maju lebih percaya


Isu keanekaragaman hayati ->Pertanian IMF, Bank Dunia, atau WTO.
Berkelanjutan / Organik (UNCED, bargaining position Utara makin kuat, Selatan makin
Rio 1992) lemah.
• komitmen utk mengimplementasikan
rendah krn tidak menguntungkan
perusahaan agribisnis komersial Environmental friendly product sbg ecolabel
• bioteknologi sbg alternatif (sektor industri yg dipakai Utara pd produk sbg dalih
dominan di AS) kesadaran lingkungan.
• negara2 Selatan sbg produsen hrs Selatan hrs memenuhi syarat EFP agar
menanggung kerusakan krn komoditasnya bisa masuk pasar internasional,
kebijakan/agreement tdk berpihak pd dg penggunaan teknologi yg mahal.
lingkungan
Rezim Perdagangan

Pemerintah negara2 Utara fokus Fenomena Green Consumerism


meningkatkan daya saing negaranya. direspon dg menciptakan teknologi
utk membuat EFP.

Di forum WTO atau UN, usulan yg diajukan


selalu utk memperluas hak-hak Transnasional
Corporations (TNCs) Negara maju menghasilkan inovasi teknologi
yg ramah lingkungan -> meningkatkan
pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangsi
WTO sbg institusi resmi perdagangan terlibat resiko kerusakan lingkungan.
secara tidak langsung dlm Multilateral Env
Agreement

Pardigma Globalisasi dan Pembangunan (yg


tidak berkelanjutan)
Paradigma Antroposentris Paradigma Ekosentris

Interaksi politik dan ekonomi mengacu pd Sumber inspirasi bagi gerakan lingkungan hidup
antroposentris
Daya tampung ekosistem terbatas
Manusia lebih penting dr alam
Populasi hrs dikendalikan, gaya hidup hrs berubah
Manusia dibolehkan mengeksploitasi alam demi ramah lingkungan, orientasi sedikit mengonsumsi
kehidupan yg lebih baik dan sedikit menghasilkan sampah

Keahlian menguasai lingkungan bisa dilakukan Manusia dan alam sama pentingnya: harus
dg meningkatkan pengetahuan ilmiah dan memelihara keseimbangan ekologi, tdk punya hak
persaingan teknologi mengeksploitasi & wajib hidup harmonis dg alam

Menghasilkan produk dan pola konsumsi ramah Perlu sentralisasi pengendalian politik global
lingkungan: produk elektronik non-CFC, proses
produksi mengurangi input bahan mentah yg Komunitas lokal yg kecil & mandiri lebih relatif
langka tidak konsumtif
Kuis
Stockholm Conference?
Kyoto Protocol?

Anda mungkin juga menyukai