2. Ignasius Aldaka Pamulinga (213127) 3. Jihan Nenci Meilinda (213128) Penjelasan Kitab Suci ditulis pada zaman dahulu di Palestina oleh orang yang mempunyai alam pikirannya sendiri. Kitab Suci buka buku ilmu sejarah. Alam pikiran dunia Perjanjian Lama adalah alam pikian rakyat dan pesajak. Para penulis Kitab Suci, berbicara secara konkrit, tidak mengupas gagasan-gagasan halus secara terperinci dan secara teratur melainkan, mereka gemar berbicara tentang lambang-lambang, gambaran, dan bergerak dalam alam pra-ilmiah. Allah kerap digambarkan memiliki sifat-sifat manusia, misalnya: Allah marah, Allah sebagai benteng, gunung batu, gembala, dst. Dengan demikian Kitab Suci (terutama PL) harus dimengerti dan dibaca sesuai dengan ciri khasnya! Bagaimana itu? Wejangan harus dibaca sebagai wejangan. Puisi Ibrani • Puisi merupakan suatu gejala bahasa, dan ada dalam bahasa dan budaya manapun. Ia adalah suatu cara manusia untuk mengungkapkan sesuatu dengan kata yang singkat, padat, dan kaya makna. Sarana yang biasa dipakai dalam puisi adalah: nada, irama, dan bunyi. • Contoh : Karawang Bekasi karangan Chairil Anwar, Lagu Cucakrowo dan Bangun Tidur Ku Terus Mandi. Jika diamati, kata-kata yang ada dalam puisi dan lagu itu adalah kata-kata pilihan, padat, dan maknanya tepat. Si pengarang tidak mau boros dalam penggunaan kata dan kalimat yang panjang lebar. Mengapa? Karena kalau panjang lebar tentu akan menjadi cerpen/prosa. Selain itu, si pengarang juga dibatasi oleh irama lagu/puisi. Ada irama/sajak di sana. Hal demikian juga berlaku dalam puisi Ibrani ! Puisi Ibrani Ada 4 macam pararelisme, yaitu: sinonim, antitesis, sintesis, dan perbandingan. 1. Pararelisme Sinonim: Gagasan baris 1 diperdalam dalam baris 2 dengan kata lain, misalnya: Mzm 2:3, "Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!" Mzm 2:9, “Mereka akan kaupatahkan dengan tongkat besi dan kaupecahkan seperti periuk tanah.” Mzm 14:4, “Tidak sadarkah semua orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti, dan yang tidak berseru kepada TUHAN?” Puisi Ibrani 2. Pararelisme Antitesis: Baris 2 menegaskan ide baris 1 dengan cara melawankan, misalnya: Mzm 20:9, “Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun berdiri dan tetap tegak.” Mzm 37:22, “Sesungguhnya, orang-orang yang diberkati-Nya akan mewarisi negeri, tetapi orang-orang yang dikutuki-Nya akan dilenyapkan.” 3. Pararelisme Sintesis: Baris 2 melanjutkan gagasan baris 1, misalnya: Mzm 2:6, “Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!" Mzm 126: 1, “Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.” Puisi Ibrani 4. Pararelisme Perbandingan: Baris yang satu memperjelas bait yang lain dengan perbandingan, misalnya: Mzm 42:2, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.” Mzm 7:15, “Ia membuat lobang dan menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya.” Puisi Ibrani Irama Puisi lbrani dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Tekanan suku kata: iramanya diatur berdasarkan tekanan dalam suku-suku kata. Umumnya setiap baris ada 2-4 tekanan. 2. Irama arti: iramanya diatur berdasarkan keselarasan antarbaris. lnilah yang dinamakan pararelisme. Puisi Ibrani Pada umumnya, puisi ibrani bisa terdiri dari dua baris/kolon/stichus, dan tiga kolon 1. Kesatuan irama yang terdiri dari 2 baris dinamakan BIKOLA 2. Kesatuan irama yang terdiri dari 3 baris dinamakan TRIKOLA Gaya bahasa yang umum dipakai adalah: 1. Kiasme (bentuk menyilang), misalnya: "Pujilah Tuhan hai segala bangsa, segala bangsa pujilah Tuhan." 2. Klimaks, misalnya: Mzm 93:3, “Sungai-sungai telah mengangkat, ya TUHAN, sungai-sungai telah mengangkat suaranya, sungai-sungai mengangkat bunyi hempasannya.” Puisi Ibrani 3. Bahasa gambaran. Misalnya Mzm 23 : TUHAN, gembalaku yang baik 23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. 23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; 23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. 23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. 23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. 23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Puisi, Musik dan Nyanyian Merasuki Seluruh Sendi Umat Israel Karena nyanyian dan puisi begitu akrab bagi dunia mereka, tak heran jika pengalaman akan Allah pun diungkapkan dalam bentuk puisi, lagu, nyanyian, dan bahkan tarian. Dari sini dapat dimengerti mengapa ada Kitab Mazmur, Amsal, Kidung Agung, dll. Nyanyian yang ada pada waktu itu misalnya adalah: • Nyanyian kerja. Misalnya : Bil 21:17-18 - “21:17Pada waktu itu orang Israel menyanyikan nyanyian ini: "Berbual- buallah, hai sumur! Mari kita bernyanyi-nyanyi berbalas-balasan karena sumur yang digali oleh raja-raja, 21:18 yang dikorek oleh kaum bangsawan di antara bangsa itu dengan tongkat-tongkat kerajaan, dengan tongkat-tongkat mereka." Dan dari padang gurun mereka ke Matana;” Puisi, Musik dan Nyanyian Merasuki Seluruh Sendi Umat Israel • Nyanyian pesta. Misalnya : Am 6:5-6 - “6:5 yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya; 6:6 yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf!” Puisi, Musik dan Nyanyian Merasuki Seluruh Sendi Umat Israel
• Nyanyian perang dan kemenangan. Misalnya Kel 15:20
- “Lalu Miryam, nabiah itu, saudara perempuan Harun, mengambil rebana di tangannya, dan tampillah semua perempuan mengikutinya memukul rebana serta menari-nari.” Puisi, Musik dan Nyanyian Merasuki Seluruh Sendi Umat Israel • Nyanyian sindiran. Misalnya : Yes 23:15-18 - “23:15 Pada waktu itu Tirus akan dilupakan tujuh puluh tahun lamanya, sama dengan umur seorang raja. Sesudah lewat tujuh puluh tahun, akan terjadi kepada Tirus seperti terjadi kepada perempuan sundal dalam nyanyian ini: 23:16 Ambillah kecapi, kelilingilah kota, hai sundal yang dilupakan! Petiklah baik-baik, bernyanyilah banyak-banyak, supaya engkau diingat orang." 23:17 Dan sesudah lewat tujuh puluh tahun TUHAN akan memperhatikan Tirus, sehingga ia kembali mendapat upah sundalnya, dan ia akan bersundal dengan segala kerajaan yang ada di muka bumi. 23:18 Labanya dan upah sundalnya akan kudus bagi TUHAN, tidak akan ditahan atau disimpan, tetapi dengan labanya itu akan disediakan makanan yang cukup dan pakaian yang indah bagi orang-orang yang diam di hadapan TUHAN.” Puisi, Musik dan Nyanyian Merasuki Seluruh Sendi Umat Israel • Nyanyian ratapan. Misalnya : Yer 9:19-21 - “9:19 Sebab terdengar ratapan dari Sion: Wahai binasalah kami! Kami sangat dipermalukan! Sebab kami harus meninggalkan negeri ini, karena rumah-rumah kediaman kami dirobohkan orang. 9:20 Maka dengarlah firman TUHAN, hai perempuan-perempuan, biarlah telingamu menerima firman dari mulut-Nya; ajarkanlah ratapan kepada anak-anakmu perempuan, dan oleh setiap perempuan nyanyian ratapan kepada temannya: 9:21 "Maut telah menyusup ke jendela-jendela kita, masuk ke dalam istana-istana kita; ia melenyapkan kanak-kanak dari jalan, pemuda-pemuda dari lapangan;” Puisi, Musik dan Nyanyian Merasuki Seluruh Sendi Umat Israel • Nyanyian istana. Misalnya : 2 Sam 19:35 - “Sekarang ini aku telah berumur delapan puluh tahun; masakan aku masih dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik? Atau masih dapatkah hambamu ini merasai apa yang hamba makan atau apa yang hamba minum? Atau masih dapatkah aku mendengarkan suara penyanyi laki-laki dan penyanyi perempuan? Apa gunanya hambamu ini lagi menjadi beban bagi tuanku raja?” "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."