Kelompok : 01 (satu)
Unit : 02
Mk : Tarikhul Adab
Nama kelompok: Lestari
R.A Amna Sulvia
Zahratun Fitri
Hasrunniasa
المديح
AN-NABIGHAH ADZ-DZIBYANI
"Sesungguhnya engkau bagaikan malam yang kujelang meski aku didera kehampaan,
tapi tempat berharap maaf darimu sungguh luas membentang"
B) Kedudukan Puisinya
Sebagian besar ahli sastra Arab mendudukan puisi An-Nabighah pada deretan
ketiga sesudah sesudah Umru al-Qais dan Zuhair bin Abi Sulma. Hanya saja penilaian
ini sangat relatif sekali, karena setiap orang pasti mempunyai penilaian masing-
masing. Walaupun demikian karya puisi merupakan puisi yang sangat tinggi nilainya.
Karena pribadi penyair ini sangat berbakat dalam berpuisi. Oleh sebab itu, tidak heran
bila penyair ini diangkat sebagai dewan juri dalam setiap perlombaan berdeklamasi
dan berpuisi tiap tahun di pasar Ukadz.
Dalam perlombaan deklamasi dan berpuisi itu, para penyair berdatangan dari
segala penjuru tanah Arab semuanya berkumpul di pasar Ukadz, Daumat al-Jandal,
dan Dzil Majanah. Dalam kesempatan ini, mereka mendirikan panggung untuk dewan
juri, dan salah seorang dari dewan juri itu adalah An-Nabighah sendiri, karena dia
dikenal sebagai seorang yang mahir dalam menilai puisi. Dan apabila ada puisi yang
dinilai baik, maka puisi itu akan ditulis dalam lembaran khusus dengan menggunakan
tinta emas, kemudian digantungkan pada dinding Ka'bah sebagai penghormatan bagi
penyairnya.
Keistimewaan puisi An-Nabighah bila dibandingkan dengan puisi Umru al-
Qais dan Zuhair bin Abi Sulma, maka puisi An-Nabighah lebih indah dan kata-
katanya lebih mantap, bahasanya sederhana sehingga mudah dimengerti oleh semua
orang. Dan para penyair lain pun tidak jarang yang meniru gaya An-Nabighah dalam
berpuisi, sehingga orang yang suka akan kelembutannya puisinya, seperti Jarir,
menganggap bahwa ia merupakan penyair Jahiliyyah yang paling piawai.
Ketergiurannya untuk mencari penghidupan dengan puisi, justru membuka teknik
baru dalam jenis puisi madah (pujian) serta melakukan perluasan dan pendalaman
dalam jenis puisi itu, sehingga dia mampu memuji sesuatu yang kontradiktif.
Kepiawaiannya itu terlihat ketika pada suatu hari ia hendak memuji raja
Nu'man bin Mundzir yaitu seorang raja yang paling disukainya. Waktu itu ia melihat
matahari yang sedang terbit dengan terang. Oleh karena itu raja Nu'man
diumpamakan dalam puisinya sebagai matahari yang terbit, dimana matahari bila
sedang terbit, maka sinarnya itu akan mengalahkan sinar bintang di malam hari.
Untuk itu penyair itu berkata seperti di bawah ini:
ّ
منهن كوكب إذا طلعت لم يبد ¤ فإنك شمس والملوك كواكب
"Sesungguhnya kamu adalah matahari dan raja-raja selainmu adalah bintang-bintangnya,
yang mana bila matahari terbit, maka bintang-bintang itupun akan hilang dari
penglihatan".
Selain dari bait puisi di atas, masih banyak lagi dari kumpulan puisinya yang
diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Perancis oleh Monsiur Dierenburg pada
tahun 1868, karena puisinya banyak digemari orang.
C) Puisi-Puisinya/ karya-karyanya
An-Nabighah mempunyai diwan (antologi) puisi yang dikomentari oleh Batholius
(Ibnu Sayyid al-Batholius) yang telah berulang-ulang dicetak, meskipun antologi
puisinya itu tidak menghimpun seluruh puisinya.
a. Di antara puisinya yang paling indah adalah yang terdapat di dalam mu'allaqat-nya
yang bait-bait pertamanya berbunyi:
وتلك التى أهتم منها وأنصب ¤ أتانى (أبيت اللعن) أنك لمتنى
هواسا به فراشى ويقشب ¤ فبت كأن العائدات فرشن لى
وليس وراء هللا للمرء مذهب ¤ حلفت فلم أترك لنفسك ريبة
لمبلغك الواشى أغشى وأكذب ¤ لئن كنت قد بلغت عنى جناية
من األرض فيه مستراد ومذهب¤ ولكننى كنت امرءا لى جانب
"Telah sampai berita padaku tentang abaital la'ni bahwa engkau mencercaku, itulah
yang membuat penting dan aku menjadi sangat lelah"
"semalaman, seakan para pembesuk menjengukku, menebar duri-duri tajam di atas
tempat tidur dan menusuk-nusukku"
"Aku bersumpah tidak akan meninggalkan keraguan pada dirimu. Setelah Allah, bagi
seseorang tidak ada lagi tempat kembali"
"Jika berita mengenai dosa yang aku lakukan telah sampai padamu, yang
menyampaikan berita padamu itu, sungguh penjilat yang paling jahat dan paling
dusta"
"Tetapi aku adalah orang yang memiliki tempat yang lain di bumi, di mana aku
mengais rizqi dan tempat melarikan diri"
"Engkau bagaikan sang masa, terbentang luas tali-tali kasihnya. Sang masa, tak ada
tempat berlindung dan tempat melarikan diri selainnya"
"Sahara menjadi lengang, penduduknya memikul beban, yang menghancurkan
Lubad telah dihancurkannya"
"Aku mendapat berita bahwa Abu Qabus mengancamku, tapi dalam auman singa tak
ada yang pasti"
"Jika golongan kanan cukup menimbulkan kebencianmu, karena berkhianat.
Sungguh aku sendiri dari golongan kanan yang berasala dari golongan kiri"