Anda di halaman 1dari 11

Nama Anggota Kelompok :

1. Akbar Eko
2. Firkah Fansuri
3. Murdika Wahyuda
4. Setiahawati

Kelas : XII IPA 4


Apa yang dimaksud pelita ?

Pembangunan nasional dilaksanakan


secara bertahap, setiap tahap berlangsung
selama lima tahun yang disebut Pelita.
Apa yang dimaksud trilogi
pembangunan ?

Adalah wacana pembangunan nasional


yang dicanangkan oleh pemerintah orde
baru di Indonesia sebagai landasan
penentuan kebijakan politik, ekonomi, dan
sosial dalam melaksanakan pembangunan
negara.
Trilogi pembangunan terdiri dari 3 :

 Stabilitas Nasional yang dinamis.


 Pertumbuhan Ekonomi Tinggi.
 Pemerataan Pembangunan dan hasil-
hasilnya.
Pelita ii (1 april 1974-31 maret 1979)

Sasaran yang hendak di capai pada masa ini


adalah pangan, sandang perumahan, sarana dan
prasarana, mensejahterakan rakyat, dan
memperluas lapangan kerja.
Pelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan
ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikan
dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi
kenaikan produksi.
pertanian, dengan meningkatkan industri
yang mengelola bahan mentah menjadi bahan
baku (misal : karet, minyak, kayu, dan timah).
Pada awal periode ini pembicaraan tentang
makna pembangunan tentang makna
pembangunan mulai bergeser. Apablia sebelum
periode Repelita II ini pembangunan ekonomi
hanya ditekankan pada jalur pertumbuhan
ekonomi, maka awal periode ini pandangan
bahwa pembangunan harus berwawasan
keadilan semakin dominan.
Masalah-masalah lain yang dihadapi dalam
Repelita II pada dasarnya merupakan masalah-
masalah yang belum dapat dipecahkan dalam
Repelita II, yaitu perluasan kesempatan kerja
dan Mmsj
Mkskk kesempatan berusaha, pembagian
pendapatan dan hasil-hasil yang lebih merata,
peningkatan laju pertumbuhan ekonomi daerah-
daerah, penyempurnaan dan peningkatan
fasilitas pendidikan, kesehatan, perumahan
rakyat.
Sementara itu tantangan yang dihadapi dalam
Repelita II ini secara garis besarnyadapat
dirumuskan sebagai berikut :
• Merosotnya kegiatan ekonomi dunia
kkkk terutama di negara-negara industri, telah
melemahkan permintaan atas ekspor hasil
produksi Indonesia sedangkan inflasi di
negara-negara tersebut telah meningkatkan
pula harga barang-barang modal yang
diperlukan bagi pembangunan.
• Krisis pertamina (1974/75-1976/77) merupakan
suatu musibah dan pengalaman yang sangat
mahal bagi usaha pembnagunan Indoensia.
Kenaikan harga minyak bumi di pasaran dunia
yang seharusnya melipat gandakan
kemampuan untuk meningkatkan laju
petumbuhan, ternyata harus dipakai untuk
membayar hutang-hutang jangka pendek
pertamina.
• Hambatan-hambatan dalam produksi pangan
oleh karena musim kering yang luar biasa
(krisis beras tahun 1974/1975).

Faktor pendorong utama laju pertumbuhan


ekonomi pada periode ini adalah meningkatnya
harga minyak dipasaran Internasional.

Anda mungkin juga menyukai