Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Disampaikan pada
KEGIATAN DIKLAT MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2021

Oleh:
Prof. Dr. SYAMSUL MAARIF, M.Si
ANGGOTA DEWAN PAKAR PROVINSI JAWA TIMUR
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PERUBAHAN PARADIGMA TRAINING


MENJADI LEARNING (JABAR, 2011)

1. Paradigma training (pelatihan) berorientasi pada


fasilitator/pelatih (trainer’s oriented)

2. Paradigma learning adalah pelatihan yang


berorientasi pada peserta (traineer’s oriented)

Prof. Syamsul Maarif 2


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Prof. Syamsul Maarif 33


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Prof. Syamsul Maarif 44


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

RUMUS BENCANA

Prof. Syamsul Maarif 55


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KERENTANAN

Karakteristik seseorang/kelompok dalam situasi dan kondisi


mereka, yang mempengaruhi (negative), terhadap kapasitas mereka
untuk :

1. Mengantisipasi
2. Mengatasi Dari dampak bahaya /
3. Melawan ancaman alam dan non
4. Melenting, dan alam
5. Pulih

Prof. Syamsul Maarif 66


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KERENTANAN DEMOGRAFI
1. PERTUMBUHAN PENDUDUK
2. DISTRIBUSI PENDUDUK
3. KERAGAMAN SOSIAL

Kemacetan, akses terbatas, budaya, insfrastruktur yang padat,


kemiskinan, kesenjangan social, komunikasi, pengaturan kerja,
waktu luang, dsb.

Prof. Syamsul Maarif 77


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA


TAHUN 2045 (+ 330 juta)

1. Meningkatnya ruang untuk beraktifitas & Interaksi


2. Menurunnya kualitas lingkungan
3. Berubahnya ekosistem dan ekologi
4. Pemanfaatan ruang yang tidak terkendali >>> di daerah rawan
5. Terdampak bencana hidrometorologi

Prof. Syamsul Maarif 88


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

16. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah,


adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik

PP 21/2008 Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PASAL 1 17. Pemerintah daerah adalah gubernur, Bupati/Walikota


atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah;

AYAT 16, 18. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, yang


selanjutnya disingkat dengan BNPB, adalah lembaga

17, 18, dan pemerintah non-departemen sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang - undangan;

19
19. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang
selanjutnya disingkat BPBD, adalah badan pemerintah
daerah yang melakukan penyelenggaraan
03 penanggulangan bencana di daerah

Prof. Syamsul Maarif 9


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

1. Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5
UU 24/2007 membentuk Badan Nasional
Penanggulangan Bencana;
PASAL 10 2. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
AYAT 1 dan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan Lembaga
2 Pemerintah Nondepartemen
setingkat menteri
03
Prof. Syamsul Maarif 10
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

1. Pemerintah daerah sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 5 membentuk Badan
Penanggulangan Bencana Daerah;

UU 24/2007 2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
PASAL 18 a. badan pada tingkat provinsi dipimpin
oleh seorang pejabat setingkat di bawah
AYAT 1 dan gubernur atau setingkat eselon Ib;dan
b. badan pada tingkat kabupaten/kota
2 dipimpin oleh seorang pejabat setingkat
di bawah bupati/walikota atau setingkat
eselon IIa
03
Prof. Syamsul Maarif 11
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

SISTIM KOMANDO
TANGGAP DARURAT BENCANA
(SKTDB)

Prof. Syamsul Maarif 12


12
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

SISTIM KOMANDO TANGGAP


DARURAT BENCANA

Suatu sistem penanganan darurat bencana yang


digunakan oleh semua instansi/lembaga dengan
mengintegrasikan pemanfaatan sumberdaya
manusia, peralatan dan anggaran.

Prof. Syamsul Maarif 13


13
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

TAHAPAN PEMBENTUKAN

Terbentuknya Komando Tanggap Darurat Bencana


meliputi tahapan yang terdiri dari:
1. Informasi Kejadian Awal
2. Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC)
3. Penetapan Status/Tingkat Bencana
4. Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana

Prof. Syamsul Maarif 14


14
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

TAHAPAN PEMBENTUKAN
Pembentukan Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat
Bencana terbagi dalam 2 jenis kejadian bencana, antara lain :
1. Tahap Siaga darurat untuk jenis bencana yang terjadi secara
berangsur – angsur, seperti banjir dan gunung meletus.
Pembentukan Pos Komando dengan cara mengikuti
peningkatan status Pusat Pengendali Operasi BNPB / BPBD
wilayah Propinsi / Kabupaten / Kota.
2. Tahap Siaga darurat untuk jenis bencana yang terjadi secara
tiba – tiba, seperti tsunami, gempa bumi dan tanah longsor.
Pembentukan Pos Komando dilakukan melalui 4 (empat)
tahapan yang harus dilaksanakan secara keseluruhan menjadi
satu rangkaian system komando dan koordinasi yang terpadu

Prof. Syamsul Maarif 15


15
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

TUGAS POKOK
1. Merencanakan operasi penanganan tanggap darurat
bencana.
2. Mengajukan permintaan kebutuhan bantuan.
3. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pengerahan
sumberdaya untuk penanganan tanggap darurat bencana
secara cepat tepat, efisien dan efektif.
4. Melaksanakan pengumpulan informasi dengan
menggunakan rumusan pertanyaan (5 W + 1 H), sebagai
dasar perencanaan Komando Tanggap Darurat Bencana
tingkat kabupaten/kota/provinsi/nasional.
5. Menyebarluaskan informasi mengenai kejadian bencana
dan pananganannya kepada media massa dan
masyarakat luas.
Prof. Syamsul Maarif 16
16
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

FUNGSI
1. Mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan
mensinkronisasikan seluruh unsur dalam organisasi
komando tanggap darurat untuk penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan pengurusan pengungsi,
penyelamatan serta pemulihan sarana dan prasarana
dengan segera pada saat kejadian bencana.
2. Sebagai tempat berkumpul semua sumberdaya untuk
melaksanakan kegiatan tanggap darurat.
3. Sebagai tempat mengendalikan kegiatan dan
mengerahkan sumberdaya dalam rangka kegiatan
tanggap darurat.

Prof. Syamsul Maarif 17


17
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Prof. Syamsul Maarif 18


18
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

TAMPILKAN RENOPS

Prof. Syamsul Maarif 19


19
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

SUMBER-SUMBER

ADPC, 2006 Mainstreaming Disaster Risk Reduction


into Development Policy, Planning and
Implementation in Asia
Brenda D. Phillips et. Al, 2012 Introduction to Emergency Management
BNPB, 2008 Himpunan Peraturan Tentang
Penanggulangan Bencana
Twigg, John, 2015 Disaster Risk Reduction
Sphere, 2020 Appendix to Sphere DRR Thematic Sheet
UNDRR, 2020 Disaster Risk Management

Prof. Syamsul Maarif 20


20
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

REFERENSI

Prof. Syamsul Maarif 21


21
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Salam Bahagia

Anda mungkin juga menyukai