0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan8 halaman
Sabo dam merupakan sistem pengendalian bencana alam yang dibangun di sepanjang sungai untuk menahan endapan dan material vulkanik. Teknik ini diperkenalkan oleh Jepang dan telah diterapkan di Indonesia untuk mengendalikan erosi, lahar, dan banjir. Sabo dam dibangun dengan pondasi dalam untuk menahan muatan dan gaya yang bekerja. Fungsinya adalah mengurangi sedimentasi waduk dengan menahan sedimen di sepanjang alur sungai.
Sabo dam merupakan sistem pengendalian bencana alam yang dibangun di sepanjang sungai untuk menahan endapan dan material vulkanik. Teknik ini diperkenalkan oleh Jepang dan telah diterapkan di Indonesia untuk mengendalikan erosi, lahar, dan banjir. Sabo dam dibangun dengan pondasi dalam untuk menahan muatan dan gaya yang bekerja. Fungsinya adalah mengurangi sedimentasi waduk dengan menahan sedimen di sepanjang alur sungai.
Sabo dam merupakan sistem pengendalian bencana alam yang dibangun di sepanjang sungai untuk menahan endapan dan material vulkanik. Teknik ini diperkenalkan oleh Jepang dan telah diterapkan di Indonesia untuk mengendalikan erosi, lahar, dan banjir. Sabo dam dibangun dengan pondasi dalam untuk menahan muatan dan gaya yang bekerja. Fungsinya adalah mengurangi sedimentasi waduk dengan menahan sedimen di sepanjang alur sungai.
D011191013 SABO DAM APA ITU SABO DAM Sabo atau bendung sabo merupakan suatu sistem pengendalian bencana alam aliran yang membawa endapan, seperti bajir bandang, aliran material vulkanik, dan pergerakan tanah, yang didirikan pada jalur aliran di pegunungan. SEJARAH SABO DAM Teknik sabo dam yang diperkenalkan oleh Tomoaki Yokota dari Jepang ini memiliki manfaat yang sangat besar. Selain sebagai pengendali lahar akibat letusan gunung berapi, sabo dam juga bermanfaat sebagai pengendali erosi hutan dan daerah pertanian serta mencegah bahaya longsor. Material pasir dan batu-batuan yang tertahan di sabo juga dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber penghasilan.Teknik sabo terus dikembangkan di Indonesia oleh para insinyur, khususnya parainsinyur yang bekerja di proyek-proyek gunung berapi. Salah satu proyek penanggulangan bahaya lahar gunung berapi sudah dilaksanakan sejak tahun 1998. BANGUNAN SABO DAM Sabo dam tidak memerlukan kekedapan tertentu sedangkan bendung harus kedap air untuk menjagakestabilan bangunan terhadap bahaya guling atau geser. Namun demikian, dari segi pondasi tidak jauh berbeda, karena tubuh sabo dam berdiri di atas pondasi yang terletak di bawah muka dasar sungai. Kedalaman pondasinya mencapai 4 sampai 5 meter di bawah dasar sungai.Kendala yang dihadapi dalam pembuatan pondasi tubuh sabo dam sama dengan pada pekerjaan pondasi bendung, yaitu berupa gangguan besarnya rembesan air yang mengalir ke lokasi pekerjaan. Untuk mengatasinya, seiring dengan pelaksanaan kontruksi sabo dam perludilakukan dewatering dengan menempatkan beberapa buah pompa yang berdiameter 6 inchi.Sabo dam dibangun sepanjang sungai, semakin ke hilir kerapatannya semakin jarang. Lavadingin yang mengalir ke sungai akan tertahan di sabo. BANGUNAN SABO DAM Apabila sabo pertama penuh, lavadingin akan melimpas ke sabo-sabo berikutnya. Dengan demikian, aliran lava dingin dapat diperlambat sehingga penduduk sekitar sungai masih memiliki cukup waktu untuk melakukan pengungsian. Selain itu, kerusakan di sekitar aliran sungai juga diharapkan dapat dikurangi.Teknologi Sabo atau lebih populer dengan sebutan Tekno Sabo adalah teknologi untuk mencegah terjadinya bencana sedimen dan mempertahankan daerah hulu terhadap kerusakan lahan. Tujuan dari pembangunan prototipe Sabo dam adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bangunan prototipe Sabo dam terhadap pengurangan sedimentasi waduk,karena fungsi dari Sabo dam adalah untuk menahan, menampung dan mengendalikansedimen. Semula, teknologi ini dipergunakan untuk mengendalikan material lahar gunungapi.Kondisi alur sungai awal pasca pembangunan Sabo dam perlu diketahui, dan secara berkala bentuk alur ini diamati perubahan-perubahannya, utamanya setelah terjadi banjir, sehinggadapat diketahui perubahan dasar sungai (riverbed fluctuation) dari waktu ke waktu, makavolume sedimen yang mengendap pada alur sungai dapat dihitung dan selanjutnya dapatdipakai sebagai dasar untuk memperkirakan pengaruh pembangunan Sabo dam terhadap pengurangan sedimentasi waduk. STABILITAS KONSTRUKSI SABO DAM Dimensi merupakan perhitungan konstruksi untuk menentukan ukuran Sabo Dam, agar mampu menahan muatan-muatan dan gaya-gaya yang berkerja padanya dalam keadaan apapun juga. Di dalam hal ini termasuk terjadinya angin kencang, gempa bumi dan banjir besar. PRINSIP KERJA SABO DAM Terjadinya pergerakan sedimen dan erosi sehingga menyebabkan perpindahan massa sedimen dari satu tempat ke tempat yang lain biasanya mempunyai potensi untuk menimbulkan kerusakan-kerusakan material terhadap bangunan-bangunan prasarana, rumah-rumah, lahan-lahan pertanian maupun jiwa manusia. Proses erosi dan sedimentasi ini terutama di sebabkan oleh energi air yang mengalir hingga dapat mengangkut tebing yang mengakibatkan longsoran. Transport sedimen di alur sungai biasanya di sebabkan oleh volume dan kecepatan air yang terlalu besar. Penambahan volume dan kecepatan air dalam hal ini umumnya diakibatkan oleha bertambahnya curah hujan di hulu. Data dan informasi untuk perencanaan teknis tanggul pada sungai lahar yang diperlukan adalah parameter desain meliputi parameter desain topografi, hidrologi, dan geoteknik yang merupakan hasil analisis data dan data lain yang diperlukan adalah data atau informasi bahan bangunan dan bahan timbunan tanggul yang tersedia, sarana dan prasarana, serta tenaga kerja yang tersedia. Selanjutnya, fungsi tanggul yang direncanakan harus dapat membatasi penyebaran aliran lahar dan keperluan lain asal tidak mengganggu fungsi utamanya sedang keamanan dan stabilitas tanggul harus memenuhi persyaratan, aytiu stabilitas gaya-gaya yang bekerja, aman terhadap gerusan, rembesan dan erosi buluh, abrasi, benturan, limpasan dan longsoran, dan stabil terhadap penurunan.