Anda di halaman 1dari 18

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN PENYAKIT AUTOIMUN”

Dosen Pembimbing :
Gipta Galih Widodo, S.Kp., M.Kep.,
Sp.
KMB
Disusun Oleh
NUCKY AMARTA
: (012212019)

WANDA IRAWAN (012212024)


ERNAWATI (012212029)
PENDAHULUA
N
Autoimunitas adalah kegagalan dari suatu organisme untuk mengenali bagian-bagian
penyusunnya sendiri sebagai diri, yang memungkinkan respon imun terhadap sel sendiri
dan jaringan tubuh.

Penyakit AutoImune adalah penyakit dimana sistem kekebalan yang terbentuk


salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan atau organ tubuh
dianggap sebagai bendamanusia justru dirusak oleh antibodi.
asing sehingga
5
Jadi adanya penyakit autoimmune tidak memberikan dampak peningkatan ketahanan
tubuh dalam melawan suatu penyakit, tetapi justru terjadi kerusakan tubuh akibat
kekebalan yang terbentuk.
KONSEP
PENYAKIT
Definis
i
Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen tubuh sendiri yang disebabkan oleh
menkanisme normal yang gagal berperan untuk mempertahankan self-tolerance sel B,
sel T atau keduanya.

Respon imun terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun, menyerang bagian dari tubuh
tersebut dan merupakan kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang membuat badan
menyerang jaringannya sendiri.
Etiolo
gi dicetuskan oleh beberapa hal
Reaksi autoimun dapat
:
Senyawa yang ada di badan yang normalnya
dibatasi di area tertentu (disembunyikan
dari sistem kekebalan tubuh) dilepaskan ke
dalam aliran darah.
Senyawa normal di tubuh berubah

Senyawa asing yang menyerupai senyawa


badan alami mungkin memasuki badan.

Sel yang mengontrol produksi antibodi mungkin


rusak dan menghasilkan antibodi abnormal
yang menyerang beberapa sel badan.

Keturunan mungkin terlibat pada beberapa


kekacauan autoimun. Kerentanan
kekacauan, daripada kekacauan itu sendiri,
mungkin diwarisi
Manifestasi
Klinis
SLE sangat bervariasi, baik dalam keterlibatan organ pada suatu waktu maupun keparahan manifestasi
penyakit pada organ tersebut. Sebagai tambahan, perjalanan penyakit berbeda antarpasien. Keparahan
dapat bervariasi dari ringan ke sedang hingga parah atau bahkan membahayakan hidup. Karena
perbedaan multisistem dari manifestasi klinisnya, lupus telah menggantikan sifilis sebagai great imitator.
gejala dan tanda SLE
1. Manifestasi Konstitusional
Pada kasus ini dijumpakan gejala demam namun gejala ini mungkin juga disebabkan oleh infeksi
pneumonia. Penurunan badan juga ditemukan pada pasien ini.

2. Manifestasi Mukokutan
Fotosensitivitas dapat dikenali dengan pembentukan ruam, eksaserbasi ruam yang telah ada
sebelumnya, reaksi terhadap sinar matahari yang berlebihan (exagerrated sunburn), atau gejala
seperti gatal atau parestesis setelah terpajan sinar matahari atausumber cahaya buatan

3. Manifestasi Muskuloskeletal
Artritis SLE biasanya meradang dan muncul bersamaan dengan sinovitis dan nyeri, bersifat nonerosif
dan nondeforming
4. Manifestasi Kardiovaskular
Perikarditis merupakan gejala khas, dengan nyeri substernal posisional dan terkadang
dapat ditemukan rub. Ekokardiografi dapat menunjukkan efusi, atau dalam kasus kronik
penebalan dan fibrosis perikardium.

5. Manifestasi Paru
Pleurisy sering ditemukan pada SLE. Nyeri dada khas pleuritik, rub, dan efusi dengan bukti
radiografi dapat ditemukan pada sebagian pasien, namun sebagian lain mungkin hanya berupa
gejala tanpa temuan obyektif. Infeksi parenkim paru, pneumonitis atau alveolitis, dan
dibuktikan dengan batuk, hemoptisis, serta infiltrate paru jarang terjadi namun dapat
membahayakan hidup.

6. Manifestasi Ginjal
Nefritis lupus muncul pada sebagian pasien dengan SLE. Spektrum keterlibatan patologis dapat
bervariasi dari proliferasi mesangial yang sama sekali tidak menimbulkan gejala sampai
glomerulonefritis membranoproliferatif difus agresif yang menuju gagal ginjal.
Patofisiologi
Patofisiologi SLE disebabkan oleh respon imun yang abnormal
berupa:
aktivasi sistem imun bawaan (sel dendritik, monosit/makrofag)
oleh DNA dari kompleks imun, DNA atau RNA virus dan RNA dari
protein self-antigen
ambang batas aktivasi sel imun adaptif (limfosit T dan limfosit B)
yang lebih rendah dan jaras aktivasi yang abnormal
regulasi sel T CD4+ dan CD8+, sel B dan sel supresor yang tidak
efektif,
penurunan pembersihan kompleks imun dan sel yang
mengalami apoptosis.
Way of Caution
Faktor pencetus penyakit autoimun:
1) Faktor lingkungan
Clue pertama melibatkan fenomena imun yang di sebut “atopy”. Paling sedikit 5%
populasi penduduk dunia mendapat “warisan” berupa kecenderungan untuk
memperoduksi kadar IgE, yang mampu menimbulkan reaksi jika bersinggungan

25dengan substansi umum seperti benang sari bunga (pollen) dan zat kimia yang di
tambahkan pada makanan (food additivees). Alergi atopik (atopikc allergic) yang di
timbulkannya berupa gatal-gatal atau bersin-bersin.
%
2) Faktor imunitas 75
Alergi, autoimmunity, dan immunodeficiency. Alergi adalah suat reaksi yang tidak
%
nyaman terhadap non-mikroba dan antigen lingkngan yang “tidak berbahaya”.
Sedangkan autoimmmunity adalah respon imun terhadap jaringan tubuh sendiri.
Immunodeficiency adalah tidak memiliki (lock of) daya tahan tubuh.
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik
difokuskan pada gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami
2. Kulit
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau
leher
3. Kardiovaskuler
Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi
pleura
4. Sistem Muskuloskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak,
rasa kaku pada  pagi hari
5. Sistem integumen
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu
yang melintang  pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat
mengenai mukosa pipi atau palatum durum
6. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
7. Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi
papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku
serta permukaan ekstensor lengan  bawah atau sisi lateral tangan
dan berlanjut nekrosis
8. Sistem Renal
Edema dan hematuria
9. Sistem saraf
Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang
Diagnosa

1.Nyeri Akut b/d agen pencedera


Fisiologis /Inflamasi (D.0077)

2. Gangguan Integritas kulit  (D.0129)


3.Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
Intervensi dan Tujuan Keperawatan

No Diagnosa Intervensi Tujuan


1. Nyeri Akut b/d agen a. Manajemen Nyeri Setelah dilakukan asuhan keperawatan
pencedera Fisiologis  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, selama 3x24 jam diharapkan:
/Inflamasi frekuensi, kualitas, intensitas nyeri  Keluhan nyeri menurun
 Identifikasi faktor yang memperberat dan  Merigis menurun
memperingan nyeri  Ketegangan otot dan pupil dilatasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu menurun
a. Pemberian Analgetik
 Identifikasi karakteristik nyeri (mis.
Pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi)
 Identifikasi riwayat alergi obat
 Dokumentasikan respon terhadap efek
analgesic dan efek yang tidak diinginkan
 Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
2. Gangguan Integritas kulit  a. Perawatan Kulit Setelah dilakukan asuhan keperawatan
 Identifikasi penyebab gangguan integritas selama 3x24 jam diharapkan:
kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan  Elastisitas, hidrasi, dan perfusi
status nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu jaringan meningkat
lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)  Hematoma, pigmentasi abnormal,
 Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring jaringan parut, dan nekrosis menurun
 Anjurkan minum air yang cukup  Suhu kulit,sensasi, tekstur, dan
 Anjurkan menggunakan tabir surya SPF pertumbuhan rambut membaik
minimal 30 saat berada diluar rumah
3. Gangguan Mobilitas Fisik a. Dukungan Ambulasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan
 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik selama 3x24 jam diharapkan:
lainnya  Pergerakan ekstremitas meningkat
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah  Rentang Gerak (ROM) meningkat
sebelum memulai ambulasi  Kelemahan Fisik Menurun
 Ajarkan ambulasi sederhana yang harus  
dilakukan Seperti  berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar
mandi, sesuai toleransi.
Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Tanggal/jam Implementasi
1. Nyeri Akut b/d agen pencedera    Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
Fisiologis /Inflamasi intensitas nyeri
 Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
 Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda, kualitas,
lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
 Mengidentifikasi riwayat alergi obat
 Mendokumentasikan respon terhadap efek analgesic dan efek yang
tidak diinginkan
 Menjelaskan efek terapi dan efek samping obat
 

2. Gangguan Integritas kulit     Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis.


Perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, peneurunan
kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
 Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada
diluar rumah
3. Gangguan Mobilitas    Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan
Fisik fisik lainnya
 Memonitor frekuensi jantung dan tekanan
darah sebelum memulai ambulasi
 Mengajarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan Seperti  berjalan dari
tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari
tempat tidur ke kamar mandi, sesuai
toleransi.
Evaluasi Keperawatan
No Diagnosa Evaluasi
1. Nyeri Akut b/d agen pencedera S: Klien mengatakan nyeri berkurang
Fisiologis /Inflamasi O: KlienIn tampak
this type of dan
tenang book, readers
tekanan arestabil.
darah alwaysSkala nyeri
berkurangloaded
dari 6 ke 4with knowledge. They can talk
TD: 120/80MMHg
dynamically on each topic.
A: Masalah nyeri tidak efektif teratasi sebagian
P: Lnjutkan intervensi
They build a yang adainfluence upon others.
strong
2. Gangguan Integritas kulit  S:Klien mengatakan kulitnya terasa lembap dan terhidrasi
They
O: Capilery arekembali
refill habitual
<2ofdetik,
dailykulit
reading
terlihat lembab
literature,
A: Masalah gangguanphilosophy andtidak
integritas kulit psychology.
efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
3. Gangguan Mobilitas Fisik S: Klien mengatakan
Reading gives bisa menggerakkan
freedom and buildsekstremitas dengan baik
confidence.
O:Klien bisa menggerakkan enstremitas dengan baik tanpa bantuan
A: Masalah gangguan mobilitas fisik tidak efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai