Dosen Pembimbing :
Gipta Galih Widodo, S.Kp., M.Kep.,
Sp.
KMB
Disusun Oleh
NUCKY AMARTA
: (012212019)
Respon imun terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun, menyerang bagian dari tubuh
tersebut dan merupakan kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang membuat badan
menyerang jaringannya sendiri.
Etiolo
gi dicetuskan oleh beberapa hal
Reaksi autoimun dapat
:
Senyawa yang ada di badan yang normalnya
dibatasi di area tertentu (disembunyikan
dari sistem kekebalan tubuh) dilepaskan ke
dalam aliran darah.
Senyawa normal di tubuh berubah
2. Manifestasi Mukokutan
Fotosensitivitas dapat dikenali dengan pembentukan ruam, eksaserbasi ruam yang telah ada
sebelumnya, reaksi terhadap sinar matahari yang berlebihan (exagerrated sunburn), atau gejala
seperti gatal atau parestesis setelah terpajan sinar matahari atausumber cahaya buatan
3. Manifestasi Muskuloskeletal
Artritis SLE biasanya meradang dan muncul bersamaan dengan sinovitis dan nyeri, bersifat nonerosif
dan nondeforming
4. Manifestasi Kardiovaskular
Perikarditis merupakan gejala khas, dengan nyeri substernal posisional dan terkadang
dapat ditemukan rub. Ekokardiografi dapat menunjukkan efusi, atau dalam kasus kronik
penebalan dan fibrosis perikardium.
5. Manifestasi Paru
Pleurisy sering ditemukan pada SLE. Nyeri dada khas pleuritik, rub, dan efusi dengan bukti
radiografi dapat ditemukan pada sebagian pasien, namun sebagian lain mungkin hanya berupa
gejala tanpa temuan obyektif. Infeksi parenkim paru, pneumonitis atau alveolitis, dan
dibuktikan dengan batuk, hemoptisis, serta infiltrate paru jarang terjadi namun dapat
membahayakan hidup.
6. Manifestasi Ginjal
Nefritis lupus muncul pada sebagian pasien dengan SLE. Spektrum keterlibatan patologis dapat
bervariasi dari proliferasi mesangial yang sama sekali tidak menimbulkan gejala sampai
glomerulonefritis membranoproliferatif difus agresif yang menuju gagal ginjal.
Patofisiologi
Patofisiologi SLE disebabkan oleh respon imun yang abnormal
berupa:
aktivasi sistem imun bawaan (sel dendritik, monosit/makrofag)
oleh DNA dari kompleks imun, DNA atau RNA virus dan RNA dari
protein self-antigen
ambang batas aktivasi sel imun adaptif (limfosit T dan limfosit B)
yang lebih rendah dan jaras aktivasi yang abnormal
regulasi sel T CD4+ dan CD8+, sel B dan sel supresor yang tidak
efektif,
penurunan pembersihan kompleks imun dan sel yang
mengalami apoptosis.
Way of Caution
Faktor pencetus penyakit autoimun:
1) Faktor lingkungan
Clue pertama melibatkan fenomena imun yang di sebut “atopy”. Paling sedikit 5%
populasi penduduk dunia mendapat “warisan” berupa kecenderungan untuk
memperoduksi kadar IgE, yang mampu menimbulkan reaksi jika bersinggungan
25dengan substansi umum seperti benang sari bunga (pollen) dan zat kimia yang di
tambahkan pada makanan (food additivees). Alergi atopik (atopikc allergic) yang di
timbulkannya berupa gatal-gatal atau bersin-bersin.
%
2) Faktor imunitas 75
Alergi, autoimmunity, dan immunodeficiency. Alergi adalah suat reaksi yang tidak
%
nyaman terhadap non-mikroba dan antigen lingkngan yang “tidak berbahaya”.
Sedangkan autoimmmunity adalah respon imun terhadap jaringan tubuh sendiri.
Immunodeficiency adalah tidak memiliki (lock of) daya tahan tubuh.
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik
difokuskan pada gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami
2. Kulit
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau
leher
3. Kardiovaskuler
Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi
pleura
4. Sistem Muskuloskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak,
rasa kaku pada pagi hari
5. Sistem integumen
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu
yang melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat
mengenai mukosa pipi atau palatum durum
6. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
7. Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi
papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku
serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan
dan berlanjut nekrosis
8. Sistem Renal
Edema dan hematuria
9. Sistem saraf
Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang
Diagnosa