RONGGA MULUT
Oleh:
Farah Ulya Suryadana
21360066
Perceptor:
Dr. Doni Kurniawan, Sp. B (K) Onk
Latar Belakang
Tumor adalah massa jaringan abnormal yang terbentuk ketika sel tumbuh dan membelah lebih dari
yang seharusnya atau tidak mati saat seharusnya. Tumor dapat bersifat jinak maupun ganas.
(National Cancer Insitute, 2021). Tumor juga dapat terjadi di rongga mulut yang dapat menyerang
lapisan mukosa mulut, otot, tulang rahang, kelenjar ludah, dan kelenjar getah bening (Lestari IP.,
2011). Organ-organ yang termasuk dalam rongga mulut yaitu bibir atas dan bawah, dua pertiga
bagian anterior lidah, mukosa pipi, trigonum retromolar, gingiva maxilla dan mandibula, palatum
durum dan molle, serta dasar mulut (PERABOI, 2020).
Hampir di seluruh belahan dunia, kanker rongga mulut termasuk sepuluh jenis kanker yang paling
banyak ditemukan. Di negara maju juga ditemukan kanker mulut dengan jumlah persentase
sebesar 3–5% dari semua jenis kanker. (Budhy, 2019). Di Indonesia berdasarkan sumber
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018) jumlah kasus penderita kanker bibir, rongga
mulut, dan tenggorokan sebesar 4,5%.
Presentase Kanker Rongga Mulut di Dunia Baik
Laki-laki atau Perempuan. (GLOBOCAN, 2020)
Presentase Angka Kejadian
dan Kematian Kanker
Rongga Mulut di Indonesia.
(GLOBOCAN 2020)
Anatomi Rongga Mulut
Ada beberapa faktor predisposisi terjadinya tumor rongga mulut antara lain adalah:
1. Iritasi kronis seperti pemakaian obat kumur yang berlebihan, iritasi akibat pemakaian
geligi tiruan atau tambalan gigi yang overhang, kesehatan rongga mulut yang buruk, dan
sebagainya.2. Diet terutama defisiensi vitamin A dan C, defisiensi zat besi, seng, riboflavin
dan selenium
3. Konsumsi alkohol dan tembakau berlebih akan menyebabkan iritasi lokal mukosa
rongga mulut dan menggangu respon imunitas tubuh
4. Peranan virus terhadap kejadian tumor rongga mulut belum dapat dibuktikan dengan
jelas. virus papiloma/HPV jenis 1, 11, dan 16 juga diduga menjadi penyebab tumor ganas
rongga mulut. You can enter a subtitle here if you need it
5. Sifilis telah lama dicurigai sebagai faktor resiko terjadinya kanker rongga mulut.
Penderita sifilis mempunyai resiko 3 kali lebih besar terkena keganasan rongga mulut.
(Cawson and Odell, 2008)
Gejala Klinis
Pasien keganasan rongga mulut mempunyai keluhan-
keluhan seperti:
• Rasa nyeri di telinga
• Disfagia
• Trismus (tidak dapat membuka mulut)
• Leukoplakia
• Eritroplakia yang tidak hilang dengan pengobatan
biasa.
• Terdapatnya suatu massa dengan permukaan
yang tidak dan terasa nyeri.
Gejala pada penderita tergantung pada lokasi kanker tersebut. Bila terletak
pada bagian 2/3 anterior lidah, keluhan utamanya adalah timbulnya suatu
massa yang seringkali terasa tidak sakit. Bila timbul pada 1/3 posterior,
kanker tersebut selalu tidak diketahui oleh penderita dan rasa sakit yang
dialami biasanya dihubungkan dengan rasa sakit tenggorokan.
(PERBAOI, 2020)
Pada stadium awal, secara klinis kanker lidah dapat bermanifestasi dalam
berbagai bentuk, dapat berupa bercak leukoplakia, penebalan,
perkembangan eksofitik atau endofitik bentuk ulkus. Tetapi sebagian besar
dalam bentuk ulkus. Lama-kelamaan ulkus ini akan mengalami infiltrasi
lebih dalam jangan tepi yang mengalami indurasi (PERABOI, 2020)
Kanker pada Mukosa Pipi
Di negara yang sedang berkembang, kanker pada mukosa pipi dihubungkan dengan
kebiasaan mengunyah campuran pinang, daun sirih, kapur dan tembakau. Tembakau
tersebut berkontak dengan mukosa pipi kiri dan kanan selama beberapa jam
(Daftary,1992).
Pada awalnya lesi tidak menimbulkan simptom, terlihat sebagai suatu daerah
eritematus, ulserasi yang kecil, daerah merah dengan indurasi dan kadang-kadang
dihubungkan dengan leukoplakia tipe nodular
Pada awal pertumbuhan, lesi dapat berupa nodul kecil atau ulkus yang tidak
sembuh-sembuh. Deteksi tumor pada keadaan ini memberikan kesempatan untuk
menemukan karsinoma dini
Secara klinis yang paling sering dijumpai adalah lesi berupa ulserasi dengan tepi yang
timbul dan mengeras yang terletak dekat frenulum lingual (Pinborg, 1986). Bentuk yang
lain adalah penebalan mukosa yang kemerah-merahan, nodul yang tidak sakit atau dapat
berasal dari leukoplakia
Kanker pada Palatum
Pada daerah yang masyarakatnya mempunyai kebiasaan menghisap rokok secara terbalik,
kanker pada palatum merupakan kanker rongga mulut yang umum terjadi dari semua kanker
mulut. Perubahan yang terjadi pada mukosa mulut yang dihubungkan dengan menghisap rokok
secara terbalik adalah adanya ulserasi, erosi, daerah nodul dan bercak. Reddy dkk, 1974.
Kebanyakan kanker palatum merupakan pertumbuhan eksofitik dan dasar yang luas dengan
permukaan bernodul. Jika lesi terus berkembang mungkin akan mengisi seluruh palatum.
Kanker pada palatum dapat menyebabkan perforasi palatum dan meluas sampai ke rongga
hidung (Daftary, 1992).
Klasifikasi Stadium Klinis
(PERABOI, 2020)
Stadium Kanker Rongga Mulut
(PERABOI, 2020)
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Fisik
Anamnesa
• Inspeksi dengan bantuan spatel lidah dan perbaan lesi
• Keluhan utama
rongga mulut dilakukan dengan memasukkan 1 atau 2 jari
• Perjalanan penyakit
ke dalam mulut (palpasi bimanual)
• Pengobatan yang telah diberikan
• Respon dari pengobatan tersebut
• Evaluasi seluruh rongga mulut, dilihat mulai bibir sampai
batas belakang rongga mulut. Tentukan lokasi tumor
primer, bentuk, ukuran dalam cm, ekstensi, dan bagaimana
(PERABOI, 2020)
resektabilitasnya.
(PERABOI, 2020)
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi eksisi : bila tumor kecil, 1 cm atau kurang eksisi yang dikerjakan ialah
eksisi luas seperti tindakan operasi definitif ( 1 cm dari tepi tumor)
Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch biopsy) menggunakan tang alligator: bila
tumor besar ( > 1 cm)
(Suyatno, 2009)
Tatalaksana
Pembedahan
Tujuan akhir dari penatalaksanaan Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
kanker rongga mulut ialah tercapainya penanganan kanker rongga mulut ialah dengan
penyembuhan kuratif, perservasi dan eradikasi dari tumor, pengembalian fungsi dari rongga
restorasi fungsi dan kosmetik, dan mulut serta aspek kosmetik/penampilan penderita.
pencegahan terjadinya second primer
cancer. Modalitas terapi untuk kanker Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
rongga mulut adalah pembedahan, penentuan macam terapi adalah:
radioterapi, kemoterapi dan oral 1. umur penderita
rehabilitasi. (Suyatno, 2009). 2. keadaan umum penderita
3. fasilitas yang tersedia
4. kemampuan dokternya
5. pilihan penderita
(Suyatno, 2009)
Berdasarkan Stadium
1. Kemoterapi induksi
2. Radioterapi
3. Operasi atau radioterapi paliatif
4. Kemoradiasi
5. Terapi suportif
(PERABOI, 2020)
Imunoterapi
Pembrolizumab dapat diberikan untuk kasus kanker rongga mulut yang tidak
resektabel, dengan M1 atau rekuren yang tidak dapat dilakukan radiasi atau
pembedahan. (PERABOI, 2020)
Follow Up
Jadwal Follow up dianjurkan sebagai berikut:
Dalam 1 tahun pertama: setiap 2 bulan
Pada tahun ke-2: setiap 3 bulan
Dalam 3-5 tahun: setiap 3 bulan
Setelah 5 tahun: 1 tahun sekali selama seumur hidup
(PERABOI, 2020)
Untuk pasien kanker rongga mulut yang telah selesai menjalani terapi follow
up yang harus dilakukan adalah pemeriksaan fisik, USG hepar foto toraks
dan bone scan. Pemeriksaan ini dilakukan setiap tahun bertujuan untuk
menentukan apakah penderita bebas dari kanker atau ada kekambuhan atau
ada metastasis jauh. (Suyatno, 2009).
Prognosis
Jika kanker didiagnosis pada tahap awal baik, tingkat kelangsungan hidup 5 tahun secara keseluruhan
untuk semua orang adalah 85%. Sekitar 28% kanker mulut dan orofaring terdiagnosis pada tahap ini.
Jika kanker telah menyebar ke jaringan atau organ di sekitarnya dan/atau kelenjar getah bening regional,
tingkat kelangsungan hidup 5 tahun secara keseluruhan adalah 68%. Hampir setengah dari kasus
didiagnosis pada tahap ini. Jika kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang jauh, tingkat kelangsungan
hidup 5 tahun secara keseluruhan adalah 40%. Sekitar 18% kanker mulut dan orofaring terdiagnosis
pada tahap ini. (CANCER.NET, 2022).
Field Cancerization
Konsep dan definisi dari field cancerization ini pertama kali ditemukan
oleh Slaughter et al pada tahun 1953, ketika ia menganalisis jaringan
yang berdekatan dengan karsinoma sel skuamosa. Penelitian yang
dilakukan oleh Slaughter et al kepada 783 pasien karsinoma
menunjukkan bahwa seluruh epitel yang berdekatan dengan tumor
mengalami keganasan. (Mohan, 2014)
(Mohan, 2014).
Teori Migrasi Deteksi Clone pada Field
Cancerization
Sebuah alternatif teori menyatakan bahwa
beberapa lesi muncul karena migrasi sel
displastik dan diubah dengan dua pola yang
berbeda, sebagai berikut: Di epitel, ada sekelompok sel dengan kanker
terkait perubahan genetik yang dapat ditunjukkan
1. Migrasi sel-sel ganas melalui saliva dengan imunostatin TP53. Clone ini diberi nama
(metastasis mikro) patch oleh Garcia et al. Didefinisikan sebagai
sekelompok kecil sel yang berbagi genotipe umum
2. Migrasi intra-epitel dari keturunan yang yang berdekatan di waktu pengamatan.
awalnya diubah sel-sel ganas. Ini berbeda Biasanya positif untuk TP53 di mukosa normal
dengan metastasis, karena ganas sel pasien dengan karsinoma sel skuamosa kepala dan
biasanya ditemui oleh kelenjar getah leher dan sering terjadi pada beberapa tumor kepala
bening dan darah dimana mereka dan leher primer.
pertama berkembang.
(Mohan, 2014)
(Mohan, 2014)
KESIMPULAN
Insiden terjadinya kanker rongga mulut merupakan salah satu jenis kanker yang
memiliki prevalinsi yang cukup tinggi. Di Indonesia berdasarkan sumber Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (2018) jumlah kasus penderita kanker bibir, rongga mulut, dan
tenggorokan sebesar 4,5%, Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan usaha preventif seperti
aturan yang keras tentang penggunaan rokok dan gaya hidup dengan minuman keras, selain
itu pengawasan terhadap suatu bahan yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker) di dalam
pembuatan makanan dan minuman harus semakin diperketat.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah pengetahuan dan kepedulian terhadap kejadian
kanker rongga mulut mulai sekarang, selain itu harus ada pada setiap orang, terutama di
Indonesia. Diagnosis kanker rongga mulut berdasarkan paada anamnesa, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Tatalaksana dari kanker rongga mulut dapat dilakukan dengan
cara pembedahan, selain itu juga dapat dilakukan kemoterapi dan radioterapi. Deteksi dini
dari kanker rongga mulut dapat berperan sebagai prose pengobatan dan penyembuhan
sehingga prognosisnya akan menjadi baik.
TERIMAKASIH