Anda di halaman 1dari 22

EYD

Disusun oleh :
KELOMPOK 1
KELOMPOK 1

 MHD. SYAWAL F44121010

 IRFAN HALIM LINAME F44121085

 JUL FINASRAN F44121088

 MUH ARIF ALMUNAWAR F44121031

 AHMAD FAHRUDDIN ADITYA F44121082

 MISAEL PALANGGIRAN F44121064


LATAR BELAKANG EYD

• Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam
bentuk tulisan dan penggunaan tanda baca. Menurut Tasai (2002), mengemukakan bahwa ejaan
adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan
antar lambang-lambang itu. Secara teknis, yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
• Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan seperangkat aturan atau kaidah penggunaan
Bahasa Indonesia dalam konteks resmi, baik lisan maupun tulisan. Materi utama yang dibahas
dalam EYD meliputi kaidah tentang penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM EJAAN
• Ejaan merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang
dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantaraan lambang-lambang atau gambar-
gambar bunyi. Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan dan penggunaan tanda baca. Menurut Tasai (2002),
mengemukakan bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan
bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antar lambang-lambang itu. Secara teknis, yang
dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
• Adapun macam-macam ejaan menurut perkembangannya, antara lain :
• Ejaan Ophujsen (1901)
• Ejaan Soewandi atau ejaan Republik (1947)
• Ejaan Pembaharuan Bahasa Indonesia atau Ejaan Prijono-Katoppo (1956)
• Ejaan Melindo (Melayu Indonesia) (1959)
• Ejaan Baru Bahasa Indonesia atau Ejaan Bahasa Indonesia LBK ( Lembaga Bahasa dan Kesusastraan) (1966)
• Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) (1972)
SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN
• Ejaan Ophujsen (1901)
• Ejaan Ophuysen didasarkan atas prakarsa pemerintah Hindia Belanda menugaskan Charles Adrian van Ophuysen untuk menuliskan bahasa Melayu. Tugas
itu diselesaikannya pada tahun 1901 sejak permulaan usahanya pada tahun 1896. Sejak tahun 1901 itulah baru timbul keseragaman ejaan untuk menuliskan
bahasa Melayu.
• Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik (1947)
• Ejaan Republik (edjaan republik) adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut
dengan nama edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai
berlaku sejak tahun 1901.
• Ejaan Pembaharuan atau Ejaan Prijono-Katoppo
• Ejaan Pembaharuan merupakan penyempurnaan dari ejaan Republik karena ejaan tersebut terdapat unsur-unsur yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.
Ejaan pembaruan merupakan hasil dari E.Katoppo dan Prof. Dr. Prijono. Pembaharuan ejaan ini mengalami beberapa kesulitan seperti biaya perombakan
mesin tik sehingga ejaan ini tidak diresmikan.
• Konsep Ejaan Pembaharuan yang menarik ialah disederhanakannya huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf-huruf tunggal. Atau bersifat
fonemis artinya setiap fonem dalam ejaan itu diusahakan hanya dilambangkan dengan satu huruf.
• Ejaan Melindo (1959)
• Melindo ialah akronim dari Melayu-Indonesia. Merupakan ejaan yang disusun atas kerja sama antara pihak Indonesia Slamet Muljana dan pihak
Persekutuan Tanah Melayu (Malaysia) dipimpin oleh Syed Nasir bin Ismail yang tergabung dalam Panitia Kerja Sama Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia
tahun 1959 berhasil merumuskan ejaan yaitu ejaan Melindo.
• Awalnya Ejaan Melindo dimaksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan di kedua negara tersebut. Namun karena pada masa itu terjadi
ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia, Ejaan itupun akhirnya gagal diresmikan.Sebagai akibatnya pemberlakuaan ejaan itu tidak pernah
diumumkan.
• Ejaan Baru Bahasa Indonesia / LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)
• Ejaan Baru Bahasa Indonesia merupakan hasil dari usaha pembaharuan yang berasaskan pada dasar
pemikiran:
• Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan
• Ejaan Soewandi yang kurang dapat mencerminkan kodrat bahasa Indonesia
• Ejaan ini merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo. Pelaksananya pun terdiri dari
panitia Ejaan LBK (Lembaga bahasa dan Kasusaatraan, sekarang bernama Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang berhasil merumuskan ejaan
yang disebut Ejaan Baru. Namun lebih dikenal dangan ejaan LBK.
• Ejaan Yang Disempurnakan
• Secara definisi, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sistem ejaan bahasa Indonesia
yang didasarkan pada Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972 yang diresmikan pada tanggal 16
Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia.
• Pedoman ejaan bahasa Indonesia disebut pedoman umum,karena dasarnya hanya mengatur hal-hal
yang bersifat umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat khusus,yang belum di atur dalam
pedoman itu, yang disesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman umum itu.
• Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang disusun
sebelumnya, terutama ejaan Republik yang dipadukan pula dengan konsep-konsep ejaan
Pembaharuan, ejaan Melindo, dan ejaan Baru.
PENULISAN HURUF
• Huruf Besar dan Huruf Kapital • Huruf pertama semua kata utama dalam buku, majalah, surat kabar,
dan judul karangan.
• Huruf besar dan huruf kapital digunakan untuk hal-hal berikut :
• Contoh: Pelajaran Matematika untuk Sekolah Lanjutan Atas, majalah
• Awal kalimat dan huruf pertama petikan langsung. Contoh: Dia Trubus
berangkat ke sekolah.
• Singkatan nama gelar dan sapaan, huruf pertama kata petunjuk
• Contoh: Ibu bertanya,” Mengapa kamu menangis?” hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti.
• Ungkapan yang berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci, • Contoh : Dr. Nuril Huda, Kapan Saudara datang?, Silahkan diminum,
nama Tuhan, termasuk kata gantinya. Mbak!
• Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Islam, Kristen, Alkitab
• Huruf Miring
• Nama diri, huruf awal gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang
diikuti nama orang. • Huruf miring digunakan untuk hal-hal berikut :
• Contoh: Sultan Hasanudin, Gubernur Joko Widodo, Profesor • Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
Samsuri karangan. Contoh: majalah Tempo, harian Kompas. buku Dasar-
• Huruf pertama nama bangsa, suku, bahasa, tahun, bulan, hari, hari dasar Penulisan
raya dan peristiwa sejarah. • Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok
• Contoh: bangsa Indonesia, tahun Masehi, hari Senin, hari kata. Contoh: Bab ini tidak membicarakan…, Huruf pertama kata
Kebangkitan Nasional abad ialah a
• Huruf pertama khas dalam geografi. • Menuliskan istilah ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya.
• Contoh: Danau Towuti, Afrika Selatan, Jalan Surabaya
• Contoh: Penataran merupakan kata lain dari upgrading
• Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan,
ketatanegaraan, dan dokumen resmi.
• Contoh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dewan
Perwakilan Rakyat, Surat Perintah Sebelas Maret
PENULISAN KATA
• Kata Dasar yang mendahului apabila bentuk dasarnya berupa
gabungan kata. Contoh :
• Kata asli yang belum medapat imbuhan. Kata • Bersuka ria (ber + suka ria)
dasar yang terdapat dalam kalimat ditulis satu- • Dimejahijaukan (di + meja hijau + kan)
kesatuan. Contoh : • Membabi buta (me-N + babi buta)
• Dia tidak suka marah • Jika bentuk dasarnya berupa kata gabung dan
• Siapa yang datang ? mendapat awalan dan akhiran, kata ditulis
serangkai. Contoh :
• Kata Turunan • Mengedepankan (me-N + ke + depan + kan)
• Kata yang diturunkan dari kata dasar asli, bisa • Mempertanggungjawabkan (me-N + pe + tanggung
disebut kata berimbuhan. jawab + kan)
• Jika salah satu unsur kata hanya dipakai dalam
• Imbuhan (awalan dan akhiran) ditulis serangkai
kombinasi, gabungan ditulis serangkai. Contoh :
dengan kata dasar. Contoh :
• Pascasarjana
• Pemanas (pe+panas)
• Prasangka
• Jawaban (jawab+an)
• Mahasiswa
• Awalan atau akhiran ditulis serangkai denan kata
• Kata Ulang • Mata pisau
• Mata hati
• Kata dasar yang diulang. Dapat berupa kata • Gabungan kata termasuk istilah khusus yang
ulang murni (sama dengan kata dasar) dan kata menimbulkan salah baca dapat diberi tanda hubung
ulang sebagian (berbeda dengan kata dasar). untuk menegaskan pertalian diantara unsur yang
Kata dasar yang berupa kata ulang ditulis bersangkutan.
lengkap menggunakan tanda gabung. Contoh : • Contoh : alat pandang-dengar.
• Sepandai-pandai • Gabungan kata yang sudah diangap padu, kata
• Lauk-pauk ditulis serangkai.
• Contoh :
• Apabila (apa + bila)
• Gabungan Kata • Daripada (dari + pada)
• Adapun (ada + pun)
• Kata dasar yang terbentuk dari penggabungan
dua kata. Bisa disebut kata majemuk, kata
dasar yang berasal dari gabungan kata yang
punya makna tertentu.
• Gabungan kata yang lazim, kata majemuk termasuk
istilah khusus bagiannya ditulis terpisah. Contoh :
• Sapu tangan
• Kata Ganti • Partikel
• Kata ganti –ku, -mu dan –nya ditulis dengan kata • Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai
yang mendahuluinya. Contoh : dengan kata yang mendahuluinya. Contoh :
• Ayahmu orang yang dermawan • Bacalah buku itu dengan baik !
• Buku ini miliknya • Akankah kita tetap menjadi saudara ?
• Kata Depan • Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang
• Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari mendahuluinya. Kecuali : adapun,
kata yang mengikutinya, kecuali daripada. bagaimanapun, maupun, biarpun, walaupun.
Contoh : Contoh :
• Sepetak tanah pun aku tak punya.
• Ayah berangkat ke masjid
• Sepucuk surat pun tak datang.
• Saya dari masjid
• Kata Sandang • Partikel per yang berarti mula, demi, dan tiap
dtulis terpisah dari kalimat yang
• Kata sandang berupa Si dan Sang ditulis secara mendampinginya. Contoh :
terpisah dari kata yang megikutinya. Contoh : • Dia membaca buu itu per bab.
• Si Unyil • Dia menggaji karyawannya per hari
• Sang Raja
• Angka dan Lambang Bilangan • Bab III
• Dipakai untuk menyatakan lambang • Bab tiga
bilangan nomor. Contoh : 1, 2, 3. • Bab ke-3
• Digunakan untuk ukuran panjang, • Penulisan kata bilangan yang
berat, isi, satuan waktu, nilai uang. mendapat akhiran –an. Contoh :
Contoh : • Tahun 60-an
• 3 meter kain, 10 kilogram beras, 5 • Tahun enam puluhan
liter.
• Akta dan Kuitansi, bilangan ditulis
• Pukul 12.30, 100 dolar, tahun dengan kata dan huruf skaligus dalam
1962. teks. Contoh :
• Penulisan lambang bilangan • Telah diterima uang sebesar Rp
dengan huruf. Contoh : sebelas 500.000 (lima ratus ribu rupiah).
(11), dua per tiga (2/3).
• Penulisan kata bilangan tingkat.
Contoh :
PENGGUNAAN TANDA BACA
• Tanda Baca Titik (.) • Tanda baca titik digunakan untuk
• Ada beberapa kaidah penggunaan tanda baca memisahkan angka jam,menit,dan detik
titik (.). kaidah-kaidah tersebut dijelaskan yang menunjukan jangka waktu. Contoh:
sebagai berikut. • Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit
• Tanda baca titik (.) digunakan untuk 20 detik )
mengakhiri kalimat yang bukan berupa • Tanda baca titik digunakan diantara nama
kalimat tanya atau kalimat seruan. Contoh: penulis,judul tulisan yang tidak berakhir
• Saya beragama Islam. dengan tanda tanya dan tanda seru,dan
tempat terbit dalam daftar pustaka. Contoh:
• Kita adalah saudara.
• Lestariningrum,Dwi.1998.Teknik
• Tanda baca titik digunakan Menjahit.Malang:Intan.
dibelakang angka atau huruf dalam
suatu bagan,ikhtisar,atau daftar. Contoh: • Syamsu,M.2007.Belajar
Mengaji.Malang:UIN Press.
• 4.1 Pembahasan
• Tabel 10. Rekapitulasi data
• Tanda baca titik digunakan untuk akhir judul yang merupakan kepala
memisahkan bilangan ribuan atau karangan atau kapala
kelipatannya yang menunjukan ilustrasi,tabel,dan sebagainya.
jumlah. Contoh: Contoh:
• Tamu yang hadir adalah 24.200 orang. • KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
• Ayamnya berjumlah 5.500 ekor. • DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

• Tanda baca titik tidak digunakan • Tanda baca titik tidak digunakan di
untuk memisahkan bilangan ribuan belakang alamat pengirim surat,nama
atau kelipatanya yang tidak dan alamat penerima surat,serta
menunjukan jumlah. Contoh: tanggal surat. Contoh:
• 6 juni adalah tanggal kelahiranya. • Yth.Rektor UIN Malang Jalan Gajayana
• Dia mendapat gaji setiap tanggal 2. 50 Malang
• Malang,28 Maret 2010

• Tanda baca titik tidak digunakan pada


• Tanda Baca Koma (,) • Atas perhatian Bapak,saya berterima
• Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) kasih
adalah sebagai berikut • Tanda baca koma (,) digunakan untuk
• Tanda baca koma (,) digunakan diantara memisahkan anak kalimat jika anak kalimat
unsur-unsur dalam suatu perincian atau itu mengiringi induk kalimatnya. Contoh:
pembilang. Contoh: • Saya tidak akan datang,jika ayah tidak
• Saya membeli kertas,pena,dan tinta mengijinkan
• Saya suka apel,durian,dan pisang • Saya akan memaafkan,jika ia mau
bertobat
• Tanda baca koma (,) digunakan untuk
memisahkan kalimat setara, apabila kalimat • Tanda baca koma (,) digunakan di belakang
setara berikutnya diawali kata tetapi atau ungkapan penghubung antar kalimat yang
melainkan. Contoh: terdapat pada awal kalimat. Contoh:
• Ayah suka buah,tetapi ibu tidak • Dia malas belajar.oleh karena itu,dia
tidak naik kelas
• Dia tidak kakakku,melainkan sepupuku
• Dia sudah berstatus mahasiswa .akan
• Tanda baca (,) digunakan apabila anak tetapi,dia seperti anak-anak
kalimat mendahului induk kalimat. Contoh:
• Jika hari tidak hujan,saya akan datang
• Tanda Baca Titik Koma (;) • Tanda Baca Titik Dua (:)
• Kaidah-kaidah enggunaan tanda baca • Terdapat beberapa kaidah penggunaan
titik koma (;) adalah sebagai berikut. tanda baca titik dua (:) kaidah-kaidah
• Digunakan untuk memisahkan bagian- yang dimaksud dijelaskan sebagai
bagian kalimat yang sejenis atau setara. berikut.
Contoh: • Tanda baca titik dua (:) digunakan sesudah
• Ayah sedang mengaji; ibu sedang memasak; kata atau ungkapan yang memerlukan
adik sedang belajar; meraka sedang sibuk
dengan pekerjaannya masing-masing
pemerian atau perincian. Contoh:
• Ketua: Ahmad Wijaya, Sekretaris: Siti Tantowi
• Digunakan untuk memisahkan kalimat
yang setara di dalam suatu kalimat • Digunakan di antara jilid atau nomor dan
majemuk sebagai pengganti kata halaman, di antara bab dan ayat di dalam
penghubung. Contoh: kitab suci, di antara judul dan
• Sore itu kami sekeluarga sibuk dengan subjudul,serta nama kata dan penerbit buku
pekerjaan kami masing-masing.Ayah sedang acuan. Contoh:
membaca koran; ibu menjahit kayu;saya asyik
membersihkan taman di depan rumah. a. Tempo, I ( 1971 ). 34:7
b. Surat yasin:19
• Tanda Hubung (-) • di-smash
• Kaidah-kaidah penggunaan tanda hubung (-) • di-drill
adalah sebagai berikut • di-carge
• Digunakan untuk merangkaikan se- • mem-backup
dengan kata berikutnya yang dimulai • Tanda Pisah (--)
dengan huruf kapital, ke- dengan angka,
angka dengan an-, singkatan berhuruf • Tanda pisah (--) digunakan di antara dua
kapital dengan imbuhan atau kata, dan bilangan atau tanggal dengan arti “sampai
nama jabatan rangkap. Contoh: ke” atau “sampai dengan”. Penulisan tanda
• se-Indonesia. baca pisah (--) dinyatakan dengan dua buah
tanda hubung tanpa spasi sebelum dan
• Hadiah ke-2 sesudahnya. Contoh:
• Mem-PHK-kan
• a. 1910-1945
• Sinar-X
• Digunakan untuk merangkaikan unsur • b. Tanggal 15-10 April 1970.
bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Contoh:
• Tanda Elipsis (...) Republik Indonesia)
• Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan • Di gunakan untuk mengapit keterangan
bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada atau penjelasan yang bukan bagian pokok
bagian yang hilang. Contoh: pembicaraan. Contoh:
• Sebab-sebab kemerosotan akhlak di kalangan • Opera Van Java (acara komedi) cukup
mahasiswa ... atau diteliti lebih lanjut. menghibur masyarakat
• Aku ( puisi karya Chairil Anwar )
• kata adalah kumpulan huruf yang sudah
aalah puisi Angaktan 45.
bermakna lengkap ( Suwono,1999:13)
• Tanda Tanya (?)
• Tanda Kurung ( )
• Tanda tanya (?) digunakan pada akhir
• Tanda kurung () digunakan untuk hal-hal
kalimat tanya, yakni kalimat yang
sebagai berikut. membutuhkan jawaban. Contoh:
• Digunakan untuk mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan. Contoh: • Siapa yang pergi ke Bandung ?
• Lampiran: 1 (satu) bendel • Dimana kamu membeli tas itu?
• ABRI ( Angkatan Bersenjata
• Tanda Seruan (!) [lihat halaman 3538])
• Tanda seru (!) digunakan sesudah • Konsep tentang pengetahuan
ungkapan atau pernyataan yang berupa (hubunganya dengan konsep ilmu
sruan atau perintah yang menggambarkan secara umum [ lihat halaman 124]) juga
kesungguhanya,atau emosi yang kuat. diterangkan pada Bab III buku ini.
Contoh: • Tanda Petik (“...”)
• Duduklah! • Tanda petik (“...”) ini digunakan untuk
• Ambilkan buku itu! meakhiri petikan langsung. Adapun kaidah
• Tanda Kurung Siku ([ ]) penggunaan tanda petik (“...”) yang
dumaksud adalah sebagai berikut. Contoh:
• Tanda kurung siku ([ ]) digunakan untuk
mengapit keterangan dalam kalimat • Kata Toto,”saya juga berpuasa”.
penjelas yang sudah bertanda kurung. • Pesan Ayah, “jangan berani pada
Contoh: ibumu”.
• Persamaan kedua proses ini
(perbedaanya dibicarakan pada Bab II
• Tanda Petik Tunggal (‘...’) • Tahun anggaran 2011/2012
• Tanda petik tunggal (‘...’) • Semester genap 2012/2013
digunakan untuk mengapit makna, • Jalan Kramat III/10 Jakarta
terjemahan, dan penjelasan kata • Tanda Apostrof (΄)
atau ungkapan asing. Contoh:
• Tanda penyingkat atau apostrof (΄)
• Reformasi ‘perubahan’
ini digunakan untuk menunjukan
• Mastery Learning ‘belajar tuntas’ penghilangan bagian kata atau
• Tanda Garis Miring (/) bagian angka tahun. Contoh:
• Tanda garis miring (/) digunakan di • Malam΄lah tiba (΄lah = telah)
dalam menulis nomor surat, nomor • 1 Januari ΄88 (΄88 = 1988)
pada alamat, dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim. Contoh:
UNSUR SERAPAN
• Sampai saat ini Bahasa Indonesia • Variety menjadi Varietas
berkembang pesat dari waktu ke • Scriptie menjadi Skripsi
waktu. Dalam perkembangannya,
Bahasa Indonesia menerima berbagai
unsur dari bahasa – bahasa lain • Demikianlah dari hal kaidah-kaidah
termasuk dari bahasa asing. Unsur penulisan huruf, penulisan kata, dan
dari bahasa asing tersebut kemudian kaidah penulisan serta penggunaan
diserap ke dalam bahasa indonesia. tanda baca yang berlaku di dalam
Contoh kata yang sudah melalui ejaan yang disempurnakan (EYD)
penyerapan, yaitu : dalam bahasa Indonesia berdasarkan
• Accomodation menjadi Akomodasi uraian di atas.
• System menjadi Sistem
KESIMPULAN
• Ejaan bahasa Indonesia telah mengalami lisan maupun tulisan
perkembangan. Perkembangan tersebut • Penulisan huruf yang terdapat dalam ejaan yaitu
diantaranya ejaan Ophujsen, ejaan Soewandi, penulisan hurf miring dan huruf kapital.
ejaan Pembaharuan, ejaan Melindo, ejaan Baru,
dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). • Penulisan kata yang terdapat dalam sebuah ejaan
yakni kata dasar, kata ulang, kata ganti,
• Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari gabungan kata, dll.
bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan oleh
seseorang ditulis dengan perantaraan lambang- • Pemakaian tanda baca yang terdapat dalam ejaan
lambang atau gambar-gambar bunyi. diantaranya tanda titik, tanda koma, tanda seru,
tanda tanya, titik dua, tanda petik, tanda miring,
• Ejaan memiliki komponen-komponen penulisan dll.
huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca,
serta unsur serapan. • Dari penjabaran diatas, ejaan sangat dibutuhkan
dalam hal kepenulisan. Misalnya dalam
• Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan penulisan karya ilmiah, skripsi, dan thesis.
seperangkat aturan atau kaidah penggunaan
Bahasa Indonesia dalam konteks resmi, baik
PRESENTASI KELOMPOK 1
SEKIAN DAN TERIMAH
KASIH BANYAK TELAH
MENGIKUTI PRESENTASI
KAMI

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai