●
Choesoes
●
Chusus ●
Khusus
●
Djoem’at ●
Djum’at ●
Jumat
●
Ja’ni Jakni
● ●
Yakni
PUEBI
Dasar ●
Permendikbud RI Nomor
Hukum 50 Tahun 2015
Pedoman
Umum Ejaan ●
Menyesuaikan dangan perkembangan ilmu pengetahuan,
Bahasa
Indonesia
Tujuan ●
teknologi dan seni yang terus berkermbang.
Memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara.
(PUEBI)
Perubahan
Kaidah
Ejaan
Huruf ●
huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama
unsur nama orang, termasuk julukan. Sebelumnya
tidak
Bahasa Kapital ●
Contoh: Jenderal Kancil,
Indonesia
Huruf ●
Penulisan huruf tebal dalam EYD tidak dipakai dalam cetakan untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, hanya ditulis dengan huruf
miring.. Sekarang selain ditulis dengan huruf miring, juga harus
ditebalkan.
Tebal ●
Contoh : Huruf dh, dalam kata “ Ramadhan”
Pengertian Kaidah Ejaan
Penulisa
Ruang
Lingkup n Huruf
Ejaan
Penulisan
Unsur
Serapan
Penulisa
n Kata
Pemakaian
Huruf
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya: Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
2. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing. Misalnya: Dewasa ini banyak perusahaan yang go
public
3. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Dalam bab ini tidak dibahas
pemakaian tanda baca.
Kaidah Penulisan Kata Dasar
1. Kata turunan atau disebut dengan kata berimbuhan adalah kata – kata yang
telah berubah bentuk dan makna. Perubahan ini dikarenakan kata – kata
tersebut telah diberi imbuhan yang berupa awalan (afiks), akhiran (sufiks),
sisipan (infiks), dan awalan – akhiran (konfiks).
2. Kaidah penulisannya ditulis serangkai
3. Contoh: bersama, bersamaan, mencintai, merindukan, mengharuskan, dll.
Kaidah Penulisan Gabungan Kata
1. Gabungan kata atau yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
ditulis terpisah. Misalnya: tanda tangan, tanggung jawab,
2. Kecuali gabungan kata yang sudah diangap padu. Misalnya : daripada, kepada,
pascasarjana, antarkota
Kaidah Penulisan Kata Ulang
1. Sejalan dengan kaidah yang berlaku sekarang, angka dua tidak digunakan
sebagai penanda perulangan.
2. Dalam penulisan bentuk ulang, bagian-bagian kata yang diulang ditulis
seluruhnya secara lengkap dengan disertai tanda hubung diantara unsur-unsur
yang diulang. Misalnya, macam-macam, gerak –gerik,
Kaidah Penulisan Kata Depan
1. Kata depan adalah kata-kata yang diletakan sebelum kata benda, kata kerja atau
kata keterangan.
2. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali
dalam gabungan kata, seperti kepada dan daripada.
3. Jika di dan ke berupa awalan maka ditulis serangkai dengan kata dasarnya,
seperti kata dikelola dan ketujuh.
Kaidah Penulisan Kata Serapan
1. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara
utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh:
editor, civitas academica, de facto, bridge.
2. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan kedalam
kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya.
Contoh : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.
.