Anda di halaman 1dari 16

KAIDAH EJAAN DAN TANDA BACA

Muslim Setiadi, M.Pd.


Sejarah Kaidah Ejaan dan Tanda Baca

Ejaan Ejaan Republik Ejaan yang


(Ejaan Disempurnakan
Ophuysen Soewandi) 16 Agustus
(1901-1947) 1947-1972 1972


Choesoes

Chusus ●
Khusus

Djoem’at ●
Djum’at ●
Jumat

Ja’ni Jakni
● ●
Yakni
PUEBI
Dasar ●
Permendikbud RI Nomor
Hukum 50 Tahun 2015
Pedoman
Umum Ejaan ●
Menyesuaikan dangan perkembangan ilmu pengetahuan,

Bahasa
Indonesia
Tujuan ●
teknologi dan seni yang terus berkermbang.
Memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara.

(PUEBI)

Secara umum kaidah ejaan dan tanda baca tidak


Subtansi banyak mengalami perubahan. Akan tetapi ada


bebera perubahan yang perlu dicermati.
PUEBI
Huruf ●
Penambahan huruf vokal diftong ei. Sebelumnya
dalam EYD hanya ada tiga yaitu ai, au, dan ao.
Diftong ●
Contoh: survei.

Perubahan
Kaidah
Ejaan
Huruf ●
huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama
unsur nama orang, termasuk julukan. Sebelumnya
tidak
Bahasa Kapital ●
Contoh: Jenderal Kancil,
Indonesia

Huruf ●
Penulisan huruf tebal dalam EYD tidak dipakai dalam cetakan untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, hanya ditulis dengan huruf
miring.. Sekarang selain ditulis dengan huruf miring, juga harus
ditebalkan.
Tebal ●
Contoh : Huruf dh, dalam kata “ Ramadhan”
Pengertian Kaidah Ejaan

Ejaan adalah kaidah cara


Kaidah adalah seperangkat
menggambarkan bunyi-bunyi bahasa
aturan yang menjadi patokan berupa kata, frasa maupun kalimat
atau dalil bagi siapapun yang ke dalam bentuk tulisan serta aturan
memakainya mengenai tanda baca.

Jadi, kaidah ejaan adalah


sejumlah peraturan tentang cara
menuliskan bunyi-bunyi bahasa
serta tanda baca.
Memberi pengertian pada tulisan sehingga
TUJUAN memudahkan pembaca untuk memahami
informasi yang disampaikan secara tertulis

1.Pedoman dalam pembakuan tata bahasa


Indonesia dari segi kosa kata maupun peristilahan.
FUNGSI
2. Alat penyaring dari masuknya unsur-unsur
bahasa lain baik secara kosa kata maupun istilah ke
dalam Bahasa Indonesia
Pemakai
Penulisan an Huruf
Tanda Baca

Penulisa
Ruang
Lingkup n Huruf
Ejaan

Penulisan
Unsur
Serapan

Penulisa
n Kata
Pemakaian
Huruf

Jumlah huruf atau abjad bahasa Indonesia saat ini adalah 26


huruf. Huruf tersebut meliputi 6 huruf vokal dan 21 huruf
konsonan.
4 Huruf diftong vokal: ai, au, ei, dan oi.
4 Gabungan Huruf Konsonan: kh, ng, ny, dan sy
Kaidah Penulisan Huruf Kapital

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada:


1. Awal kalimat dan petikan langsung
2. Nama Tuhan dan kitab suci
3. Nama orang, nama bangsa, suku bangsa, bahasa, dan nama tahun, bulan, hari,
hari raya, peristiwa sejarah, nama-nama geografi
4. Nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, dokumen resmi, serta
nama buku, majalah, dan surat kabar.
5. Unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan, dan nama kekerabatan yang
dipakai sebagai sapaan.
6. Gelar kehormatan
7. Kata ganti Anda. Contoh: Sudahkan Anda makan siang hari ini?
Kaidah Penulisan Huruf Miring

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama
surat kabar yang dikutip dalam tu­lisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya: Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Ab­doel Moeis.
2. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungka­pan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing. Misalnya: Dewasa ini banyak perusahaan yang go
public
3. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhu­suskan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Dalam bab ini tidak dibahas
pemakaian tanda baca.
Kaidah Penulisan Kata Dasar

Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.


Contoh: pagar, rumah, tanah, sedang.
Kaidah Penulisan Kata Berimbuhan

1. Kata turunan atau disebut dengan kata berimbuhan adalah kata – kata yang
telah berubah bentuk dan makna. Perubahan ini dikarenakan kata – kata
tersebut telah diberi imbuhan yang berupa awalan (afiks), akhiran (sufiks),
sisipan (infiks), dan awalan – akhiran (konfiks).
2. Kaidah penulisannya ditulis serangkai
3. Contoh: bersama, bersamaan, mencintai, merindukan, mengharuskan, dll.
Kaidah Penulisan Gabungan Kata

1. Gabungan kata atau yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
ditulis terpisah. Misalnya: tanda tangan, tanggung jawab,
2. Kecuali gabungan kata yang sudah diangap padu. Misalnya : daripada, kepada,
pascasarjana, antarkota                                    
Kaidah Penulisan Kata Ulang

1. Sejalan dengan kaidah yang berlaku sekarang, angka dua tidak digunakan
sebagai penanda perulangan.
2. Dalam penulisan bentuk ulang, bagian-bagian kata yang diulang ditulis
seluruhnya secara lengkap dengan disertai tanda hubung diantara unsur-unsur
yang diulang. Misalnya, macam-macam, gerak –gerik,
Kaidah Penulisan Kata Depan

1. Kata depan adalah kata-kata yang diletakan sebelum kata benda, kata kerja atau
kata keterangan.
2. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali
dalam gabungan kata, seperti kepada dan daripada.
3. Jika di dan ke berupa awalan maka ditulis serangkai dengan kata dasarnya,
seperti kata dikelola dan ketujuh.
Kaidah Penulisan Kata Serapan

1. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara
utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh:
editor, civitas academica, de facto, bridge.
2. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan kedalam
kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya.
Contoh : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.
.

Anda mungkin juga menyukai