Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 8

Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia


Nama Anggota Kelompok:

Bintang Eko Lindia


Anisa Septyani Permana 2111050043
2111050041

Arina Rahmatika
2111050042 Sinta Nur Rizki
2111050044

Fatma Saqofa Azni


2111050045
Negara Hukum Di Indonesia
Istilah Negara Hukum merupakan terjemahan langsung dari rechsstaat, istilah ini popular
di Eropa sejak abad XIX meskipun pemikiran tentang itu telah ada sejak lama. Pada
dasarnya kedua konsep itu mengarahkan dirinya pada satu sasaran yang utama, yaitu
pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. Meskipun dengan sasaran
yang sama, keduanya tetap berjalan dengan sistem sendiri yaitu sistem hukum sendiri.
Pengertian Negara Hukum
Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasar
kan atas hukum. Di dalamnya pemerintah danlembaga-lembaga lain dalam melaksanakan
tindakan apa pun harusdilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum.
Ciri- Ciri Negara Hukum

Negara hukum (rechtsstaat) memiliki ciri-ciri antara lain:


a. Adanya Undang-Undang Dasar atau konstitusi yang memuat ketentuan
tertulis tentang hubungan antara penguasa dan rakyat.
b. Adanya pembagian kekuasaan Negara.
c. Diakui dan dilindunginya hak-hak kebebasan rakyat.
Perwujudan Negara Hukum di Indonesia
Negara hukum menurut Wirjono Prodjodikoro Negara Hukum adalah negara
yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya.
Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga
negaranya, dan sebagai dasar dari pada keadilan itu perlu diajarkan rasa susila
kepada setiap manusia agar ia men-jadi warganegara yang baik. Demikian
pula peraturan hukum yang sebenarnya hanya ada jika peraturan hukum itu
mencerminkan keadilan bagi pergaulan hidup antar warga negaranya. Dalam
hal ini Indonesia pernah mengadakan simposium mengenai Negara Hukum
pada tahun 1966 di Jakarta yang menghasilakan keputusan bahwa sifat
Negara.
Menurut A.V. Dicey, mengemukakan tiga unsur utama bagi suatu Negara hukum (the rule
of law), yaitu :
1. Supremacy of law, artinya bahwa yang mempunyai kekuasaan tertinggi di dalam
Negara adalah hukum (kedaulatan hukum);
2. Equality before the law, artinya persamaan dalam kedudukan hukum bagi semua warga
Negara, bahwa tidak ada hukum yang istimewa. Semua mempunyai nilai dan kedudukan
yang sama di hadapan hukum;
3. Constitution based on individual right, artinya konstitusi itu bukan merupakan sumber
dari hak-hak asasi manusia dan jika hak-hak asasi manusia itu diletakan dalam konstitusi
itu hanya sebagai penegasan bahwa hak asasi itu harus dilindungi
Hak Asasi Manusia (HAM) Di Indonesia

Istilah hak itu sesungguhnya memiliki banyak arti. Ia dapat diartikan sebgai sesuatu yang benar, kewenangan,
kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu. Secara
terminologi hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati dan universal
sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan,
perkembangan manusia dan masyarakat yang tidak boleh diabaikan, dirampas, atau diganggugugat oleh siapapun.
Undang-undang No.39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia pasal 1 menyebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia
(HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dab martabat manusia”
Ciri-ciri Hak Asasi Manusia (HAM)
Berdasarkan Pengertian HAM , ciri pokok dari hakikat HAM adalah:
1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi
2. HAM berlaku bagi semua orang
3. HAM tidak boleh dilanggar
Teori Hukum alam Melahirkan Fundamental Rights atau Basic Rights yaitu : 1. Hak
Hidup;
2. Hak bebas dari penyiksaan;
3. Hak untuk bebas dari perbudakan;
4. Hak untuk bebas beragama;
5. Equlity before the law;
6. Hak untuk tidak dituntut oleh hukum yang berlaku surut atau non retroaktif atau
ex post facto;
7. Hak untuk tidak dituntut secara pidana atas kegagalan memenuhi kewajiban
kontraktual.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai