Anda di halaman 1dari 35

PENELITIAN

SENI
PENELITIAN SENI

LEBIH CENDERUNG DENGAN PENELITIAN


KUALITATIF – PERAN UTAMA ADALAH
TERLETAK PADA
“KEJUJURAN SI PENELITI”

DALAM PERANNYA ATAU POSISINYA:


- Pengumpulan data
- Pemeriksaan data
- Analisis data
Pengumpulan data – mencari dan
menemukan data dengan cara:

participation-observation atau participant as


observerd – berusaha masuk (getting in)
menjadi partisipan dari masyarakat subyek
penelitian, sehingga dapat mendapatkan
kepercayaan sebagai bagiannya.

Dengan posisi ini peneliti berusaha belajar


memahami/menggali seting mereka – to learn
from the peoples
Dalam penelitian budaya atau perbandingan
budaya dengan pendekatan Antropologi –
dikenal konsep “ethic dan emic” (Pike dalam
Segall, 1990) – dua sudut pandang dalam
mempelajari perilaku dalam kajian budaya.
Sudut pandang ethic – mempelajari budaya dari
luar sistem budaya tsb; sementara “emic” lebih
berada di dalam sistem budaya itu – berusaha
sebagai “pelaku”.
Untuk penelitian kualitatif yang “sesungguhnya”
seperti dengan metode etnografi – sebaiknya
dengan sudut pandang “emic”
Seni Pertunjukan sebagai sebuah “sistem”

- Subsistem pencipta (koreografer, komposer,


sutradara, dsbnya)

- Subsistem pelaku (penari, aktor, musisi,


dsbnya)
- Subsistem pengelola (berkaitan dengan
penyelenggaraan atau staf produksi)

- Subsistem pengamat (kritikus, pengamat,


penonton)
Pemeriksaan data - pemeriksaan keabsahan data
mmperhatikan 4 kriteria: kredibilitas, transferabilitas,
dependabilitas, dan konfirmabilitas.
- derajat kredibilitas perlu diperhatikan:

prolonged engagement ,persistence observation ,


triangulation, peer debriefing, referential, informan-cheking
(Moleong, 1993)

- transferabilitas – beberapa temuan data dapat ditransfer


sesuai dengan konteksnya. Untuk mempertinggi tingkat
transferabilitas dapat dilakukan dengan melaporkan temuan
secara rinci, sehingga penganalisis dapat memahami semua
temuan sesuai dengan konteksnya.
Dependabilitas atau reliabilitas – agar
penafsiran beberapa data sampai penarikan
kesimpulannya dapat diandalkan/dipercaya,
maka perlu pemeriksaan data mentahnya
maupun data yang belum direduksi.

Konfirmabilitas – beberapa temuan dalam


penelitian ini perlu mendapatkan konfirmasi,
terutama dari para pakar untuk mendapatkan
kritik atau saran-saran.
Analisis data
Dalam penelitian kualitatif data yang telah
terkumpul perlu dianalisis setiap waktu secara
induktif. Data yang bersifat kualitatif ini
diinterpretasikan untuk mencari makna dan
implikasi hubungan yang ada. Analisis induktif
dimulai dengan perumusan masalah dan
sejumlah pertanyaan-pertanyaan penelitian
(research question) sesuai dengan tujuannya.
Penelitian kualitatif – analisis adalah menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian, sehingga
jawabannya bersifat “cerita” (story), klarifikasi,
eksplanasi
Untuk mempertajam analisis ini maka penelitian
kualitatif diperlukan pegangan “teori” – “teori”
dlm penelitian kualitatif bukan untuk mengukur
(kuantitatif), sehingga teori-teori (makro-mikro)
yang banyak dipakai dalam penelitian kualitatif
sifatnya dari ilmu-ilmu “hermeneutic”, seperti
sejarah, sosiologi, antropologi dsbnya.
KIAT-KIAT STRATEGIS PENYUSUNAN PROPOSAL
PENELITIAN

Disampaikan Dalam Lokakarya Teknik Penyusunan


Proposal Hibah Penelitian, ISI Yogyakarta
Selasa, 1 Nopember 2016

Oleh:
Y. Sumandiyo Hadi
SKEMA-SKEMA PENELITIAN KOMPETITIF
NASIONAL
Disentralisasi: Kompetisi Nas:
- PPT/HB - Penprinas MP3EI
- PF - Kompetensi
- Unggulan PT - StraNas
- Unggulan StraNas
- Pekerti - Rapid
- Disertasi Dr. - Kerma LN & Publi.
Internasional
- Tim Pascasarjana
- Pemula - Penelitian Pen-
ciptaan & penyajian
- Penelitian Sosial,
Humaniora, dan
Pendidikan
MASING-MASING SKEMA:
- Cirikhas/ latarbelakang penelitian
- Tujuan
- Luaran: -Publikasi Ilmiah;
- Pemakalah dlm pertemuan ilmiah;

- Produk/Model/Prototipe/Desain/
KaryaSeni/Rekayasa Sosial;
- Buku Ajar
- Teknologi Tepat Guna
- HaKI
- Persyaratan Tim Peneliti (S2, S3)
- Biaya – rincian/item-item pengeluaran
- Waktu – sebagian besar multi tahun
Tehnik dan kiat-kiat penyusuanan proposal
penelitian yang baik memiliki empat hal
yang perlu diperhatikan:
Jelas, Intens, Tepat, dan Unik
(JITU)
Proposal penelitian harus jelas dalam
menyusun pernyataan atau paparan
pendifinisian konsep pada judul sampai
konsep-konsep yang ada dalam teks
pendahuluan/latarbelakang.
Kejelasan kegiatan penelitian yang menjadi
pusat perhatian
Kejelasan dalam memaparkan tinjauan
sumber pustaka
Kejelasan bagaimana tahap demi tahap
penelitian itu akan dilakukan
BAGAN/ALIR PENELITIAN

TAHUN I (2017}
Penciptaan/Penyajian Revitalisasi
Tari Serimpi Untuk Festival
 
 

TAHUN II (2018)
REVITALISASI Penajaman konsep revitalisasi REVITALISASI
Genre Tari Putri Pemantapan Penyajian Tari: TARI
Srimpi, Beksan Beksan & Bedaya KLASIK

dan Bedaya Seminar Nasional; Jurnal GAYA YK

TAHUN III (2019)


Sosialisasi/Kebijakan
Revitalisasi Tari
Buku Ajara, Perolehan HAKI
URAIAN/KEGIATAN PENELITIAN
DIJELASKAN DENGAN ROAD-MAP

Tari/kesenian Tarian Istana. Seni Tradisi Pelemb. Perkm. Legitimasi Model


Rakyat (1990- Bedaya (1995) Dan Ritual. Tari Kls. Tr.Kls. Tr. Kls Kebijakan Pelemb
Pemula) W.Wong ((1996) (2000) (2006) (2011-2012)(2013-2014) Tr.Tradisional
(PF/HB) (Doktor) (Khusus) (Stranas) (Komptensi) Di Yk (2016-2018)

Tari Revitali-

Tradisional sasi

Di Yk Tr.Trad.

Buku Ajar Buku Ajar Disertasi Buku Ajar Seminar Nas. Buku Ajar Model/Rekayasa
Jurnal Jurnal Pidato ilmiah Jurnal Jurnal Jurnal Inter. Jurnal Inter.
Jurnal Seminar
KEJELASAN TINJAUAN SUMBER (tertulis, lisan,
karya seni)

- sumber yang menjadi rujukan/pijakan atau


mendukung penelitian
- pustaka hasil penelitian
- sumber-sumber yang lebih primer
- lebih mutakhir
KEJELASAN TAHAP DEMI TAHAP PENELITIAN ITU
AKAN DILAKUKAN

Tahun I: Luaran Th. I:


- Identifikasi Masalah - Jurnal

Tahun II: Luaran Th. II:


- Perancangan Model - Model/prototip

- Uji Coba - Buku Ajar

Tahun III: Luaran Th. III:


- Penyempurnaan Model - Kebijakan
- Sosialisasi - Jurnal
- HaKI
Sebuah proposal harus memiliki kejelasan
hubungan antara Latarbelakang
permasalahan dan rumusan masalahnya,
hubungan rumusan masalah dengan
pertanyaan penelitiannya, sehingga akan
memperlihatkan kejelasan tujuan penelitian
dan keluaran penelitian
Tujuan HB:menghasilkan inovasi dan pengembangan ipteks-
sosbud (penelitian terapan) yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat ataupun industri.

Luaran: produk ipteks-sosbud (metode, teknologi tepat guna,


blueprint, prototip, sistem, kebijakan, model, rekayasa
sosial);publikasi (ilmiah, populer); HaKI
Tujuan Penelitian Stranas:

1. memfasilitasi dukungan dana riset bagi pengusul di


lingkungan perguruan tinggi untuk melakukan penelitian yang

dapat menyelesaikan masalah yang relevan dengan


berbagai masalah bangsa Indonesia;
2. mengorientasikan kemampuan pengusul yang telah memiliki
peta jalan penelitian untuk membangun dan membentuk peta

jalan teknologi untuk mendukung kegiatan penelitian dan


pengembangan yang berorientasi kepada kebutuhan
pengguna (user oriented); dan
3. menjawab permasalahan bangsa yang strategis untuk jangka

pendek, menengah dan panjang yang terkait dengan


keduabelas tema isu strategis.
12 TEMA ISU STRATEGIS:
1. Pengentasan kemiskinan (Poverty alleviation);
2. Perubahan Iklim dan keragaman hayati (Climate change & biodiversity);
3. Energi baru dan terbarukan (New and renewable energy);
4. Ketahanan dan keamanan pangan (Food safety & security);
5. Kesehatan, penyakit tropis, gizi dan obat-obatan (Health, tropical
diseases, nutrition dan medicine);
6. Pengelolaan bencana (Disaster management);
7. Integrasi nasional dan harmoni sosial (Nation integration & social
harmony);
8. Otonomi daerah dan desentralisasi (Regional autonomy &
decentralization);
9. Seni dan budaya/industri kreatif (Arts & culture/creative industry);
10. Infrastruktur, transportasi dan teknologi pertahanan (Infrastructure,
transportation & defense technology);
11.Teknologi informasi dan komunikasi (Information & communication
technology); dan
12. Pembangunan manusia dan daya saing bangsa (Human development &
competitiveness).
LUARAN PENELITIAN STRANAS:

1. publikasi pada jurnal ilmiah nasional terakreditasi atau jurnal


bereputasi internasional; dan
2. proses produk IPTEKS-SOSBUD berupa metode, blue print,
prototip, sistem, kebijakan atau model yang bersifat strategis
dan berskala nasional; atau
3. teknologi tepat guna yang langsung dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat (disertai pedoman penerapannya)
4. buku ajar
5. HaKI
TUJUAN PENPRINAS MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia)

1. mengembangkan potensi unggulan koridor percepatan pembangunan di


wilayah kajian;
2. memberdayakan SDM Perguruan Tinggi, sesuai kebutuhan perluasan
akses, dan bidang studi yang harus dikembangkan;
3. mengisi peluang dan strategi untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada

dengan maksimum;
4. mengembangkan potensi perguruan tinggi untuk menopang
pertumbuhan
ekonomi di koridor yang bersangkutan atau lintas koridor yang sesuai;
5. menata ulang peta jalan pengembangan perluasan akses dan
implementasi riset di perguruan tinggi yang gayut dengan potensi SDA
dan penekanan sektor-sektor pertumbuhan ekonomi; dan
6. manfaat dilaksanakannya Penprinas-MP3EI ialah tersedianya asupan
bagi perguruan tinggi maupun pemerintah untuk perluasan akses
(ekspansi kapasitas), pengembangan riset dan program pendidikan tinggi

di masa depan terutama terjalinnya kolaborasi dan sinergi


antarperguruan tinggi, dunia usaha, dan pemerintah.
LUARAN PENPRINAS MP3EI:

1. Model dan strategi percepatan pembangunan pada delapan program dan

22 fokus kegiatan utama di enam KE yang dilengkapi dengan proses dan


produk iptek berupa blue print, prototip, sistem, produksi dan kebijakan;
2. Teknik strategis dalam melaksanakan 3 strategi utama MP3EI;
3. Naskah akademik untuk regulasi dan kebijakan yang mendukung delapan

program utama dan 22 kegiatan utama di enam KE atau publikasi


nasional dan internasional
4. Implementasi transformasi ekonomi dari sisi permintaan (investasi dan
perdagangan internasional) maupun sisi penawaran (melalui
pertumbuhan
total factor productivity yang tinggi);
5. Masukan untuk penguatan implementasi tema pengembangan pada
setiap KE dari perspektif infrastruktur maupun pengembangan ekonomi
wilayah, berupa hak kekayaan intelektual dan teknologi tepat guna.
Program Rapid dirancang multitahun dengan waktu maksimum
tiga tahun. Pada setiap termin akan dilakukan evaluasi terhadap
laporan serta indikator kemajuan meliputi:

Tahun 1 : Model Proses & Produk Teknologi, Prototip,


Rancangan Sistem, Pilot Plan dari produk serta
Business Plan, Publikasi dan/atau HKI;

Tahun 2 : Prototip Produk, Uji coba produksi, uji coba


pemasaran, prospek pemasaran, Publikasi dan/ atau

HKI;

Tahun 3 : Produk komersial, pemasaran, Publikasi dan/atau


HKI, Kinerja Pemasaran.
Penelitian RAPID bertujuan untuk:

1. menumbuh kembangkan budaya penelitian yang


menghasilkan temuan prospektif di pasaran dan baik
dikembangkan menjadi produk industrial yang dapat
diproduksi berbudaya penelitian dan memberikan manfaat
bagi masyarakat;
2. mewujudkan kerjasama sinergi berkelanjutan antara
perguruan tinggi sebagai lembaga penelitian dan industri
sebagai lembaga manufaktur melalui penyeimbangan tarikan
pasar dan dorongan teknologi; dan
3. mendorong berkembangnya sektor riil berbasiskan produk-
produk hasil penelitian dan pengembangan dalam negeri
sendiri untuk menumbuhkan kemandirian perekonomian
bangsa.
Luaran yang diharapkan dari penelitian RAPID:

1. ditemukannya teknologi dan atau produk yang siap


dikomersialkan dan dipasarkan sebagai hasil kegiatan
kerjasama antara dunia industri dan perguruan tinggi;
2. terbentuknya kerjasama sinerji antara perguruan tinggi dan
industri dalam keberlanjutan hasil penelitian dan
pengembangan menjadi produk industri;
3. diwujudkannya industri nasional yang mandiri dan berbasis
penelitian dan pengembangan, yang mampu menghasilkan
produk-produk berkualitas tinggi dalam persaingan pasar
global; dan
3. dikembangkannya kerjasama antara industri dan perguruan
tinggi menjadi tempat pembelajaran bagi mahasiswa dan
pihak lain yang berkepentingan.
Biasanya perumusan masalah atau
pertanyaan penelitian diungkap dalam
bentuk kalimat pertanyaan yang didahului
dengan kata-kata “bagaimanakah”,
“apakah”, “mengapa”
dan sebaiknya dihindari kata tanya “sejauh
mana” atau “seberapa jauh”, karena kata-
kata ini tidak memiliki parameter ukuran
yang jelas dan kongkret
Proposal harus menunjukkan pemikiran
“intens”, artinya indikasi adanya
konsentrasi yang baik dalam penyusunan
proposal. Proposal yg lebih intens atau
berkonsentrasi dalam perumusan masalah
yg dapat dirinci:
- pertanyaan penelitian
- unsur variabel
- indikator-indikator
Model Pembelajaran Tari Sebagai Terapi
Bagi Anak-anak Tunagrahita
Rumusan Masalah:
Bagaimana Model Pembelajaran Tari Sebagai Terapi Bagi
Anak-anak Tunagrahita
Per. Penel. Per. Penel. Per. Penel.
Model Pembel. Apakah yg dimaksud Bagaimanakah
Apakah yg cocok dng fungsi Terapi jenis koreografinya
Variabel: Variabel: Variabel:
Berbagai model Berbagai fungsi Berbagai jenis
Pembelajaran Terapi Koreografi
Indikator: Indikator: Indikator:
Klasikal, Individual Penyembuhan, Kelompok duet
pemulihan
- Tepat memilih sumber informasi (data)
tertulis maupun lisan
- Tepat memilih sampel
- Tepat memilih pendekatan
- Tepat memilih metode dan teknik
Memiliki sifat “unik”
Artinya proposal harus memiliki keunikan
atau kebaruan, original untuk menciptakan
inovasi dan pengembangan ipteks, tidak
mengulangi topik, tujuan, dan hasil yang
pernah diteliti sebelumnya.
Terima Kasih
Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai