SISTEM RESPIRASI
2. Pneumosit tipe II :
(surfaktan pulmonal )
menghasilkan produk kaya
fosfolipid, menutupi,
membasahi,menurunkan tegangan
permukaan alveolar
menstabilkan diameter alveoli dan
mencegah kolaps alveoli selama
respirasi.
PATOLOGI SISTEM RESPIRASI ATAS
• Hidung
• Nasofaring
• Laryng
Saluran Nafas Atas : Hidung
1. Rhinitis infeksi
– Disebabkan adeno, echo, rhino virus
– Mukosa nasal menjadi eritema dan edema
dengan discharge catarrhalis
– Superinfeksi oleh bakteri menyebabkan eksudat
mukopurulent
2. Rhinitis alergika
– Reaksi imun yang dimediasi oleh Ig E
– Mukosa edema, eritem, infiltrat eosinofil
– Mengenai 20 % individu
3. Polyp Nasi
– Terjadi setelah serangan rhinitis yang berulang
– Berupa massa polipoid berlapis epitel
pseudostratified bersilia, mukosa yang edema,
diinfiltrasi oleh netrofil, eosinofil, dan sel
plasma
– Jika multipel dan besar dpt mengobstruksi
jalan nafas dan mengganggu drainage sinus
Polip nasi
4. Sinusitis
– Sering didahului oleh rhinitis kronik atau
akut
– Sinusitis maksilaris sering merupakan
perluasan infeksi gigi periapikal melalui
dasar sinus
– Pada sindroma Kartagener (defek cilia
kongenital) terjadi trias :
• sinusitis
• bronchiectasis
• situs inversus (organ viseral mayor terbalik dari
posisi normal)
Saluran Nafas Atas : Nasofaring
• Radang :
– Faringitis dan tonsilitis merupakan infeksi sal
nafas atas yg sering terjadi disebabkan oleh
virus
– Dijumpai edema mukosa disertai eritema dan
limfoid mengalami reaktif hiperplasia
– Superinfeksi oleh bakteri memperparah
keadaan terutama anak-anak dan individu yg
imunocompromised
• Tumor hidung, sinus, dan nasofaring
1. Angiofibroma Nasofaring
– Tumor jinak mesenkimal tddr jaringan ikat fibrous
padat yang hipervaskuler
– Dinding posterolateral hidung
– Terjadi pada laki-laki, adolesens
2. Inverted Papiloma
– Neoplasma/tumor epitelial jinak berasal dari epitel
skuamosa komplek hyperplasia, tumbuh endofitik
– Atipia inti ringan-sedang
– Agresif lokal
3. Olfactory Neuroblastoma
(esthesioneuroblastoma)
– Jarang, anak 0-4th, kel adrenal>>, subkutis, jar.lunak
dll
– Neoplasma sangat ganas berasal dari sel
neuroektodermal.
– Sel kecil-medium, inti bulat-elongasi, hiperkromatik,
– Batas sitoplasma tdk jelas.
– Neuropil + atau -
4. Karsinoma Nasofaring
– Distribusi geografik yang khas
– Berhubungan dengan infeksi EBV
– Diet yg mengandung nitrosamin (makanan
fermentasi, ikan asin), merokok, debu-debu
kimia.
– Terjadi di Afrika (anak2), Cina Selatan
(dewasa), Amerika jarang
– Pada diagnosis awal sering telah dijumpai
metastasis ke KGB
– Sering sensitif dengan radioterapi, 3YSR 50-
70%
Ada 3 jenis karsinoma nasofaring
(1)Karsinoma sel skuamosa berkeratin
(keratinizing squamous cell carcinoma)
(2)Karsinoma sel skuamosa tidak berkeratin
(nonkeratinizing squamous cell
carcinoma)
• Differentiated nonkeratinizing squamous
cell carcinoma
• Undifferentiated nonkeratinizing squamous
cell carcinoma
(3) Basaloid squamous cell carcinoma
Karsinoma sel skuamosa
berkeratin
Berdifferensiasi baik
• Pola: Sarang-sarang
(nests), kohesif
• Sel : keratinisasi,
jembatan antar sel +,
atipia inti minimal
Berdifferensiasi sedang
• Pola: Sarang-sarang
(nests), kohesif
• Sel : keratinisasi,
jembatan antar sel +.
• Nuklei pleomorfik >
prominen
• N/C rasio meningkat
• Mitosis meningkat
Differentiated subtype :
• Pola: pulau2,
dengan stroma sel
diinfiltrasi sel limfoid.
• Sel neoplastic > kecil
• Nuklei
hiperchromatin
• nukleoli <
undifferentiated
subtype
• Jembatan antar sel +
Karsinoma sel skuamosa tidak berkeratin
(Non keratinizing squamous cell carcinoma)
Undifferentiated subtype :
• Pola Syncytial
• Sel limfoid diantara sel
tumor
• Nuklei bulat- oval,
vesikular
• Nukleoli besar di
sentral
• Sitoplasma amfofilik /
eosinofilik
Basaloid squamous cell
carcinoma
• Sel basaloid
• N/C rasio meningkat
• Peripheral palisading
Saluran Nafas Atas : Laring
1. Laryngitis
– Disebabkan alergi, virus, bakteri,
bahan kimia,
– Pada anak-anak jika disebabkan oleh
H. influenza dapat mengancam jiwa
karena dpt menyebabkan obstruksi
saluran nafas
2.Laryngeal nodule/singer’s nodule
• Massa polipoid di pita suara.
• Berlapis epitel skuamus tidak
berkeratin mengelilingi
submukosa edema.
• Suara serak
• Jarang sekali menjadi
predisposisi malignansi
• Lesi bisa > 1 cm
• Sering terjadi pada perokok
berat dan penyanyi
3. Squamous papiloma dan Papilomatosis
– Lesi jinak biasanya pada true vocal cord
– Pada anak sering multipel, regresi spontan
– Sering disebabkan HPV tipe 6, 11, sering
rekuren
– Jarang menjadi ganas
4. Karsinoma Laring
– 95% adalah SCC
– Biasanya pada vocal
cord, dpt pd epiglottis
dan sinus pyriformis
– Klinik : serak persisten,
kmd timbul nyeri, disfagi
dan hemoptysis
PATOLOGI SISTEM PARU
A. KONGENITAL
B. INFEKSI PARU
C. NEOPLASMA
D. GANGGUAN VASKULAR PARU
E. DISFUNGSI VENTILASI
A. KONGENITAL PARU
– Atelektasis kontraksi
→perubahan fibrosis
lokal atau generalisata
pada paru maupun
pleura mengganggu
ekspansi penuh
B. INFEKSI PARU
Ada 2 bentuk :
1. Bronkhopneumonia
• Ditandai oleh konsolidasi parenkhim paru yang
eksudatif & berbercak
2. Lobar pneumonia
• Melibatkan porsi yg besar atau keseluruhan
lobus paru
Bronkhopneumonia
• Makroskopik:
– fokus konsolidasi dan supurasi yang tersebar
dan menaik (elevasi)
• Histologik:
– Eksudat akut mengisi ruang & sal udara
sekitar brokhus & bronkhiolus
• Resolusi eksudat biasanya mengembalikan
struktur paru normal
• Organisasi dg pembentukan jar parut dpt terjadi,
atau peny berlanjut menjadi abses paru
Pneumonia Lobaris
• Stadium Penyakit
– Kongesti pd 24 jam pertama
– Hepatisasi merah (konsolidasi) jaringan paru
dengan eksudat netrofil dan RBC yang berpadu
memberi gambaran merah, padat, separti hati
– Hepatisasi kelabu ,RBC disintegrasi, sisa
exudate fibrinosupuratif menetap memberi
gambaran abu-abu coklat
– Resolusi, exudat padat mengalami degradasi
enzimatik dan selular serta pembersihan, kembali
ke struktur normal
Pneumonia Lobaris
• Komplikasi :
– Abses paru
– Empyema
– Pembentukan jaringan fibrotik atau scarr
– Bakteriemia dan sepsis dg infeksi pada organ
lain
Pneumonia Virus dan Mikoplasma
(Pneumonia Atipik)
• Lesi primer
• Nekrosis kaseosa
Lesi sekunder
Histopatologi Tuberkulosis paru
Papiler Solid
Bronchioloalveolar Ca.
• Jarang
Adenokarsinoma in situ
• Pd bronchioloalveolar terminal
• Bisa single atau multipel
• tidak selalu berhub dg merokok
• prognosis baik
SMALL CELL CARCINOMA
1. Emboli
– Bekuan darah yg menyumbat A. pulmonal besar
– ok thrombus pd v. profunda tungkai bawah (>>>)
– komplikasi utama pada pasien :
• penyakit jantung,
• kanker
• immobilisasi dlm wkt lama
• fraktur panggul
– Respon patofisiologi dan klinis tergantung: lokasi
dan ukuran p.drh, jumlah emboli dan pelepasan
tromboxane A2
• Morfologi
– Emboli besar (5%) Pada A.pulmonalis besar
atau percabangannya atau pada bifurkasio
(embolus pelana)
• Dpt menyebabkan kematian seketika
• Kolaps kardiovaskuler, misal korpulmonal akut
• ASTHMA ATOPIK
– Jenis yg paling sering
– Dipicu oleh Ag lingkungan (debu, serbuk sari,
makanan)
– Riwayat keluarga dengan atopik +
– Merupakan reaksi hipersensitifitas tipe I klasik
– diperantarai oleh IgE ditandai oleh :
• Fase akut, Antigen berikatan dengan sel mast yg
diliputi oleh IgE →pelepasan mediator primer
(leukotriene) & mediator sekunder (sitokin,
neuropeptide). Mediator fase akut
→bronkhospasm,edema, sekresi mukus, rekrutmen
lekosit
• Reaksi fase lanjut, dimediasi oleh lekosit yg
direkrut (eosinofil, limfosit, netrofil, monosit)
→ditandai oleh bronkhospasme & edema yang
menetap, infiltrasi lekosit, nekrosis sel epitel
• ASTHMA NON ATOPIK
• Sarkoidosis
– Relatif sering ditemukan
– Etiologi tak jelas
– Granuloma non kaseosa pada jaringan manapun
– Wanita > pria
– Hampir seluruhnya asimptomatik
– insidentil dalam otopsi, atau pada radiologik sbg
adenopati bilateral pd hilum
– Diagnosis definitif dengan biopsi
Sarkoidosis
Morfologi :
• Organomegali
• Mikroskopik :
• granuloma non kaseosa
• Schaumann body
• asteroid body
Fibrosis Paru Idiopatik