Anda di halaman 1dari 30

Kelompok 4 

▪Avini Risda K
▪Holie Fransiska
1706034615
1806193911
Penerimaan ▪Isna Madania  1706078453
▪Kelly Nagaruda 1806193962
▪M. Fahrul Rizal 1806194334
Outline
1. Penerimaan Obat/Sediaan Obat di Industri Farmasi
2. Penerimaan Obat/Sediaan Obat di Pabrik Besar Farmasi
3. Hal – Hal yang
Harus Diperhatikan dalam Proses Penerimaan Obat/Sediaan Obat
Penerimaan
Obat/Sediaan Obat di
Industri Farmasi
Avini Risda K.
1706034615
Avini Risda K. - 1706034615

Penerimaan Obat/Sediaan Obat di Industri Farmasi


Proses penerimaan: Proses yang bertujuan untuk memastikan bahwa kiriman obat dan/atau bahan obat yang diterima benar, berasal dari
pemasok yang disetujui, tidak rusak atau tidak mengalami perubahan selama transportasi. 
Prinsip umum penerimaan obat/sediaan obat :
▪ Obat dan/atau bahan obat tidak boleh diterima jika kedaluwarsa, atau mendekati tanggal kedaluwarsa sehingga kemungkinan
besar obat dan/atau bahan obat telah kedaluwarsa sebelum digunakan oleh konsumen. 
▪ Obat dan/atau bahan obat yang memerlukan penyimpanan atau tindakan pengamanan khusus, harus segera dipindahkan ke tempat
penyimpanan yang sesuai setelah dilakukan pemeriksaan. 
▪ Nomor bets dan tanggal kedaluwarsa obat dan/atau bahan obat harus dicatat pada saat penerimaan, untuk mempermudah
penelusuran. 
▪ Jika ditemukan obat dan/atau bahan obat diduga palsu, bets tersebut harus segera dipisahkan dan dilaporkan ke instansi berwenang,
dan ke pemegang izin edar. 
Pengiriman obat dan/atau bahan obat yang diterima dari sarana transportasi harus diperiksa sebagai bentuk verifikasi terhadap keutuhan
kontainer / sistem penutup, fisik dan fitur kemasan serta label kemasan.
Tugas penerimaan obat/sediaan obat di industri farmasi dilaksanakan oleh pihak logistik di area penyimpanan.

BPOM RI. (2019). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat dan Makanan
Avini Risda K.​
Alur Penerimaan Obat/Sediaan Obat di Industri Farmasi 1706034615

BPOM RI. (2018). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 36 tahun 2018 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat dan Makanan
Avini Risda K.​
Penerimaan Produk Rantai Dingin 1706034615

1. Pemeriksaan terhadap: Nama, jumlah, kondisi fisik, nomor bets, dan tanggal kedaluwarsa produk, kondisi alat
pemantauan suhu, kondisi Vaccine Vial Monitor (VVM) (khusus untuk vaksin yang telah dilengkapi VVM) 
2. Jika pada saat penerimaan vaksin diketahui kondisi alat pemantauan suhu menunjukkan penyimpangan suhu dan/atau
kondisi indikator mendekati batas layak pakai (misalnya VVM pada posisi C atau D), maka dilakukan tindakan sebagai
berikut: 
▪ Tetap disimpan pada tempat yang sesuai dan suhu yang dipersyaratkan dengan menggunakan label khusus 
▪ Segera melaporkan penyimpangan tersebut kepada pengirim produk rantai dingin untuk dilakukan proses penyelidikan
dengan membuat berita acara. 
3. Jumlah produk yang diterima harus sama dengan jumlah yang tertera pada faktur atau surat pengantar barang.  
4. Segera memasukkan produk ke dalam tempat penyimpanan sesuai dengan suhu yang dipersyaratkan 
Kondisi Vaccine
5. Segera menandatangani faktur atau surat pengantar barang atau dokumen lain, yang menyatakan produk rantai dingin Vial Monitor:
a. Vaksin aman
diterima dalam kondisi baik dan utuh. digunakan
b. Vaksin segera
6. Penerima harus segera memberikan kepada pengantar barang bukti penerimaan barang yang sudah di tandatangani, digunakan
diberi identitas penerima dan distempel. c. Vaksin jangan
digunakan
d. Vaksin jangan
digunakan
BPOM RI. (2019). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat dan Makanan
Avini Risda K.​
1706034615

Denah Industri
Farmasi PT Solas
Langgeng Sejahtera

Azizah, N. (2013). Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Solas Langgeng Sejahtera


Bandung. Universitas Jenderal Achmad Yani.​
Penerimaan
Obat/Sediaan Obat di
Perusahaan Besar Farmasi
Isna Madania - 1706078453 

Penerimaan Obat berdasarkan CPOB


- Seleksi, kualifikasi, persetujuan dan pemeliharaan pemasokan bahan awal beserta
pembelian dan penerimaannya, hendaklah di dokumentasikan sebagai bagian dari sistem
mutu industri farmasi.
- Semua penerimaan, pengeluaran dan jumlah bahan tersisa hendaklah dicatat, catatan berisi
keterangan mengenai pasokan, nomor bets/lot, tgl penerimaan atau penyerahan, tanggal
pelulusan dan tanggal kadaluwarsa bila ada.
- Tiap penerimaan atau bets bahan awal hendaklah diberi nomor rujukan yang akan
menunjukkan identitas penerimaan atau bets selama penyimpanan dan pengolahan. Nomor
tersebut hendaklah jelas tercantum pada label wadah untuk memungkinkan akses ke catatan
lengkap tentang penerimaan atau bets yang akan diperiksa
- Apabila dalam satu penerimaan terdapat lebih dari satu bets maka untuk tujuan pengambilan
sampel, pengujian dan pelulusan, hendaklah dianggap sebagai bets yang terpisah

Peraturan BPOM Nomor 34 Tahun 2018 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik.​
Isna Madania - 1706078453 ​

Penerimaan Obat berdasarkan CPOB


- Pada tahap penerimaan bahan awal, hendaklah dilakukan pemeriksaan keutuhan
wadah termasuk terhadap segel penanda kerusakan dan kesesuaian antara catatan
pengiriman, pesanan pembelian, label pemasok dan pabrik pembuat yang disetujui
serta informasi pemasok yang dikelola oleh pabrik pembuat produk obat. Pemerikasaan
pada setiap penerimaan hendaklah di dokumentasikan. Sampel bahan awal hendaklah
diambil oleh personel dengan metode yang disetujui oleh kepala pengawasan mutu.
- Hendaklah diambil langkah yang menjamin bahwa semua wadah pada suatu
penerimaan berisi bahan awal yang benar dan melakukan pengamanan terhadap
kemungkinan salah penandaan wadah oleh pemasok
- Bahan awal yang diterima hendaklah dikarantina sampai disetujui dan diluluskan
untuk pemakaian oleh kepala bagian Pengawasan m utu

Peraturan BPOM Nomor 34 Tahun 2018 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik.​
Isna Madania - 1706078453 ​​

Penerimaan Obat berdasarkan CDOB


- Proses penerimaan bertujuan untuk memastikan bahwa kiriman
obat/bahan obat yang diterima benar, berasal dari pemasok yang disetujui,
tidak rusak atau tidak mengalami perubahan selama transportasi
- Obat/bahan obat tidak boleh diterima jika kadaluwarsa atau mendekati
tanggal kadaluwarsa
- Obat atau bahan obat yang memerlukan penyimpanan atau tindakan
pengamanan khusus harus segera dipindahkan ke tempat penyimpanan
yang sesuai setelah dilakukan pemeriksaaan

Peraturan  Badan Pengawasan Obat dan Makanan No. 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik  
Isna Madania - 1706078453 ​​

Penerimaan Obat berdasarkan CDOB


- Nomor bets dan tanggal kadaluwarsa obat/bahan obat harus dicatat
pada saat penerimaan, untuk mempermudah penelusuran 
- Jika ditemukan obat/bahan obat yang diduga palsu, bets harus segera
dipisahkan dan dilaporkan ke instansi berwenang, dan ke pemegang izin
edar
- Pengiriman obat/bahan obat yang diterima dari sarana transportasi
harus diperiksa sebagai bentuk verifikasi terhadap keutuhan
kontainer/sistem penutup, fisik, dan fitur kemasan serta label kemasan

Peraturan  Badan Pengawasan Obat dan Makanan No. 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik  
Kelly Nagaruda
1806193962

Penerimaan Obat di PBF 


▪ Untuk memastikan bahwa obat yang diterima dalam keadaan baik, sah, sesuai
dengan yang dipesan 🡪 pemeriksaan saat obat diterima dengan checklist pada
faktur pembelian yang diterima dan Rincian Surat Kirim Barang. 
• Menurut petunjuk pelaksanaan CDOB, checklist berisi nama pemasok, nama
barang, nomor bets, tanggal kadaluwarsa, jumlah fisik, dan keutuhan fisik
produk.

Tamara, R., 2019. Cara Apoteker Menjalankan Bisnis Pedagang Besar Farmasi (PBF). (Online), 3(2), p.18.
Anonim. Diakses melalui http://www.iai.id/library/distribusi/lampiran-44-contoh--pob-penerimaan
Anonim. Diakses melalui http://www.iai.id/library/distribusi/lampiran-44-contoh--pob-penerimaan
Kelly Nagaruda
1806193962

Barang pemesanan Bagian penerimaan Dokumen penerimaan barang


datang Diterima barang Diberikan dan barang dipesan

Barang pemesanan Faktur pemesanan Surat Jalan

Lakukan pengecekan
pemesanan barang oleh
bagian gudang Hasil pengecekan

Disetujui Tidak disetujui

Alur Penerimaan Barang Barang disimpan di


Dokumen disimpan
dari Supplier di PBF oleh bagian keuangan
gudang Barang
dikembalikan
Tramedifa
Melisa. 2013. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Pedagang Besar Farmasi (PBF) Tramedifa Jl. Cipinang Muara I No. 23C, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur
Periode 18 Februari – 28 Maret 2013. Depok: Fakultas Farmasi UI.
Denah Gudang PBF PT.
SamMarie Tramedifa

Bangunan PBF PT SamMarie Tramedifa


bertempat di suatu bangunan ruko dengan dua
lantai terdiri dari halaman parkir, ruang tunggu,
tempat penerimaan barang, gudang
penyimpanan obat, gudang penyimpanan alat-
alat kesehatan, ruang rapat, dan ruang kerja
karyawan. 

Anggraeni, Yulia. 2014. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PBF PT SamMarie Tramedifa Jl. Cipinang Muara 1 No.23 C, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur,
DKI Jakarta Periode 3 April – 17 Mei 201 Depok: Fakultas Farmasi UI.
Pelaporan atas Penerimaan di PBF
Muhammad Fahrul Rizal - 1806194334
Muhammad Fahrul Rizal -
1806194334

Peraturan Menkes RI No.


1148/Menkes/Per/VI/2011 (BAB V
Pasal 30)

Danar, G. M. (2013). Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Pedagang Besar Farmasi (PBF) Tramedifa Jl. Cipinang Muara 1 No. 23C, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta
Timur Periode 18 Februari – 28 Maret 2013. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker. Depok : Fakultas Farmasi Program Profesi Apoteker Universitas Indonesia
Tim Penulis. (2011). Pedagang Besar Farmasi. Peraturan Menteri. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
Muhammad Fahrul Rizal -
1806194334

Peraturan Menkes RI No.


1148/Menkes/Per/VI/2011 (BAB V
Pasal 30)

Danar, G. M. (2013). Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Pedagang Besar Farmasi (PBF) Tramedifa Jl. Cipinang Muara 1 No. 23C, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta
Timur Periode 18 Februari – 28 Maret 2013. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker. Depok : Fakultas Farmasi Program Profesi Apoteker Universitas Indonesia
Tim Penulis. (2011). Pedagang Besar Farmasi. Peraturan Menteri. Jakarta : Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
Penerimaan Obat Diduga Palsu di PBF
Muhammad Fahrul Rizal - 1806194334
Muhammad Fahrul Rizal -
1806194334

Data dari aspek-aspek pada CDOB di PBF meliputi 1) aspek


manajemen mutu, 2) aspek organisasi, 3) manajemen dan
personalia, 4) aspek bangunan dan peralatan, 5) aspek operasional,
SK Kepala BPOM Nomor : HK aspek inspeksi diri, aspek keluhan, obat dan atau bahan obat
03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 kembalian, 6) diduga palsu dan penarikan kembali, 7) aspek
(Pedoman Cara Distribusi Obat transportasi, 8) aspek sarana distribusi berdasarkan kontrak, serta
yang baik) 9) aspek dokumentasi (TTiasari, 2016).

Update : Aspek keluhan, obat dan atau bahan obat kembalian,


diduga palsu dan penarikan kembali digabungkan pada Peraturan
BPOM 2019

TTiasari, N. (2016). Evaluasi Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik pada Pedagang Besar Farmasi di Provinsi Daerah Istimewa YogyakartaTahun 2016. Skripsi. Yogyakarta :
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma 
Muhammad Fahrul Rizal -
1806194334

Peraturan  Badan Pengawas


Obat dan Makanan No. 9
Tahun 2019 (Obat dan/atau
Bahan Obat Diduga Palsu)  

Tim Penulis. (2019). Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta : Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Republik Indonesia
Prosedur Penanganan Obat
Palsu dan Diduga Palsu
Holie Fransiska
1806193911
A. Informasi Produk Palsu
Selalu mengikuti berita atau informasi mengenai obat palsu yang ditemukan di pasaran melalui Surat Pemberitahuan dari BPOM
dan Principal, maupun dari media. 

B.     Penarikan Produk Palsu


1. Apoteker penanggung jawab mengeluarkan Surat Pemberitahuan Penarikan Produk (SP3) ke Pelanggan,
2. Pengisian tanda terima SP3 oleh pelanggan 
3. Penarikan fisik barang oleh team sales dengan form retur dengan memberi keterangan ”Recall Produk Palsu”,
4. Serah terima fisik barang palsu dengan gudang,
5. Gudang tidak perlu input di sistem
6. Gudang melakukan karantina sampai batas waktu penarikan dan diberi label
7. Apoteker penanggung jawab membuat laporan manual yang meliputi data :
▪ Jenis barang palsu yang telah ditarik
▪ Nama pelanggan
▪ Jumlah barang
▪ Lanjutkan ke pengembalian ke principal

POM RI, BADAN. 2015. Petunjuk Pelaksanaan Cara Distrubsi Obat yang Baik. Jakarta: Badan POM RI
C. Penemuan Produk Diduga Palsu
1. Lakukan karantina atas produk tersebut tanpa memproses retur pada sistem
2. Segera catat nama dan alamat pelanggan yang mengembalikan produk tersebut
3. Laporkan secara tertulis kepada principal dan instansi yang berwenang (Badan POM c.q Deputi Bidang
Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA, tembusan Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan
PKRT)

D. Pengembalian Produk Palsu ke Principal


1. Pengembalian fisik barang menggunakan Surat Jalan Manual dengan menyebutkan keterangan ”Pengembalian
Produk Palsu”.
2. Laporan pengembalian produk palsu ke Principal harus ditembuskan ke Badan POM.

POM RI, BADAN. 2015. Petunjuk Pelaksanaan Cara Distrubsi Obat yang Baik. Jakarta: Badan POM RI
Riwayat dan Distribusi

▪ Setiap ada penambahan data terkait POB, dapat dituliskan pada section “Riwayat”
▪ Distribusi POB juga harus dibagikan kepada:
✔ Asli : Penanggung Jawab/Kepala Bagian Pemastian Mutu
✔ Copy : Pimpinan Fasilitas Distribusi, Kepala Bagian Departemen Terkait, Kepala Bagian
Logistik/Gudang

POM RI, BADAN. 2015. Petunjuk Pelaksanaan Cara Distrubsi Obat yang Baik. Jakarta: Badan POM RI
Hal-Hal Yang Diperhatikan Dalam Penerimaan
Obat dan Bahan Obat Di IF Dan PBF

Holie Fransiska
1806193911
Hal-hal yang diperhatikan dalam penerimaan obat/bahan obat di IF dan PBF adalah sebagai berikut :

1. Memastikan bahwa kiriman obat dan/atau bahan obat yang diterima benar, berasal dari pemasok yang disetujui, tidak rusak atau

tidak mengalami perubahan selama transportasi.

2. Obat dan/atau bahan obat tidak boleh diterima jika kedaluwarsa, atau mendekati tanggal kedaluwarsa.

3. Obat dan/atau bahan obat yang memerlukan penyimpanan atau tindakan pengamanan khusus, harus segera dipindahkan ke

tempat penyimpanan yang sesuai setelah dilakukan pemeriksaan.

4. Nomor bets dan tanggal kedaluwarsa obat dan/atau bahan obat harus dicatat pada saat penerimaan, untuk mempermudah

penelusuran.

5. Jika ditemukan obat dan/atau bahan obat diduga palsu, bets tersebut harus segera dipisahkan dan dilaporkan ke instansi

berwenang, dan ke pemegang izin edar.

6. Pengiriman obat dan/atau bahan obat yang diterima dari sarana transportasi harus diperiksa sebagai bentuk verifikasi terhadap

keutuhan kontainer / sistem penutup, fisik dan fitur kemasan serta label kemasan.

BPOM RI. (2019). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik . Badan Pengawas Obat Dan Makanan.
Referensi
▪ Anggraeni, Yulia. (2014). Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PBF PT Sammarie Tramedifa Jl. Cipinang Muara 1
No.23 C, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI Jakarta Periode 3 April – 17 Mei 201 Depok: Fakultas
Farmasi UI. Anonim. Diakses melalui http://www.iai.id/library/distribusi/lampiran-44-contoh--pob-penerimaan 
▪ Azizah, N. (2013). Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Solas Langgeng Sejahtera Bandung.
Universitas Jenderal Achmad Yani.
▪ BPOM RI. (2018). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 36 tahun 2018 tentang Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat dan Makanan
▪ BPOM RI. ( 2019). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat dan Makanan
▪ Melisa. (2013). Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Pedagang Besar Farmasi (PBF) Tramedifa Jl. Cipinang Muara
I No. 23C, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur Periode 18 Februari – 28 Maret 2013. Depok: Fakultas Farmasi
UI.
▪ Tamara, R., 2019. Cara Apoteker Menjalankan Bisnis Pedagang Besar Farmasi (PBF). (Online), 3(2), p.18.

Anda mungkin juga menyukai