Anda di halaman 1dari 7

KASUS

KECELAKAAN K3
Peter Wijaya
2012001
Teknik Industri
Karyawan PG Djatiroto Tewas di
Kolam Penampungan Limbah
Seorang karyawan pengolahan limbah tewas saat mengecek volume limbah tetes Pabrik Gula (PG)
Djatiroto di kolam penampungan. Wahyudi (43) tewas tenggelam setelah terjatuh dari tangga, Senin
(5/1/2009).
Peristiwa ini terjadi, saat korban warga Dusun Persil Desa/Kecamatan Jatiroto bersama dua temanya,
Sutrino (55) dan Bagong (57) warga Desa/Kecamatan Jatiroto mengecek limbah tetes. Korban yang
berada tepat di belakang Sutrisno yang memegang tali ukur ke dalam limbah, terpeleset dan jatuh.
korban tidak bisa diselamatkan. Karena limbah tetes pekat seperti lumpur dan terus menenggelamkan
korban. Limbah tetes ini kalau bergerak orang akan tenggelam dengan sendirinya
Sementara informasi yang berhasil dihimpun dari sejumlah karyawan PG Djatiroto, korban tidak
dilengkapi alat pengaman untuk mengecek limbah tetes. Bahkan pihak PG Djatirpto tidak
menyediakan alat keselamatan bagi pekerjanya
Analisis Kasus

■ Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar kecelakaan kerja
adalah  tidak tersedianya alat keselamatan bagi pekerjanya.
■ Kemudian penyebab kecelakaan yang lain adalah kurangnya pengawasan manajemen dalam
bidang kesehatan, keselamatan, dan keamanan pada perusahaan tersebut. Sistem manajemen yang
baik seharusnya lebih ketat pengawasannya terhadap pekerjaan ini menyadari pekerjaan
ini memiliki risiko yang besar untuk menghasilkan kerugian.
■ Kemudian apabila telah terjadi kecelakaan, seharusnya dilakukan investigasi kecelakaan,
inspeksi, pencatatan serta pelaporan kecelakaan kerja. Tujuan dari kegiatan ini tentu untuk
meningkatkan manajemen dari kesehatan, keamanan serta keselamatan pada pabrik tersebut,
menentukan tindakan pencegahan yang tepat serta menurunkan faktor risiko pada kecelakaan
tersebut
Solusi Mengatasi Kecelakaan
■ Ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi resiko dari adanya
kecelakaan kerja. Salah satunya adalah pengusaha membentuk Panitia Pembina Kesehatan dan
Keselamatan Kerja untuk menyusun program keselamatan kerja
■ Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah timbulnya gangguan
keamanan dan keselamatan kerja bagi semua orang di dalamnya. Jalan-jalan yang dipergunakan
untuk lalu lalang juga harus diberi tanda, misalnya dengan garis putih atau kuning. Jalan yang
berhubungan langsung dengan kolam diberi pagar. Tangga dan lantai diusahakan tidak licin.
■ Alat pelindung diri dapat berupa kaca mata, masker, sepatu atau sarung tangan. Alat pelindung
diri ini sangat penting untuk menghindari atau mengurangi resiko kecelakaan kerja. Tapi
sayangnya, pabrik memang tidak menyediakan dan para pekerja tidak mempunyai inisiatif
menyediakan sendiri karna terkadang enggan memakai alat pelindung diri karena terkesan
merepotkan atau justru mengganggu aktivitas kerja.
Strategi Pengendalian

■ Dibuatnya peraturan yang mewajibkan bagi setiap perusahaan untuk memilki standarisasi
yang berkaitan dengan keselamatan karyawan, perencanaan, konstruksi, alat-alat pelindung
diri, monitoring perlatan dan sebagainya
■ Adanya pengawas yang dapat melakukan pengawasan agar peraturan perusahaan yang
berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dipatuhi.
■ Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan
pekerja guna meningkatkan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja, demi mencegah
terjadinya kecelakaan yang sama.
■ Komunikasi antar pegawai harus selalu terjaga dengan baik agar saling memperhatikan satu
sama lain sehingga mampu meminimalisir peluang kecelakaan yang terjadi
Penerapan K3

■ Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) untuk mengetahui apakah calon pekerja
tersebut serasi dengan pekerjaan barunya, baik secara fisik maupun mental.
■ Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, yaitu untuk mengevaluasi apakah faktor-faktor penyebab
itu telah menimbulkan gangguan pada pekerja
■ Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja diberikan kepada para karyawan secara
kontinu agar mereka tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya.
■ Pemberian informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di tempat kerja sebelum mereka
memulai tugasnya, tujuannya agar mereka mentaatinya.
■ Penggunaan APD
■ Isolasi terhadap operasi atau proses yang membahayakan, misalnya mengecek volume limbah tetes
Pabrik Gula (PG) Djatiroto
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai