PASIEN DENGAN
BRONKHITIS
M. Riyadh
Definisi
• Bronchitis adalah suatu
penyakit yang ditandai
adanya dilatasi ( ektasis )
bronkus lokal yang bersifat
patologis dan berjalan kronik
• Perubahan bronkus tersebut
disebabkan oleh perubahan-
perubahan dalam dinding
bronkus berupa destruksi
elemen-elemen elastis dan
otot-otot polos bronkus.
• Bronkus yang terkena
umumnya bronkus kecil
(medium size ), sedangkan
bronkus besar jarang terjadi
Etiologi
• Belum diketahui dengan jelas
• Kelainan congenital
Dalam hal ini bronchitis terjadi sejak dalam kandungan. Factor genetic atau factor
pertumbuhan dan factor perkembangan fetus memegang peran penting.
Bronchitis yang timbul congenital ini mempunyai ciri sebagai berikut :
Bronchitis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua
paru.
Bronchitis konginetal sering menyertai penyakit-penyakit konginetal lainya,
misalnya : mucoviscidosis ( cystic pulmonary fibrosis ), sindrom kartagener
( bronkiektasis konginetal, sinusitis paranasal dan situs inversus ), hipo atau
agamaglobalinemia, bronkiektasis pada anak kembar satu telur ( anak yang satu
dengan bronkiektasis, ternyata saudara kembarnya juga menderita
bronkiektasis ), bronkiektasis sering bersamaan dengan kelainan congenital
berikut : tidak adanya tulang rawan bronkus, penyakit jantung bawaan,
kifoskoliasis konginetal
Kelainan didapat
• Infeksi :
Virus (Rhinovirus,
Respiratory Sinticial
virus, Haemovilus
Influenza, parainfluenza,
coxakie virus.
Bakteri (Staphtlococcus,
treptococcus,
Pneumococcus)
Parasit (askariasis,
jamur)
PERUBAHAN PATOLOGIS ANATOMIK
• Tempat predisposisi bronchitis
Bagian paru yang sering terkena dan merupakan predisposisi bronchitis adalah lobus
tengah paru kanan, bagian lingual paru kiri lobus atas, segmen basal pada lobus
bawah kedua paru.
• Bronkus yang terkena
Bronkus yang terkena umumnya yang berukuran sedang, bronkus yang terkena dapat
hanya satu segmen paru saja maupun difus mengenai bronki kedua paru.
• Dinding bronkus
Dinding bronkus yang terkena dapat mengalami perubahan berupa proses inflamasi
yang sifatnya destruktif dan irreversibel. Jaringan bronkus yang mengalami kerusakan
selain otot-otot polos bronkus juga elemen-elemen elastis.
• Mukosa bronkus
Mukosa bronkus permukaannya menjadi abnormal, silia pada sel epitel menghilang,
terjadi perubahan metaplasia skuamosa,. Apabila terjadi eksaserbasi infeksi akut,
pada mukosa akan terjadi pengelupasan, ulserasi.
• Jaringan paru peribronchiale
Pada keadaan yang hebat, jaringan paru distal akan diganti jaringan fibrotik dengan
kista-kista berisi nanah
Patofisiologi
Invasi kuman ke sal. nps
• Demam berulang
Bronchitis merupakan penyakit yang
berjalan kronik, sering mengalami
infeksi berulang pada bronkus
maupun pada paru, sehingga sering
timbul demam (demam berulang)
• Kelainan fisik
sianosis, jari tubuh, tanda-tanda korpulmonal kronik maupun
payah jantung kanan. ronchi basah, retraksi dinding dada dan
berkurangnya gerakan dada daerah yang terkena serta dapat
terjadi penggeseran medistenum kedaerah paru yang terkena.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
Darah
• polisitemia sekunder
• Anemia
• Leukositosis
Urine
• proteiuria
Radiologist : Spirometri
• adanya kista-kista kecil dengan • kapasitas vital ( KV ) dan kecepatan
fluid level, mirip seperti aliran udara ekspirasi satu detik
gambaran sarang tawon pada pertama ( FEV1 ), terdapat tendensi
daerah yang terkena penurunan
• bercak-bercak pneumonia, • penurunan PaO2
fibrosis atau kolaps
Tingkat Penyakit dilihat dari Gejala
Bronchitis ringan
• Ciri klinis : batuk-batuk dan sputum warna hijau hanya terjadi sesudah demam, ada
haemaptoe ringan, pasien tampak sehat dan fungsi paru norma, foto dada normal.
Bronchitis sedang
• Ciri klinis : batuk produktif terjadi setiap saat, sputum timbul setiap saat, (umumnya
warna hijau dan jarang mukoid, dan bau mulut meyengat), adanya haemaptoe,
umumnya pasien masih Nampak sehat dan fungsi paru normal. Pada pemeriksaan paru
sering ditemukannya ronchi basah kasar pada daerah paru yag terkena, gambaran foto
dada masih terlihat normal.
Bronchitis berat
• Ciri klinis : batuk produktif dengan sputum banyak, berwarna kotor dan berbau. Sering
ditemukannya pneumonia dengan haemaptoe dan nyeri pleura. Bila ada obstruksi
nafas akan ditemukan adanya dispnea, sianosis atau tanda kegagalan paru. Umumnya
pasien mempunyai keadaan umum kurang baik, sering ditemukan infeksi piogenik pada
kulit, infeksi mata , pasien mudah timbul pneumonia, septikemi, abses metastasis,
amiloidosis. Pada gambaran foto dada ditemukan kelianan : bronkovascular marking,
multiple cysts containing fluid levels. Dan pada pemeriksaan fisis ditemukan ronchi
basah kasar pada daerah yang terkena
Penatalaksanaan
• Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat
untuk pasien
• Melakukan drainase postural (10 – 20 menit)
• Mencairkan sputum yang kental
• Dapat dilakukan dengan jalan, misalnya
inhalasi uap air panas, mengguanakan obat-
obat mukolitik dan sebagainya.
• Mengatur posisi tepat tidur pasien
Sehingga diperoleh posisi pasien yang sesuai
untuk memudahkan drainase sputum.
• Mengontrol infeksi saluran nafas.
Adanya infeksi saluran nafas akut ( ISPA )
harus diperkecil dengan jalan mencegah
penyebaran kuman, apabila telah ada infeksi
perlu adanya antibiotic yang sesuai agar
infeksi tidak berkelanjutan
PENGELOLAAN KHUSUS
• Batuk-batuk lama
• Batuk dengan Sputum kental
• Dyspneu
• Peningkatan kontraksi otot dada
NYERI AKUT
• Batuk mengeluarkan sputum bercampur darah
• Muka pucat
• Konjungtiva anemis
• CRT > 2 “
• HB 7,0 gr%
Hypertermia
• Mengeluh tidak ada nafsu makan
• Porsi makanan yg disediakan tidak dimakan
• Penurunan BB
• Mual
• Muntah
Intoleransi Aktifitas
Diagnosa keperawatan lainnya
• Resiko Penyebaran Infeksi
• Resiko cidera
• Cemas
• Kurang pengetahuan
• PK : Sepsis
• PK : Asidosis Metabolik
• Defisit perawatan diri
• Distress Spiritual
Intervensi Keperawatan
• Berikan Oksigen
• Latih tekhnik batuk efektif dan napasa dalam
• Lakukan Postural drainage
• Pertamhankan keseimbangan cairan
• Bantu segala aktiftas klien
• Pertahankan tirah baring
• Kolaborasi untuk pemberian mucolitik,
bronchodilator dan antibiotik