Pendahuluan
• Definisi
• Pleurodesis (greek) :
• Pleuro pleura parietalis & visceralis
• desis penyatuan
• “Penyatuan pleura viseralis dan parietalis
secara permanen untuk mencegah akumulasi
berulang cairan atau udara dalam rongga
pleura”
• Disebut juga pleural sclerosis
Tujuan
• Mencegah berulangnya efusi atau
pneumotorax
• Menghindari torasentesis berulang
• Terapi simptomatis jangka panjang
• Mengurangi morbiditas akibat efusi /
pneumothorax berulang
• Meningkatkan kualitas hidup
Klasifikasi
• Chemical pleurodesis
• Mechanical pleurodesis
• Penggunaan Marlex mesh
• Abrasi operatif dng sponge gauze kering
• Thermal pleurodesis
• Kauter listrik, laser atau sinar argon
Chemical pleurodesis
• Prosedur pleurodesis yang paling sering
digunakan
• Menggunakan zat kimia yang bersifat iritan
(sclerosan)
• Misal : talc, antibiotik (tetracycline),
antimalaria (quinacrine), antineoplastic
(bleomicyn), iodopovidone, biological agent
(Corynebacterium parvum), nitrat, dll.
Mekanisme
• Iritasi pleura oleh zat iritan reaksi
inflamasi fibrogenesis
• Mekanisme seluler/molekuler :
• Aktivasi rantai koagulasi deposisi fibrin
rekruitmen fibroblas aktivasi dan proliferasi
fibroblas
• Deposisi kolagen
Indikasi
• Efusi pleura maligna
• Indikasi yang telah diterima luas
• Refraktori efusi pleura non maligna
• Bila dengan pengobatan lain tidak berhasil
• Pada keadaan : CAPD, chylothorax, sindrom
nephrotic, pleuritis lupus, hepatic hydrothorax,
CHF, dll.
• Pneumothorax
• Primer atau sekunder
Kontraindikasi
• Tidak ada kontraindikasi absolut
• Kontraindikasi relatif :
• Riwayat pleurodesis sebelumnya < 3 bulan
• Efusi pleura / pneumothorax asimptomatik
• Terdapatnya kemungkinan membaik dengan
terapi sistemik (ca mammae)
• Pasien menolak dirawat atau menolak selang
torakostomi (tidak nyaman)
• Ekspansi pleura yang tidak maksimal setelah
pengeluaran cairan pleura
Kontraindikasi (2)
• Perlu dipertimbangkan faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan pleurodesis :
• Paru tidak dapat mengembang sepenuhnya
(lung entrapment) setelah cairan pleura
dikeluarkan
• pH cairan pleura < 7.20 atau 7.30
• Kadar glukosa cairan pleura < 60 mg/dl
• Kadar LDH cairan pleura > 600 U/L
• Pleural space elastance(ELpl) > 19 cmH2O
Teknik dan Bahan
• Aspek Mekanis
• Untuk menghasilkan perlekatan antara lapisan pleura
parietal dengan pleura viseralis diperlukan evakuasi
udara dan cairan secara sempurna.
• Obstruksi oleh clots dapat dicegah dengan penggunaan
chest tube.
• Penggunaan chest tube yang dipasang sebelum
tindakan dilakukan serta meninggalkannya selama
beberapa waktu (untuk monitoring pasca tindakan)
dapat meningkatkan tingkat keberhasilan
Teknik dan Bahan (2)
• Aspek Biologis
• Agar terjadi perlekatan yang sempurna,
permukaan pleura harus teriritasi baik secara
mekanik maupun dengan pemberian agen
sklerosis.
• Konsep baru peran fungsional respons
mesotelium terhadap stimulus sklerosis
Teknik dan Bahan (3)
• Pemilihan Agen Sklerosis
• Tetrasiklin HCl:
• Efektivitas 45-77% dg angka rekurensi yang cukup
tinggi.
• Penggunaanya membutuhkan analgesik dosis
tinggi.
• Tetrasiklin parenteral sudah tidak diproduksi lagi
sudah tidak digunakan.
Teknik dan Bahan (4)
• Doksisiklin:
• Rerata efektivitas doksisiklin 72%,
• butuh dosis ulangan seringkali lebih dari 2 minggu
• Minosiklin:
• Merupakan turunan tetrasiklin.
• Angka keberhasilan yang dicapai rata-rata 86%.
• Pada dosis pleurodesis gejala vestibular dan
meningkatkan kejadian hemotorak pasca tindakan
Teknik dan Bahan (5)
• Bleomisin:
• Karena mahal dan diabsorbsi secara sistemik
(menimbulkan risiko toksik)
• penggunaannya tidak luas.
• Kuinakrin:
• Banyak digunakan di Skandinavia,
• Dapat menimbulkan reaksi toksik berat pada susunan
saraf pusat karena dibutuhkan dalam dosis besar
Teknik dan Bahan (6)
• Talc Pleurodesis
• Paling sering digunakan & efektif
• Tingkat keberhasilan paling tinggi (> 90%)
• Trilayered, magnesium sheet silicate dengan lubricative
properties
• Ø < 50 μ
• Sediaan :
• Talc aerosol (poudrage)
• Talc bubuk steril (slurry)
Teknik dan Bahan (7)
• Talc slurry
• Sediaan bubuk yang dicampur dengan cairan (NaCl)
• Diberikan melalui chest (thoracostomy) tube
• Talc poudrage
• Sediaan aerosol
• Dapat diberikan dengan penggunaan pleuroscopy atau
video assisted thoracoscopy
• Masa rawat dan durasi chest tube lebih singkat
dibandingkan slurry, penyebaran lebih merata
Persiapan Pleurodesis
• Persiapan pasien
• Menerangkan prosedur tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarga, indikasi,
dan komplikasi yang mungkin timbul
• Setelah mengerti dan setuju, pasien dan keluarga
menandatangani surat ijin tindakan.
• Foto toraks dilakukan sebelum pleurodesis untuk
memastikan bahwa paru-paru telah mengembang
sepenuhnya. Mediastinum dilihat untuk menilai
tekanan pleura di sisi efusi dan kontra lateral
Persiapan Pleurodesis (2)
• Bila memungkinkan dilakukan bronkoskopi sebelum
pleurodesis untuk menilai adakah obstruksi di bronkus
yang memerlukan radioterapi atau terapi laser.
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik ulang
• Dilakukan pemeriksaan hemodinamik (tekanan darah,
nadi, frekuensi pernapasan, suhu)
• Hasil laboratorium dilihat ulang.
• Bila belum terpasang insersi chest tube. Semua cairan
pleura dibiarkan keluar sampai habis, atau produksi
cairan maksimal 100 cc per 24 jam. Idealnya slang
berada pada posisi posterio-inferior
Persiapan Pleurodesis (3)
• Persiapan alat dan bahan
• Alat-alat:
Klem chest tube 2 buah
Catheter tip syringe (60 ml) 1 buah
Mangkuk steril 1 buah
Sarung tangan steril
Drape/duk steril
Kassa steril
Persiapan Pleurodesis (4)
• Bahan-bahan:
• Larutan povidon-iodine,
• 10 ampul lidokain 2%
• 1 ampul pethidin 50 mg
• cairan NaCl 0,9%