Anda di halaman 1dari 17

Etik Keperawatan

Pengertian
• Etika dimunculkan sebagai moralitas,
• Cooper (1991), dalam Potter dan Perry (1997), etika
keperawatan dikaitkan dengan hubungan antar masyarakat
dengan karakter serta sikap perawat terhadap orang lain.
• Etika keperawatan merupakan standar acuan untuk mengatasi
segala macam masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan terhadap para pasien yang tidak mengindahkan
dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya (Amelia, 2013).
• Misalnya seorang perawat sebelum melakukan tindakan
keperawatan pada pasien, harus terlebih dahulu menjelaskan
tujuan dari tindakan yang akan dilakukannya serta perawat
harus menanyakan apakah pasien bersedia untuk dilakukan
tindakan tersebut atau tidak.
• Dalam hal ini perawat menunjukkan sikap menghargai
otonomi pasien. Jika pasien menolak tindakan maka perawat
tidak bisa memaksakan tindakan tersebut sejauh pasien paham
akan akibat dari penolakan tersebut.
Kegunaan Etika Keperawatan
• Perkembangan teknologi dalam bidang medis dan reproduksi, perkembangan tentang
hak-hak klien, perubahan sosial dan hukum, serta perhatian terhadap alokasi sumber-
sumber pelayanan kesehatan yang terbatas tentunya akan memerlukan
pertimbanganpertimbangan etis.
• Profesionalitas perawat ditentukan dengan adanya standar perilaku yang berupa “Kode
Etik”. Kode Etik ini disusun dan disahkan oleh organisasi/ wadah yang membina profesi
keperawatan. Dengan pedoman Kode Etik ini perawat menerapkan konsep-konsep etis.
Perawat bertindak secara bertanggung jawab, menghargai nilai-nilai dan hak-hak
individu.
• Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya
profesi keperawatan. Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia, karena
itu tidak membeda-bedakan. Pelayanan keperawatan ini juga didasarkan atas
kepercayaanbahwa perawat akan berbuat hal yang benar/baik dan dibutuhkan, hal
yang menguntungkan pasien dan kesehatannya
Kegunaan Etika Keperawatan
• Dalam membuat keputusan etis ada banyak faktor yang
berpengaruh antara lain : nilai dankeyakinan klien, nilai dan
keyakinan anggota profesi lain, nilai dan keyakinan perawat itu
sendiri, serta hak dan tanggung jawab semua orang yang terlibat.
• Perawat berperan sebagai advokasi, memiliki tanggung jawab
utama yaitu untuk melindungi hak-hak klien. Peran perawat sebagai
advokasi berasal dari prinsip etis “beneficience = kewajiban untuk
berbuat baik” dan “nonmaleficence = kewajiban
untuk tidak merugikan/mencelakakan”.
Tujuan Etika Keperawatan

• Agar para perawat dalam menjalankan tugas dan fungsinya


dapat menghargai dan menghormati martabat manusia.
• Secara umum tujuan etika keperawatan yaitu menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan antara perawat dan klien,
perawat dengan perawat, perawat dengan profesi lain, juga
antara
• Secara garis besar, tujuan etika keperawatan adalah
sebuah upaya agar seluruh perawat yang ada di
Indonesia dapat menghargai dan menghormati
martabat manusia (klien) pada saat menjalankan
setiap tugas dan fungsinya sebagai perawat.
Fungsi Etika Keperawatan
• Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam
mengelola asuhan keperawatan
• Mendorong para perawat di seluruh Indonesia agar dapat berperan
serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan
menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu dan
jangkauan pelayanan atau asuhan keperawatan
• Mendorong para perawat agar dapat berperan serta secara aktif
dalam mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian untuk
hidup sehat, tidak hanya di rumah sakit tetapi di luar rumah sakit.
• Mendorong para perawat agar bisa mengembangkan diri secara
terus menerus untuk meningkatkan kemampuan profesional,
integritas dan loyalitasnya bagi masyarakat luas
Fungsi Etika Keperawatan
• Mendorong para perawat agar dapat memelihara dan
mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai dengan
etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya
• Mendorong para perawat menjadi anggota masyarakat yang
responsif, produktif, terbuka untuk menerima perubahan serta
berorientasi ke masa depan sesuai dengan
perannya.
TEORI DEONTOLOGI
• Istilah ”deontologi” berasal dari kata Yunani deon,
yang berarti kewajiban, dan logos berarti ilmu atau
teori.
• Menurut etika deontologi, suatu tindakan dinilai
baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu
sesuai atau tidak dengan kewajiban. Dengan kata
lain, suatu tindakan dianggap baik karena tindakan
itu memang baik pada dirinya sendiri, sehingga
merupakan kewajiban yang harus kita lakukan.
• Dalam perspektif ini, membuang limbah ke
sungai, misalnya, akan dinilai buruk secara moral
bukan karena akibatnya yang merugikan. Tindakan
ini dinilai buruk karena tidak sesuai dengan
kewajiban moral untuk hormat kepada alam
(respect for nature).
• Immanuel Kant (1734-1804) menolak akibat suatu
tindakan sebagai dasar untuk menilai tindakan tersebut
karena akibat tadi tidak menjamin universalitas dan
konsistensi kita dalam bertindak dan menilai suatu
tindakan.
• Menurut Kant, kemauan baik adalah syarat mutlak untuk
bertindak secara moral. Kemauan baik menjadi kondisi
yang mau tidak mau harus dipenuhi agar manusia dapat
bertindak secara baik, sekaligus membenarkan
tindakannya itu.
• Atas dasar itu, menurut Kant, tindakan yang baik adalah
tindakan yang tidak saja sesuai dengan kewajiban tetapi
karena dijalankan berdasarkan dan demi kewajiban.
Utilitarianisme
• Aliran utilitarian dicetuskan oleh filosof Inggris, yakni Jeremy
Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873). Kata
“utility” bermakna “berguna” atau “kegunaan”.
• Menurut teori ini, suatu perbuatan adalah baik jika membawa
manfaat pada masyarakat secara keseluruhan atau banyak
orang, dan bukan pada satu atau dua orang saja.
• Kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu
perbuatan adalah, the greatest happiness of the greatest
number, yakni kebahagiaan terbesar dari jumlah orang
terbesar. Jadi perbuatan yang mengakibatkan orang
banyak bahagia adalah perbuatan terbaik (Bertens
2000: 66).
• Kenapa kita harus berlaku jujur dan tidak
melakukan korupsi? Kaum utilitarian menjawab,
karena dengan berperilaku jujur maka
pembangunan akan berjalan baik, sehingga
kualitas kesejahteraan masyarakat luas meningkat.
Ini berarti kebahagiaan bagi sebagian besar orang.
• Persoalan individu tidak dipentingkan dalam aliran ini, malah individu perlu
berkorban untuk kesenangan manusia terbanyak.
• Aliran utilitarianisme sangat menekankan pentingnya dampak atau
konsekwensi dari suatu perbuatan dalam menilai baik dan buruknya.
• Jika suatu perbuatan mengakibatkan manfaat paling besar, dalam arti
memajukan kesejahteraan, kebahagiaan, serta kemakmuran bagi orang
banyak maka itu adalah perbuatan baik.
• Namun, jika sebaliknya yang terjadi maka itu adalah perbuatan buruk.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai