Anda di halaman 1dari 12

Aliran Proses Produksi, Kos Produksi,

dan Unit Ekuivalen


Kegiatan Pembelajaran 1
Kelompok 5
a. Aliran Proses Khusus
Nama : b. Kos Produksi
c. Unit Ekuivalen
1. Maulidya Putri Sabilla (044658905)
2. Rizkicha Bantara Firmando (044118818) Kegiatan Pembelajaran 2
3. Tribono Utami (044118484)
a. Langkah-Langkah dan
Format Standar Laporan
Kos Produksi
A. Aliran Kos Produksi
Secara umum aliran proses produksi terjadi melalui beberapa departemen produksi (proses). Urutan antar
departemen ada yang bersifat sekuensial (berurutan), ada yang bersifat paralel kemudian bergabung pada
department tertentu, dan ada juga yang bersifat selektif. Dalam konsep manufaktur modern, proses
produksi terjadi dalam satu sel untuk satu produk. Model ini disebut dengan cellular manufacturing.
Sebenarnya dalam cell manufacturing ini urutan proses produksi terjadi secara sekuensial, tetapi hanya
dalam satu sel untuk satu produk.
1. Aliran Produk Sekuensial (Berurutan)

Pada aliran produk secara berurutan, semua produk di produksi melalui pros yang sama dalam urutan yang
sama. Bahan di proses mulai dari departemen pertama dan mengalir melalui setiap departemen bagian yang ada
di dalam departemen produksi.

Barang Dalam Proses Barang Dalam Proses Barang Dalam Proses


Departemen Pemotongan Departemen Perakitan Departemen Pengepakan

BB TI TI
TO TO TO
TK BB BB
TK TK

Keterangan: BB = bahan baku


TK = tengaa kerja
FOH = factory overhead
Barang Jadi
TI = transferbin
TO = transfer out
2. Aliran Produk Pararel

Dalam aliran produk pararel, bagian tertentu dari pekerjaan dilakukan secara simultan dan kemudian disatukan
pada proses-proses final untuk diselesaikan dan di transfer ke barang jadi.

Proses 1
Proses 3
Produksi write-
Pengujian
head dan disk
Write - head
drive
Proses 5
Barang Jadi
Prakitan
Proses 2 Proses 4
Produksi Pengujian
Papan sirkuit Papan sirkuit

Pada setiap proses (kotak)


harus dibaca barang dalam
proses
3. Aliran Produk Selektif

Dalam aliran produk pararel, bagian tertentu dari pekerjaan dilakukan secara simultan dan kemudian
disatukan pada proses-proses final untuk di selesaikan dan ditransfer ke baran jadi.

Proses 1 Proses 4
Barang Jadi
Penjagalan Pengepakan

Proses 2
Pengasapan
Setiap proses dibaca sebagai :
barang dalam proses, dan
disetiap proses selalu ada 3
komponen kos, yaitu bahan
baku, tenaga kerja, dan kos
overhead pabrik
Proses 3
Penggilingan
B. ALIRAN KOS PRODUKSI DAN PENJURNALAN
Dari semua jenis produk, perlu diingat bahwa total kos produksi di departemen setelah departemen pertama merupakan
penjumlahan (akumulasi) kos yang diterima dari departemen sebelumnya ditambah dengan kos yang dikeluarkan di
departemen bersangkutan pada periode tersebut. Dengan demikian, total kos produk jadi adalah akumulasi seluruh kos yang
dikeluarkan di seluruh proses atau departemen hingga menjadi produk jadi.

BPD BPD BPD Barang Jadi


Picking Pengkapsulan Pembotolan

270 270 480 480 650


170
100 80
55 650
60 30
45
50 60

Dibaca berurutan dari atas untuk Departemen 1: BB, TK, FOH,


sedankan untuk Departemen 1: TI (Bold), BB, TK, FOH.
c. Penambahan kuantitas setelah departemen pertama yang mengingatkan
kuantitas produksi

Dalam beberapa proses produksi penambahan bahan di departemen setelah departemen


pertama menyebabkan penambahan jumlah unit produk. Artinya penambahan bahan tersebut
menyebabkan kuantitas produksi meningkat.
Misalnya, dalam produksi minuman ringan. Pada departemen berikutnya ditambahkan air soda.
Penambahan air soda ini menyebabkan volume produk dalam bentuk cair meningkat. Penambahan
air soda ini menyebabkan peningkatan kuantitas produksi sehingga kos produksi total dari
departemen sebelumnya akan terdilusi atau menjadi lebih kecil.
Data kuantitas fisik
no keterangan Penyelesaian Departemen

M L OH pemotongan perakitan

1 BPD-Awal
-Pemotongan 80% 40% 60% 100
-perakitan 40% 20% 20% 180
2 Unit dimulai(TI) 600 500
3 Unit ditambahkan 500
4 Unit jadi (TO) 500 1180
5 BPD-Akhir
-pemotongan 60% 20% 40% 200
-perakitan 100% 70% 70% 100
penjelasan:
Laporan kos produksi departemen pemotongan dengan kasus terjadi penambahan bahan dan menyebabkan peningkatan volume produk . Pada seksi pertama data
kuantitas, tampak ada penambahan produk sebesar 500 unit sehingga total produk yang diproses di departemen pemotongan menjadi 1180 unit.dampak
berikutnya adalah adanya perubahan unit ekuivalen pada departemen perakitan yang jumlahnya menjadi lebih besar sehingga kos per unit menjadi terdilusi. Unit
ekuivalen dari departemen sebelumnya menjadi 1180. Dengan demikian, kos per unit menjadi Rp 33.320 (BPD awal Rp 8.320+Rp 25.000(diterima periode ini
dari departemen pemotongan) dibagi 1.180 unit adalah Rp 28,24. kos per unit di departemen pemotongan dan ditranfer ke departemen perakitan adalah Rp 50,
artinya artinya terjadi dilusi sebesar Rp 21,76 akibat penambahan bahan di departemen perakitan. Unit ekuivalen bahan baku menjadi 1180 dengan kos per unit
Rp10,15. unit ekuivalen tenaga kerja menjadi 1150 dengan kos per unit Rp8,42 dan unit ekuivalen overhead menjadi 1150 dengan per unit Rp 10.06. kos per unit
total menjadi Rp 56,87
Laporan kos produksi- metode rata rata
PT Rovi Ralaks,Tbk.
Departemen Perakitan-metode Rata-rata
Laporan Kos Produksi
Bulan Januari 200A
Jika masalah tambahan bahan yang menyebabkan peningkatan volume produksi disajikan dengan menggunakan metode FIFO. Perbedaan
terjadi pada cara menghitung unit ekuivalen dan perhitungan nilai barang jadi yang ditransfer ke gudang barang jadi dan nilai BPD akhir.

Laporan kos produksi- Metode FIFO


PT Rovi Ralaks.Tbk.
Departemen perakitan-Metode FIFO
Laporan Kos Produksi
Bulan Januari 200A

Anda mungkin juga menyukai