Anda di halaman 1dari 14

METODE Kelompok 2

1. Silvia Afifatul latifa


AKUMULASI KOS 2. Syafaa kamilda
3. Winanda eka a.s

BERDASARKAN
4. Syafi'i Khoirudin

PROSES
Modul 5
1
Kb. 1

Aliran Proses Produksi, Kos


Produksi, dan Unit Ekuivalen
A.Aliran Kos Produksi
Secara tradisional (umum) aliran proses produksi terjadi melalui beberapa departemen
produksi (proses). Urutan antardepartemen ada yang bersifat sekuensial (berurutan), ada
yang bersifat paralel kemudian bergabung pada departemen tertentu, dan ada juga yang
bersifat selektif. Dalam konsep manufaktur modern, proses produksi terjadi dalam satu
sel untuk satu produk. Model ini disebut dengan cellular manufacturing. Sebenarnya
dalam cell manufacture ini urutan proses produksi terjadi secara sekuensial, tetapi hanya
dalam satu sel untuk satu produk.

3
1. Aliran Produk Sekuensial (Berurutan)

Setiap produksi diproses melalui urutan langkah-langkah yang sama. Jika sebuah perusahaan
manufaktur memproses produknya melalui tiga departemen, yaitu departemen pemotongan,
departemen perakitan, dan departemen pengepakan, maka departemen perakitan hanya bisa
bekerja jika proses pemotongan sudah selesai di departemen pemotongan. Demikian pula
departemen pengepakan hanya bisa bekerja setelah proses perakitan sudah selesai di departemen
perakitan.

Dalam proses produksi masa, yaitu setiap produk mengandung unsur atau komponen kos yang
sama maka pengklasifikasian komponen kos produksi berbeda dari proses produksi berdasarkan
pesanan.

4
2. Aliran Produk Paralel

Dalam aliran produk paralel ada dua departemen atau lebih yang dapat berproduksi secara
bersamaan. Departemen-departemen ini tidak saling tergantung satu sama lainnya. Meretia'
dapat menghasilkan produk yang berbeda dalam waktu bersamaan. Produk-produk ini
kemudian dirakit pada departemen berikutnya.

Contoh produk yang dapat diproduksi secara paralel adalah sepeda angin. Proses produksi
peleg, ban, sadel, dan komponen lainnya dapat dilakukan secara paralel.

5
3. Aliran Produk Selektif

Dalam aliran selektif ini, biasanya di departemen pertama menghasilkan beberapa jenis
produk intermediate, kemudian pada proses selanjutnya setiap produk tersebut diproses
pada departemen yang berbeda. Sebagai contoh adalah pabrik pengolahan daging. Setelah
proses penjagalan atau pemotongan awal selesai, beberapa produk (misalnya daging)
langsung ditransfer ke departemen pengepakan diteruskan menjadi barang jadi. Sebagian
produk lainnya ditransfer ke departemen pengasapan kemudian ke departemen pengepakan
dan akhirnya ke barang jadi. Sebagian lainnya lagi ditransfer ke departemen penggilingan
kemudian ke departemen pengepakan selanjutnya menjadi barang jadi.

6
B. ALIRAN KOS PRODUKSI DAN PENJURNALAN

Dari semua jenis aliran produk, perlu diingat bahwa total kos produksi di departemen setelah
departemen pertama merupakan penjumlahan (akumulasi) kos yang diterima dari departemen
sebelumnya ditambah dengan kos yang dikeluarkan di departemen bersangkutan pada periode
tersebut. Dengan demikian, total kos produk jadi adalah akumulasi seluruh kos yang
dikeluarkan di seluruh proses atau departemen hingga menjadi produk jadi.

7
C. Pendahuluan: Laporan Kos Produksi
Dalam metode akumulasi berdasarkan proses, semua kos yang terjadi di setiap departemen
diikhtisarkan dalam laporan kos produksi departemen bersangkutan. Laporan kos produksi
adalah kertas kerja yang menampilkan informasi mengenai tiga hal, yaitu informasi kuantitas
fisik produk yang diproduksi, informasi kos produksi yang dibebankan di departemen
bersangkutan, dan informasi penilaian sediaan untuk menentukan nilai sediaan barang dalam
proses dan nilai produk jadi.

8
1. Unit Ekuivalen 2. Menghitung Unit Ekuivalen

Unit ekuivalen dari suatu output adalah Dalam menilai sediaan barang dalam proses
unit produk jadi yang seharusnya hanya ada dua metode penilaian yang dapat
dihasilkan pada tingkat upaya dipergunakan, yaitu metode penilaian rata-
manufaktur tertentu yang dikeluarkan rata dan metode FIFO. Sedangkan metode
dalam satu periode yang LIFO secara logika tidak mungkin
dipertimbangkan. diterapkan karena sediaan awal produk
dalam proses, dalam proses produksi, pasti
harus diselesaikan terlebih dahulu.

9
Kb. 2

Langkah-Langkah dan
Format Standar Laporan
Kos Produksi

10
A. Langkah-langkah Penyusunan Laporan Kos Produksi

Ada empat langkah yang harus dikerjakan


dalam menyiapkan laporan kos produksi dalam 1 Analisis aliran unit fisik
metode akumulasi kos berdasarkan proses.
Keempat langkah tersebut adalah sebagai 2 Menghitung unit ekuivalen
berikut.
3 Menghitung kos per unit

4 Penilaian sediaan

11
B. Format Standar Laporan Kos Produksi

Jika menggunakan metode rata-rata maka sediaan awal barang dalam


proses tidak dapat diidentifikasi lagi karena tercampur dengan unit produk
yang ditambahkan pada periode berjalan. Jika menggunakan metode
masuk pertama keluar pertama maka unit sediaan awal barang dalam
proses tetap dipertahankan terpisah dari unit produk yang dimasukkan
pada periode berjalan. Jika dilihat dari sisi kos produksi yang dikeluarkan
pada periode berjalan maka pertama-tama kos produksi digunakan untuk
menyelesaikan barang dalam proses awal sebesar persentase
kekurangannya.

12
C. Penambahan Kuantitas Setelah Departemen Pertama Yang Meningkatkan
Kuantitas Produksi

Pada pembahasan sebelumnya sebenarnya sudah disinggung adanya penambahan bahan baku
di departemen perakitan, tetapi penambahan tersebut tidak mengubah jumlah unit produk.
Dalam beberapa proses produksi penambahan bahan di departemen setelah departemen
pertama menyebabkan penambahan jumlah unit produk. Artinya penambahan bahan tersebut
menyebabkan kuantitas produksi meningkat.

13
Terima kasih

14

Anda mungkin juga menyukai