Anda di halaman 1dari 57

PERDARAHAN PASCA

SALIN
Perdarahan Pasca Salin

 Perdarahan pascasalin primer terjadi dalam 24 jam pertama setelah


persalinan, sementara perdarahan pascasalin sekunder adalah
perdarahan pervaginam yang lebih banyak dari normal antara 24 jam
hingga 12 minggu setelah persalinan.

Diagnosis
 Perdarahan pascasalin adalah perdarahan ≥500 ml setelah bayi lahir
atau yang berpotensi mempengaruhi hemodinamik ibu
Perdarahan Postpartum
Dapat terjadi kapan saja, walaupun sebelumnya dianggap kehamilan risiko
rendah
Anyaman Pembuluh Darah di Uterus
STRUKTUR ANYAMAN OTOT DAN PEMBULUH
DARAH UTERUS
VASKULARISASI
UTERUS
 a.uterina - a.iliaka interna
 a.uterina - a.ovarika - aorta
abdominalis
 Semua arteri besar uterus pada ibu hamil
akan memasok darah 500 - 800 ml /mnt.
Jika uterus tidak kontraksi (atonia) pasca
plasenta lahir maka 350 - 560 ml darah / menit
akan keluar dan dalam 10 - 30 mnt
maka pasien akan kehabisan darah
PENYEBAB
 TONUS
 TISSUE
 TRAUMA
 THROMBIN
Penilaian Klinik (menggunakan 4 T)
Gejala & Tanda Penyulit Diagnosis
Pucat
Darah Segar Setelah Bayi Lahir Laserasi Jalan
Lemah
Kontraksi Uterus Baik (T1) Lahir
Menggigil
Plasenta Lengkap (T2) (T3)

Perdarahan Segera
Syok
Kontraksi Uterus (-) Atonia
Bekuan Darah Di Serviks
Jalan Lahir Baik (T3) (T1)
Plasenta Lengkap (T2)
Perdarahan Segera
Tali Pusat Putus Ok Traksi >> Retensio dan
Plasenta Belum Lahir  30 Menit
(Inversio Uteri) Separasi Parsial
Kontraksi Cukup (T1) (T2)
Perdarahan Lanjut
Jalan Lahir Baik (T3)
PENILAIAN KLINIK
Gejala & Tanda Penyulit Diagnosis Kerja

Perdarahan
Subinvolusi Uterus Anemia Metritis
Nyeri Tekan Perut Bawah & Uterus Demam (Endometritis)
Lokhia Mukopurulen dan Berbau

Uterus Tak Teraba di Supra Simfisis


Syok Neurogenik
Lumen Vagina Terisi Massa Padat Inversio Uteri
Pucat & Limbung
Tampak Tali Pusat

Perdarahan
Uterus Kontraksi Tinggi
Plasenta Tidak Lengkap
Fundus Tetap Sisa Plasenta
Kontraksi Baik
Tak ada Robekan Jalan Lahir
Penyebab
Perdarahan
Pasca Salin
ATONIA UTERI
KONDISI YG BERISIKO

Polihidramnion Persalinan
Kehamilan dengan induksi
kembar Infeksi
Makrosomia intrapartum
Persalinan lama Paritas tinggi
Persalinan terlalu
cepat
Penanganan
Perdarahan
Pasca Salin
BAGAN PENANGANAN ATONIA UTERI
Masase fundus uteri
Segera ssdh plasenta lahir
(maksimal 15 detik)

ya
Uterus kontraksi? Evaluasi rutin
tidak
Evaluasi / bersihkan bekuan darah /sel.ketuban
KBI maksimal 5 menit
Pertahankan KBI 1 – 2 mnt
Uterus kontraksi? ya Keluarkan tangan secara hati2
tidak Lakukan pengawasan kala IV

Keluarkan tangan secara hati-hati (KBE - SP atau KBI - GBP)


Pasang infus kristaloid, guyur (single or group-based provider)
Oksitosin 20 I.U dalam 500 ml cairan ifus dengan gtt XXX/mnt
Berikan ergometrin 0,2 im
Lakukan KBI lagi (single provider)
BAGAN PENANGANAN ATONIA UTERI
( MANDIRI )
Keluarkan tangan secara hati-hati (KBE - SP atau KBI - GBP)
Pasang infus kristaloid, guyur (single or group-based provider)
Oksitosin 20 I.U dalam 500 ml cairan ifus dengan gtt XXX/mnt
Berikan ergometrin 0,2 im
Lakukan KBI lagi (single provider)

ya Pengawasan kala IV
Uterus kontraksi ?

Lakukan kompresi aorta abdominalis atau


tidak pasang kondom kateter intra kaviter
Berikan misoprostol per rektal

Rujuk ke RS utk persiapan laparotomi (B-Lynch atau Ligasi Arteri)


Lanjutkan infus dan 20 IU oksitosin dlm 500 cc cairan infus gtt XXX /mnt
Temani ibu hingga ditangani di tempat rujukan
PRINSIP RESUSITASI CAIRAN
 Dengan menggunakan rumus perbandingan :
1:3
Dimana angka1 adalah jumlah estimasi perdarahan,
sedangkan angka 3 adalah konstanta untuk mendapatkan
jumlah cairan pengganti yang harus diberikan dengan cara
jumlah estimasi perdarahan dikalikan 3 (konstanta
tersebut).
ATONIA UTERI

 LAKUKAN TINDAKAN SPESIFIK


◦ KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNAL
◦ KOMPRESI BIMANUAL INTERNAL
◦ KOMPRESI AORTA ABDOMINALIS
◦ TAMPON KONDOM KATETER
KOMPRESI BIMANUAL INTERNA
BENAR SALAH
KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNA
KOMPRESI AORTA ABDOMINAL
Tampon Kondom Kateter
Pastikan tidak bocor
Bakri Balloon
REPOSISI INVERSIO UTERI
Manual Plasenta

 Manual Plasenta
adalah tindakan untuk
melepas plasenta secara
manual (menggunakan
tangan) dari tempat
implantasinya dan
kemudian
melahirkannya keluar
dari kavum uteri.
PERLUKAAN JALAN LAHIR

 Robekan Perineum Tk
 Robekan perineum
I II III
 Robekan Vulva IV
 Robekan dinding
vagina
 Robekan serviks
 Ruptura Uteri
Penjahitan Robekan Perineum Tingkat III
Penjahitan Robekan Pernineum Tingkat IV
PENANGANAN
ROBEKAN SERVIKS

 PASANG KATETER
 PILIH BENANG JAHIT TERBAIK
 RAPATKAN / RAPIKAN UJUNG LUKA
 JAHITAN TUNGGAL JARAK 1 CM
– APROKSIMASI
– ATASI PERDARAHAN
– TIDAK ADA DEAD SPACE
– LAPIS DEMI LAPIS
Penjahitan Robekan Serviks
JENIS RETENSIO PLASENTA
SEPARASI /
PLASENTA PLASENTA
GEJALA AKRETA
INKARSERATA AKRETA
PARSIAL

KONSISTENSI KENYAL KERAS CUKUP


UTERUS
TFU PUSAT 2 JARI < PUSAT PUSAT
BENTUK DISKOID AGAK DISKOID
UTERUS GLOBULER
PERDARAHAN SDG-BANYAK SEDANG SDKT-TDK ADA
TALI PUSAT TERJULUR TERJULUR # TERJULUR
OSTIUM UTERI SBGTERBUKA KONSTRIKSI TERBUKA
SEPARASI LEPAS SUDAH LEPAS MELEKAT
PLASENTA SEBAGIAN SELURUHNYA
SYOK SERING JARANG JARANG
RETENSIO PLASENTA DENGAN SEPARASI PARSIAL

 COBAKAN PENEGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI


 INFUS OKSITOSIN 20 IU RL/NaCl 0.9% 40
TETES/MENIT
 BILA PERLU KOMBINASI MISOPROSTOL 600 mcg
 BILA BELUM BERHASIL, LAKUKAN PLASENTA
MANUAL
 RESTORASI CAIRAN (KEHILANGAN DARAH 1000 ML
▶ PRESYOK , 1500-2000 ▶ SYOK HIPOVOLEMIK
RETENSIO PLASENTA DENGAN SEPARASI PARSIAL

 TRANFUSI BILA PERLU


 ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS
 SEGERA ATASI KOMPLIKASI
◦ PERDARAHAN
◦ INFEKSI
◦ SYOK NEUROGENIK
 Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri
•Kosongkan kandung kemih
•Jepit tali pusat 5-10 cm dari vulva
•Masukkan tangan ke dalam vagina (telusuri tali pusat)
•Minta asisten memegang klem tali pusat
•Tangan luar menahan fundus, tangan dalam mencari tempat implantasi
plasenta
 
 Melepas plasenta dari dinding uterus
•Temukan tepi plasenta paling distal.
•Sisipkan ujung jari diantara plasenta dan dinding uterus
•Setelah ujung jari masuk diantara plasenta-dinding uterus, perluas
pelepasan plasenta dengan menggeser tangan ke kanan dan kiri sambil
bergeser ke proksimal fundus
PLASENTA AKRETA

 TEGAKKAN DIAGNOSIS KERJA


 STABILISASI PASIEN
 RUJUKAN KE RUMAH SAKIT
 DI RUMAH SAKIT
◦ HISTEREKTOMI
SISA PLASENTA

 TEGAKKAN DIAGNOSIS KERJA


◦ PERDARAHAN
◦ SUBINVOLUSI UTERUS
 ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS
 EKSPLORASI DIGITAL KELUARKAN BEKUAN
DARAH / SISA JARINGAN
 SERVIKS TERTUTUP  ASPIRASI VAKUM
MANUAL
 BILA PERLU TRANFUSI DARAH
Manual Plasenta
Manual Plasenta adalah tindakan untuk melepas plasenta secara
manual (menggunakan tangan) dari tempat implantasinya dan kemudian
melahirkannya keluar dari kavum uteri
MENGAPA PERLU MANAJEMEN AKTIF KALA III ?

 Proses persalinan Kala III bisa berjalan sendiri / fisiologis


 Mengingat Kematian Ibu Bersalin - perdarahan Pasca Persalinan --
atonia uteri - retentio placenta
 Upaya terbaik - pencegahan -PENATALAKSANAN AKTIF KALA III
MANAJEMEN AKTIF KALA III

 Pemberian uterotonika
dalam 1 menit setelah bayi
lahir

 Penegangan Talipusat
Terkendali
( Controlled Cord Traction)

 Masase uterus setelah


placenta lahir
MANFAAT MANAJEMEN AKTIF KALA III

 Kala III lebih singkat


 Uterotonik memperbaiki kontraksi uterus
 Jumlah perdarahan lebih sedikit
 Angka kejadian Retentio Plasenta menurun
A sk for help
A irway
B reathing
C irculation
D rug

TONUS
TISSUE
TRAUMA
THROMBIN

INVERSIO
UTERI
MANAJEMEN PERSALINAN KALA IV

Pemantauan :
Saat post-partum merupakan saat paling kritis untuk
mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan
karena perdarahan. Selama kala IV, petugas harus memantau
ibu setiap 15 menit pada satu jam pertama dan satu jam
kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka
ibu harus dipantau lebih sering dan segera dicari
penyebabnya sehingga dapat dilakukan penanganan dengan
tepat, cepat dan akurat.
Hal-hal yang dilakukan pada kala IV antara lain :
1. Ganti baju ibu dengan baju bersih dan kering.
2. Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut.
3. Pantau tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan tiap 15 menit
selama 2 jam, pasca kala III.
4. Pantau kondisi kandung kemih, jika penuh harus dikosongkan terlebih
dahulu supaya tidak menjadi pemicu perdarahan post partum dengan
waktu pemantauan sama seperti diatas.
5. Beri obat-obatan yang diperlukan dan minum secukupnya.
6. Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi,
pasangkan kasa penyerap dan celana. Pakaikan kain dan selimut ibu.
Bawa ke ruang perawatan dan lakukan rawat gabung sesegera
mungkin.
DIAGNOSIS:

1. Involusi Normal:
 Tonus : uterus tetap berkontraksi.
 Posisi : tinggi fundus uteri setinggi umbilicus atau di bawah

umbilikus.
 Perdarahan : tidak berlebihan.
 Cairan : tidak berbau.

2. Kala IV dengan Penyulit (Sub Involusi):


 Tonus : uterus tidak keras.
 Posisi : tinggi fundus uteri di atas umbilikus.
 Perdarahan : atonia, laserasi jalan lahir, ada bagian plasenta

tertinggal/membran/yang lain.
CONTOH PARTOGRAF
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai