Anda di halaman 1dari 28

SEMINAR KERJA PRAKTIK

ANALISIS PEMBEBANAN STATIS CROSSMEMBER


BUS TOURISTA MENGGUNAKAN FINITE
ELEMENT METHOD DI CV. LAKSANA KAROSERI

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Dr. techn. Khoiri Rozi, ST., MT Dosma Ruben R Nababan


NIP. 197602162009121001 NIM. 21050119120015
OUTLINE

1.0 Tinjauan Perusahaan


Profil Perusahaan dan Struktur
Organisasi
2.0 Hasil Kerja Praktik
Latar Belakang, Tujuan, Dasar Teori,
Analisis & Pembahasan
3.0 Kesimpulan dan Saran

1
TINJAUAN PERUSAHAAN
Data Perusahaan, Struktur Organisasi dan Profil
PROFIL PERUSAHAAN

Perjalanan CV. Laksana Karoseri sebagai karoseri diawali


pada tahun 1967 di Semarang dengan berfokus hanya sebagai
pembuat mesin otomotif. Pada 3 tahun pertama, terjadi pertumbuhan
yang luar biasa dan berpindah ke lokasi baru yang lebih luas pada
tahun 1970. Lalu membentuk divisi karoseri pada tahun 1997 dengan
memulai produksi mini bus Mitsubishi T-120. Saat ini pabrik
produksi di Ungaran telah berkembang hingga seluas 100.000 m2.
Saat ini, CV Laksana Karoseri memproduksi banyak jenis bus seperti
bus menengah, bus besar, bus antar kota, bus kota, dan bus
pariwisata. Konsumen CV Laksana Karoseri sendiri datang dari
berbagai kalangan mulai dari perusahaan asing seperti Schlumberger,
Chevron Pacific Indonesia, Saipem Indonesia, dan Theiss Indonesia.

2
STRUKTUR ORGANISASI

4
HASIL KERJA PRAKTIK
Latar Belakang, Tujuan, Dasar Teori, Analisis & Pembahasan
LATAR BELAKANG

Crossmember merupakan salah satu bagian penting pada rangka bus


yang harus mempunyai konstruksi kuat untuk menahan atau memikul
beban kendaraan. Semua beban dalam kendaraan baik itu penumpang,
mesin, sistem kemudi, dan segala peralatan kenyamanan semuanya
diletakkan di atas rangka ini. Oleh karena itu, setiap konstruksi rangka
harus mampu untuk menahan semua beban dari kendaraan, sering
didapati terdapat penumpang dan bawaan barang berlebih, kondisi ini
berdasar pada pengamatan pada saat bus ramai penumpang. Pada
penelitian ini akan menganalisis kekuatan crossmember pada titik-titik
dimana yang akan terjadi pembebanan pada bagian crossmember dengan
asumsi pembebanan tersebut terdiri dari berat penumpang, kursi jok, dan
barang penumpang.

5
TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami cara menghitung tegangan von misses yang


bekerja pada crossmember bus
2. Mengetahui dan memahami cara menghitung displacement yang
diakibatkan oleh beban yang bekerja pada crossmember bus
3. Mengetahui dan memahami cara menghitung safety factor dari
crossmember bus

6
PEMBEBANAN STATIS

Beban statis adalah beban yang tetap baik itu intensitasnya,


tempatnya, dan arah kerjanya. Beban statis memiliki besaran
variabel yang bersifat tetap pada suatu batang yang memiliki
tumpuan dengan tujuan untuk mencari kekuatan dari material
tersebut.

7
DEFLEKSI

Defleksi adalah perubahan bentuk material di akibatkan


karena adanya pembebanan baik dari arah vertikal
maupun arah horizontal. Defleksi diukur dari permukaan
netral awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi.

8
TEGANGAN

Tegangan dapat didefinisikan sebagai besaran gaya yang bekerja pada


satuan luas permukaan benda yang dikenakan gaya. Secara matematis
definisi tegangan dapat dituliskan sebagai berikut

9
SAFETY FACTOR

Faktor keamanan adalah faktor yang digunakan untuk


mengevaluasi keamanan dari suatu elemen mesin. Dalam
desain konstruksi mesin, besarnya angka keamanan harus
lebih besar dari 1 (satu). Diumpamakan sebuah mesin
diberi gaya F, jika besar F dinaikkan sampai melebihi batas
maka akan mengganggu kemampuan mesin tersebut untuk
melakukan fungsi semestinya.

10
SOLIDWORKS

Solidwork merupakan software yang dirancang untuk


keperluan bidang teknik seperti desain produk, desain
mesin, desain konstruksi, atau keperluan analisis teknik
lainnya. Solidwork adalah program pemodelan solid
berbasis fitur parametrik, artinya semua objek dan
hubungan antar geometri dapat dimodifikasi kembali
meski geometrinya sudah jadi tanpa perlu mengulang lagi
dari awal. Hal ini sangat memudahkan kita untuk
merancang suatu desain produk.

11
METODOLOGI PEMECAHAN
MASALAH

12
PEMODELAN

Pemodelan crossmember dilakukan dengan membuat sketsa


terlebih dahulu, kemudian menginput structural member sesuai
dengan jenis dan ukuran pipa yang digunakan di lapangan. Setelah
menjadi bentuk pipa, kemudian memotong pipa-pipa yang
bersinggungan lalu melakukan pengelasan pada tiap
sambungannya. Ukuran crossmember bus Tourista adalah 5,74 m x
2 m x 0,64 m.

13
PEMILIHAN JENIS ANALISIS

Crossmember adalah rangka bagian terbawah yang


menopang lantai. Crossmember terkena beban statis dari jok,
penumpang, dan barang bawaan penumpang. oleh karena itu
pembebanan yang dilakukan pada simulasi ini sesuai dengan
kegunaan crossmember di lapangan, yaitu pembebanan statis.

14
PEMILIHAN JENIS MATERIAL

Crossmember pada bus Tourisa yang diproduksi oleh CV.


Laksana Karosesi menggunakan material galvanized steel.

15
PENENTUAN FIXED GEOMETRY

Pada analisis pembebanan statis diperlukan bagian


yang diasumsikan sebagai titik acuan atau tumpuan
dari rangka tersebut. Titik acuan dari rangka dapat
berupa bagian yang menempel atau bagian yang
terikat dengan komponen lainnya.

16
PEMBERIAN PEMBEBANAN

Proses Pembebanan yang dikenakan pada rangka


diasumsikan dengan beban dari jok, penumpang,
barang bawaan penumpang, dan gaya gravitasi. Bus
Tourista merupakan bus medium yang diproduksi
oleh CV. Laksana Karoseri. Kapasitas dari bus
Tourista ini kurang lebih sekitar 24 penumpang.
Crossmember bus Tourista memiliki 6 tumpuan,
sehingga 1 tumpuan menerima beban dari 4
penumpang.

16
PROSES MESHING

Meshing merupakan proses pembagian bentuk suatu


benda ke bentuk elemen-elemen yang berukuran kecil
dengan tujuan memudahkan pengolahan. Semakin
banyak elemen-elemen kecil yang dihasilkan, maka
akan semakin mendekati jawaban yang tepat.

16
HASIL SIMULASI VON MISSES

Pada simulasi pembebanan crossmember bus Tourista,


hasil von misses stress maksimum ditunjukkan dengan
bagian yang berwarna merah yaitu sebesar Pa,
sedangkan von misses stress minimum ditunjukkan
dengan bagian yang berwarna biru yaitu sebesar Pa .
Hasil dari simulasi tersebut menunjukkan bahwa nilai
von misses stress maksimum yang terjadi lebih kecil
dibanding tegangan luluh material yaitu sebesar Pa.

16
HASIL SIMULASI DISPLACEMENT

Pada simulasi pembebanan crossmember bus Tourista,


hasil displacement maksimum ditunjukkan dengan
bagian yang berwarna merah yaitu sebesar 0,016 mm,
sedangkan displacement minimum ditunjukkan
dengan bagian yang berwarna biru yaitu sebesar 0
mm. Sesuai dengan hasil simulasi tersebut
menunjukkan bahwa nilai displacement maksimum
yang terjadi sangat kecil.

16
PERHITUNGAN SAFETY FACTOR

Pada simulasi pembebanan crossmember bus Tourista,


hasil safety factor maksimum ditunjukkan dengan
bagian yang berwarna biru yaitu sebesar sedangkan
safety factor minimum ditunjukkan dengan bagian
yang berwarna merah yaitu sebesar. Besar batas safety
factor minimum adalah 1 atau harus lebih besar dari 1
Hal ini berarti safety factor minimum pada
crossmember sudah memenuhi ketentuan tersebut
sehingga desain crossmember bus Tourista dapat
dikatakan aman.

16
HASIL ANALISIS

Analisis Nilai Kritis


Von Misses Stress
Displacement 0,016 mm
Safety Factor

5
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Saat Saat crossmember bus Tourista diberi beban sebesar 3924 N, hasil von misses stress maksimum
sebesar Pa. Hasil dari simulasi tersebut menunjukkan bahwa nilai von misses stress maksimum yang
terjadi lebih kecil dibanding tegangan luluh material yaitu sebesar Pa, hal ini menunjukkan bahwa
crossmember bus Tourista hanya akan mengalami deformasi elastis.
2. Saat crossmember bus Tourista diberi beban sebesar 3924 N, hasil displacement maksimum sebesar 0,016
mm. Hasil dari simulasi tersebut menunjukkan bahwa nilai displacement maksimum yang terjadi sangat
kecil, hal ini semakain menunjukkan bahwa crossmember bus Tourista tidak akan mengalamai deformasi
plastis.
3. Saat crossmember bus Tourista diberi beban sebesar 3924 N, hasil safety factor minium sebesar . Hasil
dari simulasi tersebut menunjukkan bahwa nilai safety factor minmum pada crossmember Tourista yang
terjadi lebih besar nilainya dengan batas safety factor yaitu 1, hal ini menunjukkan bahwa desain
crossmember bus Tourista sudah memenuhi ketentuan keamanan yang berarti crossmember bus Tourista
dapat dikatakan aman.

20
SARAN

1. Melakukan simulasi pembebanan secara langsung pada sampel crossmember yang dibuat agar
mengetahui kekuatan crossmember sebelum bus digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
2. Melakukan pengecekan rutin pada crossmember meskipun tidak ditemukan penuruan kondisi
ataupun kerusakan agar dapat mencegah kerusakan dan crossmember tidak mengalami
penuruan kualitas.

21
Terimakasih

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Anda mungkin juga menyukai