Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN DAN

PENGADAAN OBAT
KELOMPOK 3
MANAGEMENT FARMASI
NAMA KELOMPOK
Hilda Aldilla Juan Pablo
I Gusti Ngurang Agung Kevin rizki
Lara Elfisa Larasati Dinda Meditha
Linina Hypha Lusia Yola
Magdalena Ega Mahilda Une Hutagaol
Marcita Wulan Tri C. Maretha Andriani
Maya Ratinia Mazzulieka Putri
Mina Syabilla Putri
Perencanaan Kebutuhan Obat

Perencanaan kebutuhan obat merupakan kegiatan untuk


menentukan jumlah dan periode pengadaan sesuai hasil kegiatan
pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilaksanakan setiap
periode tertentu dengan tujuan untuk mendekatkan perhitungan
perencanaan dengan kebutuhan nyata, sehingga dapat menghindari
kekosongan dan menjamin ketersediaan obat.
Perencanaan Kebutuhan Obat dilakukan dengan tujuan:

Tujuan Perencanaan Kebutuhan Obat

Untuk mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah obat yang mendekati kebutuhan

Meningkatkan penggunaan obat secara rasional

Menjamin ketersediaan obat

Menjamin stok obat tidak berlebih

Efisiensi anggaran
Memberikan dukungan data bagi estimasi pengadaan, penyimpanan dan biaya distribusi
obat
Sebagai dasar bagi pemerintah dalam merencanakan kebutuhan obat nasional
Pelaksanaan perencanaan kebutuhan obat akan bermanfaat dan efektif jika
dilakukan oleh personel yang tepat dalam setiap proses, mulai dari
pengumpulan data, analisis dan pemanfaatan hasil. Personel yang terlibat
dalam proses perencanaan yaitu:
a. Penanggung jawab logistik yaitu apoteker di instalasi farmasi rumah
sakit.
b. Unit pengguna.
c. Pengambil keputusan (pihak manajemen rumah sakit). Pengambil
keputusan berwenang menentukan pemilihan dan penggunaan obat yang
akan direncanakan yang bisa saja spesifik untuk jenis pelayanan dan
jenis komoditi yang digunakan.
Sistem Pengadaan
Ada dua sistem pengadaan logistik yakni sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi. Unit logistik menjadi satu-satunya
unit kerja yang mengadakan kebutuhan logistik organisasi. Semua unit kerja mengajukan barang-barang kebutuhannya
kepada unit logistik ini.

1. Sistem sentralisasi ini pengadaan barang dilakukan dalam partai Logistik antar bagian. Dipenuhi secara cepat karena
unit logistik harus menunggu daftar pembelian barang-barang dari berbagai unit kerja yang ada.

2. Sistem Desentralisasi. Adanya pemberian kewenangan kepada masing-masing unit kerja untuk menyusun daftar
kebutuhan barang dan sekaligus melakukan proses pengadaan secara mandiri. Barang-barang yang dibeli dapat
dimanfaatkan semuanya oleh unit- unit kerja. Barang-barang baru dan mahal harganya, padahal barang-barang yang
ada masih dapat digunakan untuk menjalankan roda organisasi. Biaya per satuan barang menjadi relatif lebih mahal
karena masing- masing unit kerja dapat membeli secara satuan ke berbagai pemasok

Cara pengadaan barang dengan mengombinasikan antara sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi. Yang ingin dicapai
dari sistem ini adalah terpenuhinya spesifikasi barang setiap unit kerja secara tepat dan cepat berdasarkan standar barang
organisasi disatu sisi dan mengurangi biaya-biaya overhead cost. Salah satu yang dilakukan oleh sistem ini adalah, jika
pembelian barang sejenis jumlahnya banyak dan dibutuhkan oleh banyak unit kerja, maka pengadaannya dilakukan
secara sentralisasi, namun jika barang yang dibutuhkan oleh unit kerja sifatnya khusus, mendesak dan jumlahnya sedikit
maka digunakan sistem desentralisasi.
Pengadaan Langsung

Metode pengadaan barang dan jasa dengan cara pengadaan langsung pada dasarnya adalah metode yang digunakan untuk
pengadaan barang maupun jasa dengan nilai yang tidak besar. Untuk pengadaan barang biasanya batas nilainya adalah
tidak lebih dari Rp200 juta, sedangkan untuk pengadaan jasa seperti jasa konsultasi misalnya nilainya tidak lebih dari
Rp50 juta, dengan demikian pengadaan barang dan jasa dilakukan secara langsung tanpa melalui proses lelang atau
tender. Selain nilainya yang kecil, pengadaan langsung juga dipilih untuk pengadaan yang resikonya tidak besar.

Dalam melakukan metode pengadaan langsung, pejabat pengadaan biasanya memanggil perusahaan penyedia jasa
maupun barang setelah memiliki informasi mengenai harga barang/jasa yang ingin diadakan. Kemudian perusahaan
penyedia barang/jasa akan melakukan penawaran harga dan akan terjadi proses negosiasi antara perusahaan dengan
pejabat pengadaan sampai ketemu harga yang pas. Jika sudah deal, maka lanjut ke proses transaksi.
Tata Cara Pengadaan Langsung

Pelaporan kepada
Transaksi Pembayaran pejabat pegadaan

Pesanan barang sesuai dengan Penerimaan bukti


Penerimaan
kebutuhan atau datang pembelian atau
barang kwitansi
langsung ke pihak penyedia
barang.
Sistem Penunjukan Langsung
Metode pemilihan penyedia barang / jasa dengan cara menunjuk langsung ( satu ) penyedia barang atau jasa. Metode
pengadaan barang dan jasa dengan cara penunjukan langsung tidak memiliki batasan nilai seperti yang ada pada
pengadaan langsung. Tetapi metode pengadaan ini dipilih ketika ada karakter khusus atau dalam keadaan tertentu pada
barang maupun jasa yang ingin diadakan. Barang dan jasa yang dimaksud memiliki karakter khusus atau dalam keadaan
tertentu misalnya seperti:
1. Barang/jasa dengan tarif resmi yang ditetapkan oleh pemerintah
2. Barang/jasa yang memiliki spesifikasi kompleks dan menggunakan teknologi khusus sehingga hanya ada satu
penyedianya
4. Pengadaan barang/jasa terkait dengan penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan sebelumnya
5. Kegiatan pengadaan berkaitan dengan kerahasiaan misalnya berhubungan dengan badan intelijen atau perlindungan
saksi
OBAT / ALKES Termasuk Kriteria Barang yg bersifat khusus yg memungkinkan dilakukan Penunjukan Langsung
PERPRES NO 70 TH 2012 Pasal 38 ayat 5 d “Pekerjaan Pengadaan dan distribusi bahan obat, obat dan alat kesehatan
habis pakai dalam rangka menjamin ketersediaan obat untuk pelaksanaan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
yang jenis dan harganya telah ditetapkan oleh Menteri yg bertanggung jawab di bidang kesehatan"
Pembelian Melalui Tender
Tender dapat artikan lelang atau sistem jual beli yang dilakukan suatu pihak dengan cara
mengundang vendor (penjual atau penyedia) untuk mempresentasikan harga dan kualitas yang
dibutuhkan. Harga dan kualitas yang terbaiklah, nantinya yang akan menjadi pemenang.

Perbedaan tender dan lelang adalah, Umumnya tender adalah bentuk kerjasama bisnis. Sehingga
pihak yang dilibatkan adalah antar perusahaan yang sama-sama punya kepentingan dalam satu proyek
bisnis. Sedangkan lelang bersifat lebih general. Dari segi definisi dapat dikatakan lelang sebagai
proses menjual barang kepada orang dengan penawaran harga tertinggi yang disetujui pihak pemandu
lelang. Namun perlu digaris bawahi, terhitung sejak saat ini pemerintah memutuskan keduanya
sebagai fenomena yang sama lewat regulasi Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa
Pembelian Melalui Tender
Open Tender (tender secara terbuka)
Open tender adalah suatu prosedur formal pengadaan obat yang mana dilakukan dengan cara mengundang
berbagai distributor baik nasional maupun internasional. Metode ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu
misalnya 2-3 kali setahun, hal ini disebabkan karena proses tender memerlukan waktu yang lama dan
harganya lebih murah. Selain itu biasanya metode ini dipakai oleh pemerintah karena khusus sesuai
sistemnya. Jadi untuk nominal tertentu dapat melakukan pengadaan dalam jumlah tertentu pula.

Restricted tender (tender terbatas)


Metode ini dilakukan pada lingkungan yang terbatas, tidak diumumkan di Koran, biasanya berdasarkan
kenalan, nominalnya tidak banyak, serta sering ada yang melakukan pengaturan tender yaitu penawaran
tertutup atau selektif, para penyalur yang tertarik harus menerima semua persyaratan yang diajukan, melalui
suatu proses formal pre-kualifikasi yang mengacu pada good manufacturing practices (GMPS). Performa
supply terdahulu, dan kekuatan financial.
Konsinyasi

Konsinyasi merupakan sebuah praktik jual beli yang dilakukan pedagang utama dengan menempatkan Atau menitipkan barang
dagangannya ke berbagai tempat penjualan. Konsinyor merupakan sebutan bagi pihak pedagang utama.yang menitipkan barang
dagangannya tersebut. Sementara konsinyi (komisioner) adalah sebutan bagi pihak pedagang yang menerima barang titipan tersebut
untuk dijual kembali kepada para pelanggan.

Barang yang dititipkan dan diperdagangkan oleh kedua belah pihak tersebut, konsinyor dan konsinyi itulah yang disebut dengan
barang konsinyasi. Untuk melakukan kerja sama bisnis yang saling menguntungkan, pihak konsinyor dan konsinyasi mempunyai
sejumlah perjanjian mengenai syarat. Dan harga penjualan barang dagang dalam sistem penjualannya agar keuntungan bagi kedua
belah pihak tidak merugikan salah satu pihak dan berdasarkan kesepakatan Bersama

Konsinyasi sebuah kesepakatan di mana produk diberikan kepada pihak ketiga yang berwenang untuk menjual.Pihak pemilik
barang atau consignor nantinya menerima persentase revenue dari penjualandalam bentuk komisi.Hal ini merupakan salah satu
aspek yang membuat konsinyasi populer. Sebab, terkadang persentase komisinya hadir dalam jumlah yang sangat besar.Namun,
consignor tidak memerlukan pembayaran langsung dari pihak ketiga.Pihak ketiga juga memiliki opsi untuk mengembalikan barang
yang tidak terjual kepada consignor jika mereka tidak dapat menjualnya.
Konsinyasi Obat

Konsinyasi yang secara umum termasuk metode pengadaan obatan-obatan baru. Bagi apotek saat ini dianggap lebih
efektif karena pembayaran dilakukan setelah obat laku. Apotek juga berkesempatan mengembalikan obat pada pihak
distributor dalam kurun waktu tertentu jika ternyata obat tersebut tidak diminati masyarakat.

Obat konsinyasi cukup menguntungkan bagi pemilik bisnis apotek karena apotek tidak mendapat kerugian bahkan ketika
obat tersebut tidak 100% terjual di pasaran. Munculnya metode penjualan ini sendiri tidak terlepas dari kebiasaan
masyarakat Indonesia yang cenderung sulit menerima obat baru. Meski kandungan obatnya jelas dan sudah lolos
sertifikasi BPOM dan Dinas Kesehatan. Dengan metode ini, pihak distributor maupun apotek tidak akan dirugikan.
Terimakasih !!

Wassalamu”alaikum wr. wb

Anda mungkin juga menyukai