Anda di halaman 1dari 29

PAPER

EKONOMI KESEHATAN

KONSEP TEORI DEMAND DAN SUPPLY, KONSEP STRUKTUR PASAR DAN PASAR
PELAYANAN KESEHATAN
DOSEN PENGAMPU: NURUL FAJRIAH ISTIQAMAH, SKM.M., M.Kes

Kelompok 4:
Fatimah Az Zahra 220304501040
Nur Hidayah Tul Inayah 220304501041
Nurfadillah 220304501042
Nurul Huzaimah Bt Asdar 220304502053
Fhani Ananta 220304502054
Angelia Dewantari Djoyo 220304502055

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
1.1 Konsep Teori Permintaan Penawaran dan Konsep Elastisitas
A. Teori Permintaan dan Penawaran
Teori permintaan dan penawaran mendasari pemahaman terhadap konsep pasar.
Pasar tidak hanya merujuk pada tempat fisik, itu juga merujuk pada peraturan yang
mengatur transaksi antara pembeli dan penjual. Sederhananya, pembeli akan melakukan
transaksi dengan penjual di pasar. Dalam situasi seperti ini, pembeli berhadapan langsung
dengan penjual, sehingga transaksi terjadi secara langsung. Namun, karena kemajuan
teknologi yang pesat saat ini, transaksi seringkali terjadi secara tidak langsung, yang
berarti pembeli tidak perlu lagi bertemu dengan penjual secara langsung. Tidak jarang,
proses transaksi melibatkan pihak ketiga, yaitu perantara yang dapat mengurangi biaya.
Pasar pelayanan kesehatan tidak sama dengan pasar komoditas lainnya karena
karakteristiknya yang unik. Bahwa sumber daya langka sementara keinginan manusia tak
terbatas. Konsep situasi tersebut merupakan ide dasar yang membentuk dasar
permintaan-penawaran. Permintaan didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk
membayar berbagai barang dan jasa yang mereka gunakan. Sementara penawaran adalah
bagian dari produksi, yang menjelaskan bagaimana harga produk dan biaya faktor
produksi mempengaruhi kuantitas produk yang ditawarkan.
Konsumen umumnya akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap berbagai
barang dan jasa. Menurut fungsi permintaan, orang hanya akan memberikan nilai kepada
barang dan jasa yang menguntungkan. Secara implisit dianggap bahwa individu yang
melakukan penilaian memiliki pemahaman yang baik tentang objek dan berbagai aspek
yang terkait dengan objek tersebut, sehingga mereka berada di tempat yang tepat. Ini
adalah konsep yang mendasari konsep consumer sovereignty, sebuah istilah ekonomi
yang mengatakan bahwa konsumen membuat keputusan berdasarkan informasi yang
sempurna. Istilah ini menunjukkan bahwa keputusan konsumen didasarkan pada otoritas
pasar.
Fungsi permintaan menganggap pendapatan, harga barang lain, dan selera tetap
konstan (tidak berubah) dan menjelaskan hubungan antara harga dan jumlah barang yang
diinginkan. Biasanya, fungsi permintaan digambarkan dalam bentuk kurva yang
berkemiringan dari kiri atas ke kanan bawah, yang menunjukkan bahwa ketika harga
barang dan jasa turun (menjadi lebih murah dari sebelumnya), maka jumlah barang dan
jasa yang diinginkan juga turun.
Salah satu asumsi utama yang melekat pada permintaan adalah bahwa orang yang
tepat untuk menilai suatu barang atau jasa adalah mereka yang akan memperoleh manfaat
dari barang atau jasa tersebut. Fungsi permintaan juga mengasumsikan bahwa konsumen
adalah orang yang memiliki informasi paling lengkap tentang barang atau jasa yang akan
dikonsumsi, sehingga dialah orang yang tepat untuk memberikan penilaian. Ini
menciptakan landasan penting mengenai consumer severeignty bahwa konsumen harus
memiliki kebebasan di sisi permintaan pasar. Namun, karena konsumen tidak cukup
memahami produk yang akan mereka beli, landasan penting tersebut tidak benar-benar
dibuat untuk produk pelayanan kesehatan. Konsumen tidak memahami banyak hal
tentang barang kesehatan, seperti pengetahuan yang terbatas tentang kondisi kesehatan
mereka, seberapa efektif layanan kesehatan yang tersedia, dan biaya yang diperlukan
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang efektif.
Utilitas sebuah jargon ilmu ekonomi untuk menggambarkan tingkat kepuasan
seseorang, adalah ide yang mendorong permintaan. Orang lebih siap untuk membayar
barang atau jasa tertentu jika mereka puas dengannya. Menurut perspektif ini, orang
harus memaksimalkan kepuasannya dengan menghabiskan pendapatan mereka untuk
membeli barang atau jasa.
Dalam situasi di mana semua barang dan jasa dijual dengan harga yang sama,
adalah rasional untuk hanya membeli barang yang memiliki utilitas terbesar. Hal ini tidak
berarti bahwa seseorang hanya akan mengonsumsi satu jenis barang secara terus
menerus; sebaliknya, mereka dapat menggabungkannya dengan barang atau jasa lainnya.
Oleh karena itu, ketika mempertimbangkan pilihan kombinasi konsumsi, konsep
utilitas marjinal harus dipertimbangkan. Terutama, konsep utilitas marginal yang
menurun menyampaikan sebuah keadaan bahwa utilitas yang diperoleh dari aktivitas
konsumsi barang atau jasa tertentu akan meningkat ketika mengurangi kuantitas barang
atau jasa tertentu. Namun, ini tidak berarti bahwa konsumen akan mendapatkan utilitas
dua kali lebih banyak daripada yang mereka peroleh sebelumnya.
Untuk memaksimalkan utilitas, setiap orang harus yakin bahwa jumlah uang yang
dikeluarkan untuk membeli barang atau jasa tambahan yang akan dikonsumsi harus sama
dengan jumlah uang yang diterima dari barang atau jasa tersebut. Apabila jumlah uang
yang dikeluarkan untuk meningkatkan konsumsi barang atau jasa tertentu mendapatkan
jumlah tambahan utilitas yang lebih besar daripada jumlah tambahan utilitas yang
diterima untuk konsumsi barang atau jasa lain, tentunya konsumen akan lebih suka
membeli barang atau jasa Ini adalah alasan utama mengapa orang membeli barang
tertentu lebih banyak daripada barang lainnya.
Sebagai contoh kita menggunakan ulang konsumsi buah-buahan di atas. Ketika
uang yang lebih banyak dihabiskan untuk membeli Jeruk menghasilkan lebih banyak
keuntungan daripada uang yang lebih sedikit dihabiskan untuk membeli Advokat,
konsumen tersebut akan memperoleh keuntungan yang lebih besar secara keseluruhan
dengan menambah pembelian Jeruk dan mengurangi pembelian Advokat. Dari proses ini,
kita dapat melihat bahwa keputusan yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah uang
yang dihabiskan untuk membeli barang-barang tertentu dan mengurangi jumlah uang
yang dihabiskan untuk membeli barang-barang.
Di sisi lain, produsen selalu berusaha untuk memaksimalkan keuntungan, yaitu
memaksimalkan perbedaan antara uang yang mereka peroleh dari penjualan barang atau
jasa tertentu dengan biaya yang muncul selama proses produksi barang atau jasa tersebut,
yang dikenal sebagai biaya produksi. Jika harga barang atau jasa naik pada tingkat biaya
produksi yang sama, ceteris paribus dapat diprediksi bahwa keuntungan yang akan
diperoleh produsen akan cenderung lebih besar. Selain harga barang atau jasa yang
bersangkutan, penawaran komoditas tertentu juga dipengaruhi oleh harga komoditas lain
yang berhubungan dengannya. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa apabila harga
komoditas lain yang berhubungan dengan komoditas yang diamati naik sementara harga
komoditas yang dipelajari tetap, produsen kurang tertarik untuk menawarkan komoditas
tersebut.
Keputusan produsen untuk menjual barang atau jasa tertentu juga dipengaruhi
oleh harga komoditas dan komoditas lain yang terkait. Teknologi juga mempengaruhi
penawaran komoditas tertentu; misalnya, revolusi teknologi komputer akan memengaruhi
produksi komoditas dengan memungkinkan proses produksi yang menurunkan biaya
produksi. Oleh karena itu, penawaran komoditas dipengaruhi oleh berbagai hal berikut:
biaya produksi, tujuan produsen bersangkutan, harga komoditas lain yang terkait dengan
komoditas yang dipelajari, harga faktor produksi, dan harga komoditas lainnya yang
terkait dengan komoditas yang dipelajari.
Hubungan antara harga komoditas dan jumlah yang bersedia ditawarkan oleh
produsen ditunjukkan dalam kurva penawaran. Sifat dasar kurva penawaran adalah
kemiringan garis positif dari kiri bawah ke kanan atas, kemiringan ini menunjukkan
dorongan pada produsen. Sumber daya yang disiapkan untuk memproduksi komoditas
berkorelasi positif dengan harganya. Karena itu, produsen dapat memperoleh lebih
banyak keuntungan dengan meningkatkan alokasi sumber daya yang digunakan untuk
memproduksi komoditas tertentu daripada sumber daya yang dialokasikan untuk
menghasilkan komoditas lainnya yang dapat diproduksi oleh produsen. Ini terjadi jika
harga komoditas tertentu meningkat sementara faktor lain yang turut memengaruhi
penawaran komoditas tersebut tidak berubah. Apabila produsen percaya bahwa
perbandingan harga komoditas tetap lebih menguntungkan untuk produksi komoditas
tersebut, mungkin input produksi yang relatif tetap akan dialokasikan relatif lebih banyak
untuk produksi komoditas tersebut.
Konsep utilitas dalam permintaan mirip dengan konsep biaya produksi dalam
penawaran. Hubungan antara harga dan jumlah barang atau jasa tertentu yang ditawarkan
adalah bahwa produsen hanya akan berkomitmen untuk menghasilkan komoditas tertentu
jika harga penawaran minimal dapat menutupi biaya produksinya. Biaya produksi yang
mampu ditutupi akan meningkat seiring dengan keuntungan yang dapat diperoleh
produsen.

B. Konsep Elastisitas
1. Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran
Elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon
dari jumlah barang yang diminta, ditawarkan akibat perubahan faktor yang
mempengaruhinya.
Ada beberapa konsep elastisitas yang umumnya dipakai:
● Elastisitas permintaan (elastisitas harga permintaan)
Elastisitas permintaan adalah ukuran kuantitatif yang pertunjukan besarnya
pengaruh perubahan harga terhadap pengaruh permintaan Koefisien elastisitas
permintaan secara matematis dirumuskan seperti berikut:

Ada dua cara dalam menghitung Elastisitas permohonan, yaitu:


1. Elastisitas Titik
Perhitungan ini digunakan ketika kita ingin mengetahui elastisitas harga
permintaan pada suatu titik tertentu. Perubahan perubahan yang terjadi di antara
harga dan jumlah barang yang diminta demikian kecilnya dan perhitungan ini
akan menjadi tidak akur pada jika perubahan dua variabel tersebut sangat besar.
Nilai elastisitas akan selalu positif karena hasil pencarian dan berharga mutlak

2. Elastisitas Busur
Elastisitas ini digunakan jika kita ingin mengetahui nilai elastisitas pada dua
titik tertentu dan perhitungan ini dipakai jika perubahan dua variabel yang cukup.
Terdapat tiga jendela konsep elastisitas permintaan yaitu:
1. Elastisitas harga
Elastisitas harga adalah proporsi perubahan jumlah barang yang diminta yang
disebabkan sebuah oleh perubahan harga barang itu sebesar 1%, atau secara umum
tertulis:

● Bila Eh 1 diambil bahwa permintaan elastis.


● Bila Ehe 1 diambil bahwa permintaan barang inelastis
● Bila Eh = 1 dikatakan elastis sebagai tunggal (unitarkamulasticity)

Nilai elastisitas terbagi dua macam yaitu:


a. Elastisitas titik
Secara matematika di rumuskan seperti berikut:

b. Elastisitas busur.
Secara matematika di rumuskan seperti berikut:
2. Elastisitas silang.
Elastisitas silang (Elastisitas Harga silang) adalah proporsi perubahan
jumlah barang yang diminta yang disebabkan sebuah oleh perubahan harga
barang lain (barang yang mempunyai hubungan) sebesar 1%, atau secara umum
menulis:

● Jika X dan Y adalah barang substitusi (saling mengganti), misalnya kopi dan teh,
biasanya Es positif. ARtimahya kenabar harga ikanang Y menyebabkan penurunan
permintaan terhadap X.
● Jika X dan Y adalah barang komplementer, misalnya kopi dan gula, biasanya Es
negatif.
Secara matematika dirumuskan sebagai berikut.
Ada tiga macam hubungan antar barang X dengan barang lain, yaitu:
1. Ehx < 0: hubungan pelaksana
2. Ehx> 0: hubungan substitusi
3. Ehx0: hubungan netral

3. Elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan adalah proporsi perubahan jumlah barang yang
diminta yang disebabkan sebuah oleh perubahan pendapatan nyata konsumen
sebesar secara seorang umum menulis:

● Untuk barang normal, Ep positif dan untuk barang inferior, Ep negatif


● Barang-barang kebutuhan pokok biasanya mempunyai Ep<1, sedangkan sebuah
barang-barang yang bukan pokbaik (misalnya, barang-barang mewah) mempunyai
Ep>1.

Elastisitas pendapatan terbagi dua macam yaitu


a. Elastisitas titik
Secara matematika dirumuskan sebagai berikut:
b. Elastisitas busur
Secara matematika di rumuskan sepeti berikut:

● Bila Ep>0: barang normal


● Bila Ep<0: barang inferior Bila Ep1: barang bardan tidak pokok (barang
mewah)
● Bila Ep 1: barang-barang kebutuhan pokok.

❖ Jenis-jenis Elstisitas permintaaan


1. Permintaan Elastis: Elastisitas > 1
Terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. E>1,
artinya perubahan harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih
besar. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari subtitusi Lanjutannya
yaitu, pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya.

2. Permintaan Tidak Elastis: Elastisitas < 1


Terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan.
E<I, artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta dalam
jumlah yang relatif lebih kecil. Contohnya yaitu, bensin, jika harga bensin naik,
tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan sebuah
harganya. Ini terjadi karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama
hal ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin Berprasangka terus menerus
demi menikmati penurunan harga tadi.

3. Permintaan Uniter Elastis: Elastisitas = 1


Terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan perubahan harga. E-1,
artinya perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama Jenis
permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara izinkan elastis dan tidak
elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki
permintaan bersatus elastis. misanya yaitu, barang-barang elektronik

4. Permintaan Tidak Elastis Sempurna: Elastisitas=0


Terjadi jika perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap
Jumlah permintaan. E-0, artinya bahwa perubahan sama sekali tidak ada
pengaruhnya terhadap permintaan. Contohnya yaitu, lukisan milik pengrajin yang
telah laki lakinggal. Jadi berapapun harga yang ditawarkan atas lukisan, tukang
tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya.
5. Permintaan Elastis Sempurna: Elastisitas Tak Terhingga
Ini terjadi ketika peningkatan atau penurunan jumlah permintaan tidak
mempengaruhi perubahan harga E. Contoh produk yang permintaannya tidak
elastis sempurna adalah barang atau jasa komoditi, yaitu barang atau jasa yang
memiliki fitur dan fungsi yang sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau
dibuat oleh produsen yang berbeda. Misalnya, ketika kita pergi ke supermarket
untuk membeli paperclip, kita seringkali tidak menyadari bahwa ada harga yang
lebih murah daripada yang lain. Oleh karena itu, perusahaan yang menjual
paperclip kertas dengan harga yang lebih tinggi dari harga rata-rata permintaan
produk akan tidak ada lagi. Ini karena paperclip kertas, meskipun bervariasi, saya
tetap melakukan fungsi yang sama.

● Elastisitas Penawaran.
Elastisitas Penawaran adalah ukuran kuantitatif jika yang menunjukkan besar
pengaruh perubahan Harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan.
Ukuran sebuah berapa banyak jumlah penawaran suatu barang berubah mengikuti
perubahan harga barang tersebut. Koefisien elastisitas penawaran secara matematis
dirumuskan seperti berikut:

Elastisitas Penawaran dikelompokkan menjadi lima macam yaitu:


1. Penawaran Elastis: elastisitas > 1
Terjadi apabila proporsi perubahan harga lebih kecil dari proporsi perubahan
penawaran. Contohnya yaitu, barang-barang produksi pabrik atau barang barang industri
yang tidak tergantung pada masa panen dan musim serta dapat dengan mudah ditambah
atau dikurangi jumlah produksinya.

2. Penawaran Inelastis: Elastisitas < 1


Terjadi jika proporsi perubahan penawaran lebih kecil dari proporsi perubahan
harga atau perubahan harga tidak Begitu berpengaruh terhadap perubahan kuantitas sebuah
barang yang ditawarkan. Contohnya yaitu, barang-barang pertanian yang Batas oleh masa
panen dan musim atau barang-barang yang tidak mudah untuk ditambah atau dikurangi
jumlah produksinya dalam jangka pendek.
3. Penawaran uniter: Elastisitas = 1
Terjadi jika proporsi perubahan penawaran sama dengan proporsi perubahan harga.
Untuk contoh barang yang mengalami ini tidak ada yang spesifik karena perubahan
penawaran terjadi pada saat tertentu saja, sebagai lanjutan perubahan penawaran barang
pertanian seperti jagung yang akan meningkat pada saat tahun baru atau secara kebetulan.
Penawaran pemersatu jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena penawaran
jenis ini biasanya terjadi hanya secara kebetulan atau bersifat momentum.

4. Penawaran inelastis Sempurna: Elastisitas = 0


Terjadi jika perubahan harga tidak mempengaruhi perubahan penawaran.
Contohnya yaitu, tanah dan bensin serta barang barang yang kapasitas produksinya sudah
optimal atau barang-barang yang jumlah ketersediaannya tidak bisa ditambah sampai
mengalami kenaikan sebuah harga.
5. Penawaran Elastis Sempurna: Elastisitas Tak Terhingga
Terjadi apabila perubahan penawaran terus terjadi meskipun tidak ada perubahan
harga atau harga produk tetap. Selanjutnya yaitu barang-barang yang jumlah produksi terus
bertambah karena penggunaan Mesin-mesin modern, sebagai cke VCD dan buku gambar
masuk dalam kategori ini.

1.2 Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Demand and Supply Pelayanan Kesehatan dan
Elastisitas
A. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Demand and Supply Pelayanan Kesehatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran pelayanan kesehatan
meliputi:
1. Harga
Harga pelayanan kesehatan mempengaruhi permintaan dan penawaran. Ketika
harga meningkat, permintaan pelayanan kesehatan cenderung menurun karena
menjadi lebih mahal bagi konsumen. Di sisi penawaran, harga yang lebih tinggi
mungkin mendorong lebih banyak penyedia layanan kesehatan untuk masuk ke
pasar.
2. Pendapatan
Tingkat pendapatan individu dan populasi secara keseluruhan juga mempengaruhi
permintaan pelayanan kesehatan. Saat pendapatan meningkat, permintaan
pelayanan kesehatan cenderung meningkat karena konsumen memiliki lebih
banyak sumber daya untuk mengakses layanan tersebut.
3. Faktor demografi
Faktor demografi seperti pertumbuhan populasi, usia rata-rata, dan struktur
demografis dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran pelayanan kesehatan.

B. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Elastisitas


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran:
1. Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
a. Ketersediaan Barang Substitusi
Semakin banyak dan semakin baik barang substitusi, maka elastisitas
permintaannya akan cenderung semakin besar. Barang-barang yang memiliki
substitusi cenderung mempunyai elastisitas harga yang lebih tinggi daripada
barang-barang yang tidak memiliki substitusi.
b. Jumlah Penggunaan Barang dan Jasa
Semakin besar jumlah penggunaan barang dan jasa, akan semakin besar
elastisitas permintaannya.
c. Pengeluaran atas Barang dan Jasa
Semakin besar persentase pendapatan yang digunakan untuk pengeluaran
barang dan jasa, maka elastisitas permintaannya cenderung semakin besar. Jadi,
permintaan akan mobil cenderung jauh lebih besar elastisitasnya daripada
permintaan akan sepatu.
d. Intensitas Kebutuhan
Jika kebutuhan akan suatu barang dan jasa sangat besar, kenaikan harga
sedikit sekali pengaruhnya terhadap permintaan.
e. Masa Penyesuaian
Semakin lama periode yang diperlukan bagi penyesuaian jumlah barang dan
jasa yang diminta, maka permintaannya cenderung semakin elastis. Hal ini
disebabkan karena konsumen memerlukan waktu untuk mempelajari pergerakan
harga-harga baru.
f. Pendapatan konsumen
Semakin tinggi pendapatan konsumen maka, jumlah barang dan jasa yang
akan dibeli akan semakin meningkat.

2. Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran


a. Jumlah Persediaan
Perusahaan yang menyimpan stok dalam jumlah besar dapat segera
memasuki pasar jika ada permintaan masyarakat, yang membuat kurva penawaran
lebih elastis. Namun, jika stok sudah habis, perusahaan akan kesulitan untuk
memasok barang tersebut, yang membuat kurva penawaran lebih inelastis.
b. Mobilitas Faktor Produksi
Faktor produksi dikatakan memiliki mobilitas yang tinggi apabila mudah
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Jika faktor produksi memiliki
mobilitas tinggi, produsen dapat menyesuaikan kapasitas produksinya (besarnya
produksi) sehingga penawaran lebih elastis.
c. Jangka Waktu Produksi
Jangka waktu berproduksi sangat mempengaruhi elastisitas penawaran
barang. Penawaran barang hasil industri akan berbeda dengan hasil pertanian.
d. Daya Tahan Penyimpanan
Produk-produk yang memiliki daya tahan lebih singkat seperti makanan,
hasil pertanian, umumnya lebih inelastis. Akan tetapi, produk dengan daya tahan
lebih lama seperti kulkas, mesin jahit, kompor gas cenderung lebih elastis.
2.1 Definisi Struktur Pasar dan Pasar Pelayanan Kesehatan
A. Definisi Struktur Pasar
Struktur pasar adalah keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang aspek-
aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku usaha dan kinerja pasar, antara
lain jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk dan keluar pasar, keragaman produk,
sistem distribusi dan penguasaan pasar. Pasar dapat diklasifikasikan menjadi persaingan
sempurna, monopoli, monopolistik, atau oligopolitik berdasarkan strukturnya. Struktur
pasar adalah keadaan pasar yang menunjukkan elemen-elemen yang memiliki pengaruh
besar terhadap perilaku bisnis dan kinerjanya, seperti jumlah penjual dan pembeli,
hambatan masuk dan keluar, keragaman produk, sistem distribusi, dan penguasaan.
Strategi persaingan dan penentuan harga pasar dipengaruhi oleh struktur pasar.
Struktur pasar juga dapat dianggap sebagai komponen strategis yang relatif permanen dari
lingkungan perusahaan, yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dan kinerja
perusahaan di pasar. Struktur pasar terkait dengan karakteristik dan pentingnya pasar dalam
perekonomian. Kondisi seperti itu dapat diidentifikasi dengan melihat berapa banyak
produk yang dijual dan dibeli di pasar tersebut (konsentrasi pasar), berapa banyak batasan
produk yang berbeda (diferensiasi), dan seberapa mudah bagi bisnis baru untuk masuk ke
pasar.

Di dalam analisa ekonomi, struktur pasar dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu sebagai
berikut.
● Pasar Persaingan Sempurna (perfect competition)
Pasar persaingan sempurna, juga dikenal sebagai persaingan murni, adalah suatu
pasar dengan banyak penjual sehingga tindakan seorang penjual tidak dapat
mempengaruhi harga pasar yang berlaku, baik dengan mengubah jumlah penawaran
atau harga produk. Pasar persaingan sempurna memiliki keseimbangan jangka pendek
dan jangka panjang. Kondisi keseimbangan jangka pendek terjadi ketika produsen
memperoleh laba maksimum sebesar bidang yang diarsir. Ini dimulai dari titik beku
usaha hingga perusahaan mendapatkan laba.
Dengan adanya kemungkinan penjual masuk dan keluar, kondisi pasar persaingan
sempurna akan berubah dalam jangka panjang.
Karakteristik agar sebuah pasar dapat dikatakan persaingan sempurna, yaitu:
- Semua perusahaan memproduksi barang homogen (Homogeneous Product)
- Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan sempurna (Perfect Knowledge)
- Output perusahaan lebih kecil dibanding output pasar (Small Relativel Output)
- Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (Price taker)
- Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (Free Entry and Exit).

● Pasar Monopoli (monopoly)


Istilah monopoli berasal dari bahasa Yunani yakni monos polein yang berarti
“menjual sendiri”. Oleh sebab itu, para ahli berpendapat bahwa monopoli terjadi bila
output seluruh industri diproduksi dan dijual oleh satu perusahaan saja. Sebagai
penjual tunggal maka ia memiliki kekuatan untuk mengatur harga (price maker).
Berikut ciri-ciri dari pasar monopoli yaitu:
- Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran.
- Tidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute).
- Produsen memiliki kekuatan menentukan harga; dan
- Tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena ada
hambatan berupa keunggulan perusahaan.

● Pasar Persaingan Monopolistik (monopolistic competition)


Pasar persaingan monopolistik disebut sebagai pasar di antara pasar monopoli dan
pasar persaingan sempurna; kadang-kadang disebut sebagai kombinasi pasar monopoli
dan pasar persaingan sempurna. Jenis pasar ini lebih sering ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari karena jenis pasar yang benar-benar murni sangat langka.
Ciri-ciri pasar monopolistik adalah sebagai berikut:
- Terdapat banyak perusahaan di dalam pasar maka pasa rpersaingan.
- Barang produksinya bersifat berbeda corak.
- Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan dalam menentukan dan mempengaruhi
harga.
- Pemasukan ke dalam industri relatif mudah.
● Pasar Oligopoli (oligopoly)
Pasar dengan dua atau lebih penjual produk disebut oligopoli.
Istilah oligopoli berasal dari bahasa yunani, yakni oligos polein yang berarti yang
menjual sedikit. Pasar ini memiliki hanya sepuluh hingga lima belas penjual. Pasar
oligopoli memiliki persaingan yang cukup keras karena tidak ada banyak penjual.
Perusahaan di pasar oligopoli selalu menanggapi tindakan atau keputusan yang
mempengaruhi pasar.
Dalam pasar persaingan oligopoli yang besar, perilaku produsen dalam menentukan
output atau harga akan dipengaruhi oleh tingkat diferensiasi produk yang rendah. Pasar
oligopoli adalah pasar di mana beberapa penjual menjual barang yang sama. Pasar
oligopoli terdiri dari dua kategori:
1. Oligopoli dengan diferensiasi produk, yaitu antar produsen menghasilkan output
berbeda.
2. Oligopoli tanpa diferensiasi produk, yaitu antar produsen menghasilkan output
yang sama.
Beberapa unsur penting (karakter) pasar oligopoli diantaranya:
- Hanya sedikit perusahaan dalam industri (few number of firms).
- Produknya homogen atau terdiferensiasi (homogen or differentiated product).
- Pengambilan Keputusan yang saling mempengaruhi (interdependence decisions).
- Kompetisi non harga (non pricing competition).

B. Definisi Pasar Pelayanan Kesehatan


Dalam hal kelangkaannya, pelayanan kesehatan tidak berbeda dengan barang lain,
jadi perlu dialokasikan dan ada lembaga yang mengaturnya. Kegagalan pasar terjadi
ketika barang dan jasa didistribusikan, terutama barang publik. Barang publik, atau
barang publik, memiliki sifat non-rivalry dan non-excludable, yang berarti bahwa setiap
orang dapat mengkonsumsi barang tersebut tanpa kompetisi atau pengecualian.
Ada persaingan untuk mendapatkan layanan kesehatan karena layanan kesehatan
bukan public goods. Misalnya, jika seseorang mengonsumsi obat, ketersediaan obat
tersebut akan berkurang untuk orang lain. Selain itu, penyedia atau penyedia layanan
kesehatan juga dapat dengan mudah mencegah seseorang untuk mengonsumsi obat
tersebut. Namun, jika dikaitkan dengan tingkat penularan suatu penyakit, seperti malaria
dan imunisasi, pelayanan kesehatan juga dapat termasuk publik goods.
Biaya pelayanan kesehatan dapat meningkat sesuai dengan pendapatan, dan
kesehatan yang baik merupakan hasil dari konsumsi terhadap pelayanan kesehatan dan
modal untuk produksi dan investasi yang lebih baik. Kesehatan yang baik juga
merupakan hasil dari konsumsi terhadap pelayanan kesehatan, dan kondisi medis dapat
mempengaruhi pendapatan dan kemampuan untuk bekerja. Konsumen langsung terlibat
dalam proses produksi dan konsumsi layanan kesehatan. Keputusan mereka untuk
menggunakan layanan kesehatan dapat mengakibatkan keadaan yang tidak dapat
diperbaiki, seperti kematian dan kecacatan.
Menurut teori pasar persaingan sempurna atau bebas, pasar pelayanan kesehatan
tidak berfungsi secara efektif. Ada kerasionalan dan kedaulatan konsumen, yang berarti
bahwa keputusan didasarkan pada prinsip manfaat maksimum. Konsumen dapat
mengoptimalkan sumber dana mereka. Kerasionalitas dalam layanan kesehatan hampir
tidak ada atau hampir tidak mungkin. Tidak akan ada kerasionalan bagi mereka yang
sakit dan menolak pengobatan atau tidak mengetahui kebutuhan pengobatan mereka.
Mereka yang pingsan dan tidak tahu tentang kesehatan mereka cenderung tidak dapat
membuat keputusan yang masuk akal. Selain itu, jika hanya bergantung pada kemampuan
untuk membayar, pemanfaatan pelayanan kesehatan akan rendah.
Adanya ketidakpastian dan risiko penyakit membuat sangat sulit untuk meramalkan
kebutuhan pelayanan kesehatan. Konsumen biasanya memiliki pengetahuan tentang
barang atau produk yang akan mereka konsumsi. Mereka dapat mendapatkan informasi
dari pengalaman mereka sendiri. Namun, pengetahuan pasien tentang pelayanan kesehatan
yang mereka terima sangat terbatas. Sebagian masyarakat terkadang tidak tahu bahwa
mereka sakit. Pelanggan hanya datang ke pasar ketika mereka sakit, dan informasi yang
mereka miliki biasanya berasal dari pengalaman mereka sebelumnya dengan sakit. Untuk
mendapatkan informasi yang lengkap, cenderung membutuhkan waktu dan mahal. Selain
itu, pemberi layanan kesehatan tidak cukup menyediakan dan memberikan informasi
kesehatan yang lengkap. Ketidakseimbangan informasi antara produsen dan layanan
kesehatan, akhirnya membuat pasien menyerahkan keputusan kepada dokter. Hal ini tidak
jarang pemberi layanan kesehatan mengeksploitasi pasien, tergantung dari harga pelayanan
dan metode apa yang dipakai untuk membayar, pemberi layanan kesehatan yang
mendapatkan keuntungan dari peningkatan permintaan atau demand yang telah terjadi.
Istilah ini dikenal dengan supplier induced demand.
Salah satu hal yang menarik untuk dibahas adalah bagaimana suatu organisasi,
institusi, atau bahkan negara melakukan proses produksi, alokasi, dan pelaksanaan
pelayanan kesehatan agar efisiensi dan optimal dapat dicapai melalui pasar. Namun,
tujuan utama adalah pemerataan, atau equity. Equity terkait erat dengan pemerataan
pendapatan dan keadilan sosial.

C. Perbedaan Struktur Pasar Persaingan Dan Non Persaingan


1. Pasar persaingan sempurna
a. Pengertian
Pasar persaingan sempurna adalah pasar yang di dalamnya meliputi
penjual dan pembeli dengan jumlah banyak. Dengan catatan, kedua pihak tersebut
tak dapat mempengaruhi harga, sebab harga sudah ditentukan oleh pasar itu
sendiri. Penentuan harga sungguh-sungguh terjadi berdasarkan penawaran dari
produsen serta permintaan dari konsumen.
Sebaliknya, tanpa intervensi pemerintah, pasar persaingan sempurna
memiliki pihak yang sama-sama memahami keadaan dan memiliki informasi
yang relevan. Karena dianggap mampu menjamin tercapainya efisiensi pasar,
jenis pasar ini juga disebut sebagai pasar paling ideal. Struktur pasar ini kadang-
kadang membedakan persaingan murni dari sempurna. Murni adalah kurang
sempurna ketimbang dengan sempurna.
Edward H. Chamberlain (1933) mendefinisikan persaingan murni sebagai
persaingan yang bersih dari elemen-elemen monopolis. Syarat yang diperlukan
untuk definisi hanyalah jumlah penjual yang banyak dan komoditas yang
homogen. George Stigler (1957) mengemukakan definisi alternatif dengan
menambahkan syarat yaitu asumsi informasi yang sempurna.
Pada pasar jenis ini, barang yang dijual tidak berbeda karena banyaknya
penjual dan pembeli. Dalam buku tahun 2009 Eddy Soeryanto Entrepreneurship
Menjadi Pebisnis Ulung dia mengatakan bahwa ketika ada banyak perusahaan
dalam sebuah industri tetapi skalanya kecil, pasarnya menjadi sangat bersaing.
karena tidak ada bisnis yang dapat mempengaruhi harga pasar. Pasar yang tidak
sempurna memiliki banyak pembeli dan hanya sedikit penjual. Penjual barang
menentukan harganya pada pasar tersebut. Tidak banyak penjual, tetapi ada
banyak barang yang ditawarkan.

b. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna


Hal berikutnya yang perlu Anda pahami adalah karakteristik pasar persaingan
sempurna. Berikut beberapa diantaranya.
1. Banyaknya jumlah pembeli dan penjual
Meskipun jumlahnya banyak, penjual dan pembeli pada jenis pasar ini tidak
bisa mempengaruhi harga. Penjual yang menawarkan barangnya di bawah harga
pasar akan mengalami kerugian. Sedangkan, jika memasarkan di atas harga pasar,
maka akan sulit juga untuk menemukan pembeli.
2. Barang atau jasa yang diperdagangkan sifatnya homogen
Seluruh produk yang dijual pada pasar ini akan terlihat identik. Seorang
pembeli tidak bisa membedakan secara umum apakah barang tersebut diproduksi
dan dijual oleh perusahaan A, perusahaan B, atau perusahaan C. Oleh sebab itu,
promosi harus dilakukan secara ekstra karena tidak terlalu berpengaruh besar, yang
terpenting adalah memperhatikan kualitas produk.
3. Faktor produksi bebas bergerak
Ciri selanjutnya adalah dari faktor produksi, seperti bahan baku atau tenaga
kerja bebas bergerak. Mereka bebas berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat
yang lainnya yang lebih menguntungkan. Tidak ada yang bisa menghalangi, baik
itu dari peraturan maupun teknis.
4. Terdapat kebebasan dalam mengambil keputusan
Selain itu, harga barang atau jasa benar-benar ditentukan berdasarkan
interaksi permintaan dan penawaran di pasar. Sehingga, tidak ada kekuatan luar
lain yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh kedua pihak, termasuk
pemerintah.
5. Penjual dan pembeli mengetahui kondisi pasar
Pembeli dan penjual pada jenis pasar ini harus mengetahui kondisi pasar
dengan baik. Untuk itu, informasi pasar penting dikumpulkan dengan lengkap,
supaya persaingan benar-benar sempurna.
6. Produsen bebas keluar masuk pasar
Ciri terakhir yaitu produsen atau penjual memiliki kebebasan masuk atau
keluar dari pasar. Perusahaan yang dapat memproduksi barang bisa masuk secara
bebas ke dalam industri pasar terkait, tidak ada yang bisa menahannya. Setiap
perusahaan juga memiliki kebebasan untuk keluar dari pasar jika dibutuhkan.

c. Kelebihan dan kekurangan pasar persaingan sempurna


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kelebihan pasar persaingan
sempurna adalah memberikan harga barang secara logis, sesuai dengan penawaran
dan permintaan pasar. Sehingga, jenis pasar ini terfokus untuk memproduksi barang
dengan efisien. Kemudian sumber daya produksi yang bergerak bebas keluar atau
masuk membuat kegiatan ekonomi semakin lebih sehat dan bergairah. Namun,
karena barang yang dijual bersifat homogen, hal itu menjadi salah satu titik
kelemahan dari pasar jenis ini.

d. Contoh pasar persaingan sempurna


Contoh paling umum dari pasar jenis ini adalah perdagangan beras yang
merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Banyaknya penjual dan
pembeli beras, masing-masing dari mereka tak memiliki kekuasaan untuk
mempengaruhi harga dan hanya menjadi pengikut harga. Selain itu, masing-masing
dari mereka juga mempunyai informasi terkait kondisi pasar beras. Seperti
informasi mengenai harga, kualitas, dan sebagainya. Karena barang yang dijual
bersifat homogen, pasar beras ini menimbulkan persaingan yang cukup sengit
antar-produsen beras.
2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
a. Pengertian
Pasar persaingan tidak sempurna adalah kondisi dimana jumlah penjual
ataupun pedagang lebih sedikit dibandingkan dengan pembelinya. Dengan kata
lain, pengertian pasar persaingan tidak sempurna adalah suatu bentuk pasar
yang hanya ada penjual tunggal atau beberapa saja. Hal ini pula yang
menjadikan pembeli terlihat begitu masif. Pada pasar persaingan tidak
sempurna, para penjual dapat menentukan harga barang. Barang yang
diperjualbelikan tersebut memiliki jenis yang berbeda atau terdapat berbagai
jenis barang.
Pasar persaingan tidak sempurna juga disebut sebagai pasar yang tidak
terorganisir secara sempurna karena, meskipun selisih harga antara penjual dan
pembeli sangat besar, harga yang ditawarkan oleh penjual di pasar ini akan
berpengaruh terhadap keseimbangan pasar.

b. Ciri-ciri pasar persaingan tidak sempurna


Secara umum, ciri-ciri pasar persaingan tidak sempurna adalah sebagai berikut:
❖ Jumlah penjual sedikit tapi banyak pembeli
❖ Penjual berhak menentukan harga produknya sendiri
❖ Penjual baru akan susah untuk bersaing
❖ Tidak ada produk pengganti Barang yang dijual sama

c. Jenis-jenis pasar persaingan tidak sempurna


1. Pasar monopoli
Pasar monopoli adalah sebuah pasar dimana hanya ada satu
produsen atau penjual yang dapat menguasai pasar dan melayani semua
konsumen yang datang. Produsen maupun perusahaan yang menguasai
pasar tersebut mempunyai kekuatan yang cukup besar dan sudah dikenal
oleh masyarakat luas serta sudah memiliki kondisi keuangan yang
cenderung memadai. Contoh perusahaan yang tergolong ke dalam jenis
pasar monopoli adalah perusahaan BUMN PLN, Telkom Indonesia, dan
perusahaan minyak bumi dan juga gas alam lain.
2. Pasar oligopoli
Salah satu jenis pasar yang memiliki persaingan tidak sempurna
adalah pasar oligopoli, di mana produk atau barang yang dijual tetap sama
meskipun jumlah penjualnya banyak dan berbeda-beda. Setiap kebijakan
yang diambil oleh penjual yang menguasai pasar oligopoli akan berdampak
pada penjualan produsen produk serupa. Ini karena keuntungan yang
diperoleh sangat bergantung pada persaingan. Contoh pasar oligopoli
adalah industri sabun, baja, rokok, pasta gigi, dan lainnya.
3. Pasar monopolistik
Pasar monopolistik adalah jenis pasar yang memiliki produsen dan
produsen barang yang sama, tetapi setiap barang memiliki karakteristik
unik. Di pasar monopolistik ini, para penjual tidak memiliki batas. untuk
memudahkan masuknya produsen baru ke pasar. Industri makanan
kemasan, perabotan rumah tangga, minuman berbagai rasa, pakaian, dan
lainnya adalah contoh pasar monopolistik.
4. Pasar monopsoni
Pasar monopsoni adalah ketika ada banyak penjual tetapi hanya satu
pembelinya. Pihak pembeli akan mendapatkan keuntungan karena mereka
adalah pemegang kekuasaan tertinggi di pasar ini. Harga produknya dapat
disesuaikan dengan keinginan pelanggan atau pembeli. Namun, penjual
atau produsen juga harus tetap berusaha untuk mendapatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya bahkan jika hal ini terjadi.
5. Pasar oligopsoni
Pasar oligopsoni memiliki banyak penjual dan sedikit pembeli.
Harga barang dan jasa yang dijual di pasar tersebut cenderung lebih stabil.
Pembeli atau konsumen biasanya menentukan harga produknya sendiri.
Namun, penjual tidak akan sampai kehilangan uang atau kehilangan
kemampuan untuk menentukan harga pasarnya sendiri. Mayoritas
pelanggan di pasar oligopsoni adalah pedagang yang mengolah produk
yang mereka dapatkan dari pasar tersebut menjadi barang jadi. Sebaliknya,
sebagian besar produk yang ditawarkan adalah bahan-bahan mentah atau
hasil alam.
d. Kelebihan Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Adapun kelebihan dari pasar persaingan tidak sempurna adalah sebagai berikut:
• Barang yang ditawarkan memiliki kualitas unggul
• Penjual memperoleh keuntungan yang lebih besar
• Bisa mendorong untuk menemukan produk inovatif
• Bisa berkembang dengan cepa

e. Kekurangan Pasar Persaingan Tidak Sempurna


Kekurangan dari pasar persaingan tidak sempurna adalah sebagai berikut:
• Adanya permainan harga pasar
• Tidak ada alternatif lainnya
• Terdapat diskriminasi harga
• Ada eksploitasi konsumen

f. Contoh Terdapat diskriminasi harga


Pasar saham adalah salah satu contoh pasar persaingan yang tidak sempurna
karena harga saham dapat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti para pemodal
yang membeli banyak saham dan faktor eksternal lainnya. Selain itu, ada
investor yang dapat mendapatkan informasi dengan lebih cepat daripada
investor lainnya. Jadi, memasukkan pasar saham ke dalam pasar persaingan
akan membuatnya tidak ideal.

3. Perbedaan pasar persaingan sempurna dan tidak sempurna


Setelah mengetahui pengertian pasar persaingan sempurna, Anda juga harus
memahami beberapa perbedaannya dengan pasar persaingan tidak sempurna, di
antaranya:
● Pasar persaingan sempurna saat ini cenderung sulit ditemukan di dunia nyata.
Berbeda dengan situasi pasar persaingan tidak sempurna yang masih sering
ditemukan dalam kehidupan masyarakat.
● Pelaku ekonomi jumlahnya lebih banyak dibandingkan pasar persaingan tidak
sempurna.
● Produk yang dijual sifatnya sama atau homogen. Sedangkan, untuk pasar
persaingan tidak sempurna penjual menawarkan produk berbeda-beda atau
heterogen.
● Pasar persaingan tidak sempurna relatif sepi pembeli. Sedangkan pasar
persaingan sempurna memiliki tingkat pembeli yang tinggi.
● Pada pasar persaingan sempurna, perusahaan tidak mempengaruhi harga sebuah
produk (price taker). Sementara dalam pasar persaingan tidak sempurna,
perusahaan bisa mempengaruhi harga produk (price maker).
DAFTAR PUSTAKA

Apandi, D. (2017). DAMPAK KEBERADAAN PASAR RITEL MODERN TERHADAP


PENDAPATAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KECAMATAN LIMBANGAN
GARUT.

Arindah, U. (2015/2016). Review Materi Tentang Permintaan dan Penawaran.

Damanik, K. (2010). Teori Permintaan Dan Penawaran.

Kennedy, P. (2018). Modul Ekonomi Mikro Pasar Persaingan Sempurna.

Nabila, A. (2018). Pasar Pelayanan Kesehatan.

Nurfadli, A. (n.d.). Modul Perkuliahan Teori Permintaan Dan Penawaran.

Prasetyo, P. E. (2007, Agustus). Hubungan Struktur Pasar dan Perilaku Pasar Serta
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pasar.

Rahman, F. (2019). Konsep Elastisitas.

Anda mungkin juga menyukai