Anda di halaman 1dari 15

INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI

KEUANGAN
(ISAK) 35

Kelompok 1

1. Alvira Salmaherawati D2.2001674


2. Anggun Ryana Anggraeni D2.2001676
3. Anggy Rohmat Hermawan D2.2211006
4. Cucu Sismawati D2.2001644
5. Erin Supriyatna D2.2001647
6. Hafizh Fauzan D2.2001706
7. Lia Aprilianty D2.2001718
8. Mulyana D2.2001777
9. Nabila Nindayanti D2.2001725
10. Nining D2.2001654
11. Reza Fahrurozi D2.2001746
12. Shintia Sri Mulyana D2.2001662
POKOK
01
BAHASAN
02 03
Ruang lingkup Interpretasi Laporan Keuangan
ISAK 35 ISAK 35 Entitas Nirlaba

04 05
Perbedaan ISAK Kesimpulan dan
35 dan PSAK 45 Saran
Ruang Lingkup ISAK35
Berdasarkan DE ISAK 35, yang menjadi ruang lingkup bagi organisasi nirlaba untuk
membuat laporan keuangan berdasarkan pedoman yang berlaku adalah organisasi yang
memenuhi karakteristik sebagai berikut :
a. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan.
b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu
entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para
pendiri atau pemilik entitas tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian
sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.
Interpretasi ISAK 35
Penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba disusun dengan
memperhatikan persyaratan penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan
dan persyaratan minimal isi laporan keuangan yang telah diatur dalam PSAK 1:
Penyajian Laporan Keuangan ​Entitas berorientasi nonlaba dapat membuat
penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos yang terdapat dalam
laporan keuangan. ​Entitas berorientasi nonlaba juga dapat menyesuaikan deskripsi
yang digunakan atas laporan keuangan itu sendiri.​ Entitas berorientasi nonlaba tetap
harus mempertimbangkan seluruh fakta dan Keadaan relevan dalam menyajikan
laporan keuangannya termasuk catatan atas laporan Keuangan, sehingga tidak
mengurangi kualitas informasi yang disajikan dalam laporan Keuangan.
Laporan Keuangan Entitas Nirlaba
1. Laporan Posisi Keuangan

Laporan yang menggambarkan posisi aset,liabilitas dan aset bersih pada waktu tertentu. Tujuan laporan
posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas dan aset neto serta
informasi mengenai hubungan antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Laporan keuangan entitas
dapat digambarkan sebagai berikut:
a) Aset
Sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh entitas (IAI, 2011). Pada umumnya entitas menyajikan
dan mengumpulkan aset kelompok yang homogen. Diantaranya adalah:
- Kas dan setara kas
- Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa lain
 - Persediaan
- Sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar dimuka
- Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang
- Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lain yang digunakan untuk Menghasilkan
barang jasa.
b) Liabilitas
Liabilitas merupakan klaim dari pihak ketiga atas aset entitas. Contoh urutan dan penyajian liabilitas/kewajiban
adalah:
 - Utang
 - Pendapatan Diterima Dimuka
- Utang Lainnya- Utang Jangka Panjang

c) Aset Neto
Dalam laporan keuangan komersial, aset neto dikenal sebagai modal.Aset neto neto berdasarkan kondisi yang
melekat pada sumber daya menjadi dua klasifikasi aset neto yaitu:
1. Aset Neto Tanpa Pembatasan (without restrictions)
Aset neto tanpa pembatasan adalah aset neto yang tidak ada batasan terhadap aset tersebut,
misalnya sumbangan yang diberikan oleh si donatur, dimana donatur tidak secara jelas
mencantumkan jangka waktu dari donasinya tadi hanya untuk memberikan donasi untuk
entitas tersebut sehingga pemasukan dan pengeluaran yang berhubungan dengan entitas dapat
mempergunakannya untukkebutuhan entitas.
2. Aset Neto Dengan Pembatasan (with restrictions). Aset neto dengan pembatasan,
menggabungkan klasifikasi aset neto terikat permanen dan aset neto terikat temporer menjadi
aset neto dengan pembatasan akan mengurangi kompleksitas.
Format Laporan Posisi Keuangan

1. Format A menyajikan
informasi pos penghasilan
komprehensif lain secara
tersendiri sebagai bagian dari
aset neto tanpa pembatasan
dari pemberi sumber daya.
2.. Format B tidak menyajikan informasi
pos penghasilan komprehensif lain
secara tersendiri.
2. Laporan Penghasilan Komprehensif

Laporan yang menyajikan laporan laba rugi untuk suatu periode yang merupakan kinerja
keuangan selama periode tersebut. Dimana laporan ini juga mengatur informasi yang
disajikan dalam laporan laba rugi seperti penghasilan dan beban entitas untuk suatu
periode. Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi:
a) Pendapatan
b) Beban keuangan
c) Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas
d) Beban pajak
e) Laba rugi atau rugi netoContoh Laporan Penghasilan Komperhensif
3. Laporan perubahan Aset Neto

Dalam penyusunan laporan keuangan


berdasarkan interprestasi standar akuntansi
keuangan (ISAK 35) merupakan laporan
perubahan aset neto menyajikan informasi
aset neto tanpa pembatasan dari pemberi
sumber daya dan aset neto dengan
pembatasan dari pemberi sumber daya.
4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisah dari
laporan-laporan di atas. Bertujuan memberikan informasi tambahan tentang
perkiraan-perkiraan yang diyatakan dalam laporan keuangan.
Perbedaan ISAK 35 dan PSAK 45
PSAK 45 ISAK 35

1) Menjelaskan tentang pelaporan keuangan 1) Menjelaskan tentang penyajian laporan


entitas nirlaba dan telah disahkan oleh keuangan entitas berorientasi nonlaba
Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada 2) Istilah terjemahan kata “non-for-profit”
tanggal 8 April 2011. dirubah DSAK IAI dalam ISAK 35 menjadi
2) Istilah terjemahan atas kata “non-for-profit” NonLaba dengan dasar bawah sesungguhnya
sebelumnya dalam PSAK 45 diterjemahkan aktivitas utamanya tidak berorientasi mencari
sebagai “Nirlaba” laba, namun bukan berarti tidak menghasilan
3) Klasifikasi aset neto terbagi tiga, yaitu laba (nirlaba).
terikat permanen, terikat temporer, dan tidak 3) Klasifikasi aset neto terbagi dua yaitu aset
terikat. neto dengan pembatasan (gabungan aset neto
4) Laporan keuangannya meliputi neraca pada permanen dan aset neto terikat temporer) dan
akhir periode pelaporan, laporan aktivitas, aset neto tanpa pembatasan.
serta laporan arus kas untuk suatu periode 4) Terdapat OCI ( Other Comprehensive Income).
pelaporan, dan CaLK.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Sebelumnya telah ada PSAK 45 “Pelaporan Terdapat perbedaan pada PSAK 45 dengan ISAK 35
Keuangan Organisasi Nirlaba”. Pada September 2018, PSAK 45 :
DSAK IAI telah mengesahkan ISAK 35 “Penyajian (a) Menjelaskan tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba dan
Laporan Keuangan Entitas Berorientasi NonLaba” yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada
direncanakan akan berlaku efektif per 1 Januari 2020. tanggal 8 April 2011.
Berdasarkan DE ISAK 35, ruang lingkup bagi (b) Klasifikasi aset neto terbagi tiga, yaitu terikat permanen,
organisasi nirlaba untuk membuat laporan keuangan terikat temporer, dan tidak terikat.
adalah organisasi yang memenuhi karakteristik seperti, (c) Laporan keuangannya meliputi neraca pada akhir periode
Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang; pelaporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas untuk suatu
Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan periode pelaporan, dan CaLK.
memupuk laba; Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya ISAK 35 :
pada organisasi bisnis. Laporan keuangan untuk organisasi (a) Menjelaskan tentang penyajian laporan keuangan entitas
nirlaba terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan berorientasi nonlaba.
Aktivitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan (b) Klasifikasi aset neto terbagi dua yaitu aset neto dengan
Keuangan (CALK). pembatasan (gabungan aset neto permanen dan aset neto terikat
temporer) dan aset neto tanpa pembatasan.
(c) Terdapat OCI ( Other Comprehensive Income).
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis memberikan beberapa saran, sebagai berikut:
1. Laporan keuangan yang telah dibuat penulis berdasarkan ISAK No. 35 agar dapat diterapkan
pada laporan keuangan sehingga laporan keuangan yang dibuat menjadi lebih sesuai dengan
pedoman yang telah ditentukan, Konsisten dalam penggunaan laporan keuangan sesuai ISAK
No. 35 yang akan diterapkan pada yayasan.
2. PSAK 45 menggunakan terminology yang cocok bagi entitas berorientasi laba termasuk
entitas bisnis sektor publik, jika entitas beroriemtasi nonlaba, dapat menyesuaikan deskpripsi
beberapa pos. Ruang lingkup PSAK secara substansi mencakup ruang lingkup penyajian LK
dengan aktivitas non laba.
3. EBNL dan EBL dengan konsep pengakuan,pengukuran,penyajian dan pengungkapan untuk
hal yang serupa lebih tepat merujuk pada pengaturan yang sudah ada dalam SAK dan SAK
ETAP
Thanks!!

Anda mungkin juga menyukai