DASAR-DASAR PEMIKIRAN
KI HAJAR DEWANTARA
Kelompok 4
Anggota :
1. Shindy Silvianti
2. Silvinia Humaira
3. Wenny Anggraini
4. Widya Hasvini Putri
5. Atikah Salfitri
Dosen Pengampu :
Dr. Yerimadesi S.Pd, M.Si
01
Bagaimana pemikiran KHD dapat
dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-
nilai luhur kearifan budaya daerah asal
yang relevan menjadi penguatan karakter
peserta didik sebagai individu sekaligus
sebagai anggota masyarakat pada konteks
lokal sosial budaya di daerah Anda?
Implementasi pemikiran KHD dapat dikontekstualkan
sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya
Untuk Murid
Konteks Masyarakat
Nasionalis
Rela Berkorban
Gotong Royong
Sederhana pada kegiatan
Religius lingkungan
masyarakat
02
Mengucapkan
Menolong sesama terima kasih
teman ketika dibantu
Meminta maaf
ketika salah
Meminta izin jika
ingin masuk
rumah
Penerapan Pemikiran KHD
Teori perkembangan kognitif menurut Piaget
Tahap • Lahir- 2 tahun
Sensori • Pengalaman sensorik (melihat dan mendengar)
Motorik • Tindakan motorik (mencapai dan menyentuh)
• 2-7 tahun
Tahap Pra • Subtahap fungsi simbolik (2-4 tahun)
Operasional • Subtahap pemikiran intuiti (4-7 tahun)
Tahap 11-15
Operasional tahun
Formal
Teori perkembangan sosial-emosional Bronfenbrenner
Mikrosistem
• Interaksi yang terjadi dalam waktu yang cukup lama antara
individu dengan lingkungannya.
Mesosistem
• Melibatkan hubungan dengan mikrosistem
Eksosistem
• Ketika terjadi pengalaman dalam sistem pengaturan lain
mempengaruhi apa yang peserta didik dan guru dalam konteks
langsung
Makrosistem
• Melibatkan budaya yang lebih luas
Kronosistem
• Kondisi sosio historis perkembangan siswa
Teori perkembangan sosial-emosional Erikson
Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs
Ketidakpercayaan) : tahun pertama kehidupan
manusia
Peserta didik mengalami peningkatan efisiensi Mudah bosan, menyukai hal yang baru, dan
dalam perolehan informasi yang baru. meyukai tantangan
Peserta didik mampu mengintegrasikan Mempunyai tujuan untuk masa depan yang lebih
pengalaman masa lalu dan sekarang untuk realistis
ditransformasikan dalam merencanakan masa
depan.
Membayangkan peran orang dewasa, menyadari Mulai mencoba berpikir seperti orang dewasa
dan memperhatikan kepentingan masyarakat
Teori perkembangan sosial-emosional
Bronfenbrenner
Karakteristik anak Karakter anak pengalaman sendiri
Peserta didik mampu berinteraksi secara langsung Senang berinteraksi dengan teman sebaya
dengan lingkungan, seperti keluarga, guru, dan Merasa nyaman saat mempunyai hubungan
teman sebaya dengan lawan jenis.
Belajar memaafkan apabila ada masalah dengan
teman terdekat.
Peserta didik telah mampu menghubungan antara Mulai memperlihatkan sisi kepedulian, perhatian,
pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah dan keinginan untuk berbagi dengan keluarga,
teman, dan masyarakat
Peserta didik mampu melakukan interaksi secara Masih mengalami emosi yang naik dan turun
tidak langsung yang berpengaruh besar yang dipicu oleh berbagai faktor.
Gampang menyerah
Teori perkembangan sosial-emosional Erikson
Karakteristik anak Karakter anak pengalaman sendiri
Peserta didik mulai mencari tahu siapa mereka, Mulai memikirkan masa depan
mencari tahu apa yang mereka mau, dan dimana
mereka hidup nantinya
Peserta didik dihadapkan dengan banyak peran Memiliki banyak peran, baik dalam keluarga,
baru dan status dewasa lingkungan masyarakat, maupun organisasi
Peserta didik diizinkan untuk mengeksplorasi Membuat keputusan penting dalam hidup
jalan yang berbeda untuk mencapai identitas Mencoba keluar dari zona nyaman, tidak
yang sehat bermalas-malasan
Peserta didik yang tidak diberi kesempatan Menyukai kebebasan
untuk mengeksplorasi dan menguji indentitas
yang berbeda mungkin akan tertinggal
Cara peserta didik mengembangkan fungsi kognitif
Merencanakan masa
Belajar dengan mandiri atau depan dan berusaha untuk
kelompok mencari jati diri sendiri
Motivasi Keterampilan
sosial
Metode Ajak
tanya bercanda
jawab
Mendengarkan
Mengenali keluhan dan
karakter kesulitan
peserta didik peserta didik
KEPUSTAKAAN
Berk, L.E. (2003). Child Development, 6th ed. Boston, MA: Allyn & Bacon