Anda di halaman 1dari 47

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA

DI POSYANDU
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA

Mengikuti pertumbuhan balita secara


terus menerus dan teratur melalui
pengukuran antropometri agar dapat
diketahui ada atau tidaknya gangguan
pertumbuhan pada Balita. Bila terjadi
gangguan pertumbuhan, maka dapat
diketahui secara cepat sehingga dapat
dilakukan tindak lanjut penanganan.
KONSEP PEMANTAUAN PERTUMBUHAN

• BALITA SEHAT TAMBAH UMUR TAMBAH BERAT


BADAN DAN TINGGI BADAN
• BILA TIDAK TAMBAH BB DUA BULAN BERTURUT-
TURUT PERTANDA ANAK MULAI TIDAK SEHAT
• PENGUKURAN PANJANG BADAN BERTAMBAH
DALAM 3 BULAN SEKALI DAN TINGGI BADAN DALAM
6 BULAN SEKALI
• HARUS DICEGAH SEJAK DINI --> MEMANTAU
PERTAMBAHAN BB DAN PB/TB TIDAK SESUAI
STANDAR (DETEKSI DINI GANGGUAN
PERTUMBUHAN)

11/28/22
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
BALITA
Titik berat pada upaya pencegahan dan penanggulangan
keadaan gizi balita

1 2 3
Pemantauan Tindak lanjut hingga
pertumbuhan anak secara Menindaklanjuti penetapan kebijakan
teratur (penimbangan setiap kasus gangguan dan program di tingkat
setiap bulan, pengisian pertumbuhan masyarakat, dan
KMS, penentuan status (konseling dan meningkatkan motivasi
pertumbuhan rujukan) untuk memberdayakan
berdasarkan keluarga
kenaikan BB)
TUJUAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA

TUJUAN:

1.Memantau pertambahan Berat Badan (BB)


dan PB/TB anak
2.Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak
3.Melakukan rujukan ke Puskesmas bila
terjadi gangguan pertumbuhan pada anak
Tumbuh Normal & Tumbuh Terganggu

Pertumbuhan Normal
(Dipantau Pertumbuhannya) Berakhir
beda

Pertumbuhan terganggu
(Tidak dipantau pertumbuhannya)

Berawal sama

Abas B. Jahari: Surveilens Gizi – SKD-KLB Gizi Buruk - Pemantauan Pertumbunan Balita
ANAK PENDEK dan ANAK NORMAL

Anak sebelah Anak sebelah


kiri berumur kanan berumur
2 tahun 9 bulan 2 tahun 6 bulan

Sumber: Photo Unicef Peru


4 dari 13 murid Sekolah Dasar yang berusia sama
memiliki Tinggi Badan di bawah garis normal (pendek)
MASALAH DALAM PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN BALITA
BEBERAPA KESALAHAN YANG DILAKUKAN
DI POSYANDU
1. Tidak menggunakan KMS dan standar pertumbuhan
yang direkomendasikan
2. Anak tidak ditimbang secara teratur pada
setiap jadwal penimbangan
3. Anak hanya dibawa untuk ditimbang pada
saat sakit
4. Pengukuran dilakukan tidak akurat, 
berakibat pada kesalahan interpretasi status
pertumbuhan anak
5. Hasil penimbangan tidak diinformasikan
kepada orangtua anak
HARAPAN KENYATAAN

D = Deteksi D = Datang
D = Dini D = Daftar
T = Tumbuh T = Timbang
K = Kembang K = Kue
B = Balita B = Bubar
ALAT TIMBANG
DAN ALAT UKUR
SALAH MEMASANG TIMBANGAN

BATANG DACIN
TIDAK SEIMBANG
DACIN TIDAK
LAYAK PAKAI
HARUS
DITERA
TITIK NOL SALAH

BUKAN PADA ANGKA


NOL TAPI MENEMPEL
PADA PENGGANTUNG
PENGGUNAAN BATHROOM SCALE

SKALA
0,5 Kg
MALAH
ADA YG
1.0 Kg
MENGUKUR PANJANG BADAN
• Umur 0 – 2 tahun
• Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang
• Bayi dibaringkan pada alas yang datar, sepatu dan
hiasan kepala dibuka
• Petugas 1: memegang kepala bayi agar menempel
pada pembatas angka 0 (pembatas kepala), posisi
kepala lurus, pandangan keatas
• Petugas 2: tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus,
tangan kanan menekan pembatas kaki ke telapak kaki
bayi
• Baca angka pada pembatas kaki

14/11/2020 17
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :

• Jika balita usia < 2 tahun diukur panjang


badan dengan posisi berdiri maka hasil
pengukuran harus ditambah 0,7 cm
• Jika balita usia> 2 tahun diukur tinggi
badan dengan posisi berbaring maka hasil
pengukuran harus dikurangi 0,7 cm
1/9
Pelaksanaan Pengukuran Panjang Badan
Posisi Balita dan Pengukur Posisi tangan asisten pengukur
(memegang telinga) dan posisi kepala

Posisi pengukur yang benar (mata tegak Posisi kaki yang benar, telapak kaki
lurus ke jendela baca alat pengukur) menempel tegak lurus pada papan
penggeser

DIT. BINA GIZI KEMENKES RI


2013
Persiapan Alat Mengukur Tinggi Badan 1/10
• Letakkan microtoise di lantai yang rata dan menempel pada
dinding yang rata dan tegak lurus

• Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada jendela
baca menunjukan angka nol
• Paku/tempelkan ujung pita meteran pada dinding

• Geser kepala microtoise ke atas

Posisi microtoise setelah ditarik


Posisi microtoise yang siap pakai
Posisi microtoise di lantai
sampai menunjukkan angka nol
DIT. BINA GIZI KEMENKES RI
2013
14/11/2020 21
MENGUKUR TINGGI BADAN
• > 2 tahun, bisa berdiri

14/11/2020 22
14/11/2020 23
Langkah-Langkah Pengukuran Tinggi Badan 1/11

• Pastikan sepatu/alas kaki, kaos kaki dan hiasan rambut sudah dilepaskan.
• Posisikan anak berdiri tegak lurus di bawah microtoise membelakangi dinding
• Posisikan kepala anak berada di bawah alat geser microtoise, pandangan lurus ke
depan
• Posisikan anak tegak bebas, bagian belakang kepala, tulang belikat, pantat dan tumit
menempel ke dinding. Karena posisi ini sulit dilakukan pada anak obesitas, maka
tidak perlu keempat titik tersebut menempel ke dinding, asalkan tulang belakang dan
pinggang dalam keseimbangan (tidak membungkuk ataupun tengadah)
• Posisikan kedua lutut dan tumit rapat
• Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek garis Frankfort.
• Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala anak
• Baca angka pada jendela baca dan mata pembaca harus sejajar dengan garis merah
• Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis merah dari angka kecil ke arah
angka besar
• Catat hasil pengukuran tinggi badan
GRAFIK
PANJANG/TINGGI
BADAN MENURUT
UMUR
PROSES PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN
BALITA
DIAGRAM PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN PPB
Diplot dlm KMS
dan interpretasi

Dicatat dlm
buku catatan
DATANG penimbangan

Sesuai nomor urut


Didaftar dan Tidak Naik:
diberi nomor Naik Kurang/
urut Ditimbang Turun/Tetap Naik/
Sehat

Ke ruang
tunggu NASIHAT GIZI
PMT
Penyuluhan

1 2 3 4 Perlu
Perlu PMT
dirujuk ke
Pemulihan
5 6 7 8 Puskesmas/RS
dan/atau
YanKesDas
9 10 11 Dst.
PULANG
KONSEP PELAYANAN GIZI

Gizi Buruk
BALITA Gizi
Buruk Dirawat

Tidak Naik BB/Kurus Balita Gizi Kurang Rawat Inap/TFC


diberi PMT Rawat Jalan
Pemulihan
Pemantauan Pertumbuhan
Konseling ASI/MP-ASI/gizi lebih Pabrikan  LOKAL
Pemberian kapsul vit A Pusat  BOK
Pemberian tablet Fe Bumil
Promosi garam beryodium
Skrining aktif
Taburia
PMT Bumil KEK

PROMOTIF PREVENTIF KURATIF


Bila ada gangguan pertumbuhan
Segera rujuk ke puskesmas
JANGAN LUPA

Timbanglah anak
anda setiap bulan,
anak sehat, tambah
umur, tambah
berat, tambah
tinggi tambah
pandai
TERIMA KASIH
PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF
APAKAH DENGAN IBU MAKAN BANYAK ASI AKAN
LEBIH BANYAK KELUARNYA ?
PRODUKSI ASI = A2HPO

Areola : Bagian dalam terdiri dari kelenjar kecil (montgomery) yang


mengeluarkan cairan berminyak yang melumasi putting
Alveoli : berbentuk kantong kecil yang jumlahnya jutaan berfungsi
tempat pembuat sel-sel ASI
Hormon Prolaktin : berada dalam darah yang berfungsi membentuk sel-
sel ASI untuk di produksi sebanyak-banyaknya.
Hormon Oksitosin : Merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi lebih
cepat sehinggga ASI lebih cepat terproduksi dari pada hormon Prolaktin
BAGAIMANA ASI AWAL DAN ASI AKHIR ?
POSISI MENYUSUI YANG BAIK

Ada 4 Posisi Menyusui yang Baik :


1.Kepala dan Badan Bayi Membentuk
Garis Lurus.
2.Wajah Bayi Menghadap Payudara
Ibu, Hidung berhadapan dengan
Putting.
3.Badan Bayi dekat dengan tubuh Ibu
4.Ibu mengendong dan mendekap
badan bayi secara utuh
POSISI PERLEKATAN YANG BAIK

Ada 4 Posisi Perlekatan yang Baik :


1.Mulut tebuka lebar
2.Dagu Menyentuh Payudara
3.Bagian Areola diatas lebih banyak
terlihat dibanding dibawah mulut Bayi
4.Bibir Bawah memutar Keluar
(Dower)
AKIBAT PELEKATAN TIDAK BAIK
•- Puting Retak dan lecet
•- Nyeri akibat dari kurangnya
•aliran ASI
•- Produksi ASI
•yang rendah
TANDA- TANDA BAYI MENGISAP EFEKTIF

•- Bayi menghisap ASI Pelan dan dalam sesekali Jeda


•- Terlihat dan terdengar bayi menelan ASI
•- Pipi Bayi terlihat Penuh dan menarik ke dalam
MEMERAH ASI

Memerah ASI Untuk APA ?


1.Bayi yang mengisap ASI Lemah (Prematur/Sakit)
2.Pada awal bayi belajar menyusu Puting Ibu yang terbenam
3.Melonggarkan Saluran ASI yang tersumbat atau karena Pembengkakan
4.Ibu sakit
5.Ibu Bekerja
PENYIMPANAN ASI PERAH

•- Simpan ASI perah dalam wadah yang bersih dan tertutup


•- Asi perah dalam suhu ruang 27ºC-32ºC selama 4 Jam
•- Asi Perah dalam suhu rendah <25 ºC dapat disimpan selama 6-8 Jam
•- Asi Perah dalam kulkas suhu 4ºC selama 48 Jam (2 Hari) – 72 Jam (3
Hari)
•- ASI Perah yang dibekukan suhu -15 ºC dapat disimpan selama 2
Minggu, suhu -18ºC dapat disimpan selama 3 bulan dan ASI suhu -20ºC
dapat disimpan selama 6 Bulan
RESIKO TIDAK MEMBERIKAN ASI

1. Bagi Bayi 2. Bagi Ibu


 Resiko kematian 14 Kali  Ibu lebih Cepat Hamil
lebih Besar
Pendarahan Pasca
 Anti Bodi Bayi Rendah
Persalinan
 Lebih sering sakit seperti
Diare dan ISPA Ibu Menderita Anemia
 Kekurangan Gizi Ikatan Bonding terganggu
 Gangguan Pertumbuhan dan Depresi Paska Persalinan
perkembangan Resiko Kanker rahim dan
 Cenderung Obesitas kanker Payudaya lebih
 Resiko terkena Penyekit Besar
Degeneratif lebih besar
RESIKO TIDAK MEMBERIKAN ASI

3. Bagi Keluarga 4. Bagi Negara


 Tingginya Resiko Peningkatan pengeluaran
Negara dalam pemberian
kesakitan Ibu dan
pelayanan kesehatan bagi
Bayi Ibu dan Bayi lebih tinggi
 Tingginya Daya Beli Meningkatnya Resiko
Keluarga akan susu kematian IBU dan Bayi
Formula Meningkatnya Kerusakan
 Jumlah Anak lebih Lingkungan
banyak Pengeluaran Negara untuk
mengimpor susu lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai