Anda di halaman 1dari 57

DETEKSI DINI BALITA

STUNTING
dr. Dwi Fachri, SpA
SITUASI GLOBAL
INDONESIA: RISKESDAS 2018
KAPAN STUNTING BISA TERJADI?

Kandungan • 11,2%
0-2 tahun • 60,6%
2-5 tahun • 28%
dr. Dwi Fachri, Sp.A 11/28/2022
APAKAH SEMUA ANAK YANG
BERPERAWAKAN PENDEK DISEBUT
STUNTING? TIDAK
Perawakan pendek ≠ Stunting

Perawakan pendek:
 PB atau TB menurut umur < -2 SD kurva pertumbuhan standar
WHO

Stunting:
 pendek yang disebabkan masalah nutrisi kronis
PERAWAKAN PENDEK YANG BUKAN
STUNTING

Defisiensi enzim

Kelainan skeletal Defisiensi hormon


Akrondoplasia pertumbuhan

11/28/2022
PESOHOR DUNIA YANG PERAWAKAN PENDEK
BUKAN STUNTING (FAMILIAL SHORT STATURE?)

 Gengis Khan 155 cm  Dewasa - 2SD


 161,9 cm
 Yasser Arafat 157,5 cm
 Yuri Gargarin 157,5 cm
 Beethoven 160 cm
 Nikita Kruschev 160 cm
 BJ Habibie 162 cm
 Gus Dur 162 cm

Dewasa (≥ 19 tahun)
11/28/2022
-2 SD adalah 161,9 cm
Prof. DR. dr. Damayanti RS, Sp.AK
Anak laki-laki, 15 bulan, PB 73 cm

 73 cm

15 bulan

• PB < -2SD artinya anak pendek


• Apakah Stunting? Belum tentu, harus dievaluasi lebih lanjut, RUJUK
PENDEKATAN Perawakan
pendek
DIAGNOSIS ANAK
DENGAN Patologis
Variasi normal
PERAWAKAN (kecepatan
tumbuh normal)
(kecepatan
tumbuh tidak
normal)
PENDEK
Constitutional
Familial short
Delay of Growth Proporsional Disproporsional
stature
& Puberty

Kelainan
Skeletal,
BB/TB turun
Dismorfik,
Kromosom

Nutrisi /penyakit
kronik
(STUNTING)
DAMPAK STUNTING
IQ lebih rendah Kognitif dan
Perkembangan
prestasi belajar
otak (11 poin) 

Diabetes, obesitas,
Metabolisme glukosa,
penyakit jantung dan
lipid, protein, hormon Penyakit tidak menular
pembuluh darah,
(gangguan pembakaran 
kanker, stroke, dan
lemak)
disabilitas lansia

Pertumbuhan massa Stunted,


BBLR (BB <2500g,
tubuh dan komposisi Kekebalan ,
PB <48cm)
badan Kapasitas kerja 
“Dampak stunting IRREVERSIBLE,
tidak dapat diperbaiki penuh, sehingga mencegah stunting
lebih baik dibanding mengobati”

PENCEGAHAN !!!

deteksi dini dan tata laksana weight faltering


dr. Dwi Fachri, Sp.A 11/28/2022
WEIGHT FALTERING
 = failure to thrive = gagal tumbuh

 WEIGHT FALTERING adalah:


 Berat badan tidak naik ATAU
 Berat badan naik tetapi tidak adekuat
CARA PRAKTIS MENDETEKSI
WEIGHT FALTERING
Umur Kenaikan BB per Kenaikan BB
hari minimal per bulan
0-3 bulan 25-30 gram 750-900 gram
3-6 bulan 20 gram 600 gram
6-9 bulan 15 gram 450 gram
9-12 bulan 12 gram 360 gram
1-3 tahun 8 gram 240 gram
4-6 tahun 6 gram 180 gram

Nelson Textbook Pediatric


KMS
Usia KBM/bulan
1 bulan 800 g
2 bulan 900 g
3 bulan 800 g
4 bulan 600 g
5 bulan 600 g
6 bulan 400 g
7-11 bulan 300 g
12-60 bulan 200 g
MENGAPA WEIGHT
FALTERING HARUS
DIWASPADAI?
a) Jika tidak di tatalaksana dengan benar akan menjadi gizi kurang
atau gizi buruk
b) Jika tidak di tatalaksana dengan benar akan menjadi stunting
c) Menjadi penanda terjadinya penurunan IQ
d) Menjadi penanda terjadinya penurunan imunitas, anak mudah
sakit
PERJALANAN BAYI NORMAL SAMPAI
MENJADI STUNTING (SJARIF 2020)
Weight faltering
IQ turun 3-5 poin

Tata laksana segera


Tata laksana weight faltering tidak memadai
weight faltering

gizi kurang atau gizi buruk


normal
IQ turun 10-15 poin

Tata laksana WHO tidak adekuat Tata laksana WHO adekuat


(kenaikan BB 10g/kg/hari, laju
IQ turun 10-15 poin pertumbuhan PB>P5)
PENDEKATAN PENYEBAB WEIGHT
FALTERING UNTUK MENCEGAH BERLANJUT
MENJADI STUNTING (SJARIF 2020)
Weight faltering
BB tidak naik atau kenaikan BB tidak adekuat

kebutuhan nutrisi
asupan nutrisi tidak adekuat
meningkat

ketidakmampuan
ketidaktersediaan pangan, PJB (Penyakit Jantung
mengonsumsi makanan yang
ketidaktahuan gizi lengkap Bawaan), Infeksi (diare
ada, misal alergi,
dan seimbang, dll berulang, ISPA, ISK, dll)
prematuritas, KMB, dll

penyuluhan praktik Imunisasi


PKMK (Pangan Keperluan
pemberian makan yang
Medis Khusus) perbaikan sanitasi
benar, perbaikan ekonomi
PENCEGAHAN STUNTING
 1000 Hari Pertama Kehidupan sangat penting
 Periode Emas/Periode Kritis Perkembangan
 Perkembangan otak dan pertumbuhan fisik paling pesat
 Anak usia 2 tahun
 perkembangan otak mencapai 80% otak dewasa
 tinggi badan mencapai 50% tinggi dewasa
 Kurang gizi pada 1000 HPK:
 tidak dapat diperbaiki setelah lewat 2 tahun
PENCEGAHAN STUNTING
• Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil
Ibu hamil • Mendapat suplementasi zat besi, asam folat, kalsium

• Persalinan ditolong bidan atau dokter terlatih


Bayi baru lahir • IMD
• ASI eksklusif

Bayi 6-24 bulan • MPASI yang berkualitas sejak usia 6 bulan

Memantau • Deteksi dini bila ada gangguan pertumbuhan (BB, TB, LK)
pertumbuhan
• Akses air bersih, sanitasi, dan kebersihan lingkungan
PHBS • Lingkungan yang dapat menstimulasi anak, no gadget
• Imunisasi yang lengkap
PENCEGAHAN STUNTING
• Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil
Ibu hamil • Mendapat suplementasi zat besi, asam folat, kalsium

• Persalinan ditolong bidan atau dokter terlatih


Bayi baru lahir • IMD
• ASI eksklusif

Bayi 6-24 bulan • MPASI yang berkualitas sejak usia 6 bulan

Memantau • Deteksi dini bila ada gangguan pertumbuhan (BB, TB, LK)
pertumbuhan
• Akses air bersih, sanitasi, dan kebersihan lingkungan
PHBS • Lingkungan yang dapat menstimulasi anak, no gadget
• Imunisasi yang lengkap
PENCEGAHAN STUNTING
• Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil
Ibu hamil • Mendapat suplementasi zat besi, asam folat, kalsium

• Persalinan ditolong bidan atau dokter terlatih


Bayi baru lahir • IMD
• ASI eksklusif

Bayi 6-24 bulan • MPASI yang berkualitas sejak usia 6 bulan

Memantau • Deteksi dini bila ada gangguan pertumbuhan (BB, TB, LK)
pertumbuhan
• Akses air bersih, sanitasi, dan kebersihan lingkungan
PHBS • Lingkungan yang dapat menstimulasi anak, no gadget
• Imunisasi yang lengkap
Berat tidak naik
WEIGHT FALTERING atau
Berat badan naik tidak adekuat

- perbaiki posisi dan perlekatan


- evaluasi 1-2 minggu kemudian

at risk of FTT (-) at risk of FTT (+)

lanjutkan ASI
ASI plus
eksklusif

< 4 bulan ≥ 4 bulan

ASI donor yang susu bila tanda kesiapan makan (+), mulai
aman formula MPASI
PENCEGAHAN STUNTING
• Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil
Ibu hamil • Mendapat suplementasi zat besi, asam folat, kalsium

• Persalinan ditolong bidan atau dokter terlatih


Bayi baru lahir • IMD
• ASI eksklusif

Bayi 6-24 bulan • MPASI yang berkualitas sejak usia 6 bulan

Memantau • Deteksi dini bila ada gangguan pertumbuhan (BB, TB, LK)
pertumbuhan
• Akses air bersih, sanitasi, dan kebersihan lingkungan
PHBS • Lingkungan yang dapat menstimulasi anak, no gadget
• Imunisasi yang lengkap
MPASI APA YANG PERTAMA
KALI DIBERIKAN?
a) Pure alpukat
b) Pisang kerok
c) Nasi opor hati ayam diblender halus
d) Tepung beras dimasak dengan ASI
STRATEGI PEMBERIAN MPASI
TEPAT WAKTU ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi (growth faltering)

Usia 6 bulan: ASI saja tidak cukup memenuhi Tanda anak siap makan +
kebutuhan energi, protein, zat besi, vit A, seng
ADEKUAT: KUALITAS
Sumber karbohidrat: 35-60% total kalori
Beras, ubi, singkong, kentang, dll
Sumber protein (hewani): 10-20% total kalori
Daging sapi, ayam, ati ayam, ikan, telur, dll
Sumber lemak: 30-45% total kalori
Minyak (minyak goreng/jagung/kelapa, kanola, olive oil, dll)
Santan
Margarin/mentega
Selain digunakan untuk menggoreng/menumis, minyak juga dapat ditambahkan
langsung ke MPASI sebanyak 2,5 - 5ml
Tidak ada pembatasan jumlah lemak dan kolesterol yang dapat dikonsumsi
anak dibawah 2 tahun
Sayur/buah
Dalam jumlah sedikit, diperkenalkan
Produk susu
ADEKUAT: KUANTITAS
Usia Kalori yang Tekstur Frekuensi Jumlah makanan
dibutuhkan per setiap kali makan
hari dari MPASI
6-8 bulan 200 kkal/hari Mulai dengan bubur halus/ saring, 2-3x/hari, ASI tetap Mulai dengan 2-3
cukup kental, dilanjutkan bertahap sering diberikan. sendok makan/x,
menjadi lebih kasar, pure (makanan Tergantung nafsu ditingkatkan bertahap
yang ditumbuk atau dihaluskan) makannya, dapat s/d ½ mangkok
diberikan 1-2x selingan (125ml)
9-11 bulan 300 kkal/hari Makanan dicincang halus, nasi tim 3-4x/hari, ASI tetap ½ mangkok
atau nasi lembek, bubur tanpa diberikan. (125ml)
saring, dan makanan yang bisa di Tergantung nafsu
pegang bayi (finger food) makannya, dapat
diberikan 1-2x selingan
12-23 bulan 550 kkal/hari Makanan keluarga, bila perlu masih 3-4x/hari, ASI tetap ¾-1 mangkok (175-
dicincang atau disaring kasar diberikan. 250ml)
Tergantung nafsu
makannya, dapat
diberikan 1-2x selingan
BUAH DAN SAYUR
 Buah dan sayur yang mengandung banyak serat hanya bersifat diperkenalkan saat pemberian
MPASI dengan jumlah yang tidak terlalu banyak
 Serat menghambat penyerapan zat besi, kasium, seng, magnesium
 Menyebabkan sembelit
AMAN
DAN HIGIENIS
MPASI tidak dapat disimpan > 2 jam dalam
rentang suhu 50 - 600 C
RESPONSIF FEEDING
 Pemberian makan dengan memperhatikan tanda lapar dan kenyang
 Berikan makan dengan sabar dan tanpa memaksa
 Hindari distraksi (TV, gadget) dan buat suasana menyenangkan
 Pemberian makan terjadwal dan waktu makan maksimal 30 menit
 Beri kesempatan anak untuk makan sendiri sesuai perkembangan motorik
Tanda lapar bayi Tanda kenyang bayi
 Mencondongkan  Menutup mulut
tubuh ke arah dengan tangan
makanan atau  Rewel atau
berusaha menangis
menjangkaunya
 Memalingkan
 Bayi melakukan
muka ketika
gerakan mengecap melihat sendok
atau mengisap berisi makanan
 Membuka mulut
 Tertidur
saat melihat
sendok atau
makanan
 Gembira saat
didudukkan di
kursi makanan

@its_dwifachri
ATURAN PEMBERIAN MAKAN
(FEEDING RULES)
Jadwal • Ada jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur, yaitu tiga
kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya
• Susu dapat diberikan dua – tiga kali sehari
• Waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit
• Hanya boleh mengonsumsi air putih di antara waktu makan
Lingkungan • Lingkungan yang menyenangkan (tidak boleh ada paksaan untuk makan)
• Tidak ada distraksi (mainan, televisi, perangkat permainan elektronik) saat
makanJangan memberikan makanan sebagai hadiah
Prosedur • Dorong anak untuk makan sendiri
• Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan
kepala, menangis), tawarkan kembali makanan secara netral, yaitu tanpa membujuk
ataupun memaksa
• Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makan
PENCEGAHAN STUNTING
• Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil
Ibu hamil • Mendapat suplementasi zat besi, asam folat, kalsium

• Persalinan ditolong bidan atau dokter terlatih


Bayi baru lahir • IMD
• ASI eksklusif

Bayi 6-24 bulan • MPASI yang berkualitas sejak usia 6 bulan

Memantau • Deteksi dini bila ada gangguan pertumbuhan (BB, TB, LK)
pertumbuhan
• Akses air bersih, sanitasi, dan kebersihan lingkungan
PHBS • Lingkungan yang dapat menstimulasi anak, no gadget
• Imunisasi yang lengkap
PEMANTAUAN
Pertumbuhan dan perkembangan:
• Berat Badan (BB)
• Panjang Badan (PB) / Tinggi Badan (TB)
• Lingkar Kepala (LK)
• Motrik kasar dan halus, bicara dan bahasa, persona sosial/kemandirian

Usia lahir sampai 12 bulan : setiap 1 bulan

Usia 12 bulan sampai 3 tahun : setiap 3 bulan

Usia 3 tahun sampai 6 tahun : setiap 6 bulan

Usia 6 tahun sampai 18 tahun : setiap 1 tahun


UKUR PB ATAU TB ANAK YANG
BENAR

11/28/2022
DETEKSI DINI DAN TATA
LAKSANA
 Deteksi dini di masyarakat melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) antara lain posyandu, poskesdes, dan institusi
pendidikan.
 dimulai dari pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan indeks Berat Badan
menurut Umur (BB/U)

 Jika ditemukan:
 risiko gagal tumbuh (at risk failure to thrive)
 kenaikan massa lemak tubuh dini (early adiposity rebound)
 risiko perawakan pendek (short stature) Segera di tata laksana
HASIL PENIMBANGAN BB DI POSYANDU
HARUS DI PLOT PADA GRAFIK BB/U DALAM
BUKU KIA ATAU KMS
 Bila ditemukan anak dengan kriteria nilai Z score BB/U di bawah minus
dua standar deviasi atau di atas satu standar deviasi (<-2 SD atau >+1 SD)
maka perlu dikonfirmasi oleh petugas kesehatan yang berkompeten
untuk dilakukan:
 penilaian status gizi berdasarkan indeks
 BB/U
 PB/U atau TB/U, BB/PB
 BB/TB
 IMT/U
 penilaian tren IMT/U pada anak dengan BB/U >+1 SD (anak >7-8 bulan)
 Anak dengan kriteria nilai Z score BB/U di antara minus dua standar deviasi
sampai dengan kurang dari sama dengan satu standar deviasi ( -2 ≤ BB/U ≤
+1) termasuk anak yang normal, namun perlu dilihat tren
pertumbuhannya.
 Bila tren mengikuti garis pertumbuhan (Naik), maka anak dapat
kembali ke Posyandu untuk dipantau pertumbuhannya pada bulan
berikutnya.
 Bila anak tidak ditimbang bulan sebelumnya atau tren tidak
mengikuti garis pertumbuhan (Tidak Naik), maka anak perlu di
dikonfirmasi oleh petugas kesehatan yang berkompeten untuk
dilakukan:
 penilaian kenaikan berat badan dibandingkan dengan standar weight
increment (khusus untuk anak 0-24 bulan)
 penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB
dan atau BB/TB, IMT/U
JIKA DI POSYANDU TERDAPAT SUMBER DAYA UNTUK
MELAKUKAN PENGUKURAN PANJANG BADAN ATAU
TINGGI BADAN, MAKA HASIL PENGUKURAN HARUS
DIPLOT PADA GRAFIK PB/U ATAU TB/U
 Anak dengan kriteria PB/U atau TB/U berada di antara minus dua
standar deviasi sampai dengan 3 standar deviasi ( >+3 SD atau > -2
SD) termasuk anak dengan kategori tinggi badan normal, namun perlu
dilihat tren pertumbuhannya.
 Bila tren mengikuti garis pertumbuhan (Naik), maka anak dapat
kembali ke Posyandu untuk dipantau pertumbuhannya pada bulan
berikutnya.
 Bila anak tidak diukur bulan sebelumnya atau tren tidak mengikuti
garis pertumbuhan (Tidak Naik), maka anak perlu di dikonfirmasi
oleh petugas kesehatan yang berkompeten untuk dilakukan:
 penilaian kenaikan panjang atau tinggi badan dibandingkan dengan standar length/height
increment (khusus untuk anak 0-24 bulan)
 penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB dan atau
BB/TB, IMT/U
PENILAIAN STATUS GIZI PERLU MELIHAT
SELURUH INDEKS ANTROPOMETRI AGAR
DAPAT DIKETAHUI MASALAH YANG
SESUNGGUHNYA UNTUK TATA LAKSANA
SEGERA.
Anak 0-24 bulan dengan kenaikan berat badan kurang dari standar weight increment berisiko
mengalami gagal tumbuh.
 Anak ini wajib ditindaklanjuti dengan evaluasi lengkap melalui Proses Asuhan Gizi dan
dilakukan pemeriksaan untuk kemungkinan adanya penyakit penyerta
atau dirujuk.
 Anak dengan BB/PB atau BB/TB di bawah minus dua atau di bawah minus tiga standar
deviasi termasuk gizi kurang atau gizi buruk sehingga wajib mendapatkan intervensi berupa
pencegahan dan tatalaksana gizi buruk pada balita atau dirujuk.
 Anak dengan IMT/U lebih dari satu standar deviasi (>+1 SD) atau anak usia lebih dari 7-8
bulan dengan tren IMT meningkat berisiko mengalami kenaikan lemak tubuh dini (early
adiposity rebound).
 Anak ini wajib ditindaklanjuti dengan intervensi pencegahan dan tatalaksana gizi lebih pada
balita atau dirujuk.
…JIKA DI POSYANDU TERDAPAT SUMBER DAYA UNTUK
MELAKUKAN PENGUKURAN PANJANG BADAN ATAU
TINGGI BADAN, MAKA HASIL PENGUKURAN HARUS DIPLOT
PADA GRAFIK PB/U ATAU TB/U
 Anak 0-24 bulan dengan kenaikan panjang badan kurang dari standar length increment
berisiko mengalami perlambatan pertumbuhan linear.
 Anak ini wajib ditindaklanjuti dengan evaluasi lengkap melalui Proses Asuhan Gizi dan dilakukan
pemeriksaan untuk kemungkinan adanya penyakit penyerta atau dirujuk.
 Anak dengan PB/U atau TB/U dibawah minus dua standar deviasi (<-2SD) adalah anak
dengan perawakan pendek (short stature).
 Anak ini wajib ditindaklanjuti dengan tatalaksana stunting dan dirujuk.
 Pada anak dengan PB/U atau TB/U terletak di atas tiga standar deviasi (> +3 SD), artinya anak
berperawakan tinggi dan perlu dirujuk ke fasyankes yang lebih tinggi untuk deteksi dini penyebabnya
sehingga dapat ditatalaksana segera (misalnya anak yang sangat tinggi menurut umurnya sedangkan
tinggi orang tua normal).
DETEKSI DINI GANGGUAN
TUMBUH KEMBANG
 Tingkat keluarga dan posyandu menggunakan buku KIA
 1T dan BGM harus rujuk
 Tingkat puskesmas mengkonfirmasi dan evaluasi, serta
melakukan rujukan lanjutan
BB  TB  Kognitif 
PENCEGAHAN STUNTING
• Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil
Ibu hamil • Mendapat suplementasi zat besi, asam folat, kalsium

• Persalinan ditolong bidan atau dokter terlatih


Bayi baru lahir • IMD
• ASI eksklusif

Bayi 6-24 bulan • MPASI yang berkualitas sejak usia 6 bulan

Memantau • Deteksi dini bila ada gangguan pertumbuhan (BB, TB, LK)
pertumbuhan
• Akses air bersih, sanitasi, dan kebersihan lingkungan
PHBS • Lingkungan yang dapat menstimulasi anak, no gadget
• Imunisasi yang lengkap
IMUNISASI
REKOMENDASI JUMLAH JAM
TIDUR ANAK
Usia Jumlah jam tidur optimal per hari
4-12 bulan 12-16 jam (termasuk tidur siang)
1-2 tahun 11-14 jam (termasuk tidur siang)
3-5 tahun 10-13 jam (termasuk tidur siang)
6-12 tahun 9-12 jam
13-18 tahun 8-10 jam
• Waktu tidur optimal bagi anak adalah sebelum jam 9 malam, sehingga pada jam 24.00 anak akan
dalam fase tidur dalam/nyenyak.
• Hormon pertumbuhan anak bekerja optimal pada jam 24.00 – 02.00
REKOMENDASI “SCREEN
TIME” PADA ANAK
Usia Jumlah “screen time” per hari
< 18 bulan TIDAK BOLEH, kecuali video call orangtua
18-24 bulan < 60 menit
2-5 tahun 1 jam
≥ 6 tahun 2 jam
KESIMPULAN
 Tidak semua anak pendek itu stunting
 Stunting adalah pendek yang disebabkan masalah nutrisi dan penyakit kronis
 Stunting memiliki dampak negatif jangka pendek dan jangka panjang yang
tidak dapat diperbaiki bila telah melewati usia 2 tahun
 Penting melakukan deteksi dini dan tata laksana segera weight faltering
 Pencegahan stunting: perbiki giizi dan kesehatan ibu hamil, pemberian ASI
eksklusif dan MPASI berkualitas, pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan, imunisasi, stimulasi, dan PHBS
TERIMA KASIH

dr. Dwi Fachri, Sp.A 11/28/2022

Anda mungkin juga menyukai