Anda di halaman 1dari 8

Teknik Diagnosa

African Swine
Fever (ASF)

Kelompok 1 Paralel 3

1. Fariz Arrachman Diaz (B04190151)


2. Novira Afni Jiantari (B04190152)
3. Shabrina Marsha (B04190160)
4. Puri Adzrok Abidah (B04190162)
5. Deandarla Naoremisa (B04190165)
Definisi ASF
Definisi ASF
African swine fever (ASF) atau demam babi afrika adalah penyakit
menular pada babi yang disebabkan oleh African swine fever virus
(ASFV).

Virus ini dapat menginfeksi babi domestik maupun babi liar dengan
morbiditas dan mortalitas dapat mencapai 100% (CFSPH 2019)

ASF dapat menular melalui kontak langsung


maupun tidak langsung serta melalui caplak Ornithodoros sp. yang
berperan sebagai vektor biologis
Prinsip RT-PCR sebagai
penunjang diagnosa ASF
Prinsip RT-PCR
Kebutuhan RT-PCR:
1. Taq Polymerase
2. Primer
3. DNA template
4. Nukleotida (blok pembangun DNA).
5. Kofaktor

• Keseluruhan bahan digabung dalam sebuah tube dan melewati siklus pemanasan serta pendinginan berulang yang
memungkinkan terjadinya amplifikasi DNA

• Tahapan umum:
Denaturasi -> Annealing -> Extension ~ AMPLIFIKASI DNA (berulang 25-35x)

• Hasil dari reaksi PCR dapat divisualisasi menggunakan Gel Electrophoresis

• Sebagai standar untuk mengukur ukuran suatu fragment DNA hasil PCR digunakan DNA ladder.

• Penambahan probe fluorescence (penanda) pada target sampel PCR -> cahaya fluorescence dapat tertangkap oleh detektor yang
terdapat pada mesin real-time PCR
1. Swab nasal & rektal
2. Darah Utuh
3. Organ/produk olahan babi:
-> Karkas
-> Swill feeding (Sampah sisa makanan)

Sampel yang digunakan?


Langkah-langkah metode RT-
PCR
1
ekstraksi DNA dari
3
Penempatan tube PCR ke
setiap sampel makanan
dalam mesin amplifikasi PCR
dengan Quick-DNA
thermal cycler Rotor-Gene

Interpretasi Hasil CT (Cycle Treshold):


DNA ELUSI
<37 : Positif
37-40: Gagal
2 >40: Negatif

Amplifikasi DNA

Bahan Master mix:


1) H2O
2) SensiFASTDNA ELUSI
3) Probe NoRox Mix
4) Forward primer
5) Reverse Primer
6) Primer Pro

Anda mungkin juga menyukai