Anda di halaman 1dari 30

Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Fitria Hari
Bidang Kesehatan (RPJMK) Wibawati,
Rencana Tahunan Pembangunan Kesehatan SST., M.Kes
(RTPK)
RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH BIDANG
KESEHATAN (RPJMBK)
PEMBANGUNAN KESEHATAN

Upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen


Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis
LANDASAN HUKUM

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004,


tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) yang mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN).
PEMBANGUNAN KESEHATAN PADA
PERIODE 2015-2019

Program Indonesia Sehat dengan sasaran


meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemeratan pelayanan
kesehatan
SASARAN POKOK RPJMN 2015-2019

 Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak


 Meningkatnya pengendalian penyakit.
 Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal
dan perbatasan
 Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal
melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan
SJSN Kesehatan
 Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan
vaksin
 Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan
3 PILAR UTAMA INDONESIA SEHAT

Pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi


pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan promotif preventif dan pemberdayaan
masyarakat
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan
dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
menggunakan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis risiko.
Jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan
strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali
mutu dan kendali biaya
KONDISI UMUM, POTENSI DAN
PERMASALAHAN
 Upaya Kesehatan
 Usia Sekolah dan Remaja
 Usia Kerja dan Usia Lanjut
 Gizi Masyarakat
 Penyakit Tidak Menular
 Kesehatan Jiwa
 Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
UPAYA KESEHATAN

 Kesehatan Ibu dan Anak. Angka Kematian Ibu sudah


mengalami penurunan, namun masih jauh dari target MDGs
tahun 2015.
 Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas Antenatal
Care dilaksanakan dengan baik. Beberapa keadaan yang
dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain
adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang
menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan 4T yaitu empat
terlalu , terlalu dekat dan terlalu banyak anaknya
 Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan
anak adalah jumlah tenaga kesehatan yang menangani
kesehatan ibu khususnya bidan sudah relatif tersebar ke
seluruh wilayah Indonesia, namun kompetensi masih belum
memadai
USIA SEKOLAH DAN REMAJA

 Penyebab kematian terbesar pada usia ini adalah


kecelakaan transportasi,disamping penyakit demam
berdarah dan tuberkulosis. Masalah kesehatan lain adalah
penggunaan tembakau dan pernikahan pada usia dini (10-
15 tahun).
 Pelaksanaan UKS harus diwajibkan di setiap sekolah dan
madrasah mulai dari TK/RA sampai SMA/SMK/MA,
mengingat UKS merupakan wadah untuk mempromosikan
masalah kesehatan. Peningkatan kuantitas dan kualitas
Puskesmas melaksanakan Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) yang menjangkau remaja di sekolah dan di
luar sekolah. Prioritas programUKS adalah perbaikan gizi
usia sekolah, kesehatan reproduksi dan deteksi dini
penyakit tidak menular
USIA KERJA DAN USIA LANJUT

Penyakit akibat kerja dan terjadinya kecelakaan kerja


juga meningkat. Jumlah yang meninggal akibat
kecelakaan kerja semakin meningkat hampir 10%
selama 5 tahun terakhir. Proporsi kecelakaan kerja
paling banyak terjadi pada umur 31-45 tahun. Prioritas
untuk kesehatan usia kerja adalah mengembangkan
pelayanan kesehatan kerja primer dan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja,
selain itu dikembangkan Pos Upaya Kesehatan Kerja
sebagai salah satu bentuk UKBM pada pekerja dan
peningkatan kesehatan kelompok pekerja rentan
seperti Nelayan, TKI, dan pekerja perempuan .
GIZI MASYARAKAT

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Nasional 2010-2014, perbaikan status gizi
masyarakat merupakan salah satu prioritas dengan
menurunkan prevalensi balita gizi kurang
(underweight) menjadi 15% dan prevalensi balita
pendek (stunting) menjadi 32% pada tahun 2014.
Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah
masa kritis yang menentukan masa depannya, dan
pada periode itu anak Indonesia menghadapi
gangguan pertumbuhan yang serius
PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit tidak menular utama meliputi hipertensi,


diabetes melitus, kanker dan Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK). Jumlah kematian akibat
rokok terus meningkat dari 41,75% pada tahun 1995
menjadi 59,7% di 2007.
Dalam rangka pengendalian Penyakit Tidak Menular
(PTM) antara lain dilakukan melalui pelaksanaan
Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit
Tidak Menular (Posbindu-PTM) yang merupakan
upaya monitoring dan deteksi dini faktor risiko
penyakit tidak menular di masyarakat. Penyehatan
Lingkungan.
KESEHATAN JIWA

Gangguan jiwa dan penyalahgunaan Napza juga


berkaitan dengan masalah perilaku yang
membahayakan diri, seperti bunuh diri. Prioritas untuk
kesehatan jiwa adalah mengembangkan Upaya
Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang
ujung tombaknya adalah Puskesmas dan bekerja
bersama masyarakat, mencegah meningkatnya
gangguan jiwa masyarakat
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
Reformasi sub bidang kesehatan dan gizi masyarakat
terutama di fokuskan pada penguatan upaya
kesehatan dasar yang berkualitas terutama melalui
peningkatan jaminan kesehatan dan peningkatan
akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan didukung dengan penguatan sisten kesehatan
dan peningkatan pembiayaan kesehatan. arah
kebijakan yang tertuang pada RPJMN 2015-2019
merujuk pada masalah, tantangan, dan 12 sasaran
pokok yang telah disebutkan di atas, yakni :
1 . AKSELERASI PEMENUHAN AKSES PELAYANAN
KESEHATAN IBU, ANAK, REMAJA DAN LANJUT USIA
YANG BERKUALITAS
 Peningkatan akses dan mutu continuum of care pelayanan
ibu dan anak yang meliputi kunjungan ibu hamil, dan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di
fasilitas kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu di
rumah sakit
 Peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja,
penduduk usia produktif dan lanjut usia
 Penguatan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pelayanan
Kesehatan Kerja dan Olahraga
 Peningkatan pelayanan kesehatan Peningkatan cakupan
imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita
2. MEMPERCEPAT PERBAIKAN GIZI
MASYARAKAT
 Peningkatan surveilans gizi termasuk pemantauan
pertumbuhan;
 Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan
gizi dengan fokus utama pada 1.000 hari pertama kehidupan,
remaja calon pengantin, dan ibu hamil termasuk pemberian
makanan tambahan terutama untuk keluarga kelompok
termiskin dan wilayah Daerah Terpencil, Perbatasan, dan
Kepulauan (DTPK);
 Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan,
gizi, sanitasi, hygiene, dan pengasuhan;
 Penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi sensitif
dan spesifik yang didukung oleh peningkatan kapasitas
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam
pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi.
3. MENINGKATKAN PENGENDALIAN
PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

 Peningkatan surveilans epidemiologi faktor resiko dan


penyakit;
 Peningkatan upaya preventif dan promotif termasuk
pencegahan kasus baru penyakit dalam pengendalian
penyakit menular terutama TB, HIV dan malaria dan tidak
menular;
 Pencegahan dan penanggulangan kejadian luar biasa/ wabah;

 Peningkatan mutu kesehatan lingkungan


4. MENINGKATKAN AKSES PELAYANAN
KESEHATAN DASAR YANG BERKUALITAS
 Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai
standar mulai dari fasilitas layanan primer hingga rujukan
 Meningkatkan jangkauan pelayanan terutama di daerah
terpencil, perbatasan dan kepulauan
 Pengembangan kesehatan tradisional dan komplementer
5. MENINGKATKAN AKSES PELAYANAN
KESEHATAN RUJUKAN YANG BERKUALITAS

 Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan


terutama rumah sakit rujukan nasional, rumah sakit rujukan
regional, rumah sakit di setiap kabupaten/kota, termasuk
rumah sakit pratama di daerah tertinggal, terpencil dan
perbatasan;
 Penguatan dan pengembangan sistem rujukan nasional,
rujukan regional dan sistem rujukan gugus kepulauan dan
pengembangan sistem informasi dan rujukan di fasilitas
kesehatan dasar dan rujukan online;
 Peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
melalui akreditasi rumah sakit dan pengembangan standar
guideline pelayanan kesehatan
6. MENINGKATKAN KETERSEDIAAN,
KETERJANGKAUAN, PEMERATAAN, DAN
KUALITAS FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
 Peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama
obat esensial generik;
 Peningkatan pengendalian, monitoring dan evaluasi harga
obat, penyempurnaan, penyelarasan dan evaluasi reguler
berbagai daftar dan formularium obat;
 Peningkatan kapasitas institusi dalam management supply
chain obat, vaksin dan alat kesehatan;
 Peningkatan daya saing industri farmasi dan alkes melalui
pemenuhan standar dan persyaratan
7. MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT
DAN MAKANAN
 Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis
risiko;
 Peningkatan sumber daya manusia pengawas obat dan
makanan;
 Penguatan kemitraan pengawasan obat dan makanan dengan
pemangku kepentingan
8. MENINGKATKAN KETERSEDIAAN, PENYEBARAN,
DAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

 Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan


kesehatan dengan prioritas di Daerah Terpencil, Perbatasan, dan
Kepulauan (DTPK) melalui penempatan tenaga kesehatan termasuk
tenaga pegawai tidak tetap kesehatan/PPPK (Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja), penempatan tenaga kesehatan baru lulus/
penugasan khusus (affirmative policy) dan pengembangan model
penempatan tenaga Kesehatan;
 Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi,
pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan
 Peningkatan kualifikasi tenaga kesehatan termasuk pengembangan
dokter spesialis dan dokter layanan primer;
 Pengembangan insentif finansial dan non-finansial bagi tenaga
kesehatan terutama untuk meningkatkan retensi tenaga kesehatan di
Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan Daerah Terpencil
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
9. MENINGKATKAN PROMOSI
KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
 Peningkatan advokasi kebijakan pembangunan berwawasan
kesehatan;
 Pengembangan regulasi dalam rangka promosi kesehatan;
 Penguatan gerakan masyarakat dalam promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan antara
lembaga pemerintah dengan swasta, dan masyarakat madani;
serta
 Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan
kesehatan masyarakat, Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE) serta upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)
termasuk pengembangan rumah sehat
10. MENGUATKAN MANAJEMEN, PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN, DAN SISTEM
INFORMASI KESEHATAN
Dengan peningkatan kemampuan teknis dan
pengelolaan program kesehatan serta peningkatakan
transparansi tata kelola pemerintahan
11. MEMANTAPKAN PELAKSANAAN SISTEM
JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) BIDANG
KESEHATAN
 Peningkatan cakupan kepesertaan melalui Kartu Indonesia
Sehat;
 Peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menjadi penyedia layanan sesuai standar antara lain melalui
kerjasama antara pemerintah dengan penyedia layanan
swasta;
 Penyempurnaan sistem pembayaran untuk penguatan
pelayanan kesehatan dasar, kesehatan ibu dan anak, insentif
tenaga kesehatan di DTPK dan peningkatan upaya promotif
dan preventif perorangan
12. MENGEMBANGKAN DAN MENINGKATKAN
EFEKTIFITAS PEMBIAYAAN KESEHATAN

Diantaranya melalui peningkatan pembiaaan


kesehatan publik dan peningkatan pembiayaan dalam
rangka mendukung pencapaian universal health
coverage (UHC)
RENCANA TAHUNAN
PEMBANGUNAN
KESEHATAN (RTPK)
 RKT merupakan dokumen yang berisi informasi tentang
tingkat atau target kinerja berupa output dan atau outcome
yang ingin diwujudkan oleh suatu organisasi pada satu tahun
tertentu.
 RKT menuntut konsistensi antara pelaksanaan kegiatan
dengan proses dan ketentuan dalam Renja dan Renstra
sehingga diperlukan kompetensi, profesionalisme, dan
disiplin pegawai dilingkungan Kementerian Kesehatan dalam
melaksanakan kegiatannya
 Dokumen RKT adalah tolok ukur untuk mencapai
akuntabilitas kinerja instansi, pertanggungjawaban
pencapaian visi, misi, dan tujuan dari Kementerian Kesehatan
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai