Anda di halaman 1dari 15

REFERAT

PNEUMOPERICARDIUM

DISUSUN OLEH :
KETRINA STEVELIN BURDAM (201670011)

DOSEN PEMBIMBING KEPANITERAAN:


DR. NELCE KAMBUAYA, M.SC, SP. RADK

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI


RSUD SCHOLOO KEYEN KABUPATEN SORONG SELATAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PAPUA
2022
OUTLINE

Tinjauan
Pendahuluan Kesimpulan
Pustaka
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

 Perikardium merupakan selaput-selaput yang mengintari jantung, terdiri dari perikardium viseralis
(epikardium) dan lapisan parietalis.Rongga perikardium normal beririsi cairan perikardium yang berfungsi
untuk melumasi jantung. Apabila terjadi terjadi suatu ganguan seperti trauma yang menyebabkan adanya
akumulasi udara atau gas didalam rongga perikardium maka kondisi ini disebut pnemoperikardium.

 Akumulasi udara yang berlebihan dapat menyebabkan kondisi ini menjadi kondisi patologis, karena udara dalam

kantung perikardium dapat menyebabkan adanya tekanan yang menekan jantung (tamponade jantung) yang dapat
mengakibatkan kegagalan biventrikular.RISKESDAS thn 2018 :
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI JANTUNG
Letak : dalam mediastinum dari rongga dada & terletak
diantara kedua paru
Perikardium : Selaput yang mengintari jantung
Terdiri dari dua lapisan  lapisan luar (fibrosa) & lapisan
dalam (serosa)

Lapisan fibrosa  bentuk botol & berdekatan dengan diafrgma,


sternum dan kartilago kosta. Terdiri dari jaringan padat serat kolagen
yang menstabilkan posisi jantung dan pembuluh darah terkait di
dalam mediastinum,
Lapisan serosa  lebih tipis & berdekatan dengan
permukaan jantung
 2 lapisan : lapisan perikardium parietalis &viseralis. Perikardium
parietalis merupakan lapisan luar yang melekat pada tulang dada, paru
perikardium viseralis (epikardium) : lapisan permukaan jantung

Epikardium juga melekat pada pembuluh darah besar seperti aorta,


vena cava inferior, dan vena cava superior
DEFINISI DAN ETILOGI

DEFINISI Secara garis besar etiologi pneumoperikardium dapat


diklasifikasikan menjadi 4 jenis utama:11
Pneumopericardium adalah kondisi klinis yang langka  Cedera dada tumpul atau tembus dan barotrauma, sering
yang terjadi karena adanya udara atau gas dalam rongga disebabkan oleh ventilasi tekanan positif (dan paling
sering ditemui pada neonatus), asma berat, aktivitas
perikardium, kondisi ini biasanya dapat sembuh dengan berkepanjangan dengan manuver Valsava berulang, atau
sendirinya akan tetapi kadang-kadang dapat inhalasi kokain;
 Fistula antara perikardium dan organ serta struktur yang
menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
mengandung udara (misalnya, bronkus, esofagus,
lambung, ruang udara di rongga pleura, atau abses paru);
 Produksi gas sekunder oleh bakteri yang menghuni
cairan dalam kantung perikardial, seperti Clostridium
perfringens atau Klebsiella ;
 Iatrogenik, misalnya selama esophagoscopy atau biopsi
trephine dari sternum, atau setelah prosedur epigastrium
MANIFESTASI KLINIS

 Pneumoperikardium ada yang simptomatik dan asimptomatik, sehingga kadang pasien tidak menunjukkan gejala

klinis diawal. Kondisi ini sering ditemukan ketika pasien melakukan foto rontgen thoraks atau echocardiogram
untuk mendiagnosa penyakit lain. Awalnya, perikardium dapat meregang karena terisi udara minimal, kemudian
jika semakin lama udara dalam perikardium semakin meningkat maka akan muncul, tanda dan gejala klinis
terjadinya penyakit. Gejala yang sering timbul pada pneumoperikardium yaitu: Nyeri dada, sesak nafas, takikardi
dan hipotensi
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

 Pneumopericardium dapat terjadi secara simptomatik atau asimtomatik, sehingga gejala klinis yang dialami masing-

masing orang bervariasi, gejala klasik yang sering adalah dispnea, dan nyeri pada daerah prakardiak. Gejala lain
tergantung pada etilogi primer sehingga penting untuk kita menanyakan mengenai penyakit yang dialami sekarang,
riwayat trauma dan riwayat operasi dan riwayat kebiasaan pasien. Terkadang pasien dengan pneumoperikardium
juga sering datang dengan gejala klinis yang muncul akibat adanya komplikasi.

 Pada pemeriksaan fisik dapat dilihat apakah ada tanda-tanda trauma pada dada atau tidak, dan pada pemeriksaan

mungkin kita akan menemukan adanya bruit de moulin ini adalah gejala pneumopericardium yang cukup konsisten
yaitu kita dapat menemukan adanya bunyi air yang seirama dengan denyut jantung.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 PENCITRAAN A B
 X-Ray Thoraks

Foto thoraks menunjukkan jantung


dikelilingi oleh tepi densitas udara,
kemudian perikardium parietal yang
dapat terlihat sebagai garis tipis.
Kemudian dapat terlihat adanya
GGO dan tanda diafragma kontinyu

Diafragma kontinu
 
Gambar 1.2 : Gambaran (A) foto polos, proyeksi PA, (B) Foto Polos Thoraks Proyeksi AP .
Gambaran pneumoperikardium pada beberapa kasus.

Sumber gambar: Hearing W. Learning radiology recognizing the basics. 4th ed. Philadelphia: Elseiver
2020. P 293-4
GAMBARAN RADIOLOGI
B
A C

Gambar: (A) Foto polos thoraks normal, (B) Foto Polos thoraks gambaran pneumopericardium, (C) CT-Scan Thoraks
Gambaran Pneumopericardium

Sumber gambar:
Golota J. Orlowski T. Iwanowicz K, Snarsja J. Air tamponade of the heart. Pubmed. 30 juni 2016. Available From https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
El-Feky M. Pneumopericardium. Radiopaedia. 28 juni 2021. Available From: https://radiopaedia .org/articles/pneumopericardium
DIAGNOSIS BANDING
A
 Pneumomediastinum 13

 Pneumomediastinum biasanya sulit


dibedakan dengan pneumoperikardium. B
 Karena kedua kondisi ini memiliki gejala
klinis dan gambaran radiologi yang mirip,
sehingga kita harus bisa membedakan kedua
kondisi ini dengan baik dan benar.
 Pneumomediastinum sendiri adalah kondisi
dimana adanya gas ekstraluminal di dalam
mediastinum. Gas ini mungkin berasal dari  
paru-paru, trakea, bronkus sentral, dan Gambar 1.3: Foto polos dengan proyeksi
rongga peritoneum dan mediastinum ke AP. (a) Gambaran Pneumomediastinum,
leher atau perut. (b) Gambaran Pneumopericardium

Sumber gambar: Golota J. Orlowski T. Iwanowicz K, Snarsja J. Air tamponade of the heart. Pubmed. 30 juni 2016. Available From
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

 Komplikasi   Prognosis

 Tamponade Jantung : merupakan sindrom klinis Prognosis dari pneumopercardium tergantung


dimana terjadi penekanan yang cepat atau lambat keparahan komplikasi dan kecepatan penanganan.
terhadap jantung yang disebabkan oleh akumulasi Karena biasa pasien datang dengan keluhan, jika
cairan, nanah, darah, gas atau jaringan neoplastik sudah terdapat komplikasi yang menimbulkan gejala
jinak atau ganas di dalam ruang perikardial, yang klinis serius.
dapat terjadi secara cepat atau bertahap dari waktu ke
waktu, sehingga ini akan menyebabkan ganguan
penurunan curah jantung. Biasanya pasien dengan
pneumopericardium akan datang dengan komplikasi
telah terjadi tamponade jantung
KESIMPULAN

 Pneumopericardium merupakan suatu manifestasi klinis yang ditandai oleh adanya akumulasi udara atau gas
abnormal dalam ruang perikardium.
 Disebabkan oleh adanya trauma tumpul pada dada, trauma tembus hingga terkena ruang perikardial, barotrauma,
dan iatrogenik.
 Mekanisme terjadinya pneumopericardium ini tergantung dari apa yang ETIOLOGI PRIMERNYA, dimana terjadi
adanya udara dalam ruang perikardial ini.
 Jika kita melalukan pemeriksaan penunjang foto thoraks maka kita akan mendapatkan adanya gambaran seperti
tampak menunjukkan jantung dikelilingi oleh tepi densitas udara, kemudian perikardium parietal dapat terlihat
sebagai garis tipis, dan tampak adanya GGO dan tanda diafragma kontinu.
DAFTAR PUSTAKA

 Sherwood L. Introduction to Human Physiology. Ed 8th . Australia. 2013. 320-6 p.


 Martini FH, Tallitsch RB, Nath JL. Human Anatomy. 9th ed. America. 2018. 546- 562 p.
 Purwohudoyo S S. Sistem Kardiovaskular. In : Sutarto A S, Abdullah A A, Boer A, Budyatmoko B, Makes D, et al. Radiologi Diagnostik. Ed 2. 2020. Hal
193.
 Drake RL, Vogl AW, Mitchell A.W.M. Gray’s Basic Anatomi. International Ed . Elsevier. Philadelphia. 2012. 93-6 p.
 Hearing W. Learning radiology recognizing the basics. 4th ed. Philadelphia: Elseiver 2020. P 293-4
 Rampengan S H. Kegawatdaruratan Jantung. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2015. Hal 160-3.
 Drake RL, Vogl AW, Mitchell A.W.M. Gray’s Basic Anatomi. International Ed . Elsevier. Philadelphia. 2012. 93-6 p.
 Sutton D. Textbook of Radiology and Imaging. Vol 1. 7 th ed. Elsevier. London. 2003. 305-7 p.
 Purwohudoyo SS. Sistem Kardiovaskular. In : Sutarto AS, Abdullah AA, Boer A, Budyatmoko B, Makes D, ec all. Radiologi Diagnostik. Ed 2. 2020. Hal 193.
 Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Basic Pathology. 10 ed. Elsevier. Canada. 2018. 436 p.
 Mishra B. Joshi MK, Sagar S. Pneumopericardium. Pubmed. 26 oct 2016. Available From: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
 Golota J. Orlowski T. Iwanowicz K, Snarsja J. Air tamponade of the heart. Pubmed. 30 juni 2016. Available From https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
 El-Feky M. Pneumopericardium. Radiopaedia. 28 juni 2021. Available From: https://radiopaedia .org/articles/pneumopericardium

Anda mungkin juga menyukai