Anda di halaman 1dari 15

PENAMPUNGAN

PENGUNGSI SEMENTARA
PROFIL
Nama : Nur Aminah
TTL : Pangkalpinang, 31 Maret 2002
Alamat : Jl. Pahlawan 12 Kp.Keramat
Fakultas : Ekonomi
Prodi : Akuntansi / 2021
Riwayat Pelatihan
 Pendiklat Dasar Angkatan IX KSR PMI Unit
UBB (November 2021)
 Pembinaan Kehumasan PMI Provinsi
Kep. Babel (Maret 2022)
 Pelatihan Manajemen Tanggap Darurat
Bencana (MTDB), UNJ Jakarta ( Juli 2022)
Penampungan sementara
kegiatan suatu kelompok manusia yang
memiliki kemampuan untuk menampung korban
bencana dalam jangka waktu tertentu, dengan
menggunakan bangunan yang telah ada atau
tempat berlindung yang dapat dibuat
dengancepat seperti tenda, gubuk darurat, dan
sebagainya.
Tujuan
Menyelamatkan atau mengamankan penderita
dengan menjauhkannya dari tempat bencana yang
dianggap berbahaya, ketempat yang aman agar
dapat memudahkan pemberian bantuan dan
pertolongan secara menyeluruh dan terpadu tanpa
menimbulkan kesulitan baru yang sukar diatas
Pengorganisasian
A. Sasaran
1. Sasaran utama operasi pengungsian ialah memindahkan
penduduk (termasuk yang luka/sakit) dari daerah bencana
ketempat lain yang sudah disiapkan.

2. Berusaha memperkecil kemungkinan terjadinya korban atau


resiko baik fisik, material maupun spiritual ditempat terjadinya
bencana dan pada saat pelaksanaan pengungsian menuju ke
penampungan sementara

B. Prioritas
Yang pertama-tama harus dilakukan ialah memindahkan orang
orang yang luka berat atau pasien pasien yang memerlukan
perawatan lebih lanjut ke Rumah Sakit terdekat atau Rumah
Sakit Rujukan.
Persyaratan penampungan sementara
 Lokasi penampungan seharusnya berada didaerah yang
bebas dari seluruh ancaman atau berpotensi terhadap
gangguan keamanan baik internal maupun external;
 Jauh dari lokasi daerah rawan bencana;
 Memiliki akses jalan yang mudah;
 Dekat dengan sumber mata air, sehubungan dengan
kegiatan memasak dan MCK;
 Dekat dengan sarana-sarana pelayanan sosial
termasuk pelayanan kesehatan, olahraga,
 Idealnya, ada beberapa akses untuk memasuki areal penampungan
dan bukan merupakan akses langsung dari komunitas terdekat;
 Tanah diarea penampungan seharusnya memiliki tingkat
kemiringan yang landai untuk melancarkan saluran pembuangan
air;
 Tanah diareal penampungan seharusnya bukan merupakan areal
endemik penyakit;
 Lokasi penampungan seharusnya tidak dekat dengan habitat yang
dilindungi atau dilarang seperti kawasan konservasi hutan,
perkebunan, lahan tanaman;
 Pengalokasian tempat penampungan seharusnya menggunakan
cara yang bijak mengikuti dengan adat budaya setempat
melibatkan masyarakat dalam pemilihan lokasi dan perencanaan
Penampungan harus dapat meliputi kebutuhan ruangan :
 Posko (Pos Komando)
 Pos Pelayanan Komunikasi
 Pos DU (Dapur Umum)
 Pos Watsan (water sanitation)
 Pos TMS (Tracing Mailing Service)
 Pos RFL (Restoring Family Link)
 Pos PSS (Psycho-social Support Service)
 trauma healing
 Pos Humas dan Komunikasi
 Pos Relief dan Distribusi
 Pos Assessment
 Pos Pencarian dan Evakuasi
 Rumah Sakit Lapang sementara
Jenis penampungan Sementara
Untuk menampung korban bencana diperlukan tempat
penampungan sementara berupa :
1. Bangunan yang sudah tersedia yang bisa dimanfaatkan
Contoh : gereja, masjid, sekolahan, balai desa, gudang
2. Tenda ( penampungan darurat yang paling praktis )
Contoh : tenda pleton, tenda regu, tenda keluarga,
tenda pesta
3. Bahan seadanya
Contoh : kayu, dahan , ranting, pelepah kelapa dll
• Lahan yang dibutuhkan untuk satu jiwa 45 m2;
• Ruang tenda/shelter per jiwa 3.5 m2;
• Jumlah jiwa untuk satu tempat pengambilan air = 250
jiwa;
• Jumlah jiwa untuk satu MCK = 20 jiwa;
• Jarak ke sumber air tidak melampui jarak 15 m;
• Jarak ke MCK 30 m;
• Jarak sumber air dengan MCK 100 m
• Jarak antara dua tenda/shelter minimal 2 m
Contoh Camp Shelter
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai