MUHAMMAD PRAYUDA
YUSRON
INFORMASI UMUM GUNUNG SEMERU
Gunung sumeru termasuk gunung berapi strato atau gunung berapi yang
berbentuk kerucut. Strato pada gunung berapi ini terdapat kubah lava yang
Bernama Kubah lava Jonggring Seloko, berada di sekitar 3744,50m dpl .
Dalam kosmologi Hindu, Semeru diartikan sebagai pusat jagat raya. Orang-
orang menjulukinya sebagai gunung tempat bersemayamnya para Dewa.
JENIS LETUSAN GUNUNG BERAPI SEMERU
Catatan letusan yang terekam pada 1818 hingga 1913, tidak banyak informasi
yang terdokumentasikan. Kemudian pada 1941-1942 terekam aktivitas vulkanik
dengan durasi panjang. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG) menyebutkan leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941
hingga Februari 1942. Saat itu letusan sampai di lereng sebelah timur dengan
ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter. Material vulkanik hingga menimbun pos
pengairan Bantengan.
Selanjutnya beberapa aktivitas vulkanik tercatat beruntun pada 1945 - 1960. Tak
berhenti sampai di sini, Gunung Semeru termasuk salah satu gunung api aktif
yang melanjutkan aktivitas vulkaniknya. Seperti pada 1 Desember 1977,
guguran lava menghasilkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di
Besuk Kembar.
PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1990,
1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Pada tahun 2008, tercatat
beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008.
Teramati pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas yang
mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.
FREKUENSI GUNUNG SEMERU
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) berikut dua
aktivitas frekuensi terakhir gunung Semeru :
1. Selasa, 27 September 2022, pukul 21:07 WIT dengan tinggi kolom abu
teramati ± 800 m di atas puncak (± 2125 m di atas permukaan laut). Kolom abu
teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. Erupsi ini
terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 26 mm dan durasi 70
detik.
2. Minggu, 01 Mei 2022, pukul 06:30 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ±
500 m di atas puncak (± 4176 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati
berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam
di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 300 detik.
PARAMETER GUNUNG SEMERU
Berdasarkan parameter kimia dari Gill (1981), batuan G. Semeru muda dapat
diklasifikasikan kedalam basal, andesit basa dan andesit asam ( 46,5 sampai 60%
SiO2 ). Batuan dasit (66,6% SiO2 ) hanya ditemukan pada satu aliran lava tua pada
kelompok G. Ajek-ajek. Berdasarkan diagram AFM dari Na2O + K2O ; MgO dan FeO
(Irvine dan Baragar, 1971), batuan vulkanik Komplek G. Semeru dikelompokan
sebagai batauan Calc-alkaline. Kandungan Mg-number (20,7-56,6 ppm) Ni (2-56ppm)
dan Cr (1-160 ppm) yang rendah pada batuan komplek G. Semeru menunjukan bukan
berasal dari magma primer, namun telah mengalami proses sekunder yaitu fraksional
kristalisasi, kontaminasi dan atau pencampuran magma.
ERUPSI GUNUNG SEMERU
Dari hasil analisis data kegempaan, gunung Semeru juga terjadi akibat Volume di dapur
magmanya sudah penuh, pelongsoran di dapur magma yang disebabkan terjadinya
pengkristalan magma dan ada longsoran di atas dapur magma.
LOKASI DAN INFORMASI GUNUNG SEMERU
PENAMPAKAN GUNUNG SEMERU