Padatahap ini, dokter akan menanyakan beberapa hal kepada pasien, seperti: Keluhan kesehatan yang mungkin dialami oleh pasien Riwayat kesehatan pasien, termasuk gangguan kesehatan yang pernah diderita baru-baru ini atau pada masa lalu Riwayat operasi yang pernah dijalani pasien Obat-obatan yang sedang dikonsumsi Alergi terhadap obat atau makanan tertentu Riwayat kesehatan keluarga Gaya hidup yang dijalani pasien saat ini Pemeriksaan tanda vital Beberapatanda vital pasien yang akan diperiksa dokter dalam tahap ini adalah: Frekuensi denyut jantung Denyut jantung normal adalah 60–100 kali per menit. Frekuensi pernapasan Pernapasan normal berkisar antara 12–20 kali per menit. Suhu tubuh Rata-rata suhu tubuh normal adalah 36–37o Tekanan darah Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah pasien menderita hipertensi atau hipotensi. Tekanan darah normal adalah 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Pemeriksaan fisik Dokter akan mengawali pemeriksaan fisik dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan pasien. Pemeriksaan kepala dan leher Pasien akan diminta membuka mulut dengan lebar agar dokter dapat memeriksa kondisi tenggorokan dan amandel. Dokter juga akan memeriksa kondisi gigi dan gusi, telinga, hidung, mata, kelenjar getah bening, dan kelenjar tiroid. Pemeriksaan paru Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mememeriksa suara abnormal yang mungkin terjadi di organ paru. Pemeriksaan jantung Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa detak jantung yang tidak beraturan atau tanda lain yang menunjukkan adanya gangguan pada jantung dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaanperut Pada pemeriksaan ini, dokter akan menekan perut pasien untuk memeriksa ukuran hati dan keberadaan cairan perut, serta mendengarkan bunyi usus dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaan kulit Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya gangguan pada kulit dan kuku. Pemeriksaan saraf Tujuan pemeriksaan saraf adalah untuk mengukur kekuatan otot, refleks tubuh, serta keseimbangan yang mungkin terganggu. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium Tes darah Tes darah dilakukan untuk menghitung jumlah sel darah, zat kimia penanda fungsi organ, gula darah, kolesterol, fungsi hati, dan fungsi ginjal. Tes urine (urinalisis) Tes urine bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan atau infeksi saluran kemih. Tes urine juga dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit lain, seperti diabetes. Tes tinja Feses atau tinja mengandung bakteri dan zat lain yang ada di dalam sistem percernaan. Melalui analisis kadar zat dan bakteri dalam tinja, kondisi sistem percernaan pasien dapat diketahui. Hal ini dapat membantu dokter mendiagnosis penyakit, seperti gastroentritis dan radang usus. Foto Rontgen dan USG Foto Rontgen dan USG dapat menghasilkan gambar bagian dalam tubuh secara detail. Hasil Rontgen dapat menunjukkan dengan jelas kondisi tulang dan sendi serta menunjukkan gambaran umum kondisi jantung, paru-paru, dan usus. Sementara itu, USG biasanya dilakukan untuk melihat kondisi organ dengan lebih detail, seperti hati, ginjal, pankreas, usus, dan kandung kemih. USG juga dapat mendeteksi infeksi atau peradangan yang mungkin terjadi pada organ tubuh. Elektrokardiografi (EKG) Pemeriksaan EKG dilakukan untuk melihat aktivitas listrik pada jantung dan mendeteksi gangguan jantung. Dokter akan menempelkan setidaknya 10 elektroda di bagian dada, lengan, dan tungkai pasien. Selama pemeriksaan, pasien akan dibaringkan di atas meja, sementara mesin EKG akan merekam aktivitas jantung pasien. EKG terkadang juga dilakukan ketika pasien melakukan aktivitas, seperti berjalan atau berlari di atas Spirometri Spirometri adalah tes untuk memeriksa fungsi paru menggunakan alat spirometer. Alat ini akan mencatat jumlah udara yang dihirup dan diembuskan, serta mengukur kecepatan napas pasien. Spirometri dapat mendeteksi kondisi, seperti asma, COPD, dan penyakit paru restriktif (misalnya fibrosis paru interstisial). Tesbuta warna Metode Ishihara adalah jenis tes buta warna yang paling umum digunakan. Pada metode ini, pasien akan diminta untuk menyebutkan angka berwarna yang disisipkan di antara titik-titik warna. Jika pasien salah melihat, kesulitan, atau tidak dapat melihat angka tersebut, ada kemungkinan pasien menderita buta warna.