Anda di halaman 1dari 14

KEBUTUHAN PEMBERIAN

ANALGESIA
• Ade Fitria
• Adinda Arindia Putri
• Adinda Hundzaifah
• Ana Nurulia
• Ardia Pramesti R
• Ariyanti
• Dila Padilah
• Elsa Cahya Safitri
• Ena Damayanti
• Ita Wati
PEMBERIAN ANALGESIA DENGAN METODE
NON FARMAKOLOGI
Tindakan non farmakologi merupakan strategi penatalaksanaan nyeri tanpa
menggunakan obat analgesik yang diharapkan mampu menjamin peningkatan
manajemen nyeri dan dapat mengurangi stres pasien post operasi (Puspitasari and
Prayogo 2016).

Tindakan non farmakologi merupakan terapi yang mendukung terapi farmakologi dengan
metode yang lebih sederhana, murah, praktis, dan tanpa efek yang merugikan (Potter and
Perry 2006).

Tindakan non farmakologi yang dapat digunakan adalah memberikan terapi dingin dan
hangat, memberikan aromaterapi, mendengarkan musik, menonton televisi, melakukan
gerakan, memberikan sentuhan terapeutik, dan teknik relaksasi nafas dalam (Bruckenthal
2010).
LANJUTAN
Aromaterapi adalah salah satu terapi yang menggunakan esensial
oil atau sari minyak murni sebagai media untuk membantu
memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat,
menyegarkan, dan membangkitkan jiwa dan raga.

Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik dengan menggunakan


minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan kondisi
fisik dan psikologi agar lebih baik. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian aromaterapi adalah riwayat alergi yang dimiliki
klien, alergi merupakan kontraindikasi dalam penggunaan
aromaterapi (Mayasari, 2016)
AROMATERAPI LAVENDER DAN
CHAMOMILE

Aromatheraphy lain yang bisa digunakan untuk mengurangi rasa nyeri adalah chamomile. Chamomile sudah
digunakan sejak zaman kuno untuk pengobatan dan perawatan kesehatan. Secara tradisional, chamomile telah
digunakan selama berabad-abad sebagai anti-inflamasi, antioksidan, obat astringen dan penyembuhan ringan.
Chamomile mengandung triptofan yang dapat membantu menyenangkan dan mengurangi ansietas . (Vivian
dan Sunarsih,2011) Mekanisme dari terapi chamomile dalam menurunkan nyeri yaitu berkenaan dengan
mekanisme efek anti inflamasi dan adanya aromaterapi dimana serabut saraf di hidung membawa masukan
sensori di otak yang merupakan pusat insting, memori, dan berbagai fungsi vital dibentuk. (Koensoemardiyah.
2010)
2. AROMATERAPI JAHE MERAH

Aromaterapi yang aman digunakan pada saat kehamilan antara lain: jahe, buah anggur, jeruk nipis, minyak atau sari jeruk,
jeruk manis: dan jeruk keprok. Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat popular sebagai rempah-rempah dan bahan obat
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Minyak jahe berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah,
misalnya pada wanita yang sedang hamil muda Jahe dapat diberikan dalam bentuk minuman sari jahe (ginger root extract),
tablet isap dan esessial oil untuk aromaterapi. Zat bermanfaat yang terkandung dalam jahe salah satunya adalah minyak
atsiri. Minyak ini bermanfaat mengeluarkan aroma yang sangat khas dan berguna untuk menstabilkan sistem Saraf
sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya (Suadnyani and Sudarmaja 2016).
Minyak jahe (ginger essential oil) dipercaya mampu mengurangi jumlah prostaglandin dalam tubuh, yang merupakan
senyawa yang berhubungan dengan nyeri. Senyawa penting ini mampu meredakan rasa sakit dan nyeri otot, arthritis,
migrain serta sakit kepala. Senyawa pereda rasa sakit pada jahe seperti zingibain, mampu meringankan kram menstruasi,
sakit kepala, sakit punggung dan nyeri.
MENILAI PENYEBAB TERJADINYA TRAUMA
PERINEUM
• Infeksi luka perineum dapat masuk melalui luka robekan perineum
spontan baik dikarenakan partus spontan maupun tindakan episiotomi. Hal
ini akan dapat menjdai maslah apabila penanganan perawatan luka
perineum tidak tepat dan selanjutnya dapat mengakibatkan masalah
ginekologis (Primadona, 2015). Luka perineum dapat mengalami
penyembuhan melalui tiga proses tahapan yang dimulai dengan tahap
inflamasi luka (24-48 jam pertama), tahap kedua adalah tahap proliferasi
(48 jam-5 hari), dan tahap ketiga adalah tahap maturasi (5 hari sampai
dengan hitungan bulan) (Mulati, 2017).
• Robekan perineum dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan
dispareunia. Nyeri perineum dapat terjadi setelah persalinan pervaginam
akibat laserasi spontan pada saat bayi lahir dan dapat diperparah apabila
terdapat robekan pada perineum yang disebabkan oleh tindakan
episiotomi. Tindakan ini akan memerlukan penjahitan dan dengan
penjahitan tersebut dapat menyebabkan nyeri pada daerah luka jahitan.
(Prawirohardjo. 2014)
• Laserasi perineum dibedakan menjadi derajat laserasi, dari laserasi
derajat 1 sampai laserasi derajat 4
MANAJEMEN TRAUMA PERINEUM

Manajemen Nyeri Manajemen nyeri terdiri dari manajemen nonfarmakologis


dan manajemen farmakologis.
1. Manajemen Non farmakologis
a) Stimulasi area kulit
b) Acupressure
c) Relaksasi
d) Reframing
e) Hipnotis
f) Biofeedback
g) Plasebo
2. Manajemen nyeri farmakologis
Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu
enzim siklooksigenase (COX). Enzim COX berperan dalam sintesis
mediator nyeri, salah satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari
analgesik jenis ini adalah memblokir pembentukan prostaglandin dengan
jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka, sehingga
mengurangi pembentukan mediator nyeri.
3. Kompres Es
Es Kompres dingin adalah memberi rasa dingin pada daerah setempat
dengan menggunakan kain yang dicelupkan pada air biasa atau air es
sehingga memberi efek dingin pada daerah tersebut.
Tujuannya :
1) menghilangkan rasa nyeri akibat edema atau trauma
2) mencegah kongesti kepala, memperlambat denyutan jantung,
mempersempit pembuluh darah
3) mengurangi arus darah lokal.
Respon fisiologik dan efek terapeutik dari pemberian terapi dingin adalah
sebagai Vasokontriksi, Anestesi Lokal, Metabolisme sel menurun, Viskositas
darah meningkat, Ketegangan otot menurun.
Mekanisme Kerja Kompres :

Mekanisme penurunan nyeri dengan pemberian kompres dingin dihubungkan


dengan pelepasan hormon endorphin. Produksi endorfin dapat ditingkatkan
melalui stimulasi kulit. Semakin tinggi kadar endorfin seseorang, semakin
ringan rasa nyeri yang dirasakan. Produksi endorfin dapat ditingkatkan
melalui stimulasi kulit salah satunya dengan tindakan kompres dingin.​Hormon
endorfin yang dilepaskan memblok transmisi stimulus nyeri. Teori Gate-
Control mengatakan bahwa stimulasi kuteneus (salah satunya kompres es)
mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang leih besar dan lebih
cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta-A
berdiameter kecil. Gerbang sinap menutup transmisi impuls nyeri.
Kompres Es untuk Nyeri Jahitan Perineum

Intervensi kompres es yang dikemas (ice pack), obat salep (jika diresepkan
dokter), aplikasi panas kering, membersihkan dengan botol percik atau
Surgi-Gataor, dan sitz bath.​Tempat episiotomi atau hemoroid seringkali turut
menambah rasa nyeri ibu baru. Segera setelah melahirkan, terapi dingin
seperti kompres es diberikan langsung pada perineum di bagian episiotomi
untuk meminimalkan terjadinya edema. Edema akan menambah rasa sakit
pada perineum. Setelah dua jam pertama lewat, kompres es tidak banyak
membantu dalam mengurangi terjadinya edema.
•P​ erawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah
antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara
kelahiran plasenta sampai kembalinya organ genetik seperti waktu sebelum hamil.
• Adapun tujuan dari perawatan perineum adalah :
1. mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan
2. untuk mencegah terjadinya infeksi didaerah vulva, perineum, maupun didalam
uterus.
3. Untuk penyembuhan luka perineum (jahitan perineum), untuk kebersihan
perineum dan vulva

• Penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya luka perineum dengan


terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka perineum dalam jangka waktu 6-7
hari post partum (Lailiyana, dkk. 2012: 78).
Thank You
ACCORDING TO YOUR NEED TO DRAW THE TEXT BOX SIZE
TO YOUR NEED TO DRAW THE TEXT BOX SIZE

Anda mungkin juga menyukai