Abstract: The accumulation of organic waste in the final shelter (TPA), actually creates new problems for the
surrounding community. Organic waste can undergo changes through anaerobic decomposition, causing foul
odors and the release of methane (CH4) into the atmosphere. CH4 gas in the stratosphere acts as a greenhouse
gas (GHG) and has an effect on the emergence of global warming. Therefore, it is necessary to change organic
waste in an environmentally friendly way. Changing organic waste through aerobic decomposition with the
help of EM-4, can produce compost and release of CO2 gas to the stratosphere. CO2 gas released into the
stratosphere, can also act as a greenhouse gas (GHG). However, the effect of global warming is 21 times lower
than CH4 gas. To cope with CO2 gas deposits in the stratosphere, it can be done through planting aglaonema
in the yard. Aglaonema plant is one of the plants that can absorb high amounts of CO2 gas.
Keywords: Organic waste, compost, global warming, and aglaonema.
Abstrak: Penumpukan sampah organik pada tempat penampungan akhir (TPA), sebetulnya menimbulkan
masalah baru bagi masyarakat sekitarnya. Sampah organik dapat mengalami perubahan melalui dekomposisi
anaerobik, sehingga menimbulkan bau busuk dan pelepasan gas metana (CH4) ke atmosfer. Gas CH4 pada lapisan stratosfer
berperan sebagai gas rumah kaca (GRK) dan berefek pada munculnya pemanasan global. Oleh karena itu,
diperlukan pengubahan sampah organik melalui cara yang ramah lingkungan. Pengubahan sampah
organik melalui dekomposisi aerob dengan bantuan EM-4, dapat menghasilkan kompos dan pelepasan gas CO2 ke lapisan
stratosfer. Gas CO2 yang lepas ke lapisan stratosfer, juga dapat berperan sebagai gas rumah kaca (GRK). Namun demikian,
efek pemunculan pemanasan globalnya 21 kali lebih rendah bila dibandingkan
dengan gas CH4. Untuk menanggulangi timbunan gas CO2 pada lapisan stratosfer, dapat dilakukan melalui penanaman
aglaonema di pekarangan. Tanaman aglaonema merupakan salah satu tanaman yang dapat menyerap gas CO2
dalam jumlah yang tinggi.
Pendahuluan tidak pernah mendapat penanganan yang
Kata kunci: Sampah organik, kompos, pemanasan global, dan aglaonema.
Sampah organik tepat oleh pihak-pihak yang berwenang
sampahmerupakanberasal dari sisa-sisa atau pihak yang menaruh minat. Sampah-
kebutuhan
yang rumah tangga atau sisa-sisa sampah tersebut biasanya dikumpulkan
bagian makhluk hidup yang bisa dalam bak-bak penampung sampah dan
didaurulang (recycling) menjadi bentuk selanjutnya dibuang pada tempat
lain, yang dapat mendatangkan penampungan akhir (TPA). Untuk sampah
kesejahteraan bagi umat manusia. Sampah organik yang berasal dari Kecamatan
organik ini, bila dibuang begitu saja atau Seririt, biasanya dibuang pada TPA yang
tidak mendapat penanganan lebih lanjut, berlokasi di Desa Pangkungparuk.
oleh ahli-ahli kimia di negara yang sudah Manakala kita datang mengamati
maju sering dikenal dengan istilah tumpukan atau timbunan sampah organik
‘menghambur-hamburkan uang’ atau yang berlokasi pada TPA di Desa
dengan meminjam istilah Irwan (2005) Pangkungparuk, sekurang-kurangnya kita
dikenal sebagai ‘uang yang menguap.’ Hal akan merasakan temperatur yang agak
ini disebabkan oleh, sampah organik bila panas dan bau busuk yang agak
mendapat penanganan yang benar dan menyengat. Temperatur yang agak panas
tepat akan dapat dan bau busuk yang menyengat tersebut
keuntungan mendatangkan yang sebetulnya berasal dari tumpukan sampah
pengelolanya. berlimpah bagi organik pada bagian bawah yang sudah
Di Kecamatan Seririt, sampah mengalamai proses dekomposisi secara
organik setiap hari sangat berlimpah anaerobik. Menurut Wardhana (2010),
jumlahnya. Namun sampah organik ini sampah organik yang menumpuk pada
127
Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 1 No. 2, Desember 2018: 127-136
TPA dan tidak mendapatkan penanganan menjadi kompos dengan bantuan starter
yang benar akan terjadi proses fermentasi EM-4 secara aerob sering dikenal dengan
pada tumpukan bagian bawah secara istilah recycling.
anaerob. Fermentasi sampah Walaupun dalam proses recycling
secara
organik anaerob ini akan dapat
itu dihasilkan gas CO2 yang berperan
menghasilkan gas yang bila sampai ke sebagai gas rumah kaca, namun efek gas
atmosfer berperan sebagai gas rumah kaca rumah kaca CO2 lebih rendah bila
(GRK) dan zat sisa sebagai hasil dari dibandingkan dengan gas CH4. Banyak
penguraian protein. Gas yang dihasilkan orang mengatakan, dalam penanganan
dalam proses fermentasi anaerob tersebut sampah melalui proses fermentasi aerobik,
bila masih menumpuk pada TPA, dapat kita bisa menghindari gas CH4, tetapi kita akan
meningkatkan temperatur pada lokasi
tersebut. Inilah yang memunculkan persoalan baru dalam hal
temperatur pada TPA biasanya lebih tinggi
menyebabkan penanganan gas CO2. Untuk itu, perlu
bila dibandingkan dengan di luar lokasi
dilakukan penanganan lanjutan dalam hal
TPA tersebut. Demikian juga halnya
dengan zat sisa (waste) dari hasil menekan gas CO2 di udara bebas.
penguraian protein sampah organik, dapat Berpijak atastiga
ini dikemukakan kenyataan-kenyataan
pokok,
menimbulkan bau busuk pada lokasi TPA. yang sudah dikemukakan,
masalah yaitu: (1) Apakah dalam makalah
Bahkan Sastrawijaya (1991) tumpukan organik sampah
menyatakan sampah organik yang tidak pemanasan
padaglobal
TPA (global warming)?,
berkaitan (2)
dengan
terurus pada TPA merupakan salah satu Apakah sampah organik
sumber polusi udara dan polusi panorama. menjadi
pengubahankompos dapat
Sumber polusi udara adalah gas yang pemanasan global?, dan menekan
dihasilkan dalam proses fermentasi yang ditanam (3) di pekarangan
Apakah
anaerob yang dapat berperan sebagai GRK dapat digunakan sebagai penekan kadar
aglaonema
dan zat sisa hasil penguraian protein CO2 di udara bebas?
sampah organik berupa bau busuk yang
sangat menyengat. Sedangkan tumpukan Sampah Organik pada TPA dan
sampah organik yang berserakan dan tidak Pemanasan Global
terurus, merupakan sumber polusi Pemanasan global telah menjadi
keindahan alam bagi desa yang digunakan isu Internasional yang hangat, meskipun
sebagai TPA. sebenarnya masih terdapat ketidakpastian
Di lain pihak, sampah organik bila yang besar. Isu tersebut timbul mengingat
ditangani secara serius dapat pemanasan global akan mempunyai
mendatangkan keuntungan yang cukup dampak yang sangat besar, apabila ia
tinggi bagi pengelolanya. Puger benar terjadi. Dampak itu ialah perubahan
menganjurkan untuk mengolah sampah (2010) iklim sedunia dan kenaikan permukaan air
organik menjadi kompos. Pengolahan laut. Rincian perubahan iklim yang akan
sampah organik menjadi kompos dapat terjadi itu belum diketahui. Diperkirakan
dilakukan melalui fermentasi aerob, yaitu hujan secara global akan bertambah, tetapi
dengan memfermentasikan sampah ada daerah yang hujannya akan berkurang
organik yang sudah ditambah dan ada pula yang bertambah. Hal ini akan
berupa starter mengacaukan sistem pertanian yang ada
Effective
atau lebih popular Microorganism (EM),
dikenal sebagai EM-4 dan akan diperlukan biaya yang sangat
sampai menjadi kompos. Kompos dapat besar untuk melakukan penyesuaian.
digunakan kembali untuk sumber pupuk Frekuensi dan intensitas badai dan topan
bagi tanaman. Penanganan sampah organik mungkin meningkat. Perubahan iklim
dengan jalan memfermentasikannya juga
128
Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 1 No. 2, Desember 2018: 127-136
dan tanaman lainnya. Pemakaian pupuk peternak cacing dan biasa dijual
organik (kompos) jauh lebih baik daripada per kilogram.
pupuk kimia (anorganik). Untuk
mempercepat proses dekomposisi, ke Penanaman Aglaonema di Pekarangan
dalam limbah organik diberi Secara umum orang mengatakan
biodekomposer. Biodekomposer, banyak bahwa seluruh lahan yang ada di sekitar
digunakan dalam proses pemanfaatan rumah tempat tinggal suatu keluarga sering
limbah organik menjadi kompos, berisi dikenal sebagai pekarangan. Sebetulnya
bakteri pengurai yang sering disebut definisi pekarangan yang menganut
Effective Microorganism (EM). Effective paradigma generalis ini, kurang sesuai bila
microorganism mengandung bikaji dari model berpikir mantik. Suatu
banyak mikroorganisme
sangat dapat pekarangan rumah harus memiliki batas-
menguraikan limbah organik
yang batas yang pasti. Misalnya, lahan di sekitar
proses fermentasi. Contoh mikroorganisme
melalui rumah yang letaknya pada suatu kebun
tersebut adalah Streptomyces, yeast, tidak bisa disebut sebagai pekarangan.
Lactobacilus, dan bakteri fotosintesis. Rumah yang dibangun di kebun tersebut
Effective Microorganism dapat harus diberi batas yang pasti, sehingga bisa
dibuat dari bahan-bahan yang mengandung dikenal yang mana pekarangan dan yang
mikroorganisme pengurai, mana kebun.
adalah isi perut binatang ternak atau
contohnya Menurut Mustafa (1988),
ruminansia, berupa rerumputan pekarangan merupakan sebidang tanah di
makanan lain yang sudah dicerna atau sekitar rumah yang dibatasi oleh pagar dan
lambung hewan tersebut, mudah diusahakan secara sambilan atau
ruminansia perut kambing atau ruminansia
misalnya oleh secara kelompok. Sedangkan definisi
perut sapi. Isi perut tersebut dapat pekarangan yang lebih lengkap diajukan
diperoleh dari hewan yang sudah dipotong oleh Danoesastro (1978), bahwasannya
(disembelih) di rumah pemotongan hewan. yang disebut dengan pekarangan adalah
Isi perut tersebut sudah mengandung sebidang tanah darat yang terletak
mikroorganisme, kemudian ditambahkan langsung di sekitar rumah tinggal dan jelas
ke dalam susu, terasi, gula, bekatul, dan batas-batasannya, ditanami dengan satu
buah nenas. Bahan yang dicampur ini, atau berbagai jenis tanaman dan masih
kemudian dibiarkan mengalami mempunyai hubungan pemilikan dan/atau
fermentasi. Setelah terfermentasi, bahan fungsional dengan rumah
ini siap menjadi starter untuk proses bersangkutan. Hubungan fungsional yang
yang
pembuatan kompos. Perlu diketahui bahwa dimaksudkan di sini adalah
bahan ‘starter’ selain bisa dibuat sendiri hubungan sosial budaya, hubungan
meliputi
juga bisa dibeli di pasaran dengan nama ekonomi, serta hubungan biofisika. Terkait
EM-4. Kompos yang dibuat dengan dengan kedua definisi pekarangan yang
Effective Microorganism sering disebut sudah disebutkan, maka dalam makalah
bokashi, diambil dari bahasa Jepang yang ini, pekarangan didefinisikan
berarti bahan-bahan organik yang sudah sebidang lahan yang terletak di sekitar
sebagai
diuraikan (Wardhana, 2010). rumah tempat tinggal yang memiliki batas-
Selain itu, kompos juga bisa dibuat batas yang pasti, dan dimanfaatkan oleh
dengan bantuan cacing. Cacing yang bisa keluarga sebagai usaha
digunakan untuk tersebut pekarangan.
adalah pembuatan kompos Sebagai usaha pekarangan, berarti
Pheretima jenis
asiatica,
Lumbricus
dan Eiseniarubellus,
foetida. pekarangan itu dapat dimanfaatkan sebagai
Jenis cacing tersebut dapat diperoleh menjaga sistem ekologi dan paru-paru
dari
131
Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 1 No. 2, Desember 2018: 127-136
135
Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 1 No. 2, Desember 2018: 127-136
136