Harga Transfer
Kelompok 6
Evi Anggraini Ritonga 20.05.52.0109
Nabila Intan Maharani 20.05.52.0111
Amalia Wulan Herawati 20.05.52.0114
1. Definisi luas.
Dalam arti luas, harga transfer adalah nilai barang dan jasa yang di transfer oleh
suatu pusat pertanggungjawaban ke pusat pertanggungjawaban yang lain.sebagai
contoh, biaya yang dipindahkan dari pusat biaya (departemen) listriik ke pusat biaya
produksi merupakan harga transfer.
2. Definisi sempit
Dalam arti sempit, harga transfer adalah nilai barang dan jasa yang di transfer
antara dua divisi ( pusat laba ) atau lebih.
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
METODE PENENTUAN
HARGA TRASFER
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
Sistem Pengendalian Manajemen
Metode harga pasar adalah metode penentuan harga transfer barang atau jasa antar pusat laba di
dasarkan atas harga pasar di kurangi penghematan biaya karena produk tersebut di transfer antar divisi.
Harga pasar merupakan dasar terbaik untuk penentuan harga transfer sebab:
a. Mencerminkan transaksi independen (arm’s length transaction) adalah harga transaksi yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih secara bebas.
b. Merupakan dasar yang baik untuk membuat keputusan. Harga pasar dipakai untuk membuat
keputusan menjual barang dan jasa kepihak luar atau mentransfer ke divisi yang lain.
c. Menjadikan setiap divisi sebagai satuan bisnis independen. Harga pasar bagi divisi penjual
mencerminkan pendapatan divisi jika barang atau jasa dijual pada pihak luar
Metode ini biasanya digunakan jika terdapat kondisi - kondisi sebagai berikut :
a. Pada pasar kompetitif tidak tersedia informasi harga jual produk yang
ditransfer. Keadaan ini timbul jika produk yang ditransfer me rupakan produk
yang belum selesai sehingga tidak diperjualbelikan di pasar.
b. Kesulitan dalam penentuan harga jual yang disebabkan oleh perse lisihan
antarmanajer divisi. Kesulitan ini ditimbulkan jika di pasar timbul beberapa
macam harga dan jika produk yang ditransfer tidak persis sama dengan yang
ada di pasar.
c. Jlika produk yang ditransfer mengandung formula atau proses ra hasia
sehingga tidak diinginkan untuk diungkapkan pada pihak lain.
Biaya nonproduksi variabel yang dapat dihindari jika produk divisi A ditranfer ke Divisi B sebesar
Rp 20,00
Joke
Produk yang telah diolah pada divisi B dapat dijual dengan harga Rp 350,00 per unit.
Joke
Atas dasar data pada contoh tersebut di atasm di bawah ini dapat ditentukan besarnya harga transfer produk
dari Divisi A ke Divisi B dan laporan laba-rugi kedua divisi tersebut jika digunakan :
a. Metode biaya penuh sesunggguhnya ditambah laba sebesar 25% dari biaya penuh sesungguhnya.
b. Metode biaya variabel sesungguhnya ditambah laba sebesar 40% dari biaya variabel sesunguhnya.
c. Metode biaya penuhh standar ditambah laba sebesar 25% dari biaya penuh standar.
d. Metode biaya variabel stadar ditambah laba sebesar 40% dari biaya variabel standar.
Penyelesaian contoh :
a. Penentuan harga transfer berdasarkan metode biaya penuh sesunggguhnya ditambah laba sebesar 25%
dan penyusunan laporan laba-rugi setiap divisi :
1. Penentuan harga transfer
a. Harga transfer per unit
Biaya variabel per unit sesungguhnya :
Biaya produksi variabel =
Rp 23,00 + Rp 36,00 + Rp 16,00 = Rp 75,00
Biaya nonproduksi variabel tidak dapat dihindari = Rp 10,00
Jumlah biaya variabel per unit sesungguhnya = Rp 85,00
Joke
Biaya tetap per unit sesunggguhnya pada kapasitas normal :
Biaya produksi tetap = Rp 15,00
Biaya non produksi tetap = Rp 25,00
Rp 40,00
Jumlah biaya variabel per unit sesungguhnya Rp 125,00
Laba yang diperhitungkan :
25% x Rp 125,00 Rp 31,25
Harga transfer per unit Rp 156,25
Joke
2. Laporan laba rugi
Joke
Joke
b. Penentuan harga transfer berdasar metode biaya variabel sesungguhnya ditambah laba 40% dan
penyusunan laporan laba-rugi setiap divisi
1. Penentuan harga transfer :
a. Harga transfer per unit :
Biaya variabel per unit sesungguhnya :
Biaya produksi variabel =
Rp 23,00 + Rp 36,00 + Rp 16,00 =Rp 75,00
Biaya nonproduksi variabel tidak dapat dihindari =Rp 10,00
Jumlah biaya variabel per unit sesunggguhnya =Rp 85,00
Laba yang diperhitungkan :
40% x Rp 85,00 =Rp 34,00
Harga transfer per unit =Rp 119,00
b. Total harga transfer
Rp 119,00 x 5.000 = Rp 595.000,00
Joke
2. Laporan laba-rugi setiap Divisi
Joke
Harga transfer berdasar biaya variabel
sesungguhnya ditambah laba 40% mengakibatkan
Divisi B labanya lebih tinggi sebesar Rp
535.000,00-Rp 330.000,00 =
Rp 205.000,00
Joke
Joke
c. Penentuan harga transfer berdasarkan biaya penuh standar ditambah laba 25% dan penyusunan
laporan laba-rugi setiap divisi.
1. Penentuan harga transfer
a. Harga transfer per unit :
Biaya variabel per unit standar :
Biaya produksi variabel =
Rp 20,00 + Rp 30,00 + Rp 10,00 =Rp 60,00
Biaya nonproduksi variabel tidak dapat dihindari =Rp 10,00
Jumlah biaya variabel per unit sesunggguhnya =Rp 70,00
Biaya tetap per unit standar pada kapasitas normal :
Biaya produksi tetap =Rp 15,00
Biaya nonproduksi tetap =Rp 25,00
=Rp 40,00
Jumlah biaya penuh standar per unit =Rp 110,00
Laba yang diperhitungkan :
25% x Rp 110,00 =Rp 27,50
Harga transfer per unit =Rp 137,50
Joke
b. Total harga transfer
Rp 137,50 x 5.000 = Rp 687.500,00
Total harga transfer tersebut bagi divisi penjual merupakan elemen pendapatan dan bagi divisi
pembeli merupakan elemen biaya.
Joke
2. Laporan laba-rugi
Atas dasar perhitungan harga transfer tersebut di
atas tampak bahwa selisih biaya dalam divisi
penjual yaitu Divisi A tidak ditransfer ke divisi
pembeli yaitu Divisi B. Selisin biaya yang
menguntungkan menambah laba, selisih biaya yang
merugikan mengurangi laba. Jadi, efisiensi divisi
penjual tidak mempengaruhi besarnya harga
transfer. Dibandingkan dengan metode biaya penuh
sesungguhnya, harga transfer dengan metode biaya
penuh ditambah laba ini lebih rendah sebesar =
Rp 156,26 - Rp 137,50 = Rp 18,75
atau totalnya sebesar :
Rp 781.250,00 - Rp 687.500,00 = Rp 93.750,00
Joke
Harga transfer berdasar biaya penuh standar
mengakibatkan divisi pembeli, yaitu Divis B,
labanya lebih tinggi sebesar
Rp442.500,00 - Rp348.750,00 = Rp93 750,00
dibandingkan dengan harga transfer berdasar biaya
penuh sesungguhnya ditambah laba. Hal ini
disebabkan karena selisih biaya pada divisi penjual
sebesar Rp75.000,00 yang bersifat merugikan tidak
ikut menentukan besarnya harga transfer, sehingga
selisih harga transfer sebesar 125% x Rp75.000,00
Rp93.750,00
Joke
Harga Transfer Berdasarkan Biaya Penuh Standar
Atas dasar perhitungan tersebut di atas dapat diketahui bahwa total laba bersih perusahaan
adalah sebesar laba Divisi A ditambah laba Divisi B, jadi sebesar Rp167.500,00 +
Rp442.500,00 Rp610.000,00.
Joke
Dalam laporan rugi-laba tersebut tampak
bahwa transfer produk ke Divisi B rugi
Rp135.000,00. Hal ini disebabkan karena
semua biaya dibebankan pada produk yang
ditransfer ke Divisi B. Jika Divisi A hanya
dapat menjual produknya pada pihak luar
sebanyak 3.000 unit, sebenarnya transfer
produk ke Divisi B menguntungkan karena
dapat mengurangi rugi sebesar Rp65.000,00
atau sebesar laba kontribusinya. Besarnya rugi
jika hanya menjual pada pihak luar sebesar
3.000 unit adalah sebesar laba kontribusi dari
penjualan pada pihak luar dikurangi total biaya
tetapnya = Rp225.000,00 Rp320.000,00 =
Rp95.000,00. Penjualan pada Divisi B dapat
menghasilkan tambahan laba kontribusi sebesar
Rp65.000,00
Joke
Harga transfer berdasar biaya variabel standar
tersebut di atas mengakibatkan divisi pembeli,
yaitu Divisi B, labanya lebih tinggi sebesar
Rp640.000,00-Rp535.000,00= Rp105.000,00
dibanding kan dengan harga transfer berdasar
biaya variabel sesungguhnya. Hal ini disebabkan
karena selisih biaya dalam divisi penjual sebesar
Rp75.000,00 yang sifatnya merugikan tidak ikut
menentukan besar nya harga transfer, sehingga
selisih total harga transfer = 140% x
Rp75.000,00=Rp105.000,00.
Joke
Atas dasar perhitungan tersebut di atas dapat diketahui bahwa total laba bersih perusahaan adalah sebesar
laba Divisi A ditambah laba Divisi B = Rp(30.000,00)+ Rp640.000,00 = Rp610.000,00.
Joke
D. Pertentangan Laba Devisi dan Laba Perusahaan
Pemakaian metode biaya penuh ditambah laba dapat menimbulkan pertentangan antara
mengutamakan laba divisi atau mengutamakan laba perusahaan.pertentangan ini lebih tajam
dalam perusahaan yang memiliki kapasitas mengganguurdalam jumlah besar. Meskipun
komponen harga barang yang di transfer dari divisi penjual meliputi biaya variabel, biaya
tetap,dan laba namun bagi divisi pembeli harga transfer tersebut semuanya merupakan biaya
variabel.
E. Pertimbangan Manajemen
Pemakaian harga transfer berdasar biaya ditambah laba sudah menimbulkan berbagai macam
masalah serius.oleh karena itu, dalam pemakaian metode ini manajemen perlu mempertimbangkan
bahwa :
1. Harga tranfer jangan mengakibatkan divisi penjual lalai menjaga standar yang ketat dan lalai
meningkatkan produktivitas. Divisi penjual harus didorong agra dapat menekan biaya dan
meningkatkan produktivitas seperti pada produsen luar yang kompetitif.
2. Prestasi setiap divisi harus dapat dipisahkan dengan tegas sesuai dengan tanggung-
jawabnya.divisi penjual tidak boleh dipindah ke divisi pembeli
3. Jika harga pasar tidak dapat diterapkan sehingga digunakan metode biaya ditambah
laba,hendaknya disusun prosedur administratif yang adil agar divisi yang terlibat,yaitu divisi
penjual dan divisi pembeli.diberi kesempatan untuk merundingkan biaya dan laba yang akan di
transfer.
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
11.5
PENGELOLAAN HARGA TRANSFER
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
Pengelolaan harga transfer memerluan prosedur-prosedur formal.prosedur tersebut diperlukan agar
harga transfer dapat ditentukan dengan baik sehinggal tujuan penentuan harga transfer dapat
dicapai.prosedur formal yang dapat digunakan adalah : (1)Harga Transfer Berdasarkan Negosiasi, (2)
metode pengelolaan harga transfer berdasarkan arbitrasi.
Dalam pengelolaan harga transfer negosiasi besarnya harga transfer didasarkan atas tawar-
menawar atau perundingan antara divisi penjual dan pembeli.metode ini tidak memerlukan campur
tangan staf kantor pusat dalam penentuan harga transfer, jadi transfer tidak ditentukan oleh staf pusat.
Beberapa alasan utama pemakaian harga transfer negosiasi sebagai berikut :
a. Negosiasi harga transfer ini menunjukan kepercayaan manajer pusat pada manajer divisi untuk
membuat keputusan mengenai harga beli input dan harga jual output divisinya.kedua macam
pembuatan keputsan tersebut merupakan salah satu tugas pokok manajer divisi.
b. Jika harga transfer ditentukan oleh staf pusat maka manajer divisi dapat memiliki alasan bahwa
jeleknya prestasi laba divisi karena harga transfer yang ditentukan pusat merugikan
divisinya.peranan staf pusat hendaknya terbatas pada penelaahan bahwa harga transfer hasil
negosiasi tersebut rasional karena negosiasi tersebut dipengaruhi oleh kemampuan dan kelihaian
setiap manajer divisi dalam tawar-menawarsehingga kemungkinan harga transfernya tidak
rasional.
c. Para manager divisi memilikiinformasi relevan mengenai biaya dan harga pasar produk yang di
transfer ,sehingga dalam negosiasi dapat dicapai harga transfer yang rasional.
Biasanya proses negosiasi harga tranfer dimulai oleh divisi penjual dengan jalan menawarkan
harga transfer dan syrat-syarat lainnya dalam transfer prduk ke divisi pembeli, misalnya waktu
penyerahan,kualitas,dan sebagainya, terhadap harga yang ditawarkan oleh divisi penjual tersebut
mungkin divisi pembeli
b. Tawar-menawar dengan divisi penjual untuk memperoleh harga transfer yang lebih rendah atau
kondisi yang lebih baik
c. Mencari tawaran dan merundingkan harga serta syarat lainnya dengan pemasok luar.
d. Mencapai kesepakatan harga dan syarat transfer dengan divisi penjual sehingga membeli dari
divisi penjual (dalam perusahaan),atau mencapai kesepakatan harga dan syarattransfer dengan
pemasok luar sehingga membeli dari pemasok luar, atau mungkin tidak tercapai kesepakatan
dengan divisi penjual atau pemasok luar.
Negosiasi harga transfer dapat sukses jika terdapat beberapa kondisi sebagai berikut:
a. Terdapat pasar luar atau pemasok produk intermediate yang akan di transfer.kondisi ini
diperlukan agar divisi penjual tidak memegang monopolitunggal sehingga manajer divisi
penjual tidak dapat memaksa harga transfer pada divisi pembeli.
c. Kebebasan divisi pembeli untuk membeli dari pemasok luar. Kondisi ini diperlukan untuk
menciptakan disiplin dalam proses tawar – menawar.
d. Dukungan dan kadang-kadang terlibatan manajemen puncak (kantor pusat) .kondisi ini
sebebarnya bertentangan denga prinsip desentralisasi dan divisional,namun kondisi ini di
perlukan jika perundingan antaran divisi penjual dan divisi pembeli telah berlarut-larut dan
tidak tercapai penyelesaian.
Meskipun harga transfer negosiasi memiliki beberapa keunggulan, namun metode ini juga
memiliki beberapa kelemahan . Kelemahan metode ini antara lain sebagai berikut :
a. Metode negosiasi memerlukan waktu perundingan antar manajer divisi yang lama.
c. Pada metode ini pengukuran kemampuan laba divisi sangat peka terhadap keahlian tawar-
menawar antar manajer divisi
d. Metode ini memerlukan waktu manajemen kantor pusat yang banyak untuk mengamati proses
negosiasi dan sebagai mediator jika diperlukan.
e. Metode ini dapat mengakibatkan produktivitas yang rendah jika harga transfer negosiasi tidak
memuaskan manajer divisi.
Jika transfer produk antar divisi jumlahnya sangat banyak namun harga pembanding diluar tidak
ada, maka metode harga transfer negosiasi hanya dapat diterapkan secara terbatas.keadaan ini
mendorong manajer kantor pusat untuk menentukan peraturan pengadaan dan harga transfer
antardivisi. Pedoman dasar yang dapat digunakan untuk pengaturan sebagai berikut:
a. Produk digolongkan kedalam dua golongan yaitu: produk golongan I dan produk golongan II.
1. Poduk golongan I
produk golongan I meliputi produk yang sumber pengadaannya (sourching) ditentukan oleh
manajemen puncak (kantor pusat)
Biasanya produk golongan I memiliki karakteristik :ts
A
Tingkat produksinya C
besar
Mutu dan sifat
kerahasiaannya perlu
dikendalikan dengan
B ketat
a. Golongan 1A.produk golongan 1A meliputi produk yang harga pasar nya diluar perusahaan tidak
tersedia. Harga transfer produk golongan ini ditetapkan berdasarkan biaya ditambah laba standar
b. Golonga 1B .produk golongan 1B meliputi produk yang harga pasarnya tersedia diluar
perusahaan.harga transfer poduk ini ditetapkan berdasar harga produk
2. Produk golongan II
produk golongan II meliputi semua produk selain golongan I. biasanya produk golongan II
memiliki karakteristik sebagai berikut :
c. Produk yang di produksi dengan menggunakan mesin dan peralatan yang sifatnya umum.
Harga transfer produk golongan II ini ditentukan berdasarkanharga pasarnya.
Meskipun aturan dalam negosiasi atau perundingan harga transfer telah ditentukan dengan rinci
dan adil namun dalam tawar menawar antara divisi penjual dengan divisi pembeli mungkin tidak dapat
dicapai kecepatan harga dan syarat transfer. Oleh karena itu, manajer kantor pusat harus menciptakan
prosedur untuk mengarbitrasi harga dan syarat transfer.
Untuk mengarbitrasi harga transfer, manajemen puncak kantor pusat dapat menugaskan pada
seorang eksekutif tertentu, misalnya direktur keuangan, untuk berdialog dengan para manajer yang
terlibat dalam perundingan harga dan syarat transfer.
Jadi, harga transfer arbitrasi adalah harga transfer yang ditentukan eksekutif atau badan lain yang
ditugasi untuk mengarbitrasi harga transfer setelah orang atau badan tersebut berdialog dengan para
manajer yang bersngkutan.
Jika dipandang sangat diperlukan, perusahaan dapat pula membentuk
komite arbitras. Komite arbitrasi adalah komite yang mempunyai tanggung
jawab utama untuk :
● Menyelesaikan perselisihan harga transfer
● Menelaah kembali pengubahan sumber pengadaan
● Jika diperlukan, mengubah aturan-aturan penentuan harga transfer.
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
11.6
Harga Transfer Divisi Terintegrasi
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
1. Divisi penjual diperlakukan sebagai pusat beban
Alternatif ini didasarkan alasan bahwa manager divisi penjual hanya dapat
mengendalikan masukan atau biaya divisinya saja dan tidak dapat
mengendalikan pemasaran produknya sehingga divisi penjual lebih cocok jika
diperlakukan sebagai pusat biaya.
11.7
Penentuan Harga Jasa Dari Kantor Pusat
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
Setiap divisi yang ada dalam suatu perusahaan biasanya menggunakan jasa yang berasal dari kantor
pusat. Oleh karena itu timbul masalah mengenai penentuan beban setiap divisi atas jasa yang telah
disediakan oleh kantor pusat. Untuk tujuan tersebut, jasa dari kantor pusat yang diterima divisi
dapat digolongkan sebagai berikut :
b. Jasa dari kantor pusat yang harus diterima divisi, namun jumlah jasa tersebut sebagian dapat
dikendalikan oleh divisi.
c. Jasa dari kantor pusat yang pemanfaatannya sesuai dengan kebijakan yang ditempuh oleh manajer
divisi.
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
11.8
Kebijakan Harga Transfer dan Pajak
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
Manajemen puncak kantor pusat suatu perusahaan multinasional yang mempunyai divisi pada
berbagai negara mungkin dapat menggunakan kebijakan harga transfer dalam usaha untuk menekan
jumlah pajak penghasilan atas labanya. Usaha ini biasanya dilaksanakan jika persentase pajak
antarnegara besarnya berbeda. Kebijakan untuk menekan pajak tersebut sebagai berikut :
1. Jika presentase pajak pada divisi penjual tinggi maka manajemen kantor pusat menentukan harga
transfer yang rendah sehingga laba divisi penjual tersebut rendah dan pajaknya relatif rendah.
2. Jika persentase pajak pada divisi penjual rendah maka manajemen kantor pusat menentukan
harga transfer yang tinggi sehingga laba divisi penjual tersebut tinggi, namun karena persentase
pajaknya relatif rendah.
Kebijakan harga transfer seperti diatas mengakibatkan manfaat harga transfer untuk menilai prestasi
laba divisi menjadi hilang. Kebijakan ini terutama bertujuan untuk memaksimalkan laba bersih
sesudah pajak perusahaan secara keseluruhan.
Kebijakan ini juga menimbulkan dampak negatif dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara
tertentu sehingga negara tersebut akan berusaha membuat peraturan yang dapat mengatasi masalah
ini. Sebagai contoh misalnya pada suatu negara berkembang terdapat 2 perusahaan susu yaitu PT A
dan PT B. PT A merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan PT B merupakan
penanaman modal asing (PMA) yang berstatus sebagai suatu divisi laba perusahaan asing dari suatu
negara maju. Bahan baku PT B dapat dibeli dari divisi yang berada di negara kantor pusat dan dapat
juga dibeli dari para peternak kecil pada negara berkembang tersebut. Jika persentase pajak pada
negara berkembang ini lebih kecil dibandingkan dengan pajak negara maju, maka PT B lebih
senang membeli bahan baku dari divisi yang ada di negara kantor pusatnya.
Sistem Pengendalian Manajemen
TERIMAKASI
Sistem Pengendalian Manajemen