Anda di halaman 1dari 67

Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem Pengendalian Manajemen


Sistem Pengendalian Manajemen

Harga Transfer
Kelompok 6
Evi Anggraini Ritonga 20.05.52.0109
Nabila Intan Maharani 20.05.52.0111
Amalia Wulan Herawati 20.05.52.0114

Sistem Pengendalian Manajemen


TUJUAN PENGAJARAN
1 Tujuan dan situasi ideal penentuan harga transfer

2 Definisi harga transfer

3 Metode harga transfer berdasarkan harga pasar

4 Metode harga transfer berdasarkan biaya

5 Harga transfer divisi terintegrasi

6 Penentuan harga jasa dari kantor pusat

7 Kebijakan harga transfer dan pajak


Tujuan Harga Transfer
1. Memberikan informasi relevan bagi para manajer
Sistem harga transfer dapat memberikan informasi relevan yang diperlukan oleh
setiap divisi untuk menentukan harga transfer.
2. Mencapai keselarasan tujuan
Sistem harga transfer dapat memotivasi manajer divisi penjual, divisi pembeli, dan
mungkin manajer kantor pusat unttuk membuat keputusan harga transfer yang
sehat. Tindakan manajer divisi tertentu untuk meningkatkan laba divisinya juga dapat
meningkatkan laba perusahaan secara keseuruhan, jadi diharapkan timbul
kesesuaian tujuan.
3. Mengukur kinerja ekonomi divisi
Sistem harga transfer dapat menghasilkan laporan laba setiap divisi individual yang
secara layak mengukur kinerja ekonomi (laba bersih) divisi dan kontribusinya
terhadap laba perusahaan secara keseluruhan.
Tujuan Harga Transfer

4. Mengukur kinerja manajer divisi


Sistem harga transfer harus mendorong peningkatan kinerja manajer divisi karena
harga transfer dapatt digunakan sebagai dasar perencanaan, pembuatan keputusan,
dan pengendalian divisinya.

5. Sederhana dan mudah


Sistem harga transfer harus sederhana untuk dipahami dan mudah
diadministrasikan.
Situasi Ideal Harga Transfer

Situasi ideal adalah situasi yang mendorong teercapainya keselarasan tujuan


penentuan harga transfer yang mencakup :
1. Orang yang kompeten
2. Iklim yang baik
3. Harga pasar
4. Kebebasan sumber
5. Arus informasi penuh
6. Negosiasi
7. Kriteria ganda
Definisi Harga Transfer
Definisi harga transfer dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Definisi luas.
Dalam arti luas, harga transfer adalah nilai barang dan jasa yang di transfer oleh
suatu pusat pertanggungjawaban ke pusat pertanggungjawaban yang lain.sebagai
contoh, biaya yang dipindahkan dari pusat biaya (departemen) listriik ke pusat biaya
produksi merupakan harga transfer.

2. Definisi sempit
Dalam arti sempit, harga transfer adalah nilai barang dan jasa yang di transfer
antara dua divisi ( pusat laba ) atau lebih.
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day

International Joke Day · International Joke Day


International Joke Day · International Joke Day

METODE PENENTUAN
HARGA TRASFER

International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
Sistem Pengendalian Manajemen

1. Metode Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar

Metode harga pasar adalah metode penentuan harga transfer barang atau jasa antar pusat laba di

Sistem Pengendalian Manajemen


Sistem Pengendalian Manajemen

dasarkan atas harga pasar di kurangi penghematan biaya karena produk tersebut di transfer antar divisi.
Harga pasar merupakan dasar terbaik untuk penentuan harga transfer sebab:

a. Mencerminkan transaksi independen (arm’s length transaction) adalah harga transaksi yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih secara bebas.

b. Merupakan dasar yang baik untuk membuat keputusan. Harga pasar dipakai untuk membuat
keputusan menjual barang dan jasa kepihak luar atau mentransfer ke divisi yang lain.

c. Menjadikan setiap divisi sebagai satuan bisnis independen. Harga pasar bagi divisi penjual
mencerminkan pendapatan divisi jika barang atau jasa dijual pada pihak luar

Sistem Pengendalian Manajemen


Penerapan metode harga pasar menghadapi 2 kondisi :
a. Divisi dengan sumber independen, Jika setiap divisi bebas dari divisi lainnya atau tidak ada
kendala sumber maka:
1. Keputusan harga transfer dan sumber harus diselesaikan secara bersama sama oleh manajer
divisi yang bersangkutan.
2. Sistem ini tidak memerlukan atau hanya sangat sedikit memerlukan campur tangan staf kantor
pusat atau manajemen puncak dalam penentuan harga transfer dan sumber.

b. Divisi dengan kendala sumber, kendala ini mungkin disebabkan karena:


3. Industri terintegrasi
4. Tidak ada sumber luar
5. Resiko pemasok luar
6. Invesasi besar
c. Harga pasar modifikasi
Harga pasar yang dimodifikasi adalah (harga pasar minus) adalah harga pasar produk dikurangi
dengan biaya-biaya yang dapattdihemat (dihindari attau ditekan) karena produk ditransfer ke
pusat laba lain dibandingkan dengan jika produk tersebut dijual pada pihak luar.
Biaya-biaya yang dapat dihindari misalnya : potongan volume, biaya penyimpanan, biaya
advertensi, komisi penjualanm dan biaya penagihan.
Rumus penentuan harga transfer dengan menggunakan harga pasar yang dimodifikasi :
Kelemahan metode harga transfer berdasarkan harga pasar :
a. Tidak semua produk yang ditransfer antardivisi memiliki harga pasar.
b. Harga pasar seringkali berubah sehingga hargga transfer produk antardivisi
perlu dihitung kembali.
c. Daftar harga seringkalo tidak mencerminkan harga pasar sesungguhnya atau
harga pasar produk yang ditransfer tidak termuat dalam daftar harga sehinga
untuk memperoleh informasi harga pasar perlu pengorbanan tambahan
waktu dan biaya.
d. Penghematan yang timbul karena produk ditransfer ke divisi lain atau tidak
dijual ke pihak lain.
Sistem Pengendalian Manajemen

2.Metode Harga Transfer Berdasarkan Biaya

Metode ini biasanya digunakan jika terdapat kondisi - kondisi sebagai berikut :

Sistem Pengendalian Manajemen


Sistem Pengendalian Manajemen

a. Pada pasar kompetitif tidak tersedia informasi harga jual produk yang
ditransfer. Keadaan ini timbul jika produk yang ditransfer me rupakan produk
yang belum selesai sehingga tidak diperjualbelikan di pasar.
b. Kesulitan dalam penentuan harga jual yang disebabkan oleh perse lisihan
antarmanajer divisi. Kesulitan ini ditimbulkan jika di pasar timbul beberapa
macam harga dan jika produk yang ditransfer tidak persis sama dengan yang
ada di pasar.
c. Jlika produk yang ditransfer mengandung formula atau proses ra hasia
sehingga tidak diinginkan untuk diungkapkan pada pihak lain.

Sistem Pengendalian Manajemen


Pemakaian metode ini mengharuskan manajemen membuat 2 keputusan penting yaitu :
a. Komponen biaya, terdapat 2 biaya yaitu:
1. Biaya sesungguhnya
Alasan pemakaian biaya sesungguhnya sebagai penentuan harga transfer :
• Biaya sesungguhnya dapat ditentukan dengan relatif pasti,
• Data biaya sesungguhnya dapat mudah disediakan,
• Dapat meniadakan perlunya penentuan harga pasar produk yang sifatnya unik atau khusus,
• Harga transfer berdasar biaya sesungguhnya mudah dipahami dan dikelola,
• Dapat diterapkan pada organisasi nirlaba.
Kelemahan biaya sesungguhnya :
• Tidak mendorong divisi penjual bekerja efisien,
• Divisi pembeli dieani ketidakefisienan divisi penjual,
• Biaya sesungguhnya baru dapat diketahui akhir periode.
Metode biaya sesungguhnya dibagi menjadi 2:
● Metode biaya penuh sesungguhnya, digunakan jika penjualan kepada pelanggan luar dapat
menyerap semua kapasitas yang dimiliki divisi penjual.
● Metode biaya variabel sesungguhnya, metode ini berdasarkan pada biaya yang ditransfer dari
divisi penjual ke divisi pembeli hanyalah biaya yang terkendalikan oleh divisi penjual, umumnya
biaya yang dapat dikendalikan ini disebut dengan biaya variabel.
2. Harga transfer berdasarkan biaya standar
Keunggulan harga transfer yang ditentukan berdasar biaya standar sebagai berikut :
a. Memotivasi divisi penjual bekerja efisien.
b. Divisi pembeli tidak dibebani ketidakefisienan divisi penjual.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar metode ini dapat digunakan dengan baik :
c. Biaya standar harus disesuaikan jika terjadi perubahan tingkat harga umum yang tajam.
d. Harus dihindari kecenderungan divisi penjual untuk menentukan biaya standar yang terlalu tinggi.
e. untuk dorong divisi penjual meningkatkan efisiensi dengan cara menurunkan biaya standar,
manajer dapat membuat kebijakan untuk tidak menurunkan harga transfer dalam kurun wwaktu
tertentu.
Metode biaya standar ada 2 :
f. Metode biaya penuh standar, digunakan jika penjualan kepada pelanggan luar dapat menyerap
semua kapasitas yang dimiliki divisi penjual.
g. Metode biaya variabel standar, metode ini hanya elemen biaya variabel standar divisi penjual yang
dipakai untuk menghasilkan produk samapi dengan siap ditansfer digunakan sebagai dasar
penentuan besarnya hatga transfer produk yang dipindahkan ke divisi pembeli.
b. Komponen laba
Dalam permasalahan ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keputusan mengenai :
1. Dasar penentuan tingkat laba
Terdapat 2 cara penentuan tingkat laba :
● Berdasarkan persentase biaya, cara ini mudah dilakukan namun tidak mempertimbangkan
investasi yang digunakan oleh divisi penjual untuk menghasilkan prodduk yang ditransfer.
● Berdasarkan return atas investasi, cara ini berarti telah memperhitungkan investasi, namun sulit
menentukan besarnya investasi yang layak diperhitungkan.
1. Besarnya tingkat laba
Dalam penentuan tingkat laba ini digunakan beberapa pendekatan sebagai berikut :
● Besarnya taksiran laba terbaik jika diisi penjual sebagai suatu perusahaan yang independen.
● Berdasarkan taksiran return atas investasi yang diperhitungkan
● Jika divisi penjual,selain mentransfer ke divisi pembeli, juga menjual ke pihak lain maka komponen
laba dapat ditentukan dari persentase profit margin rata-rata berdasarkan harga pokok penjualan
standar.
● Jika peralatan dan metode pengolahan produk yang digunakan oleh divisi penjual serupa dengan
yang digunakan pihak lain, maka komponen laba dapat ditentukan sebesar profit margin
perusahaan lain.
● Jika tingkat otomatisasi peralatan yang oleh divisi penjual relatif berbeda dengan peralatan
perusahaan yang menghasilkan produk serupa, maka profit margin sebagai komponen laba lebih
baik dihubungkan dengan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan produk.
c. Penerapan metode biaya ditambah laba
Jika komponen laba ditentukan berdasarkan biaya, besarnya harga transfer berdasar biaya
ditambah laba dapat digunkan beberapa metode berikut ini :
❖ Metode biaya penuh sesungguhnya ditambah laba.
❖ Metode biaya variabel sesungguhnya ditambah laba.
❖ Metode biaya penuh standar ditambah laba.
❖ Metode biaya variabel standar ditambah laba.
contoh :
PT Gemah memiliki dua pusat laba yaitu divisi A dan Divisi B.
Divisi A memiliki kapasitas normal per bulan 8.000 unit dan divisi B 5.000 unit. Produk Divisi A sebanyak
3.000 unit dijual kepada pihak lain dengan harga pasar Rp 180,00 per unit dan sebanyak 5.000 unit ditransfer
ke Divisi B. Biaya produksi di Divisi A dan Divisi B bulan Januari 2XX1 sebagai berikut :

Biaya nonproduksi variabel yang dapat dihindari jika produk divisi A ditranfer ke Divisi B sebesar
Rp 20,00

Joke
Produk yang telah diolah pada divisi B dapat dijual dengan harga Rp 350,00 per unit.

Joke
Atas dasar data pada contoh tersebut di atasm di bawah ini dapat ditentukan besarnya harga transfer produk
dari Divisi A ke Divisi B dan laporan laba-rugi kedua divisi tersebut jika digunakan :
a. Metode biaya penuh sesunggguhnya ditambah laba sebesar 25% dari biaya penuh sesungguhnya.
b. Metode biaya variabel sesungguhnya ditambah laba sebesar 40% dari biaya variabel sesunguhnya.
c. Metode biaya penuhh standar ditambah laba sebesar 25% dari biaya penuh standar.
d. Metode biaya variabel stadar ditambah laba sebesar 40% dari biaya variabel standar.

Penyelesaian contoh :
a. Penentuan harga transfer berdasarkan metode biaya penuh sesunggguhnya ditambah laba sebesar 25%
dan penyusunan laporan laba-rugi setiap divisi :
1. Penentuan harga transfer
a. Harga transfer per unit
Biaya variabel per unit sesungguhnya :
Biaya produksi variabel =
Rp 23,00 + Rp 36,00 + Rp 16,00 = Rp 75,00
Biaya nonproduksi variabel tidak dapat dihindari = Rp 10,00
Jumlah biaya variabel per unit sesungguhnya = Rp 85,00

Joke
Biaya tetap per unit sesunggguhnya pada kapasitas normal :
Biaya produksi tetap = Rp 15,00
Biaya non produksi tetap = Rp 25,00
Rp 40,00
Jumlah biaya variabel per unit sesungguhnya Rp 125,00
Laba yang diperhitungkan :
25% x Rp 125,00 Rp 31,25
Harga transfer per unit Rp 156,25

b. Total harga transfer


Rp 156,26 x 5.000 = Rp 781.250,00
Total harga transfer tersebut bagi divisi pejual merupakan elemen pendapatan dan bagi divisi pembeli
merupakan elemen biaya.

Joke
2. Laporan laba rugi

Atas dasar laporan laba-rugi Divisi A tersebut tampak


bahwa divisi penjual yaitu Divsi A memperoleh laba dari
transder ke divisi pembeli yaitu Divisi B sebesar =
Rp 31,25 5.000 = Rp 156.250,00
Harga transfer berdasarkan biaya penuh sesungguhnya
ditambah laba 25% mengakibatkan divisi penerima, yaitu
Divisi B, labanya lebih tinggi sebesar =
Rp 348.750,00 - Rp 330.00,00 = Rp 18.750,00

Atas dasar laporan laba-rugi tersebut dapat diketahui


bahwa total laba bersih perusahaan adalah sebesar laba
Divisi A ditambah laba Divisi B =
Rp 261.250,00 + Rp 348.750,00 = Rp 610.000,00
Harga transfer berdasar biaya penuh standar
tersebut di atas mengakibatkan divisi pembeli,
yaitu Divisi B, labanya lebih tinggi sebesar
Rp442.500,00 - Rp348.750,00 = Rp93.750,00
dibandingkan dengan harga transfer berdasar
biaya penuh sesungguhnya ditambah laba. Hal
ini disebabkan karena selisih biaya pada divisi
penjual sebesar Rp75.000,00 yang bersifat
merugikan tidak ikut menentukan besarnya harga
transfer, sehingga selisih harga transfer sebesar =
125% x Rp75.000,00 Rp93.750,00.

Joke
Joke
b. Penentuan harga transfer berdasar metode biaya variabel sesungguhnya ditambah laba 40% dan
penyusunan laporan laba-rugi setiap divisi
1. Penentuan harga transfer :
a. Harga transfer per unit :
Biaya variabel per unit sesungguhnya :
Biaya produksi variabel =
Rp 23,00 + Rp 36,00 + Rp 16,00 =Rp 75,00
Biaya nonproduksi variabel tidak dapat dihindari =Rp 10,00
Jumlah biaya variabel per unit sesunggguhnya =Rp 85,00
Laba yang diperhitungkan :
40% x Rp 85,00 =Rp 34,00
Harga transfer per unit =Rp 119,00
b. Total harga transfer
Rp 119,00 x 5.000 = Rp 595.000,00

Joke
2. Laporan laba-rugi setiap Divisi

Atas dasar laporan laba-rugi Divisi A tersebut


tampak bahwa Divisi A hanya dapat menjual
kepada pihak luar sebanyak 3.000 unit tanpa
mentransfer ke Divisi B maka Divisi A mengalami
rugi sebesar laba kontribusinya dikurangi total
biaya tetapnya yaitu
Rp 225.000,00 - Rp 3320.000,00 = Rp 95.000,00

Pentransferan ke Divisi B menambah laba


kontribusi Rp 170.000,00 sehingga memperoleh
laba sebesar Rp 170.000,00 - Rp 95.000,00 =
Rp 75.000,00

Joke
Harga transfer berdasar biaya variabel
sesungguhnya ditambah laba 40% mengakibatkan
Divisi B labanya lebih tinggi sebesar Rp
535.000,00-Rp 330.000,00 =
Rp 205.000,00

Atas dasar perhitungan diketahui bahwa total laba


bersih perusahaan sebesar laba Divisi A ditambah
laba Divisi B =
Rp 75.000,00 + Rp 535.000,00 = Rp 610.000,00

Joke
Joke
c. Penentuan harga transfer berdasarkan biaya penuh standar ditambah laba 25% dan penyusunan
laporan laba-rugi setiap divisi.
1. Penentuan harga transfer
a. Harga transfer per unit :
Biaya variabel per unit standar :
Biaya produksi variabel =
Rp 20,00 + Rp 30,00 + Rp 10,00 =Rp 60,00
Biaya nonproduksi variabel tidak dapat dihindari =Rp 10,00
Jumlah biaya variabel per unit sesunggguhnya =Rp 70,00
Biaya tetap per unit standar pada kapasitas normal :
Biaya produksi tetap =Rp 15,00
Biaya nonproduksi tetap =Rp 25,00
=Rp 40,00
Jumlah biaya penuh standar per unit =Rp 110,00
Laba yang diperhitungkan :
25% x Rp 110,00 =Rp 27,50
Harga transfer per unit =Rp 137,50

Joke
b. Total harga transfer
Rp 137,50 x 5.000 = Rp 687.500,00
Total harga transfer tersebut bagi divisi penjual merupakan elemen pendapatan dan bagi divisi
pembeli merupakan elemen biaya.

Joke
2. Laporan laba-rugi
Atas dasar perhitungan harga transfer tersebut di
atas tampak bahwa selisih biaya dalam divisi
penjual yaitu Divisi A tidak ditransfer ke divisi
pembeli yaitu Divisi B. Selisin biaya yang
menguntungkan menambah laba, selisih biaya yang
merugikan mengurangi laba. Jadi, efisiensi divisi
penjual tidak mempengaruhi besarnya harga
transfer. Dibandingkan dengan metode biaya penuh
sesungguhnya, harga transfer dengan metode biaya
penuh ditambah laba ini lebih rendah sebesar =
Rp 156,26 - Rp 137,50 = Rp 18,75
atau totalnya sebesar :
Rp 781.250,00 - Rp 687.500,00 = Rp 93.750,00

Joke
Harga transfer berdasar biaya penuh standar
mengakibatkan divisi pembeli, yaitu Divis B,
labanya lebih tinggi sebesar
Rp442.500,00 - Rp348.750,00 = Rp93 750,00
dibandingkan dengan harga transfer berdasar biaya
penuh sesungguhnya ditambah laba. Hal ini
disebabkan karena selisih biaya pada divisi penjual
sebesar Rp75.000,00 yang bersifat merugikan tidak
ikut menentukan besarnya harga transfer, sehingga
selisih harga transfer sebesar 125% x Rp75.000,00
Rp93.750,00

Joke
Harga Transfer Berdasarkan Biaya Penuh Standar

Atas dasar perhitungan tersebut di atas dapat diketahui bahwa total laba bersih perusahaan
adalah sebesar laba Divisi A ditambah laba Divisi B, jadi sebesar Rp167.500,00 +
Rp442.500,00 Rp610.000,00.

Joke
Dalam laporan rugi-laba tersebut tampak
bahwa transfer produk ke Divisi B rugi
Rp135.000,00. Hal ini disebabkan karena
semua biaya dibebankan pada produk yang
ditransfer ke Divisi B. Jika Divisi A hanya
dapat menjual produknya pada pihak luar
sebanyak 3.000 unit, sebenarnya transfer
produk ke Divisi B menguntungkan karena
dapat mengurangi rugi sebesar Rp65.000,00
atau sebesar laba kontribusinya. Besarnya rugi
jika hanya menjual pada pihak luar sebesar
3.000 unit adalah sebesar laba kontribusi dari
penjualan pada pihak luar dikurangi total biaya
tetapnya = Rp225.000,00 Rp320.000,00 =
Rp95.000,00. Penjualan pada Divisi B dapat
menghasilkan tambahan laba kontribusi sebesar
Rp65.000,00

Joke
Harga transfer berdasar biaya variabel standar
tersebut di atas mengakibatkan divisi pembeli,
yaitu Divisi B, labanya lebih tinggi sebesar
Rp640.000,00-Rp535.000,00= Rp105.000,00
dibanding kan dengan harga transfer berdasar
biaya variabel sesungguhnya. Hal ini disebabkan
karena selisih biaya dalam divisi penjual sebesar
Rp75.000,00 yang sifatnya merugikan tidak ikut
menentukan besar nya harga transfer, sehingga
selisih total harga transfer = 140% x
Rp75.000,00=Rp105.000,00.

Joke
Atas dasar perhitungan tersebut di atas dapat diketahui bahwa total laba bersih perusahaan adalah sebesar
laba Divisi A ditambah laba Divisi B = Rp(30.000,00)+ Rp640.000,00 = Rp610.000,00.

Joke
D. Pertentangan Laba Devisi dan Laba Perusahaan

Pemakaian metode biaya penuh ditambah laba dapat menimbulkan pertentangan antara
mengutamakan laba divisi atau mengutamakan laba perusahaan.pertentangan ini lebih tajam
dalam perusahaan yang memiliki kapasitas mengganguurdalam jumlah besar. Meskipun
komponen harga barang yang di transfer dari divisi penjual meliputi biaya variabel, biaya
tetap,dan laba namun bagi divisi pembeli harga transfer tersebut semuanya merupakan biaya
variabel.
E. Pertimbangan Manajemen

Pemakaian harga transfer berdasar biaya ditambah laba sudah menimbulkan berbagai macam
masalah serius.oleh karena itu, dalam pemakaian metode ini manajemen perlu mempertimbangkan
bahwa :

1. Harga tranfer jangan mengakibatkan divisi penjual lalai menjaga standar yang ketat dan lalai
meningkatkan produktivitas. Divisi penjual harus didorong agra dapat menekan biaya dan
meningkatkan produktivitas seperti pada produsen luar yang kompetitif.

2. Prestasi setiap divisi harus dapat dipisahkan dengan tegas sesuai dengan tanggung-
jawabnya.divisi penjual tidak boleh dipindah ke divisi pembeli

3. Jika harga pasar tidak dapat diterapkan sehingga digunakan metode biaya ditambah
laba,hendaknya disusun prosedur administratif yang adil agar divisi yang terlibat,yaitu divisi
penjual dan divisi pembeli.diberi kesempatan untuk merundingkan biaya dan laba yang akan di
transfer.
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day

International Joke Day · International Joke Day


International Joke Day · International Joke Day

11.5
PENGELOLAAN HARGA TRANSFER

International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
Pengelolaan harga transfer memerluan prosedur-prosedur formal.prosedur tersebut diperlukan agar
harga transfer dapat ditentukan dengan baik sehinggal tujuan penentuan harga transfer dapat
dicapai.prosedur formal yang dapat digunakan adalah : (1)Harga Transfer Berdasarkan Negosiasi, (2)
metode pengelolaan harga transfer berdasarkan arbitrasi.

1. Harga Transfer Berdasarkan Negosiasi

Dalam pengelolaan harga transfer negosiasi besarnya harga transfer didasarkan atas tawar-
menawar atau perundingan antara divisi penjual dan pembeli.metode ini tidak memerlukan campur
tangan staf kantor pusat dalam penentuan harga transfer, jadi transfer tidak ditentukan oleh staf pusat.
Beberapa alasan utama pemakaian harga transfer negosiasi sebagai berikut :

a. Negosiasi harga transfer ini menunjukan kepercayaan manajer pusat pada manajer divisi untuk
membuat keputusan mengenai harga beli input dan harga jual output divisinya.kedua macam
pembuatan keputsan tersebut merupakan salah satu tugas pokok manajer divisi.

b. Jika harga transfer ditentukan oleh staf pusat maka manajer divisi dapat memiliki alasan bahwa
jeleknya prestasi laba divisi karena harga transfer yang ditentukan pusat merugikan
divisinya.peranan staf pusat hendaknya terbatas pada penelaahan bahwa harga transfer hasil
negosiasi tersebut rasional karena negosiasi tersebut dipengaruhi oleh kemampuan dan kelihaian
setiap manajer divisi dalam tawar-menawarsehingga kemungkinan harga transfernya tidak
rasional.

c. Para manager divisi memilikiinformasi relevan mengenai biaya dan harga pasar produk yang di
transfer ,sehingga dalam negosiasi dapat dicapai harga transfer yang rasional.
Biasanya proses negosiasi harga tranfer dimulai oleh divisi penjual dengan jalan menawarkan
harga transfer dan syrat-syarat lainnya dalam transfer prduk ke divisi pembeli, misalnya waktu
penyerahan,kualitas,dan sebagainya, terhadap harga yang ditawarkan oleh divisi penjual tersebut
mungkin divisi pembeli

a. Menerima tawaran tersebut.

b. Tawar-menawar dengan divisi penjual untuk memperoleh harga transfer yang lebih rendah atau
kondisi yang lebih baik

c. Mencari tawaran dan merundingkan harga serta syarat lainnya dengan pemasok luar.

d. Mencapai kesepakatan harga dan syarat transfer dengan divisi penjual sehingga membeli dari
divisi penjual (dalam perusahaan),atau mencapai kesepakatan harga dan syarattransfer dengan
pemasok luar sehingga membeli dari pemasok luar, atau mungkin tidak tercapai kesepakatan
dengan divisi penjual atau pemasok luar.
Negosiasi harga transfer dapat sukses jika terdapat beberapa kondisi sebagai berikut:

a. Terdapat pasar luar atau pemasok produk intermediate yang akan di transfer.kondisi ini
diperlukan agar divisi penjual tidak memegang monopolitunggal sehingga manajer divisi
penjual tidak dapat memaksa harga transfer pada divisi pembeli.

b. Bersama-sama memakai semua informasi harga pasar diantara para negisiator.

c. Kebebasan divisi pembeli untuk membeli dari pemasok luar. Kondisi ini diperlukan untuk
menciptakan disiplin dalam proses tawar – menawar.

d. Dukungan dan kadang-kadang terlibatan manajemen puncak (kantor pusat) .kondisi ini
sebebarnya bertentangan denga prinsip desentralisasi dan divisional,namun kondisi ini di
perlukan jika perundingan antaran divisi penjual dan divisi pembeli telah berlarut-larut dan
tidak tercapai penyelesaian.
Meskipun harga transfer negosiasi memiliki beberapa keunggulan, namun metode ini juga
memiliki beberapa kelemahan . Kelemahan metode ini antara lain sebagai berikut :

a. Metode negosiasi memerlukan waktu perundingan antar manajer divisi yang lama.

b. Metode ini cenderung menimbulkan konflik atau perselisihan antar divisi

c. Pada metode ini pengukuran kemampuan laba divisi sangat peka terhadap keahlian tawar-
menawar antar manajer divisi

d. Metode ini memerlukan waktu manajemen kantor pusat yang banyak untuk mengamati proses
negosiasi dan sebagai mediator jika diperlukan.

e. Metode ini dapat mengakibatkan produktivitas yang rendah jika harga transfer negosiasi tidak
memuaskan manajer divisi.
Jika transfer produk antar divisi jumlahnya sangat banyak namun harga pembanding diluar tidak
ada, maka metode harga transfer negosiasi hanya dapat diterapkan secara terbatas.keadaan ini
mendorong manajer kantor pusat untuk menentukan peraturan pengadaan dan harga transfer
antardivisi. Pedoman dasar yang dapat digunakan untuk pengaturan sebagai berikut:

a. Produk digolongkan kedalam dua golongan yaitu: produk golongan I dan produk golongan II.

1. Poduk golongan I

produk golongan I meliputi produk yang sumber pengadaannya (sourching) ditentukan oleh
manajemen puncak (kantor pusat)
Biasanya produk golongan I memiliki karakteristik :ts

A
Tingkat produksinya C
besar
Mutu dan sifat
kerahasiaannya perlu
dikendalikan dengan
B ketat

Tidak ada sumber pengadaan


di luar perusahaan.
Produk golongan I ini perlu dipecahkan lebih lanjut menjadi dua golongan yaitu :

a. Golongan 1A.produk golongan 1A meliputi produk yang harga pasar nya diluar perusahaan tidak
tersedia. Harga transfer produk golongan ini ditetapkan berdasarkan biaya ditambah laba standar

b. Golonga 1B .produk golongan 1B meliputi produk yang harga pasarnya tersedia diluar
perusahaan.harga transfer poduk ini ditetapkan berdasar harga produk
2. Produk golongan II

produk golongan II meliputi semua produk selain golongan I. biasanya produk golongan II
memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Produk yang dapat diproduksi diluar perusahaan.

b. Produk yang volume produksinya relatif kecil.

c. Produk yang di produksi dengan menggunakan mesin dan peralatan yang sifatnya umum.
Harga transfer produk golongan II ini ditentukan berdasarkanharga pasarnya.

a. Sumber pengadaan produk golongan I hanya dapat diubah berdasarkan


keputusan manajemen kantor pusat .

b. Sumber pengadaan produk golongan II diputuskan oleh divisi yang bersangkutan.


Baik divisi penjual maupun divisi pembeli bebas untuk berunding dan
mengadakan transaksi dengan pihak luar maupun pihak dalam perusahaan.
2. Harga Transfer Berdasarkan Arbitrasi

Meskipun aturan dalam negosiasi atau perundingan harga transfer telah ditentukan dengan rinci
dan adil namun dalam tawar menawar antara divisi penjual dengan divisi pembeli mungkin tidak dapat
dicapai kecepatan harga dan syarat transfer. Oleh karena itu, manajer kantor pusat harus menciptakan
prosedur untuk mengarbitrasi harga dan syarat transfer.
Untuk mengarbitrasi harga transfer, manajemen puncak kantor pusat dapat menugaskan pada
seorang eksekutif tertentu, misalnya direktur keuangan, untuk berdialog dengan para manajer yang
terlibat dalam perundingan harga dan syarat transfer.
Jadi, harga transfer arbitrasi adalah harga transfer yang ditentukan eksekutif atau badan lain yang
ditugasi untuk mengarbitrasi harga transfer setelah orang atau badan tersebut berdialog dengan para
manajer yang bersngkutan.
Jika dipandang sangat diperlukan, perusahaan dapat pula membentuk
komite arbitras. Komite arbitrasi adalah komite yang mempunyai tanggung
jawab utama untuk :
● Menyelesaikan perselisihan harga transfer
● Menelaah kembali pengubahan sumber pengadaan
● Jika diperlukan, mengubah aturan-aturan penentuan harga transfer.
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day

International Joke Day · International Joke Day


International Joke Day · International Joke Day

11.6
Harga Transfer Divisi Terintegrasi

International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
1. Divisi penjual diperlakukan sebagai pusat beban
Alternatif ini didasarkan alasan bahwa manager divisi penjual hanya dapat
mengendalikan masukan atau biaya divisinya saja dan tidak dapat
mengendalikan pemasaran produknya sehingga divisi penjual lebih cocok jika
diperlakukan sebagai pusat biaya.

2. Divisi penjual dipertahankan sebagai pusat laba


Jika divisi penjual tetap dipertahankan sebagai pusat laba maka timbul masalah
dalam menentukan harga transfer. Untuk menentukan harga transfer dapat
menggunakan beberapa metode ini:
- Harga transfer berdasarkan negosiasi antar divisi
Jika divisi penjual sebagai pemasok tertawan, negosiasi antardivisi bertujuan
untuk menentukan kesepakatan mengenai harga jual produk akhir yang
dihasilkan divisi pembeli.
- Penentuan Harga Transfer Dua Langkah
Penentuan harga transfer metode dua langkah juga disebut metode beban tetap bulanan.
Pada metode ini divisi pembeli dibebani harga transfer sebesar:
a. Untuk setiap unit produk yang ditransfer dari divisi penjual, divisi pembeli dibebani
biaya produksi variabel standar per unit dari divisi penjual.
b. Secara periodik, biasanya dilakukan bulanan, divisi pembeli dibebani biaya tetap
ditambah return atas investasi yang berhubungan dengan penyediaan fasilitas atau
kapasitas oleh divisi penjual untuk divisi pembeli.
- Metode Pembagian Laba
Metode pembagian laba membagi laba kontribusi yang diperoleh dari penjualan produk
akhir kepada divisi penjual dan divisi pembeli. Dalam metode pembagian laba, besarnya
laba divisi penjual dipengaruhi oleh volume dan kuantitas produk yang dijual.
- Metode Dua Perangkat Harga
Metode ini dapat digunakan untuk divisi penjual yang menjual semua produknya kepada
divisi pembeli. Namun, pemakaian metode ini memerlukan syarat bahwa produk tersebut
dapat diketahui harga pasarnya jika dijual kepada pihak lain. Metode Dua Perangkat
Harga memiliki kelemahan karena penjumlahan laba total semua divisi lebih besar
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day

International Joke Day · International Joke Day


International Joke Day · International Joke Day

11.7
Penentuan Harga Jasa Dari Kantor Pusat

International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
Setiap divisi yang ada dalam suatu perusahaan biasanya menggunakan jasa yang berasal dari kantor
pusat. Oleh karena itu timbul masalah mengenai penentuan beban setiap divisi atas jasa yang telah
disediakan oleh kantor pusat. Untuk tujuan tersebut, jasa dari kantor pusat yang diterima divisi
dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Jasa dari kantor pusat yang diluar kendali divisi

b. Jasa dari kantor pusat yang harus diterima divisi, namun jumlah jasa tersebut sebagian dapat
dikendalikan oleh divisi.

c. Jasa dari kantor pusat yang pemanfaatannya sesuai dengan kebijakan yang ditempuh oleh manajer
divisi.
International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day

International Joke Day · International Joke Day


International Joke Day · International Joke Day

11.8
Kebijakan Harga Transfer dan Pajak

International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day · International Joke Day
Manajemen puncak kantor pusat suatu perusahaan multinasional yang mempunyai divisi pada
berbagai negara mungkin dapat menggunakan kebijakan harga transfer dalam usaha untuk menekan
jumlah pajak penghasilan atas labanya. Usaha ini biasanya dilaksanakan jika persentase pajak
antarnegara besarnya berbeda. Kebijakan untuk menekan pajak tersebut sebagai berikut :

1. Jika presentase pajak pada divisi penjual tinggi maka manajemen kantor pusat menentukan harga
transfer yang rendah sehingga laba divisi penjual tersebut rendah dan pajaknya relatif rendah.

2. Jika persentase pajak pada divisi penjual rendah maka manajemen kantor pusat menentukan
harga transfer yang tinggi sehingga laba divisi penjual tersebut tinggi, namun karena persentase
pajaknya relatif rendah.
Kebijakan harga transfer seperti diatas mengakibatkan manfaat harga transfer untuk menilai prestasi
laba divisi menjadi hilang. Kebijakan ini terutama bertujuan untuk memaksimalkan laba bersih
sesudah pajak perusahaan secara keseluruhan.

Kebijakan ini juga menimbulkan dampak negatif dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara
tertentu sehingga negara tersebut akan berusaha membuat peraturan yang dapat mengatasi masalah
ini. Sebagai contoh misalnya pada suatu negara berkembang terdapat 2 perusahaan susu yaitu PT A
dan PT B. PT A merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan PT B merupakan
penanaman modal asing (PMA) yang berstatus sebagai suatu divisi laba perusahaan asing dari suatu
negara maju. Bahan baku PT B dapat dibeli dari divisi yang berada di negara kantor pusat dan dapat
juga dibeli dari para peternak kecil pada negara berkembang tersebut. Jika persentase pajak pada
negara berkembang ini lebih kecil dibandingkan dengan pajak negara maju, maka PT B lebih
senang membeli bahan baku dari divisi yang ada di negara kantor pusatnya.
Sistem Pengendalian Manajemen

TERIMAKASI
Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem Pengendalian Manajemen


H

Sistem Pengendalian Manajemen

Anda mungkin juga menyukai