Pengendalian
Manajemen :
PUSAT
INVESTASI
Kelompok 5
Stephanie Crisanti
20.05.52.0112
Pembahasan
• Definisi dan Tujuan Penilaian Pusat Investasi
Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer divisi dan manajer kantor
pusat.
Memotivasi manajer divisi agar selalu memonitor aset, utang, dan modal divisi yang
digunakan sebagai dasar penentuan besarnya investasi.
Mengukur kinerja manajer pusat investasi dan mengukur kinerja divisi sebagai suatu
kesatuan ekonomi.
Jika ROI suatu divisi besarnya 18% per tahun, dinilai baik.
Jika ROI kurang dari 18%, dinilai tidak baik.
Rumus:
Penjualan Investasi
= Laba x 100%
Investasi
Langkah-Langkah
Manfaat ROI: menggunakan ROI:
Menetapkan target ROI
(1)Mengukur efisiensi biaya.
(2)Menunjukkan kemampuan setiap rupiah
penjualan dalam menghasilkan laba.
Mengukur ROI yang
sesungguhnya
Melakukan analisis
selisih ROI
Contoh: Penentuan ROI Divisi
PT Nusa Jaya mempunyai dua divisi, yaitu Divisi I dan Divisi
II. Pada awal tahun 2XX1 manajemen puncak menentukan
besarnya ROI yang diharapkan untuk Divisi I 18% dan Divisi
II 16%, ROI tersebut didasarkan atas laba bersih divisi dan
investasi divisi.
Jika investasi diukur sebesar modal sendiri, besarnya ROI sesungguhnya dihitung
sebagai berikut:
Divisi I
ROI = Rp 400,00 x Rp 3.200,00
Rp 3.200,00 Rp 2.000,00
ROI = 0,125 x 1,6 x 100% = 20%
Divisi II
ROI = Rp 480,00 x Rp 5.000,00
Rp 5.000,00 Rp 3.200,00
ROI = 0,096 x 1,5625 x 100% = 15%
Jika volume penjualan tidak berubah maka total biaya Divisi II tetap sebesar:
= Rp 5.000 – Rp 480 = Rp 4.250.
Oleh karena itu, agar ROI meningkat menjadi 20%, penjualan dengan harga jual
per unit yang lebih tinggi harus dapat meningkatkan penjualan menjadi:
ROI = Penjualan – Biaya x Penjualan x 100%
Penjualan Investasi
20% = Penjualan – Rp 4.520,00x Penjualan x 100%
Penjualan Rp 3.200,00
Rp 640,00 = Penjualan – Rp 4520,00
Penjualan = Rp 5.160
2. Meningkatkan volume penjualan sehingga penjualan meningkat namun peningkatan
biayanya lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan penjualan.
Struktur biaya Divisi II terdiri atas biaya tetap, termasuk dari alokasi kantor pusat, sebesar:
= Rp 1.000,00 + Rp 720,00 + Rp 200,00 = Rp 1.920,00 dan rasio biaya variabel terhadap
penjualan = (Rp 2000,00 + Rp 600,00) : Rp 5.000,00 = 0,52.
Penjualan Divisi II agar ROI yang dicapai 20%, harus ditingkatkan menjadi:
ROI = Penjualan – Biaya x Penjualanx 100%
Penjualan Investasi
20% = Penjualan – Biaya
Investasi
20% = Penjualan – (0,52 Penjualan + Rp 1.920,00)
Rp 3.200,00
0,48Penjualan = (20% x Rp 3.200,00) + Rp 1.920,00
Penjualan= Rp 2.560,00 : 0,48 = Rp 5.333,00.
3. Meningkatkan rasio laba terhadap penjualan yang berarti mengubah
struktur biaya.
Jadi, jika penjualan Rp 5.120,00 dan rasio laba terhadap penjualan 0,125 maka
besarnya laba = Rp 5.120,00 x 0,125 = Rp 640,00
Besarnya biaya menjadi Rp 5.120,00 – Rp 640,00 = Rp 4.480,00.
C. Menurunkan investasi divisi
Penurunan investasi tanpa menurunkan laba dapat terjadi jika sebagian aset yang
digunakan pada divisi tersebut menganggur. Jika investasi diartikan sebagai modal
dan ROI Divisi II ingin ditingkatkan menjadi 20% melalui penurunan investasi,
maka modal Divisi II perlu diturunkan menjadi:
ROI = Laba x Penjualan x 100%
Penjualan Investasi
20% = Rp 480,00 x Rp 5.000,00 x 100%
Rp 5.000,00 Investasi
Investasi= Rp 480,00 : 20% = Rp 2.400,00.
Jadi jika laba Divisi II tetap Rp 480 juta dan diinginkan ROI sebanyak 20%, maka
investasi divisi tersebut perlu diturunkan dari Rp 3.200 juta menjadi Rp 2.400 juta.
Keunggulan ROI:
Dalam RI kinerja manajer diukur dari kemampuannya untuk menghasilkan rupiah RI yang
sebesar mungkin. Pemakaian metode RI dapat mempertahankan keunggulan ROI, namun
sekaligus dapat mengurangi beberapa kelemahan yang ada pada metode ROI.
KEUNGGULAN METODE RI:
KELEMAHAN METODE RI:
Divisi yang investasinya sebanding
mempunyai sasaran laba yang sama.
Sulit menentukan biaya modal secara
Aset yang berbeda dapat dibebani persentase objektif.
biaya modal yang berbeda.
Jenis aset tertentu dapat dibebani persentase RI jarang dipakai dalam praktik.
biaya modal yang sama tanpa memandang
divisi yang menggunakan aset tersebut
diinvestasikan. RI, demikian pula ROI hanya mengukur
salah satu keberhasilan tujuan bisnis.
Mendorong manajer divisi untuk melakukan
investasi.
Masalah Pengukuran Kinerja Pusat Investasi
Masalah yang dihadapi dalam pengukuran pusat investasi:
1 2 3 4 5
Jika dasar investasi digunakan utang jangka panjang ditambah modal maka perlu ditentukan:
Laba sebelum dikurangi biaya bunga untuk jangka panjang.
Besarnya investasi yaitu sebesar utang jangka panjang ditambah modal.
3. Investasi Diukur Sebesar Modal
Konsep ini menekankan kepentingan para investor atau pemegang saham dalam memilih jenis
investasi yang memberikan return memuaskan.
Pihak-pihak yang tidak setuju terhdap penggunaan konsep ini memberikan alasan sebagai
berikut:
Modal saham biasanya dikerluarkan oleh kantor pusat dan tidak dikeluarkan oleh atau
tidak dirinci untuk setiap divisi.
Bagi divisi, yang penting adalah jumlah dana yang diterima dari kantor pusat.
Penentuan Elemen Aset
sebagai Dasar Investasi
Pengukuran ROI maupun RI berhubungan erat
dengan penentuan elemen sebagai dasar investasi.
Dibawah ini akan dibahas setiap elemen aset yang
akan digunakan sebagai dasar investasi:
1. Kas
2. Piutang
3. Persediaan
4. Aset Tetap
Pedoman yang digunakan untuk menentukan
1. Kas besarnya kas:
Ada dua pendapatan mengenai perlakuan a. Kas yang dimasukkan sebagai elemen investasi dibatasi sebesar
terhadap kas sebagai elemen investasi: kas yang terkendalikan oleh manager divisi.
a. Kas dimasukkan sebagai elemen investasi b. Kas yang dimasukkan sebagai elemen investasi adalah sebesar
b. Kas tidak dimasukkan sebagai elemen investasi kas yang diperlukan oleh divisi sebagai kesatuan ekonomi yang
berdiri sendiri.
Penyebab saldo kas divisi cenderung kecil Alasan kas divisi lebih tinggi daripada
dibandingkan dengan divisi kesatuan ekonomi
saldo kas yang sesungguhnya yaitu:
yang berdiri sendiri:
1. Agar kinerja divisi sebagai kesatuan ekonomi dapat
1. Biasanya kantor pusat menginginkan pengelolaan kas dibandingankan dengan divisi lain.
disentralisasi oleh kantor pusat. 2. Agar ROI dan RI divisi sebagai suatu kesatuan
2. Divisi cenderung memiliki kas yang relatif kecil. ekonomi tidak tampak terlalu tinggi.
2. Piutang
Piutang yang diperhitungkan sebagai elemen investasi divisi adalah piutang yang
terkendalikan divisi. Dalam rangka pengukuran kinerja ekonomi divisi piutang yang
diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah sebesar piutang divisi sebagai suatu kesatuan
ekonomi yang berdiri sendiri.
Penentuan piutang didasarkan atas piutang bruto atau piutang neto. Piutang neto adalah
40
42
4. Aset Tetap
Syarat Pengadaan Aset Tetap:
1 2 3 4 5 6
Nilai
Nilai Buku Nilai Nilai Masa Aset Tetap Aset Tetap
Perolehan
Pengganti Depan Menganggur yang Disewa
Mula-Mula
Nilai Perolehan Mula-Mula
1 Sebesar biaya perolehan aset sampai dengan aset
tersebut siap digunakan.
Keunggulan: Kelemahan:
1. Merupakan nilai objektif untuk menentukan 1. Divisi dibebani investasi dalam jumlah yang
besar investasi. terlalu besar.
2. Jumlah investasi tidak berfluktuasi dari 2. Penggantian aset tetap lama ke aset tetap baru
periode-ke-periode. dapat meningkatkan investasi, tetapi
3. Dapat membandingkan kinerja antardivisi keefektifan aset tetap lama menjadi berkurang
dalam menghasilkan return. karena masih bisa berkontribusi terhadap laba.
4. Mendorong manajer divisi untuk mengganti 3. Pengukuran itu menggunakan harga perolehan
aset tetap lama dengan aset tetap baru. historis.
Nilai Buku
2 Sebesar nilai perolehan mula-mula aset dikurangi rekening
penilaian aset/rekening lawan aset.
Kelemahan:
Keunggulan: 1. Penentuan akumulasi depresiasi sifatnya subjektif.
1. Nilai buku lebih mencerminkan manfaat ekonomis 2. Tidak dapat membandingkan kinerja antardivisi yang
aset tetap. menggunakan aset tetap baru dan lama.
2. Nilai buku aset tetap sebagai dasar pengukuran 3. Tidak mendorong divisi untuk menambah investasi
investasi sesuai dengan standar. melalui pembelian aset tetap baru.
3. Penggantian aset tetap baru dan lama dapat 4. Pengukuran menggunakan dasar data akuntansi yang
menaikkan investasi. sifatnya historis, sehingga tingkat inflasi tajam.
4. Laba dari aset tetap dibagi dengan jumlah investasi 5. Pemilihan metode depresiasi yang berbeda
yang semakin rendah karena manfaat ekonomis mengakibatkan besarnya ROI dan RI pada tahun
aset tetap semakin rendah. yang sama, besarnya beda.
Nilai Pengganti
3 Ukuran nilai aset sebesar biaya pengganti atau nilai pasar
aset yang sama pada saat ini.
Keunggulan: Kelemahan:
1. Jika tingkat inflasi tajam, nilai penganti 1. Informasi nilai pengganti tidak dapat diperoleh
dapat mencerminkan nilai investasi saat ini. dari catatan akuntansi sehingga perlu harus
menggunakan suatu sistem khusus.
2. Penerapan nilai pengganti dapat digunakan
2. Tidak semua aset tetap dapat diketahui nilai
dengan baik untuk menilai kinerja penggantinya.
antardivisi yang memiliki aset baru dan 3. Cara pengukuran berdasar nilai pengganti belum
divisi yang memiliki aset tetap lama. dapat digunakan dengan tepat.
4. Penentuan besarnya nilai pengganti bersifat
subjektif.
Nilai Masa Depan
4 Nilai yang akan direalisasi jika suatu keputusan investasi
diambil.
Kesulitan:
1. Penentuan nilai masa depan sifatnya
subjektif.
2. Penentuan nilai masa depan menghadapai
ketidakpastian.
5 Aset Tetap Menganggur
Jika aset tetap tidak dapat digunakan oleh Jika aset tetap dapat digunakan oleh divisi lain
divisi lain maka tanggung jawab aset tersebut maka tanggung jawab tersebut dapat
tetap berada pada manajer divisi yang dipindahkan pada manajer divisi lain yang
bersangkutan. Sehingga aset tersebut harus memanfaatkannya sehingga harus dimasukan
dimasukan sebagai elemen investasi divisi sebagai elemen investasi divisi yang
yang bersangkutan. memanfaatkannya.
6 Aset Tetap yang Disewa