Anda di halaman 1dari 95

Pertanggungjawaban

Pusat Beban dan


Pusat Pendapatan
KELOMPOK 3
1. Fidya Nurafni Ulhaq 20.05.52.0102
2. Dian Krisbianti 20.05.52.0103
3. Faradila Rahma 20.05.52.0131

Nama Anggota
Materi Pembahasan Pusat Beban

1. Pusat Pertanggungjawaban
2. Pusat Beban
3. Pengendalian Pusat Beban Kebijakan
4. Pusat Administrasi
5. Pusat Penelitian dan Pengembangan
6. Pusat Pemasaran
#1 Pusat
Pertanggungjawaban
DEFINISI 12 10 22

Pusat pertanggungjawaban adalah


unit organisasi yang dipimpin oleh
seorang manajer yang
PUSAT bertanggungjawab atas aktivitas
pusat pertanggungjawaban.
PERTANGGUNGJAWAB
Dalam hal ini pusat pertanggungjawaban
AN memerlukan desentralisasi, dimana
desentralisasi adalah pedelegasian
wewenang pembuatan keputusan oleh
manajer level tingkat lebih tinggi pada
manajer tingkat dibawahnya.
Pusat Pertanggungjawaban 12 10 22

Barang dan jasa


KELUAR yang dihasilkan.
Pemakaian sumber- MASUKAN
AN
sumber diukur
dalam ukuran biaya.

Pengerjaan PROSES TUJUAN Penjualan


masukan menjadi keluaran ke pihak
keluaran. eksternal atau
dikonsumsi pihak
internal.
Sub Pokok Pembahasan 12 10 22

1. Sifat Pusat Pertanggungjawaban


Suatu pusat pertanggungjawaban dibentuk untuk mencapai
salah satu atau beberapa tujuan. Dimana tujuan suatu
pertanggungjawaban secara individual yaitu dapat membantu
pencapaian tujuan dari suatu organisasi.
Sub Pokok Pembahasan 12 10 22

2. Pengukuran Masukan - Keluaran


Dalam sistem pengendalian manajemen, semua ukuran fisik masukan
dapat lihat dari biaya. Dimana biaya dalam hal ini adalah pengorbanan sumber
sumber ekonomi yang akan atau telah terjadi yang diukur dalam satuan
moneter untuk tujuan tertentu.

Sementara itu, pengukuran keluaran relatif bervasiasi tergantung


pada tipe keluarannya sendiri. Sebagai contoh keluaran berupa barang atau
jasa yang dijual ke pihak luar dapat diukur berdasarkan pendapatan penjualan.
Sub Pokok Pembahasan 12 10 22

3. Efisiensi dan Efektivitas

Efisiensi adalah rasio keluaran terhadap masukan atau jumlah


keluaran per unit masukan. Sementara itu, efisien adalah melaksanakan
sesuatu dengan benar. Suatu pusat pertanggungjawaban dikatakan efisien jika:

• Menggunakan masukan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran jumlah


sama.

• Menggunakan masukan yang sama untuk menghasilkan keluaran jumlah


lebih besar.

• Menggunakan masukan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran jumlah


lebih besar.
Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran pusat
pertanggungjawaban dengan tujuannya. Sementara itu, efektif
yaitu melaksanakan sesuatu yang benar. Secara lebih ringkas yaitu
pusat pertanggungjawaban dikatakan efisien jika telah
melaksanakan sesuatu yang benar.
Dari segi efisiensi dan efektivitas, pusat
pertanggungjawaban dikelompokan kedalam :
1. Pusat pertanggungjawaban yang tidak efisien dan tidak efektif.
2. Pusat pertanggungjawaban yang efisien namun tidak efektif.
3. Pusat pertanggungjawaban yang tidak efisien namun efektif.
4. Pusat pertanggungjawaban yang efisien dan efektif.
Sub Pokok Pembahasan 12 10 22

4. Peran Laba

Laba merupakan selisih antara pendapatan dan beban, sehingga laba


sekaligus mengukur masukan dan keluaran serta efisien dan efektif dalam
suatu organisasi. Meskipun demikian, laba masih kurang sempurna jika
dijadikan alat pengukur karena :

➢ Ukuran moneter tidak dapat mengukur secara teliti.

➢ Standar atau anggaran laba yang mungkin ditentukan secara tidak teliti.

➢ Laba lebih menekankan pengukuran kinerja jangka pendek yang bahkan bisa
mengorbankan tujuan jangka panjang.
5. Penggolongan Pusat Pertanggungjawaban

a b

Pusat Beban Pusat Pendapatan


Pusat beban adalah suatu pusat Pusat pendapatan adalah suatu
pertanggungjawaban yang kinerja manajernya pusat pertanggungjawaban dalam
dinilai atas dasar beban biaya dalam pusat suatu organisasi yang kinerja
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Pusat manajernya dinilai atas dasar
beban digolongkan menjadi dua yaitu pusat pendapatan dalam pusat
beban teknis dan pusat beban kebijakan. pertanggungjawaban yang dipimpin.
c d

Pusat Laba Pusat Investasi


Pusat laba merupakan suatu pusat Pusat investasi merupakan suatu pusat
pertanggungjawaban dalam suatu pertanggungjawaban dalam suatu organisasi
organisasi yang kinerja manajernya yang kinerja manajernya dinilai atas dasar
dinilai atas dasar selisih pendapatan pendapatan, beban dan sekaligus investasi
dengan beban biayanya dalam pusat (aktiva atau modal) pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpin. pertanggungjawaban yang dipimpin.
#2 Pusat Beban
DEFINISI
Pusat beban adalah suatu pusat
pertanggungjawaban yang kinerja
manajernya diukur atas dasar biayanya.
Atas dasar karakteristik hubungan
antara masukkan dan keluarannya, PUSAT BEBAN
pusat beban digolongkan menjadi dua
yaitu pusat beban teknis dan pusat
beban kebijakan.
1. Pusat Beban Teknis
Pusat beban teknis atau pusat beban standar merupakan pusat
beban yang sebagian besar biayanya adalah biaya teknis
sehingga dapat ditentukan di muka secara teliti dalam ukuran
biaya standar. Biaya teknis merupakan biaya yang mempunyai
hubungan fisik optimal dengan keluarannya.
Karakteristik pusat beban teknis :
➢ Masukkan dapat diukur dengan ukuran biaya
➢ Keluaran dapat diukur dalam ukuran fisik
➢ Biaya standar dapat ditentukan
➢ Efisiensi dan efektivitas dapat diukur
2. Pusat Beban Kebijakan
Pusat beban kebijakan adalah pusat beban yang sebagian besar
biayanya adalah biaya kebijakan, sedangkan biaya kebijakan
sendiri merupakan biaya yang terjadinya dan variabilitasnya
ditentukan berdasar kebijakan manajemen.
Pusat beban kebijakan mempunyai keluaran, namun tidak dapat
atau sulit diukur secara kuantitatif dan tidak mempunyai hubungan
secara optimal dengan masukannya atau biayanya.
Karakteristik ❑ Anggaran bukan merupakan pengukur
efisiensi.
anggaran biaya ❑ Anggaran merupakan batas atas
pusat beban pengeluaran biaya yang dapat dilakukan
oleh manajer pusat beban yang
kebijakan yang bersangkutan dan biaya sesungguhnya
tidak boleh melampaui anggaran.
disetujui oleh ❑ Anggaran tersebut merupakan
kesanggupan manajer pusat beban yang
manajemen puncak : bersangkutan untuk melaksanakan semua
kegiatan yang direncanakan dengan biaya
yang dianggarkan.
#3 Pengendalian
Pusat Beban Kebijakan
1. Penyusunan Anggaran
Dalam penyusunan anggaran pusat beban teknis manajemen dapat
menempuh cara berikut :
Penyusunan anggaran dimulai dari penentuan besarnya biaya
standar untuk menghasilkan satu unit keluaran.

Penentuan besarnya jumlah keluaran yang akan dihasilkan oleh pusat


beban teknis yang bersangkutan dalam jangka waktu dan mutu
tertentu.

Atas dasar keluaran yang akan dihasilkan, manajer pusat beban


teknis menyusun anggaran biaya yang efisien untukmenghasilkan
keluaran tersebut.
Penyusunan anggaran mulai dari tugas yang
akan dilaksanakan dalam tahun anggaran yang
akan datang, dimana tugas tersebut
digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Tugas rutin : tugas yang berkesinambungan,
Cara menyusun dari tahun ke tahun dilakukan oleh suatu pusat
kebijakan. Contoh tugas rutin dari departemen
anggaran pusat akuntansi menyiapkan laporan keuangan.
2. Tugas khusus : tugas yang tidak terjadi setiap
beban kebijakan tahun namun mempunyai batas waktu
penyelesaian. Contoh departemen akuntansi
manajemen melakukan penyusunan atau perbaikan sistem
akuntansi.

Atas dasar volume tugas yang akan dilaksanakan,


selanjutnya manajer pusat beban kebijakan
menyusun anggaran biaya untuk melaksanakan
tugas tersebut.
Penganggaran Inkremental
1
Penganggaran yang didasarkan pada level biaya kini
yang selanjutnyadisesuaikan dengan inflasi dan
perubahan lingkungan lainnya.
Dua Pendekatan Dua kesulitan penganggaran inkremental :
➢ Para manajer pusat kebijakan cenderung
Perencanaan
LOREM Pusat menambah sumber yang dianggarkan agar dapat
menyediakan jasa lebih banyak. Kecenderungan ini
Biaya Kebijakan disebut hukum kedua parkinsom yaitu biaya
overhead cenderung naik.
➢ Jika perusahaan menghadapi krisis atau ada
penggantian manajemen, biaya overhead umumnya
cenderung dikurangi secara tajam tanpa
konsekuensi penolakan.
Kajian Berbasis Nol
2
Pendekatan untuk menganalisis setiap pusat kebijakan
berdasarkan jadwal yang mencakup semua tugas jangka
panjang contoh lima tahun.
Kelemahan kajian berbasis nol : Dua Pendekatan
o Memerlukan benchmarking biaya dan keluaran dari dari
perusahaan lain. Dalam hal ini, benchmarking Perencanaan
LOREM Pusat
merupakan pembandingan dengan perusahaan lain
dalam asosiasi perdagangan atau perusahaan lain
sebagai pesaing dalam lingkup lokal, nasional, maupun Biaya Kebijakan
global.
o Kajian ini mungkin menimbulkan masalah potensial,
contoh banyak mengonsumsi waktu dan menimbulkan
trauma bagi manajer
o Sulit dilakukan karena para manajer cenderung
mempertahankan “status quo”.
2. Variabilitas Biaya
Dalam pusat beban teknis, sebagian besar biaya dalam jangka
pendek bervariasi dengan volume atau aktivitas sehingga sebagian besar
biayanya adalah biaya variabel dan hanya sebagian kecil yang merupakan
biaya tetap.
Sebagian besar biaya dalam pusat beban teknis adalah biaya
variabel teknis. Biaya variabel teknis adalah biaya variabel yang
mempunyai hubungan optimal sehingga berubah secara proposional
dengan perubahan keluarannya. Dalam jangka pendek , biaya pusat beban
kebijakan cenderung merupakan biaya kebijakan. Biaya kebijakan yaitu
biaya yang variabilitasnya ditentukan oleh kebijakan manajemen.
1. Biaya Variabel Kebijakan
Biaya kebijakan Biaya variabel kebijakan adalah biaya
yang menjadi variabel karena kebijakan
LOREM
digolongkan manajemen.
menjadi dua :
2. Biaya Tetap Kebijakan
Biaya tetap kebijakan adalah biaya
yang menjadi tetap karena kebijakan
manajemen. Dalam pusat beban
kebijakan juga ada biaya tetap kapasitas.
Biaya tetap kapasitas adalah biaya
tetap dalam rangka mempertahankan
kapasitas pada level tertentu .
3. Tipe Pengendalian
Pengendalian keuangan terhadap pusat beban kebijakan sangat
berbeda dengan pengendalian keuangan pusat beban Teknik. Dalam pusat
beban teknis pengendaliannya menggunakan biaya standar. Pemakaian
biaya standar dalam pusat beban teknis mempunyai manfaat :
● Manajer pusat beban teknis menggunakan biaya standar untuk
mneyusun anggaran biaya dalam departemen yang dipimpinnya.
● Manajer beban teknis didorong untuk mempertahankan efisi-efisi
maksimal atau meminimalkan biaya untuk menghasilkan keluaran
tertentu.
● Manajemen puncak menggunakan standar sebagai alat untuk menilai
efisiensi pusat beban teknis dari laporan perbandingan antara biaya
sesungguhnya dengan biaya standarnya.
Di lain pihak, tujuan anggaran pusat beban kebijakan adalah untuk
memungkinkan manajemen pusat kebijakan mengendalikan biaya
dengan cara ikut berperan serta dalam perencanaan dan anggaran
biayanya. Biaya dikendalikan terutama dengan cara :
Memutuskan tugas-tugas apa yang akan dilaksanakan dan
tingkat usaha yang harus dilaksanakan untuk setiap tugas
tersebut.
Menyusun anggaran biaya pusat kebijakan yang jumlahnya
harus sedekat mungkin dengan biaya yang sesungguhnya
untuk melaksanakan tugas yang direncanakan.

Memperlakukan anggaran biaya kebijakan sebagai batas atas


yang tidak boleh dilampaui.
4. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja manajer pusat beban kebijakan sangat
berbeda dengan pengukuran prestasi manajer pusat beban teknis.
Laporan prestasi pusat beban kebijakan digunakan untuk menjamin
bahwa tugas yang direncanakan telah dilaksanakan dengan biaya
yang telah dianggarkan dan tidak ada pengeluaran dapat
melampaui anggaran tanpa persetujuan manajemen puncak lebih
dahulu.
5. Pemilihan Manajer
Salah satu syarat penting agar dapat mengendalikan pusat beban
kebijakan adalah manajer yang baik untuk mempimpin pusat beban
tersebut. Manajer tersebut harus mempunyai kemampuan :
● Teknis
Kemampuan teknis diperlukan karena manajer pusat beban
kebijakan harus mengendalikan tugas yang dilaksanakan dalam
departemennya. Kemampuan teknis yang baik saja kurang bermanfaat bila
tidak disertai kemampuan manajerial.
● Manajerial
Kemampuan pengelolaan diperlukan untuk mengatur pelaksanaan
tugas-tugas ke arah pencapaian tujuan organisasi yang dipimpinya.
6. Pemilihan Iklim Organisasi
Pemeliharaan iklim organisasi yang sehat juga merupakan syarat
penting pengendalian pusat beban kebijakan. Iklim yang baik tidak berarti
bahwa semua karyawan yang berkerja bersama dalam pusat beban
kebijakan harus merupakan sahabat atau semua karyawan bekerja dengan
gembira. Namun, yang penting adalah pengakuan atau penghargaan
terhadap semua tugas yang dilaksanakan oleh para pelaksana dan para
pelaksana harus memperhatikan biaya untuk melaksanakan tugasnya
jangan sampai melampaui anggaranya. Para pelaksana harus menyadari
bahwa anggaran biaya merupakan batas atas biaya untuk melaksanakan
tugasnya.
7. Penentuan Proporsi Biaya Teknis
Sebagian biaya tugas-tugas rutin biasanya merupakan biaya teknis
sehingga tugas ini dapat diidentifikasikan masukan dan keluaranya dan
dapat dinilai efisiensi dan efektivitasnya.
#4 Pusat Administrasi
Pusat administrasi adalah pusat –pusat
DEFINISI PUSAT pertanggungjawaban yang berfungsi
sebagai penentu strategi dan kebijakan,
ADMINISTRASI perencanaan , pengarahaan dan
pengendalian kegiatan organisasi atau unit
organisasi secara menyeluruh.

Termasuk dalam pusat administrasi adalah manajemen puncak


korporasi , manajemen divisi (unit bisnis), dan manajemen yang
bertanggung jawab terhadap unit-unit staf misalnya: departemen
akuntansi, departemen keuangan, departemen personalia
(sumber daya manusia), departemen hubungan masyarakat,
departemen hukum, departemen keamanan, departemen
pemeriksa internal, dan sekertariat.
Kesulitan Pengukuran Keluaran
Keluaran pusat administrasi umumnya berupa jasa dan
nasihat yang bermanfaat untuk penentuan strategi dan
1. Penyebab kebijakan, perncanaan, dan pengendalian kegiatan
organisasi. Biaya yang terjadi dalam pusat aministrasi
Sulitnya tidak mempunyai hubungan yang erat dengan
keluarannya sehingga pengendalian pusat beban ini
Pengendalian tidak dapat menggunakan biaya standar.

Ketidaksesuaian Tujuan
Dalam perusahaan kecil umumnya manajemen puncak dapat secara
langsung mengendalikan pusat administrasi dengan ketat. Namun
dalam perusahaan besar, pusat administrasisemakin membengkak
sejalan dengan perekembangan perusahaan tersebut.
2. Karakteristik Pengendalian
a. Bagian yang Mencakup Biaya Pokok Departemen
Biaya ini meliputi biaya untuk menjalankan kegiatan pusat
administrasi dan ditambah biaya untuk menyelenggarakan semua
1
kegiatan yang tanpa memerlukan keputusan manajemen puncak.
Penyusun
an b. Bagian yang Mencakup Biaya Kegiatan Kebijakan
Anggaran Biaya ini meliputi deskripsi tujuan dan taksiran setiap kegiatan
pusat administrasi yang memerlukan kebijakan manajemen puncak.
Tujuan bagian ini adalah untuk menyajikan informasi yang
memungkinkan manajemen puncak dalam membuat keputusan
mengenai biaya dan efektivitas kegiatan yang diusulkan.
Pengukuran prestasi manajer pusat
2
administrasi biasanya menggunakan Pengukuran
laporan bulanan yang membandingkan Prestasi
Manajer
antara biaya sesungguhnya dengan
anggarannya.
Dalam Pengendalian pusat administrasi,
umumnya sistem Pengendalian manajemen
hanya terbatas dalam membantu manajemen
3 untuk menentukan tingkat biaya yang
Pertimbangan optimum bagi pusat beban ini.
Manajerial Konsekuensinya, keputusan besarnya biaya
yang harus dikeluarkan untuk pusat
administrasi termasuk unit-unitnya, sebagian
besar didasarkan atas pertimbangan
manajemen puncak.
#5 Pusat Penelitian
dan Pengembangan
DEFINISI
Pusat penelitian dan pengembangan
Pusat beban yang kegiatannya mencakup : penelitian dasar, penelitian
terapan, pengembangan, pilot plant testing, manufacturing, tolling, dan
debugging, serta test pemasaran.
Penelitian dasar (murni)
Penelitian suatu gejala-gejala tanpa menentukan kegunaan yang
diperoleh dari penelitian tersebut.

Penelitian terapan (praktis)


Penelitian yang dirancang untuk mengidentifikasikan penerapan potensi
ilmu pengetahuan agar dapat digunakan untuk keperluan tertentu.
Pengembangan
Bertujuan untuk menerapkan dan meningkatkan suatu potensi menjadi
suatu model untuk menemukan suatu proses baru atau perbaikan proses
dan produk yang sudah ada.

Penelitian dasar (murni)


Pengujian efisiensi dan efektivitas suatu model. Tahapan ini dilakukan
setelah tahap pengembangan.

Manufacturing tolling dan debugging


Tahap kegiatan merancang, membuat, dan merakit peralatan untuk
melaksanakan proses baru atau untuk menghasilkan produk baru.
Test pemasaran
Pengujian pemasaran produk yang dihasilkan dengan proses baru atau
produk baru kepada konsumen pemakai.
Pengendalian biaya pusat penelitian dan pengembangan sulit dilakukan,
dalam pengendalian pusat beban ini perlu diperhatikan :

Karakteristik Pengendalian

1 Perlu memperhatikan karakteristik pengendalian yaitu hasil pusat penelitian


dan pengembangan sulit diukur secara kuantitatif, ketidaksesuaian tujuan,
dan kegiatannya tidak dapat dikendalikan atas dasar anggaran tahunan.

Pendekatan Pengendalian

2
Manajemen harus membuat tiga keputusan penting sebagai berikut :
memutuskan jumlah dana untuk membiayai kegiatan, memutuskan
arah kegiatan usaha, dan menilai efektivitas hasil kegiatan penelitian
dan pengembangan.
Pengukuran Prestasi

3 Prestasi manajer pusat penelitian dan pengembangan diukur setiap bulan


atau setiap kuartal melalui laporan bulanan atau kuartalan.

4
Pertimbangan Manajemen
Pertimbangan manajemen memegang peranan penting dalam
menentukan kegiatan dan biaya pusat pertanggungjawaban ini.

5
Komite Riset
Manajemen membentuk komite riset yang ditugaskan untuk
menelaah, mengesahkan, dan menyusun pedoman teknis
penelitian dan pengembangan.
#6 Pusat Pemasaran
DEFINISI 12 10 22

Pusat pemasaran adalah suatu


pusat pendapata dan sekaligus pusat
PUSAT PEMASARAN beban yang aktivitas-aktivitasnya
mencakup aktivitas untuk
memperoleh pesanan dan melayani
konsumen.
Pengendalian Aktivitas untuk
Memperoleh Pesanan
Aktivitas ini disebut pula aktivitas pemasaran.
Aktivitas Biaya untuk kegiatan ini terutama adalah biaya
promosi dan advertensi.
Pemasaran
Pengendalian Aktivitas untuk Melayani
Pesanan
Aktivitas ini dinamakan juga aktivitas logistik. Aktivitas
ini meliputi penyampaian barang dari perusahaan ke
pelanggan sampai dengan pengumpulan piutang dagang
menjadi kas.
Materi Pembahasan Pusat Pendapatan

1. Definisi Pusat Pendapatan


2. Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan
3. Analisa Laba Bruto dan Kontribusi Bruto
#1 Definisi Pusat
Pendapatan
DEFINISI 12 10 22

Pusat pendapatan adalah suatu


pusat pertanggungjawaban dalam
PUSAT PENDAPATAN suatu organiasasi yang kinerja
manajernya dinilai atas dasar
pendapatan pusat
pertanggungjawaban tersebut.
#2 Penilaian Kinerja
Pusat Pendapatan
12 10 22

Kinerja manajer pusat pendapatan


diukur atas dasar pendapatan yang
dicapai oleh unit organisasi yang
dipimpinnya. Penilaian kinerja manajer
PENILAIAN KINERJA tersebut dilakukan dengan cara
menganalisis selisih pendapatannya.
PUSAT PENDAPATAN Selisih pendapatan adalah perbedaan
antara anggaran pendapatan dengan
realisasinya. Selisih pendapatan
dianalisis untuk mengetahui penyebab
timbulnya selisih tersebut.
SELISIH PENDAPATAN

2. Selisih Kuantitas 4. Selisih Kuantitas 6. Selisih


Penjualan Penjualan Final Pangsa Pasar

1. Selisih Harga 3. Selisih 5. Selisih Pasar


Jual Komposisi Industri
Penjualan
1. Selisih Harga Jual

Selisih harga jual adalah selisih yang timbul karena


departemen pemasaran telah menjual produk dengan harga jual
sesungguhnya per unit lebih tinggi atau lebih rendah
dibandingkan dengan harga jual per unit yang dianggarkan.
Tanggung jawab atas selisih ini biasanya berada di pundak
manajer pemasaran.
Sifat selisih harga jual :
● Jika : HJA > HJS maka SHJ merugikan.
● Jika : HJA < HJS maka SHJ menguntungkan.
Rumus Perhitungan Selisih Harga Jual

Keterangan

SHJ = (KSxHJA) – (KSxHJS)


• SHJ = Selisih Harga Jual

SHJ = KS (HJA-HJS) • KS = Kuantitas


sesungguhnya yang dijual

• HJS = Harga jual per unit


sesungguhnya

• HJA = Harga jual per unit


yang dianggarkan
2. Selisih Kuantitas Penjualan

Selisih kuantitas penjualan atau volume penjualan


adalah selisih yang timbul karena kuantitas produk yang dijual
sesungguhnya menyimpang dari kuantitas penjualan yang
dianggarkan. Tanggung jawab atas selisih ini bisanya ada di
pundak manajer pemasaran.
Sifat selisih kuantitas penjualan :
● Jika : KA < KS maka SKP menguntungkan.
● Jika : KA > KS maka SKP merugikan.
Rumus Perhitungan Selisih Kuantitas Penjualan

Keterangan

SKP = (KAxHJA) – (KSxHJA) • SKP = Selisih Kuantitas


Penjualan

SKP = (KA-KS) HJA • KS = Kuantitas


sesungguhnya yang dijual

• HJA = Harga jual per unit


yang dianggarkan

• KA = Kuantitas penjualan
yang dianggarkan
3. Selisih Komposisi Penjualan

Selisih komposisi penjualan adalah selisih antara hasil


penjualan pada komposisi sesungguhnya dengan hasil
penjualan pada komposisi yang dianggarkan. Selisih ini
disebabkan karena departemen pemasaran telah menjual
barang atau jasa dengan komposisi sesungguhnya yang lebih
mengguntungkan atau merugikan.
Sifat selisih komposisi penjualan :
● Jika : PKmA < PKmS maka SKmP menguntungkan.
● Jika : PKmA > PKmS maka SKmP merugikan.
Rumus Perhitungan Selisih Komposisi Penjualan
Keterangan
• SKmP = Selisih Komposisi Penjualan
SKmP = PKmA - PKmS
• PKmS = Penjualan pada komposisi yang sesungguhnya
SKmP = (KAJ x HJA) –
• PKmA = Penjualan pada komposisi yang dianggarkan
(KSJ x HJA)
• KSJ = Kuantitas penjualan yang sesungguhnya setiap
produk yang dijual

• KAJ = Kuantitas penjualan yang dianggarkan untuk


setiap jenis produk yang dijual

• HJA =Harga jual per unit setiap jenis produk


4. Selisih Kuantitas Penjualan Final

Selisih kuantitas penjualan final adalah selisih penjualan


pada komposisi yang dinaggarkan dengan penjualan yang
dianggarkan.
Rumus Perhitungan Selisih Kuantitas Penjualan Final
Keterangan
• SKPF = Selisih Kuantitas
Penjualan Final

SKPF = (KAxHJA) – (TKSxHJR) • TKS = Total kuantitas


penjualan sesungguhnya

• HJR = Harga jual rata-rata


per unit yang dianggarkan

• KA = Kuantitas penjualan
yang dianggarkan setiap
jenis produk

• HJA = Harga jual per satuan


yang dianggarkan
5. Selisih Pasar Industri pada Penjualan

Selisih pasar industri pada penjualan adalah selisih yang


disebabkan oleh perbedaan antara penjualan perusahaan pada
anggaran penjualan industri dibandingkan dengan penjualan
perusahaan pada penjualan industri yang sesungguhnya jika
pangsa pasar atau bagian pasar perusahaan besarnya sama.
Rumus Perhitungan Selisih Pasar Industri pada Penjualan
Keterangan
• SPI = Selisih pasar industri

• API = Anggaran penjualan


SPI = (API-PIS) – PPP industry

• PIS = Pasar industri


sesungguhnya

• PPP = Pangsa atau bagian


pasar perusahaan
6. Selisih Pangsa Pasar pada Penjualan

Selisih pangsa pasar pada penjualan atau selisih bagian


pasar adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan antara
penjualan perusahaan pada pasar industri sesungguhnya
dibandingkan dengan penjualan perusahaan pada komposisi
penjualan yang dianggarkan.
Rumus Perhitungan Selisih Pangsa Pasar pada Penjualan
Keterangan
• SPP= Selisih pangsa pasar

• PIS = Pasar industri


SPP = (PISXPPP) – (TKSXHJR) sesungguhnya

• PPP = Pangsa atau bagian


pasar perusahaan

• TKS = Total kuantitas


penjualan sesungguhnya

• HJR = Harga jual rata-rata


per unit yang dianggarkan
CONTOH SOAL

Analisis kinerja Departemen Pemasaran sebagai pusat


pendapatan di Divisi 1 di PT BENTARA KASI. Perusahaan ini mempunyai
dua divisi yaitu divisi I dan divisi II. Sebagai pusat pendapatan, kinerja
manajer Departemen Pemasaran di bawahi Divisi I diukur atas dasar
pendapatan yang diperoleh unit organisasi yang dipimpinnya. Penilaian
kinerja manajer tersebut dilakukan dengan cara membandingkan
anggaran pendapatan dengan realisasinya. Selisih antara anggaran
pendapatan dengan realisasinya dianalisis untuk mengetahui penyebab
timbulnya penyimpangan. Sebagai contoh, anggaran pendapatan
penjualan Departemen Pemasaran tersebut tampak pada tabel.
PT BENTARA KASIH
Divisi I
Aggaran Penjualan, Januari 2XX1
(Anggaran Penjualan Industri RP5.000.000,00)
Produk Volume Penjualan Harga Jual per Unit Total
A 1.000 Rp 200,00 Rp 200.000,00
B 1.000 Rp 300,00 Rp 300.000,00
Jumlah 2.000 Rp 500.000,00

Anggaran Penjualan
PT BENTARA KASIH
Divisi I
Realisasi Penjualan, Januari 2XX1
(Anggaran Penjualan Sesungguhnya RP5.200.000,00)
Produk Volume Penjualan Harga Jual per Unit Total
A 1.200 Rp 190,00 Rp 228.000,00
B 900 Rp 320,00 Rp 288.000,00
Jumlah 2.100 Rp 516.000,00

Realisasi Penjualan
Anggaran penjualan Rp500.000,00
Realisasi penjualan Rp516.000,00

Selisih pendapatan penjualan Rp16.000,00 Laba

Perhitungan Total Selisih Pendapatan


Perhitungan Selisih Harga Jual
Atas dasar rumus, besarnya selisih harga jual pada Departemen
Pemasaran Divisi I sebesar :

SHJ = (KSxHJA) – (KSxHJS)


SHJ = KS (HJA-HJS)

A = 1.200 (Rp200,00-Rp190,00) = Rp12.000,00 Rugi

B = 900 (Rp300,00-Rp320,00) = Rp18.000,00 Laba

Jumlah selisih harga jual = Rp6.000,00 Laba


Perhitungan Selisih Kuantitas Penjualan
Atas dasar rumus, besarnya selisih kuantitas penjualan pada Departemen
Pemasaran Divisi I sebesar :

SKP = (KAxHJA) – (KSxHJA)

SKP = (KA-KS) HJA

A = (1.000-1.200) Rp200,00 = Rp40.000,00 Laba

B = (1.000-900) Rp300,00 = Rp30.000,00 Rugi

Jumlah = Rp10.000,00 Laba


Perhitungan Selisih Komposisi Penjualan
(1) (2) (3) (4) = (2) - (3) (5) (6) = (4) (5)
Jenis Komposisi Selisih Harga Jual per Selisih Komposisi
Komposisi Anggaran
Produk Sesungguhnya Komposisi (unit) Unit Anggaran Penjualan
A 1.200 (1.000:2.000) 2.100 = 1.050 150 Laba Rp 200,00 Rp30.000,00 Laba
B 900 (1.000:2.000) 2.100 = 1.050 150 Rugi Rp 300,00 Rp45.000,00 Rugi
1.200 2.100 Rp15.000,00 Rugi

Atau
Kuantitas sesungguhnya setiap jenis produk pada harga jual yang dianggarkan :
(1.200xRp200,00) + (900xRp300,00) = Rp510.000,00
Total kuantitas penjualan sesungguhnya pada harga jual rata-rata yang dianggarkan :
(1.200+900)[(Rp200,00+Rp300,00) : 2] = Rp525.000,00
Jumlah selisih komposisi penjualan = Rp15.000,00 Rugi
Perhitungan Selisih Kuantitas Penjualan Final
Atas dasar rumus, besarnya selisih kuantitas penjualan final pada Departemen
Pemasaran Divisi I sebesar :

SKPF = (KAxHJA) – (TKSxHJR)

SKPF = (KAxHJA) – (TKSxHJR)


= [(1,000xRp200,00) + (1.000xRp300,00)] – 2.100 [(Rp200,00+Rp300,00) : 2]
= Rp500.000,00 – Rp525,000,00
= Rp25.000,00 Laba
Dapat pula dihitung dengan rumus :
SKPF = (TKAxHJR) – (TKSxHJR)
= (2.000xRp250,00)-(2.100xRp250,00)
= Rp25.000,00 Laba
Dalam hal ini :
TKA = Total kuantitas penjualan yang dianggarkan
Perhitungan Selisih Pasar Industri pada Penjualan

Atas dasar rumus, besarnya selisih pasar industri pada penjualan pada Departemen
Pemasaran Divisi I sebesar :

SPI = (API-PIS) – PPP

SKPI = (API-PIS) – PPP


= (Rp500.000.000,00 – Rp5.200.000,00) x 10%
= Rp20.000,00 Laba
Perhitungan Selisih Pangsa Pasar pada Penjualan

Atas dasar rumus, besarnya selisih pangsa pasar pada penjualan pada Departemen
Pemasaran Divisi I sebesar :

SPP = (PISXPPP) – (TKSXHJR)

SPP = (PISXPPP) – (TKSXHJR)


= (Rp5.200.000,00 x 10%) – (2.100 x Rp250,00)
= Rp520.000,00 – Rp525.000,00
= Rp5.000,00 Laba
#3 Analisis Laba Bruto
dan Kontribusi Bruto
PENILAIAN KINERJA MANAJER PEMASARAN

1. Metode Penentuan Biaya Penuh 2. Metode Penentuan Biaya Variabel


(full costing atau absoption costing) (variable costing)
Metode penentuan biaya produksi yang Metode penentuan biaya produksi yang hanya
membebankan semua biaya produksi kepada membebankan biaya variable produksi
produk, baik biaya produksi variable maupun kepada produk. Dalam metode ini, biaya
biaya produksi tetap. Jika memakai metode produksi tetap diperlakukan sebagai biaya
ini, kinerja manajer pemasaran dianalisis periode. Jika memakai metode ini, kinerja
kemampuannya untuk menghasilkan laba manajer pemasaran dianalisis
bruto sehingga ditentukan besarnya selisih kemampuannya untuk menghasilkan laba
laba bruto. Laba bruto adalah selisih antara kontribusi bruto sehingga ditentukan besarnya
pendapatan penjualan dikurangi harga pokok selisih laba kontrubusi bruto. Laba kontribusi
penjualan. bruto adalah selisih antara pendapatan
penjualan dikurangi harga pokok penjualan
variabel.
ANALISIS SELISIH LABA BRUTO

6. Selisih Pangsa
2. Selisih Volume 4. Selisih Kuantitas Pasar pada Laba
Laba Bruto Laba Bruto Final Bruto

1. Selisih Laba 3. Selisih 5. Selisih Pasar


Bruto per Unit Komposisi Laba Industri pada Laba
Bruto Bruto
1. Selisih Laba Bruto per Unit (SLBU)
Selisih laba bruto per unit adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan antara laba bruto
per unit yang dianggarkan dengan laba bruto per unit yang sesungguhnya.

Rumus SLBU = (KS x LBA) – (KS x LBS)


= KS (LBA – LBS)

• SLBU = Selisih laba bruto per unit

Keterangan •

KS = Kuantitas sesungguhnya yang dijual
LBS = Laba bruto per unit yang sesungguhnya
• LBA = Laba bruto per unit yang dianggarkan
2. Selisih Kuantitas Laba Bruto (SKLB)
Selisih kuantitas laba bruto adalah selisih yang disebabkan karena departemen pemasaran telah
menjual barang dan jasa dengan kuantitas yang sesungguhnya lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan kuantitas yang dianggarkan.

Rumus SKLB = (KA x LBA) – (KS x LBA)


= (KA - KS) LBA

• SKLB = Selisih kuantitas laba bruto

Keterangan •

KS = Kuantitas sesungguhnya yang dijual
KA = Kuantitas penjualan yang dianggarkan
• LBA = Laba bruto per unit yang dianggarkan
3. Selisih Komposisi Laba Bruto
Selisih komposisi laba bruto adalah selisih antara laba bruto pada komposisi sesungguhnya
dengan laba bruto pada komposisi yang dianggarkan. Selisih ini disebabkan karena departemen
pemasaran

Rumus SKmLB = LBKmA - LBKmS


= (KAJ x LBA) – (KSJ x LBA)

• LBKmS = Laba bruto pada komposisi yang • KSJ = Kuantitas penjualan


sesungguhnya yang sesungguhnya setiap

Keterangan • LBKmA = Laba bruto pada komposisi yang


dianggarkan •
jenis produk yang dijual
KAJ = Kuantitas penjualan
• LBA = Laba bruto per unit yang dianggarkan yang dianggarkan untuk
untuk setiap jenis produk setiap jenis produk yang dijual
4. Selisih Kuantitas Laba Bruto Final
Selisih kuantitas laba bruto final atau selisih volume laba bruto final adalah selisih laba bruto
pada komposisi yang dianggarkan dengan laba bruto yang dianggarkan.

Rumus SKLBF = (KA x LBA) – (TKS x LBRA)

• SKLBF = Selisih kuantitas laba bruto final


• TKS = Total kuantitas penjualan sesungguhnya
Keterangan •

LBRA = Laba bruto rata-rata pe unit yang dianggarkan
KA = Kuantitas penjualan yang dianggarkan untuk setiap jenis produk
• LBA = Laba bruto per unit yang dianggarkan untuk setiap jenis produk
5. Selisih Pasar Industri terhadap Laba Bruto
Selisih pasar industri terhadap laba bruto adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan antara
laba bruto perusahaan pada anggaran penjualan industri dibandingkan dengan laba bruto perusahaan
pada penjualan industri yang sesungguhnya jika pangsa pasar perusahaan besarnya sama.

Rumus SPILB = (API - PIS) PPP x (LBA : PA)

• SPILB = Selisih pasar industri • PPP = Pangsa atau bagian pasar


terhadap laba bruto perusahaan
Keterangan •

API = Anggaran penjualan industri
PIS = Pasar industri sesungguhnya


LBA = Laba bruto dianggarkan
PA = Penjualan perusahaan
dianggarkan
6. Selisih Pangsa Pasar Laba Bruto
Selisih pangsa pasar terhadap laba bruto adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan antara laba
bruto perusahaan pada pasar industri sesungguhnya dibandingkan dengan laba bruto perusahaan
pada komposisi penjualan yang dianggarkan.

Rumus SPPLB = (TKS x LBRA) – [PIS x PPP x (LBA : PA )]

• SPPLB = Selisih pangsa pasar laba • PA = Penjualan perusahaan


bruto dianggarkan

Keterangan •

PIS = Pasar industry sesungguhnya
PPP = Pangsa atau bagian pasar
• TKS = Total kuantitas penjualan
sesungguhnya
perusahaan • LBRA = Laba bruto rata-rata per
• LBA = Laba bruto dianggarkan unit yang dianggarkan
CONTOH SOAL

Departemen Pemasaran di Divisi I PT BENTARA KASIH menjual


dua jenis produk yang diterima dari Departemen Produksi divisi tersebut.
Data anggaran laba bruto bulan Januari 2XX1 dan realisasinya akan
disajikan dalam tabel berikut.
Anggaran Laba Bruto
PT BENTARA KASIH
Anggaran Laba Bruto
Januari 2XX1
(Anggaran Penjualan Industri RP5.000.000,00)
Keterangan Produk A Produk B Jumlah
Penjualan 1.000 x Rp200,00 Rp 200.000,00
1.000 x Rp300,00 Rp 300.000,00 Rp 500.000,00

HPP Standar 1.000 x Rp130,00 Rp 130.000,00


1.000 x Rp220,00 Rp 220.000,00 Rp 350.000,00

Laba Bruto 1.000 x Rp70,00 Rp 70.000,00


1.000 x Rp80,00 Rp 80.000,00 Rp 150.000,00
Laba Bruto Sesungguhnya
PT BENTARA KASIH
Laba Bruto Sesungguhnya
Januari 2XX1
(Anggaran Penjualan Industri RP5.200.000,00)
Keterangan Produk A Produk B Jumlah
Penjualan 1.200 x Rp190,00 Rp 228.000,00
900 x Rp320,00 Rp 288.000,00 Rp 516.000,00

HPP Standar 1.200 x Rp130,00 Rp 156.000,00


900 x Rp220,00 Rp 198.000,00 Rp 354.000,00

Laba Bruto 1.200 x Rp60,00 Rp 72.000,00


900 x Rp100,00 Rp 90.000,00 Rp 162.000,00
Selisih laba bruto = laba bruto yang dianggarkan –
laba bruto yang sesungguhnya
= Rp150.000,00 – Rp162.000,00
= Rp12.000,00 Laba

Perhitungan Selisih Laba Bruto


A = 1.200 (Rp70,00 – Rp60,00) = Rp12.000,00 Rugi
B = 900 (Rp100,00 – Rp80,00) = Rp18.000,00 Laba
Jumlah SLBU = Rp6.000,00 Laba

Perhitungan SLBU
A = (1.000-1.200) Rp70,00 = Rp14.000,00 Laba
B = (1.000-900) Rp80,00 = Rp8.000,00 Rugi
Jumlah SKLB = Rp6.000,00 Laba

Perhitungan SKLB
Perhitungan Selisih Komposisi Laba Bruto
(1) (2) (3) (4) = (2) - (3) (5) (6) = (4) (5)
Jenis Komposisi Selisih Harga Jual per Selisih Komposisi
Komposisi Anggaran
Produk Sesungguhnya Komposisi (unit) Unit Anggaran Penjualan
A 1.200 (1.000:2.000) 2.100 = 1.050 150 Laba Rp 70,00 Rp10.500,00 Laba
B 900 (1.000:2.000) 2.100 = 1.050 150 Rugi Rp 80,00 Rp12.000,00 Rugi
1.200 2.100 Rp1.500,00 Rugi

Atau
Kuantitas sesungguhnya setiap jenis produk pada harga jual yang dianggarkan :
(1.200xRp70,00) + (900xRp80,00) = Rp156.000,00
Total kuantitas penjualan sesungguhnya pada harga jual rata-rata yang dianggarkan :
(1.200+900)[(Rp70,00+Rp80,00) : 2] = Rp157.000,00
Jumlah selisih komposisi laba bruto = Rp1.500,00 Rugi
SKLBF = (KA x LBA) – (TKS x LBRA)
= [(1.000xRp70,00)+(1.000xRp80,00)] - 2.100 [(Rp70,00+Rp80,00) : 2]
= Rp150.000,00 – Rp157.500,00
= Rp7.500,00 Laba
Atau
SKLBF = (TKAxLBRA) – (TKSxLBRA)
= (TKA x TKS) LBRA
= (2.000xRp75,00)-(2.100xRp75,00)
= Rp7.500 Laba
Dalam hal ini :
TKA = Total kuantitas penjualan yang dianggarkan

Perhitungan Kuantitas Laba Bruto Final


SPILB = (API - PIS) PPP x (LBA : PA)
= (Rp5.000.000,00 – Rp5.200.000,00) 10% x
(Rp150.000,00 : Rp500.000,00)
= Rp6.000,00 Laba

Perhitungan Pasar Industri terhadap Laba Bruto


SPPLB = (TKS x LBRA) – [PIS x PPP x (LBA : PA )]
= (2.100 x Rp75,00) – [(Rp5.200.00,00x10%) x (Rp150.000,00-
Rp500.000,00)
= Rp157.500,00 – Rp156.000,00
= Rp1.500,00 Laba

Perhitungan Selisih Pangsa Pasar Laba Bruto


Anthony and Reece
Menganalisis selisih laba bruto ke dalam tiga macam selisih yang
meliputi :

Selisih laba bruto per unit.


Selisih komposisi laba bruto.

Selisih volume atau kuantitas laba bruto.

Rumus perhitungan selisih laba bruto per unit dan selisih komposisi
laba bruto sama dengan rumus yang telah dibahas di muka, namun rumus
perhitungan selisih volume atau kuantitas laba bruto memerlukan
modifikasi.
Rumus Selisih Laba Bruto Menurut Anthony and Reece

1 3
2

SLBU SKmLB SVP


KS x (LBS-LBA) (KSJ-KJA) LBA (KJA-KA) LBA
12 10 22

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai