Anda di halaman 1dari 15

Perbatasan laut antara Indonesia

dan Vietnam
di
Zona Ekonomi Ekslusif
Disusun Oleh :

Syai Saladin Usman ( B1A121475 )


Daniel Restu Pasaribu ( B1A121477 )
Rio Jonathan Sidabutar ( B1A121478 )
Sonya Abilgail M Manik ( B1A121479 )
Dwi Ardiyanti ( B1A121480 )

Kelompok 3
Kelas L
Ilmu Hukum
Fakultas Hukum
ndahuluan :
• Zona ekonomi eksklusif adalah suatu daerah di luar dan berdampingan dengan
laut teritorial, yang tunduk pada rejim hukum, Zona ekonomi eksklusif tidak boleh
melebihi 200 mil laut dari garis pangkal darimana lebar laut teritorial diukur.
• Penetapan batas maritime menjadi persoalan yang krusial karena itu berkaitan
dengan kedaulatan negara.
• Hal ini terjadi pada Indonesia dan Vietnam
• Konflik Indonesia dan Vietnam telah berlangsung dengan dimulainya ketegangan
di wilayah Kalimantan Utara yang pada saat itu belum menjadi bagian dari
Vietnam. Penyelesaian konflik yang terjadi antara Indonesia dan Vietnam sulit
dicapai dikarenakan masing-masing negara mempunyai klaim yang berbeda
terhadap ZEE negara tersebut.
KRONOLOGI :
Klaim wilayah ZEE oleh negara Indonesia dan Vietnam yang
berlokasi di wilayah Laut Natuna Utara mengalami tumpang
tindih dan kedua negara menyatakan memiliki hak dan
kewenangan atas wilayah laut tersebut
Dalam klaim yang diajukan oleh Vietnam, Vietnam ini
memasukan Pulau Phu Quoc masuk kedalam wilayah yang
beradakira-kira 80 mil laut dari garis batas darat antara
Kamboja dan Vietnam,

Vietnam berusaha memasukkan pulau-pulau yang jaraknya


sangat jauh dari titik pangkal, kondisi tersebut menimbulkan
tumpang tindih dengan ZEE Indonesia di sebelah utara Pulau
Natuna.
KRONOLOGI :
Sehingga dengan garis pangkal lurus yang
digunakan Vietnam ini menimbulkan berbabgai
perspektif , misal dari perspektif Amerika serikat
yang menilai tidak sesuai dengan kondisi geografis
Republik Sosialis Vietnam dan menghasilkan
perbedaan luas area maritim yang diperoleh
Vietnam.

Vietnam berusaha memasukkan pulau-pulau yang


jaraknya sangat jauh dari titik pangkal, kondisi
Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebut menimbulkan tumpang tindih dengan
menetapkan garis pangkal kepulauan sedangkan ZEE Indonesia di sebelah utara Pulau Natuna
Vietnam merupakan negara pantai dalam hal ini
Karena kondisi klaim yang tumpang tindih tersebut
melakukan klaim dalam menetapkan garis pangkal diperlukan perjanjian antara Indonesia dan
untuk mengukur lebar lautnya dengan tata cara Vietnam untuk menentukan batas wilayah ZEE
penarikan garis pangkal lurus masing-masing pihak..
Sengketa atas perbatasan ZEE antarnegara harus diselesaikan
dengan menggunakan hukum internasional, khususnya Konvensi
Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCLOS) 1982
-Retno Marsudi-
Penyelesaian :

Melihat UNCLOS 1982 yang mengatur syarat bagi suatu negara untuk
mengajukan klaim terhadap wilayahnya ( Penyelesaian Sengketa ).
Dapat merujuk pada :

• Pasal 59 tentang Dasar untuk penyelesaian sengketa mengenai


pemberian hak-hak dan yurisdiksi di zona ekonomi eksklusif

• Pasal 280 tentang penyelesaian sengketa dengan cara damai


Dengan cara damai di pasal ini menyatakan tiada sesuatupun hak
negara-negara yang berkurang dalam menyelesaikan sengketa ini.
Penyelesaian :

Dan juga diatur bila tidak dengan cara damai maka dapat menggunakan
• Pasal 287 tentang pemilihan prosedur
Cara-cara berikut untuk menyelesaikan sengketa perihal interprestasi atau
penerapan Konvensi ini :

a) Mahkamah Internasional Hukum Laut yang dibentuk sesuai denngan Lampiran


VI;
b) Mahkamah Internasional;
c) suatu mahkamah arbitrasi khusus yang dibentuk sesuai dengan Lampiran VIII;
d) suatu mahkamah arbitrasi khusus yang dibentuk sesuai dengan Lampiran VIII
untuk satu jenis sengketa atau lebih yang tertera didalamnya.
LALU,MEKANISME APA YANG DILAKUKAN
INDONESIA DAN VIETNAM DALAM
PERMASALAHAN ZONA EKONOMI EKSKLUSIF
?
Indonesia dan Vietnam telah melakukan perjanjian Joint Development Agreement (JDA) merupakan suatu
konsep perjanjian internasional antara dua subjek negara. Perjanjian tersebut memuat skema pembagian
dan penggunaan sumber daya (resource sharing) yang disusun untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
mengenai wilayah ZEE di Laut Natuna Utara. Namun jika dilihat dari keefektifasannya pembentukan
JDA bukan menjadi jalan keluar yang menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi Indonesia.
Mekanisme untuk menyelesaikan sengketa Zona Ekonomi
Ekslusif yaitu berpegang pada pasal Pasal 280 UNCLOS
1982 dengan cara Damai Melalui Negosiasi , karena :

1. Para pihak sendiri yang menyelesaikan kasus dengan


pihak lainnya;
2. Para pihak memiliki kebebasan untuk menentukan
bagaimana cara penyelesaian
3. melalui negosiasi dilakukan menurut kesepakatan
bersama;
4. Para pihak mengawasi atau memantau secara langsung
prosedur penyelesaian;
5. Negosiasi menghindari perhatian publik dan tekanan
politik dalam negeri.
Beberapa hal yang dilakukan oleh Indonesia dalam
menyelesaikan sengketa perbatsan dengan
Vietnam adalah dengan melakukan negosiasi dan
kerjasama antar lembaga penegak hukum dalam
melakukan penegakan hukum di wilayah Laut
Natuna Utara yang mengalami tumpang tindih
dengan klaim Vietnam.

Negosiasi yang dilakukan oleh Hingga saat ini, Indonesia dan


Indonesia dan Vietnam merupakan Vietnam masih berada di dalam
salah satu bentuk usaha proses negosiasi dalam melakukan
penyelesaian sengketa secara perjanjian. Perundingan awal yang
diplomasi. Cara ini tercantum di dilakukan oleh Indonesia dan
dalam pasal 33 Piagam PBB ini Vietnam dimulai pada tahun 2010
ditempuh dengan harapan yang terus berlangsung hingga
menghasilkan suatu perjanjian 2022.
bilateral mengenai penetapan batas
wilayah ZEE di wilayah Laut Natuna
Penyelsaian sengketa mengenai tumpeng tindih antara perbatasan Zona Ekonomi
eksklusif Indonesia dan vietnm mulai di bahas oleh kedua belah pihak sejak 21 Mei
2010, hingga saat ini perundingan tersebut sudah digelar hingga 14 kali pertemuan.

Pada pertemuan ke 14 yang diselenggarakan pada 14-16 Juli 2022 dimana pada
pertemuan tersebut kedua belah pihak mencapai kesepakatan untuk
menyempurnakan salah satu titik kordinat garis batas-batas ZEE yang diusulkan
Indonesia yang terbentuk 6.500 kilimeter persegi remaining area. Berdasarkan proses
perundingan tersebut Tim teknis Indonesia telah memberikan konsesi bagi Vietnam,
sementara Vietnam telah meninggalkan dasar single boundary line-nya. Hal ini
membuat Indonesia memberikan konsesi yang lebih besar bahkan Indonesia telah
mempertimbangkan memberikan konsesi maksimum 10 persen lagi.
KESIMPULAN

UNCLOS 1982 pada umumnya sudah memadai sebagai dasar


penyelesaian sengketa internasional khususnya pada wilayah laut,
Merujuk pada ketentuan pasal 279 UNCLOS 1982, penyelesaian sengketa
antara Indonesia dengan Vietnam dapat di selesaikan dengan cara damai
yang dilakukan oleh Indonesia dan Vietnam merupakan cara yang
paling baik untuk keuntungan masing-masing pihak. Karena dengan cara
diplomasi tersebut, kedua pihak dapat memaparkan keinginan dan hak
masing-masing dalam pertemuan negosiasi yang telah dilakukan
selama 11 tahun dengan hasil akhir terbentuknya perjanjian yang
menjadi dasar hukum yang jelas dalam pelaksanaan pemanfaatan
wilayah ZEE Indonesia di Laut Natuna Utara
THANKS FOR WATCHING

Anda mungkin juga menyukai