1
Sistem Akuntasi
Pertanggungjawaban
• Pelaksanaan Program PPL Komprehensif memerlukan Sistem
Akuntansi Pertanggungjawaban (responsibility accounting
system)
• Setiap Pusat Pertanggungjawaban selalu memiliki sasaran-
sasaran dan sumber-sumber budget
• Setiap pusat pertanggungjawaban merupakan suatu sub-unit
perusahaan dan berada dibawah pengawasan seorang manajer
• Dengan membandingkan realisasi dengan budget, seorang
manajer yang memimpin suatu Pusat Pertanggungjwaban dapat
mengetahui apakah sub-unitnya telah mencapai sasaran secara
efektip dan telah menggunakan sumber-2 secara efisien 2
Perilaku Biaya
• Pemahaman mengenai perilaku biaya sangat diperlukan
dalam penyusunan budget
• Jika jumlah produksi meningkat, maka biaya bahan baku, bia-
ya tenaga kerja langsung dan beberapa biaya lainnya (misal :
Biaya pemeliharaan) juga akan meningkat
• Meskipun demikian, ada beberapa biaya lain (misal : biaya
penyusutan, gaji manager pabrik) tidak akan berubah meski -
pun volume produksi meningkat
• Ada 3 kategori biaya yang berbeda dalam hubungannya deng-
an perubahan -perubahan output, yaitu :
1. Biaya Tetap
2. Biaya Varariabel
3. Biaya Semi Variabel 3
1. Biaya Tetap :
• Adalah biaya yang secara total tidak berubah meskipun tingkat
kegiatan berubah dalam jangkauan kegiatan tertentu
• Biaya tetap sering disebut biaya kapasitas (capacity cost) karena
perusahaan harus mengeluarkan biaya ini untuk menyediakan kapasitas
yang dibutuhkan untuk proses produksi
• Contoh biaya-biaya tetap a.l sewa gedung, penyusutan, PBB dan gaji para
manajer
2. Biaya Variabel :
• Adalah biaya yang berubah karena perubahan tingkat kegiatan
• Jumlah biaya variabel meningkat sebanding dengan perubahan pada
volume kegiatan
• Contoh biaya variabale a.l adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung
3. Biaya Semi Variabel :
• Biaya Semi Variabel tidak termasuk sebagai biaya tetap maupun sebagai
biaya variabel, karena biaya Semi Variabel memiliki kedua sifat, baik tetap
maupun variabel
• Perubahan biaya Semi Variabel tidak proporsional dengan perubahan
output 4
Biaya Terkendali & Tak Terkendali
Biaya Terkendali (controrable) :
Adalah biaya yang dapat dikendalikan atau dipengaruhi pada
suatu tingkat pertanggungjawaban tertentu,
Biaya Tak Terkendali (non-controrable) :
Adalah biaya yang tidak dapat dikendalikan pada tingkat
pertanggungjawaban tertentu
• Berdasarkan akuntansi pertanggungjawaban, tidak ada suatu
biayapun yang tidak dapat dikendalikan
• Semua biaya atau semua kegiatan yg menimbulkan biaya
harus mendapat otorisasi dari orang-2 yg bertanggungjawab
pada kegiatan tersebut
• Oleh karena itu semua biaya dapat dikendalikan pada tingkat
manajemen tertentu dan pada waktu tertentu
5
• Jika suatu biaya tidak dapat dikendalikan pada tingkat
manajemen tertentu, maka biaya tsb. harus dapat
dikendalikan oleh tingkat manajemen yang lebih tinggi
• Gaji supervisor bagian produksi merupakan biaya tak
terkendali, tetapi menjadi biaya terkendali untuk pimpinan
bagian produksi
• Demikian juga untuk biaya penyusutan, biaya ini dalam jangka
pendek merupakan biaya tak terkendali, namun terkendali
untuk jangka panjang.
• Berdasarkan kebijakan manajemen puncak, penggantian
mesin lama dengan mesin baru akan menentukan perubahan
besarnya biaya penyusutan 6
• Berdasarkan konsep pengendalian biaya, setiap pos
biaya pada suatu departemen atau unit organisasi
harus diklasifikasikan dan ditentukan secara jelas
sebagai Biaya Terkendali dan Biaya Tak Terkendali
pada setiap Pusat Pertanggungjawaban tertentu
• Penentuan secara tegas ini sangat penting terutama
dalam pengendalian biaya untuk Laporan Kinerja/
Pelaksanaan, yang didalamnya membandingkan
antara realisasi dengan yang dibudgetkan
• Laporan tersebut berupa tolok ukur keberhasilan
pelaksanaan kerja setiap unit pertangungjawaban
7
dan manajer yang membawahinya.
Pengurangan & Pengendalian Biaya
8
Pengendalian Biaya (cost control) :
• Dalam arti luas cost control meliputi pengurangan
biaya. Sedang dalam arti sempit cost control
dipandang sebagai usaha manajemen untuk
mencapai sasaran biaya dalam lingkup kegiatan
tertentu.
• Pengendalian biaya (cost control) dapat dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya melalui program-2
pengurangan tenaga kerja, perencanaan biaya dan
perhatian yg terus menerus terhadap keputusan-2
biaya yang diambil dalam kaitannya dengan
pengeluaran biaya
9
Perencanaan Biaya
• Didalam penyusunan rencana laba taktis, semua biaya pada
setiap Pusat pertanggungjawaban harus direncanakan seca-
ra cermat
• Sesuai dengan partisipasi, perencanaan biaya harus melibat
kan semua tingkatan manajemen sehingga budget-2 biaya
yang realistis dapat disusun untuk masung-2 Pusat
Pertanggungjawaban .
• Dalam perencanaan biaya bagi setiap Pusat Pertanggung -
jawaban, output atau kegiatan-2 harus direncanakan lebih
dahulu. Misalnya untuk menyusun rencana biaya dari De-
partemen Pembangkit Tenaga, besarnya pernintaan tenaga
listrik harus diestimasi lebih dahulu
10
Untuk menyusun Rencana Produksi yang harus dimasukkan
kedalam Rencana Laba Jk. Pendek, urutannya :
1. Budget Bahan Baku dan Budget T.K Langsung.
Budget-2 ini disusun setelah Budget Produksi selesai dibuat
dan menapat persetujuan tentatif.
2. Budget Overhead
Budget ini segera disusun setelah Budget Produksi yang telah
mendapat persetujuan tentatif dijabarkan menjadi output
untuk setiap departemen produksi dan departemen jasa
dalam pabrik
3. Budget Biaya Distribusi .
Budget ini disusun bersamaan dengan Budget Penjualan kare -
na keduanya saling tergantung
4. Budget Biaya Administrasi.
Budget ini disusun setelah Budget Penjualan disetujui dan dija-
barkan menjadi kegiatan-2 yang diharapkan
11
Perencanaan Biaya Overhead Pabrik
13
Penyusunan Budget Overhead Pabrik
• Penyusunan Budget Overhead Pabrik melalui beberapa
tahapan yang akan djelaskan dengan contoh
• Diasumsikan bahwa Rencana Produksi, Budget Bahan Baku
dan Budget TK. Langsung telah dibuat oleh PT. Utama
• Rencana Produksi yang telah disetujui secara tentatif adalah
sbb. :
Produk Rencana Produksi
A 7.000 ton
B 4.000 ton
• Masalah yang dihadapi adalah penyusunan Budget Overhead
setiap Departemen
• Perusahaan ini mempunyai satu departemen jasa (repair dan
pemeliharaan) dan dua departemen produksi (Dept. 1 dan 2)
• Departemen Produksi 1 hanya memproses produk A dan
Departemen Produksi 2 memproses Produk A dan Produk B 14
Activity Base yang telah disetuji untuk dipilih adalah sbb. :
Departemen Activity Base
1 Unit Produk A
2 Direct machine Hours (DMH)
Jasa (R & P) Direct Repair Hours (DRH)
• Langkah pertama penyusunan Budget Overhead Pabrik adalah
menjabarkan kebutuhan-2 yang dirinci dalam Rencana Produk
si menjadi output kegiatan pada setiap Departemen.
Dua input telah dibuat untuk tujuan :
1. Standar DMH per unit pada Dept. 2 untuk Produk A adalah
4 DMH dan untuk Produk B adalah 3 DMH
2. Standar DRH pada Dept. 1 adalah 0,20 DRH untuk setiap
Produk A dan pada Dept. 2 adalah 0,07 DRH untuk setiap
DMH
15
Dengan data tsb. diatas dapat dihitung volume kegiatan
yang direncanakan untuk setiap Departemen sbb. :
Rencana Kegiatan Departemen
Depart. Perhitungan Activy Base Kuantitas
Dept.Prod. 1 Dept.Prod. 2
Rencana Biaya Overhead Departemen Rp 26.000 Rp 16.000
Alokasi Biaya R & P berdasarkan DRH :
(1.400 : 4.200) x Rp 6.000 2.000
(2.800 : 4.200) x Rp 6.000 4.000